KEPERAWATAN JIWA II
Disusun Oleh
KELOMPOK 5
Safira (11191054)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya
sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Terapi
Keluarga” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II. Dalam penyusunan
makalah ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat
melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun
spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Allah SWT. Atas nikmat sehat wal afiat, serta karunianya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
2. Kedua Orangtua, atas do’a dan dukungannya selama proses pembuatan makalah.
3. Yori Yolanda, S.Kep., Ners., M.Kep selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Jiwa II
dan dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan
selama penyusunan makalah.
4. Teman satu kelompok, atas kerjasama dan semangatnya sehingga makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN................................................................................................................................2
3.1. DEFINISI...............................................................................................................................7
3.3. FUNGSI.................................................................................................................................8
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN......................................................................................................................16
5.2. SARAN..................................................................................................................................16
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terapi keluarga mempunyai pengertian sebagai terapi yang berfokus pada interaksi antar
anggotakeluarga, bukan lagi suatu terapi yang berfokus pada perorangan. Terapi keluarga
diperlukan karenaterapi yang berpusat pada satu pribadi saja tidak akan menyelesaikan
persoalan dalam keluarga secaramenyeluruh. Terapi keluarga mempunyai perbedaan yang
nyata dengan terapi lain yang bersifatperorangan (Holdert & Ploegmakers-Burg, 2013)
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami
perilaku,perkembangan simptom dan cara pemecahannya. Model terapi yang diterapkan
dalam keluarga antaralain Experiential/Humanistic, Bowenian, Psikodinamika dan
Behavioral. Terapi keluarga dapat dilakukansesama anggota keluarga dan tidak memerlukan
orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama
pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda(Almasitoh, 2012).
Terapi keluarga merupakan suatu psikoterapi modalitas dengan fokus pada penanganan
keluarga sebagai satuan jadi dalam pelaksanaanya terapi membantu keluarga dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki keadaan yang maladatif, kontrol diri pada anggota yang
kurang serta pola hubungan yang tidak konstruktif. Terapi keluarga lebih menggunakan
pendekatan teraupetik untuk melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya
keluarga dan proses antarpribadi (Prabowo, 2014).
1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari Terapi Keluarga?
b. Apa tujuan dari Terapi Keluarga?
c. Apa fungsi dari Terapi Keluarga?
d. Apa manfaatnya Terapi Keluarga?
e. Bagaimana indikasi Terapi Keluarga?
f. Bagaimana peran perawat dalam Terapi Keluarga?
g. Jelaskan Terapi Psikoedukasi Keluarga?
h. Bagaimana penerapan Terapi Psikoedukasi Keluarga?
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa konsep dan teori terapi keluarga dengan secara
keseluruhan apa itu Terapi Keluarga dalam Keperawatan Jiwa
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu Terapi Keluarga secara singkat dan jelas
2) Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan Terapi Keluarga
3) Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi Terapi Keluarga
4) Mahasiswa mampu mengetahui manfaat Terapi Keluarga
5) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana indikasi Terapi Keluarga?
6) Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat dalam Terapi Keluarga?
7) Mahasiswa mampu mengetahui Terapi Psikoedukasi Keluarga?
8) Mahasiswa mampu mengetahui penerapan Terapi Keluarga?
2
BAB II
ANALISA JURNAL
B. Peneliti
1. Gajali
2. Badar
D. Desain Penelitian
Quasi eksperiment dengan rancangan pre post test without control group design dengan
intervensi Family Psychoeducation.
A. Judul
“Pengaruh PsikoEdukasi Keluarga terhadap Kemampuan keluarga dalam merawat
penderita Skizofrenia”
3
B. Peneliti
1. Tri Nuhudi Sasono
2. Faizatur Rohmi
C. Hasil
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan kemampuan responden
dalam merawat penderita skizofrenia antara kelompok kontrol dan perlakuan disebabkan
karena pada kelompok perlakuan mendapatkan informasi yang lebih sering dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Terapi Psikoedukasi pada keluarga mampu meningkatkan
kualitas hidup dan fungsi kehidupan. Psikoedukasi dilakukan selama 3 minggu
menyebutkan bahwa psikoedukasi, terbukti meningkatkan kemampuan untuk mencari atau
mendapatkan akses pelayanan yang lebih baik. Pada pemberian intervensi kepada keluarga
dengan skizofrenia manjadi salah satu alternatif yang bisa diberikan pada keluarga untuk
mampu meningkatkan perannya dalam melakukan fungsi keluarga.
