Sidik Urologi
Sidik Urologi
Laju Filtrasi
Glomerulus
Preseptor: Hendra Budiawan, dr, SpKN(K), FANMB, MM
Hematologi (CBC)
● Basophil 0 % 0-1
● Eosinophyl 0 % 2-4
● Neutrophyl 66 % 52-74
● Lymphocyte 24 % 25-40
● Monocyte 10 % 2-8
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan Neutrophil to
Lymphocyte Count Ratio
(NLR
2.75
Urinalisis (mikroskopik)
Epitel Squamous +
Epitel Round +
Indikasi :
Evaluasi fungsi ginjal pada pasien dengan megaureter sinistra
Prosedur :
Pencitraan dinamik dilakukan selama 30 menit pasca-penyuntikan radiofarmaka intravena
Pencitraan :
Dari citra, tampak ginjal kiri menangkap radioaktivitas kurang dengan distribusi tidak rata, sedangkan ginjal kanan menangkap
radioaktivitas cukup.
Dari renogram ginjal kiri, setelah fase inisial, tampak kurva naik terus dan tidak turun dengan pemberian duretik pada menit ke-17.
Dari renogram ginjal kanan, ketiga fase masih tampak jelas dengan puncak kurva pada menit ke-7.
Corrected GFR ginjal kiri : 40.81 ml/menit
Corrected GFR ginjal kanan : 53.73 ml/menit
Corrected GFR total : 94.54 ml/menit
Kesimpulan :
Fungsi kedua ginjal sudah berkurang dengan tanda-tanda obstruksi pada ginjal kiri dan delayed ekskresi pada ginjal kanan.
Parameters Values
BP systolic 80 mmHg
Hematocrit 0.34
Parameters Left Right Total
● Renal corpuscle
○ Glomerulus
○ Kapsul bowman
● Renal tubules
○ Proximal convoluted tubule: simple columnar, abundant long villi
○ Loop of henle:
■ Descending: simple squamous
■ Ascending: simple columnar, no villi
○ Distal convoluted tubule: simple columnar, few short villi
○ Collecting system
■ Collecting duct: simple cuboid
■ Papillary duct: simple columnar
Histologi Ginjal
Glomerular filtration barrier:
● Fenestrated capillary endothelium: menghalangi
sel dan keping darah
● Glomerular basement membrane (GBM):
menghalangi protein besar dan anion organik
● Filtration slit: menghalangi protein kecil dan
anion organik
Fisiologi Ginjal
1. Ekskresi produk sisa metabolisme
2. Regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Regulasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit
4. Regulasi tekanan darah arterial
5. Regulasi keseimbangan asam-basa
6. Regulasi produksi eritrosit
7. Regulasi pembentukan 1,25-Dihidroksivitamin D 3
8. Glukoneogenesis
Fisiologi: Pembentukan Urin & GFR
Fisiologi: Autoregulasi GFR
Sidik Ginjal
(Renal Scintigraphy)
Radiofarmaka :
● 99m Tc – DMSA (dimercaptosuccinic acid) sebanyak 5 mci
● 99m Tc – Glukoheptonat sebanyak 10 mci
Disuntikkan IV pada v. mediana cubiti
Indikasi :
● Deteksi proses desak ruang pada ginjal
● Mengetahui jaringan ginjal yang masih berfungsi dari suatu pielonefritis
● Deteksi malformasi arteri vena
● Deteksi daerah yang avaskular (infark, abses kista)
● Deteksi kelainan ginjal kongenital (cth. horse shoe kidney)
Persiapan :
Tidak ada persiapan khusus
Tatalaksana :
● Pasien terlentang
● Lapang pandang mencakup ginjal dan kandung
kemih, proyeksi posterior
● Pencitraan statik 2-3 jam setelah injeksi (total
400 Kcount) posisi posterior, dilanjutkan RAO
dan LAO
Penilaian :
Sidak ginjal normal : tampak kontur halus dan
distribusi radiaktivitas rata
Renografi
Renografi Konvensional
Radiofarmaka :
● 131 I Hippuran sebanyak 300 uCi
● 99mTc MAG3 (mercaptoacetyltriglycine) sebanyak 5 mCi
Disuntikan IV di v. mediana kubiti secara bolus
Indikasi :
● Evaluasi perfusi & fungsi ginjal
● Uji saring hipertensi renovaskuler
● Deteksi & evaluasi obstruksi sistem koleksi ginjal
● Evaluasi trauma ginjal
Persiapan : Tatalaksana :
● Hidrasi baik (minum 500 mL sebelum ● Pasien telentang, kamera dari arah posterior
pemeriksaan) ● Detektor ditempatkan dengan ginjal dan kandung
● Blok jaringan tiroid agar tidak menangkap kemih berada dalam lapang pandang pencitraan
I131 (diberi larutan lugol 10 tetes) ● Teknik pencitraan dinamik
● Kandung kemih dalam keadaan kosong Matrix 128 x 128
● Pada penderta yang sebelumnya dilakukan Frame/time I : 6 frame/10 detik
IVP, renogram ditunda 2 minggu agar edema Frame/time II : 15 frame/1 menit
sel tubuli akibat zat IVP mereda ● Seluruh data digabung dibuat ROI pada kedua ginjal
serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar
belakang untuk membuat kurva waktu-aktivitas
Penilaian :
Evaluasi tangkapan radioaktivitas oleh kedua ginjal
Kurva normal terdiri dari 3 fase :
1. Fase pertama (inisial)
Kurva meningkat cepat segera setelah penyuntikan
radiofarmaka, selama < 2 menit
2. Fase kedua (sekresi)
Kurva mengalami kenaikan lebih lamban dan
meningkat bertahap, memuncak dalam 2-5 menit
3. Fase ketiga (ekskresi)
Kurva menurun cepat setelah mencapai puncak
Renografi Diuretik
Prinsip
Radiofarmaka:
- Pemeriksaan diikuti dengan seksama dan bila setelah 15 menit tidak tampak penurunan
fase III (retensi radiofarmaka pada ginjal), segera berikan furosemid 20mg IV.