B. Intervension (I).
Pada penelitian ini menggunakan intervensi yaitu terapi psikoedukasi keluarga. Family
psychoeducation therapy adalah salah satu bentuk terapi perawatan kesehatan jiwa
keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang
terapeutik. Terapi ini dirancang terutama untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang penyakit, mengajarkan teknik yang dapat membantu keluarga untuk mengetahui
gejala penyimpangan perilaku, mengurangi kekambuhan pasien dengan skizofrenia,
meningkatkan fungsi pasien dan keluarga sehingga mempermudah pasien kembali ke
4
lingkungan keluarga dan masyarakat dengan memberikan penghargaan terhadap fungsi
sosial dan okupasi pasien skizofrenia, meningkatkan kemampuan keluarga dalam upaya
menurunkan angka kekambuhan, mengurangi beban keluarga, melatih keluarga untuk lebih
bisa mengungkapkan perasaan, bertukar pandangan antar anggota keluarga dan orang lain,
serta peningkatan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri.
C. Compere (C).
1) Judul
“Pengaruh Terapi Suportif Keluarga terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Klien
Gangguan Jiwa di Kecamatan Bogor Timur”
2) Peneliti
a. Rika Damayanti
b. Tati Hernawaty
D. Outcome (O).
Hasil penelitian ini menunjukan sebelum dilakukannya terapi psikoedukasi jumlah
kekambuhan yang dialami pasien skizofrenia adalah 1,80 kali (SD 1,780), dengan jumlah
kekambuhan terbanyak adalah 7 kali. skizofrenia dengan halusinasi dalam aspek kognitif
dari sebelum intervensi sebesar 34,72 (SD 4,026) sesudah intervensi FPE pada penelitian
menunjukan adanya peningkatan rerata kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia
5
dengan halusinasi dalam aspek kognitif dari intervensi menjadi sebesar 38,80 (SD 3,969).
Peningkatan rerata kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia dengan halusinasi
juga terlihat pada aspek psikomotor, yaitu 28,32 (SD 7,392) sebelum intervensi menjadi
32,40 (SD 6,331) sesudah intervensi FPE.
Setelah dilakukannya uji statistik menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan
kemampuan kognitif keluarga dalam merawat pasien. maka disimpulkan bahwa jenis
kelamin dan tingkat pendidikan keluarga tidak berhubungan dengan kemampuan keluarga
merawat pasien skizofrenia dalam aspek kognitif maupun psikomotor. Hal ini bisa
disebabkan karena faktor kemauan merawat, adanya waktu yang lebih banyak dalam
memberikan perawatan, dan pengalaman caregiver dalam merawat anggota keluargannya
dengan skizofrenia halusinasi
6
BAB III
TINJAUAN TEORI
3.1. DEFINISI
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang,
memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga
dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis
keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara
yang satu dengan yang lain berbeda. Keluarga sebagai suatu sistem sosial merupakan
sebuah kelompok kecil yang terdiri atas beberapa individu yang mempunyai hubungan erat
satu sama lain dan saling bergantung serta diorganisasi dalam suatu unit tunggal dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang timbul
kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota keluarga dalam hal ini setiap
anggota keluarga diberi kesempatan yang sama untuk berperan serta menyelesaikan
masalah. Sampai saat ini, keluarga masih tetap merupakan bagian terpenting dari jaringan
sosial individu sekaligus sebagai lingkungan pertama selama tahun-tahun formatif awal
untuk memperoleh pengalaman sosial dini, yang kelak akan berperan penting dalam
menentukan hubungan sosial di masa depan dan juga perilaku terhadap orang lain.
Keluarga yang berhasil, berfungsi dengan baik, bahagia, dan kuat tidak hanya
seimbang, perhatian terhadap anggota keluarga yang lain, menggunakan waktu bersama-
sama, memiliki pola komunikasi yang baik, memiliki tingkat orientasi yang tinggi terhadap
agama, tetapi juga dapat menghadapi krisis dengan pola yang positif. Terapi keluarga
adalah suatu metode terapi keluarga yang merupakan terapi ini diberikan kepada seluruh
anggota keluarga baik dalam motivasi, spirit dan juga sebagai unit penanganan. tujuan
terapi keluarga adalah untuk mengalami disfungsi dan memenuhi fungsi sebagai keluarga.
Satu sama lain akan diminta kerjasama dan mencari solusi yang terbaik untuk ke arah
perbaikan.
Terapi keluarga adalah suatu metode pendekatan terapeutik yang melihat masalah
individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan berfokuskan pada proses
interpersonal. Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina
komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat. Keluarga sebagai suatu
sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri atas beberapa individu yang
7
mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling bergantung serta diorganisasi dalam
suatu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Terapi keluarga adalah suatu
cara untuk menggali masalah emosi yang timbul kemudian dibahas atau diselesaikan
bersama dengan anggota keluarga dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan
yang sama untuk berperan serta menyelesaikan masalah.
Terapi keluarga adalah suatu metode terapi keluarga yang merupakan terapi ini
diberikan kepada seluruh anggota keluarga baik dalam motivasi, spirit dan juga sebagai
unit penanganan. tujuan terapi keluarga adalah untuk mengalami disfungsi dan memenuhi
fungsi sebagai keluarga. Satu sama lain akan diminta kerjasama dan mencari solusi yang
terbaik untuk ke arah perbaikan. Terapi keluarga adalah suatu metode pendekatan
terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga
dan berfokuskan pada proses interpersonal. Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik
dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat.
e. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota
keluarga
f. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.
3.3. FUNGSI
Ada beberapa kategori dan definisi fungsi yang diekspresikan dan dilakukan oleh keluarga
serta dapat digunakan sebagai bentuk dukungan keluarga pada klien yang mengalami
gangguan jiwa yaitu :
a. Fungsi Manajemen (Management Function).
Fungsi manajemen keluarga merupakan fungsi yang dilakukan keluarga
sehubungan dengan pengaturan meliputi pengambilan keputusan dalam keluarga,
membuat peraturan, ketetapan pendukung finansial, cara menghadapi lingkungan di
8
luar keluarga dan perencanaan masa depan keluarga. Dapat disimpulkan bahwa
anak/individu akan belajar tentang ketrampilan ”decision making” dan
”responsibility” melalui fungsi ini. Pada keluarga dengan gangguan jiwa, fungsi ini
mengalami gangguan dalam berhubungan dengan lingkungan sekitar termasuk dengan
masyarakat dan komunitas yang dapat disebabkan karena perasaan malu mempunyai
salah satu anggota keluarga dengan gangguan jiwa.
KELUARGA
1. memperbaiki fungsi dan struktur keluarga
2. keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap pelayanan sehingga lebih dapat
menerima, toleran dan menghargai klien sebagai manusia
3. keluarga dapat meningkatkan kewajiban dalam membantu klien dalam rehabilitasi
10
3.5. INDIKASI TERAPI KELUARGA
a. Konflik orang tua dan anak
b. Konflik perkawinan, sibling konflik, konflik beberapa generasi
c. Proses transisi dalam keluarga yaitu pasangan baru menikah, kelahiran anak pertama,
anak mulai remaja
Secara lebih spesifik peran keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa dapat
dipandang dari berbagai segi, yaitu:
a. Hubungan interpersonal dengan lingkungan.
Adanya salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dalam
keluarga secara otomatis akan mempengaruhi pola hubungan dan cara bersikap
keluarga terhadap lingkungan. Hal ini cendrung terjadi karena adanya anggapan dari
pihak keluarga bahwa lingkungan sekitar memandang anggota keluarga yang
11
mengalami gangguan jiwa sebagai individu yang dianggap menyimpang dari nilai
dan norma yang dianut masyarakat sehingga perlu dijauhi dan dianggap berbahaya.
12
3.7. TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA
Psikoedukasi keluarga merupakan sebuah metode yang berdasarkan padapenemuan
klinik terhadap pelatihan keluarga yang bekerjasama dengan tenagakeperawatan jiwa
profesional sebagai bagian dari keseluruhan intervensi klinik untukanggota keluarga yang
mengalami gangguan. Terapi ini dapat dikembangkan dandimodifikasi sedemikian rupa
untuk melatih anggota keluarga dalam merawat salahsatu anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Keluarga merupakan sumberdukungan positif yang sangat luar
biasa untuk mempertahankan dan meningkatkankoping keluarga dengan klien gangguan
jiwa.
Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan oleh perawat
di komunitas untuk menyelesaikan masalah masalah psikososial terutama yang berkaitan
dengan masalah fisik. Psikoedukasi pada keluarga mampu meningkatkan kemampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit serta menurunkan angka
kekambuhan. Psikoedukasi keluarga adalah terapi yang dirancang oleh ners spesialis dan
terapi spesialis untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol kecemasan,
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan anggota keluarganya.
Mengajarkan suatu teknik yang dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejala
munculnya suatu masalah kesehatan jiwa serta meningkatkan dukungan bagi anggota
keluarga.