- Pemeriksaan terus dilanjutkan lebih kurang 10 menit setelah penyuntikan furosemid.
- Pemrosesan data:
Seluruh data kasar digabung, dibuat ROI pada kedua ginjal, didapatkan kurva aktivitas
ginjal terhadap waktu
Penilaian:
Uji saring hipertensi renovaskular (peningkatan BP akibat stenosis a. renalis atau cabangnya)
Radifarmaka:
● 99m
Tc-MAG3 sebanyak 5 mCi
● 131
I-hippuran sebanyak 300 uCi
Persiapan:
Tatalaksana
Protokol
Nilai
● Probabilitas tinggi untuk hipertensi renovaskuler, bila perubahan dari satu atau lebih derajat (termasuk 2A
> 2B) pra dan pasca kaptopril.
● Probabilitas rendah – derajat 0 pasca kaptopril
● Intermediate – renografi awal abnormal tanpa ada perbedaan antara pre dan pasca kaptopril
Laju Filtrasi
Glomerulus
• Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah jumlah filtrate glomerulus yang dibentuk setiap menit dalam nefron kedua
ginjal.
• Filtrasi glomerulus terjadi akibat tekanan di dalam kapiler yang menyebabkan filtrasi cairan melalui membrane
kapiler ke kapsula Bowman‘s.
• Penilaian laju filtrasi glomerulus dapat dapat dilakukan untuk mengevaluasi fungsi dan perfusi ginjal serta evaluasi
trauma ginjal
• Cara menilai:
• Zat atu radiofarmaka yang sering digunakan adalah Cr-51 EDTA, dan 99mTc-DTPA.
LFG Pemantauan Eksternal
Perhitungan laju filtrasi glomerulus dan citra kamera gamma berdasarkan prinsip bahwa jumlah uptake
radioaktif menggambarkan filtrate radioaktif selama waktu pengukuran, asalkan tidak terjadi ekstravasasi
dan ekskresi selama waktu tersebut.
Indikasi:
● Evaluasi perfusi dan fungsi ginjal
● Evaluasi trauma ginjal
Radiofarmaka:
99m
Tc-DTPA 5 mCi disuntikkan melalui intravena
Persiapan:
● Penderita dalam keadaan hidrasi baik
● Sebelum memasuki ruangan pemeriksaan, pasien buang air kecil dahulu.
Peralatan:
● Kamera gamma : LFOV
● Kolimator : LEHR paralel hole
● Energy setting : Low energy pada puncak 140 KeV
● Window wide : 20%
Tatalaksana:
1. Posisi pasien terlentang
2. Detektor ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang
pencitraan dari proyeksi posterior.
Radiofarmaka:
99m
Tc-DTPA 2 mCi disuntikkan melalui intravena.
Persiapan:
Tidak ada persiapan khusus
Peralatan:
● Vial steril 10 ml 1 buah
● Spuit 3 cc 2 buah
● Beaker glass 1000 ml
● Pencacah gamma
Tatalaksana:
1. Sampel darah diambil untuk mengukur radiasi latar belakang.
2. 1 mCi 99mTc-DTPA diencerkan dalam 10 ml larutan NaCl 0,9% steril didalam vial steril, dari vial steril
diambil dua dosis masing-masing 100 uCi (1 ml) dengan spuit 3 cc,satu digunakan sebagai
standard,sedangkan yang lainnya untuk disuntikkan ke pasien.
3. Penyuntikan dilakukan intravena, catat waktu penyuntikan.
4. Dosis standard dilarutkan dalam beaker glass 1000 ml.
5. Kedua spuit ditimbang, setelah itu dihitung berapa berat 99mTc-DTPA yang di suntikkan dan yang
digunakan untuk standard.
6. Sampel darah (paling kurang 1 ml serum) diambil pada menit ke 60,120 dan 180.
7. Setelah darah membeku, putar dan pipet 1 ml serum ke dalam tabung hitung.
8. Pipet 1 ml larutan standard ke dalam tabung hitung.
9. Hitung cacahan dari tiap sample dengan latar belakang kamar, sampai counting error 1%.
Terima Kasih