Tujuan terapi ini adalah memberikan pengetahuan akurat tentang dunia secara
komprehensif ( psikoedukasi), dan menghilangkan pola komunikasi negatif yang penuh
dengan kritikan, cemoohan, dan pesan-pesan negatif lain. Pola komunikasi negatif perlu
dihilangkan karena cenderung menimbulkan stress yang kemudian berakibat pada
kekambuhan nya gangguan skizofrenia selain itu juga untuk meningkatkan kepatuhan
dalam menjalankan pengobatan dan menjalankan rekomendasi yang diberikan oleh terapis
atau konsuler.
Indikasi dilakukannya family psychoeducation therapy adalah keluarga yang memiliki
anggota keluarga dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa. Dari beberapa penelitian
ditemukan bahwa psikoedukasi keluarga cukup efektif diterapkan terhadap keluarga
dengan klien gangguan bipolar (dibandingkan dengan terapi individu yang berfokus pada
manajemen krisis), kekambuhan, depresi, rawat inap berulang, dan komunikasi positif
b. Diagnosis
Diagnosis yang utama dan sering adalah konflik ( gangguan hubungan interpersonal
anak dan keluarga ) berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif
e. Tindakan keperawatan
1. Manipulasi lingkungan
2. Sebutkan pendukung
3. Pendekatan umum untuk semua anggota keluarga
4. Pendekatan individu
a. Teknik abrasi yaitu menurunkan stress dengan ekspresi perasaan
b. Penggunaan penguatan
c. Penggunaan teknik klarifikasi dan lainnya
14
BAB IV
15
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Family psychoeducation therapy adalah salah satu bentuk terapi perawatan kesehatan
jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang
terapeutik. Terapi ini dirancang terutama untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang
penyakit, mengajarkan teknik yang dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejala-gejala
penyimpangan perilaku, mengurangi kekambuhan pasien dengan skizofrenia, meningkatkan
fungsi pasien dan keluarga sehingga mempermudah pasien kembali ke lingkungan keluarga
dan masyarakat dengan memberikan penghargaan terhadap fungsi sosial dan okupasi pasien
skizofrenia, meningkatkan kemampuan keluarga dalam upaya menurunkan angka
kekambuhan, mengurangi beban keluarga.
Psikoeduaksi keluarga mampu meningkatkan kualitas hidup dan fungsi kehidupan. Selain
itu keaktifan dari Hal ini menuntut peran pelayanan kesehatan pada upaya promotif (Am J
Public Health. 2010). Kemampuan keluarga dalam merawat penderita dengan skizofrenia
berpengaruh terhadap kesembuuhan penderita (Ran, 2016). Psikoedukasi dilakukan selama 3
minggu bahwa psikoedukasi terbukti meningkatkan kemampuan untuk mencari atau
mendapatkan akses pelayanan yang lebih baik. Psikoedukasi keluarga menawarkan kombinasi
antara informasi tentang gangguan jiwa, praktek dan dukungan emosional, pengembangan
kterampilan keluarga dalam problem solving dan manejeman krisis keluarga. Psikoedukasi
mampu meningkatkan kualitas penderita bipolar. Sehingga perlu adanya deteksi dini tentang
gangguan jiwa (Aalsma, Brown, Holloway, & Ott, 2014). Sehingga pemberian intervensi
pada keluarga dengan skizofrenia manjadi salah satu alternatif yang bisa diberikan pada
keluarga untuk mampu meningkatkan peran nya dalam melakukan fungsi keluarga (Yu et al.,
2017).
5.2. SARAN
Dengan disusunnya Makalah tentang Keperawatan Jiwa II ini di harapkan mahasiswa/i dan
para pembaca dapat mengetahui serta memahami isi dari makalah yang berisikan tentang
tentang Terapi Keluarga yaitu mulai dari definisi, tujuan, manfaat, indikasi, kontraindikasi,
16
peran perawat, penerapan terapi keluarga. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
ilmu mengenai tentang Terapi Keluarga.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agus Supinganto, Dkk. (2021). Keperawatan Jiwa Dasar. Medan : Yayasan Kita Menulis.
Almasitoh, U.H. (2012). Model terapi dalam keluarga. Magistra No. 80 th. XXIV Juni
2012 ISSN 0215-9511.
A.Supratiknya. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukasi edisi revisi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Nihayati, Hanik Ending, Ah. Yusuf, Risky Fitryasari PK. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Pardede, J. A. (2018). Pelaksanaan Tugas Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan
Pasien Skizofrenia Dengan Masalah Isolasi Sosial. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2)
Safaria, Triantoro. 2021. Psikologi Abnormal, Dasar- Dasar, Teori, dan Aplikasinya.
Yogyakarta: UAD PRESS
Widiyawati, Wiwik. (2020). Keperawatan Jiwa. Malang : Literasi Nusantara.
Zaini, Mad. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di Pelayanan Klinis dan
Komunitas. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA