Anda di halaman 1dari 30

CSS Tonsilitis

Preseptor: Dr. dr. Yussy Afriani Dewi, Sp.T.H.T.K.L(K), M.Kes, FICS

Rahma Nurita 130112190594


Drian Danya Hardi 130112200557
Anatomi Tonsil

● Tonsil faring (biasa disebut adenoid bila membesar) berada


di selaput lendir atap dan dinding posterior nasofaring
● Pengumpulan jaringan limfoid di submukosa faring dekat
lubang nasofaring, lubang tuba faringotimpani, adalah tonsil
tuba.
Histologi Tonsil
Fisiologi Tonsil

Tonsil dan Adenoid merupakan jaringan limfa.


Fungsinya adalah;
● Pertukaran limfosit dengan cairan limfa (Pengeluaran,
menyimpan, produksi, dan penambahan).
● Limfosit residen menghasilkan antibodi dan sel T yang
diaktifkan, yang dilepaskan ke dalam getah bening
● Makrofag residen menghilangkan mikroba dan kotoran
partikulat lainnya dari getah bening
Definisi Epidemiologi
ton•sil•li•tis [tonsill- + -itis] inflamasi pada ● Umum: Lebih dari 150 ribu kasus per
tonsil.
tahun (Indonesia)
● Anak-anak ( 5-10 tahun) dan dewasa
Faktor Risiko muda dengan (15-25 tahun)
● Poliklinik THT-KL RS. Hasan Sadikin
● Infeksi kronis, berulang dan hiperplasia
Bandung, sampai bulan Juni 2010
obstruktif merupakan gangguan yang
didapatkan sebanyak 158 kasus
paling sering mengenai tonsil dan
tonsilitis (1,8 %) dan 63 orang (39%)
adenoid
dilakukan tindakan tonsilektomi atau
● Frekuensi penderita terbanyak adalah
tonsiloadenoidektomi.
anak-anak (usia 5-10 tahun) dan
dewasa muda (usia 15-25 tahun)
Patogenesis,
Patofisiologi, dan
Tanda Gejala
Diagnosis
● Anamnesis
○ Keluhan utama
○ Faktor risiko
○ Gejala penyerta
○ OPQRS
● Pemeriksaan Fisik
○ Pemeriksaan tonsil
● Pemeriksaan Lab
○ Kultur bakteri → untuk infeksi bakteri
○ Serologi → untuk infeksi virus
● Penunjang
○ Biopsi → untuk keganasan
Derajat pembesaran tonsil

Klasifikasi pembesaran tonsil :


■ 0 : Tonsil berada di dalam fossa tonsillaris
■ 1 : < 25% orofaring
■ 2 : 25 – 50% orofaring
■ 3 : 50 – 75% orofaring
■ 4 : >75% orofaring / kissing
Klasifikasi

Infeksi/Inflammasi:
● Tonsil Obstruksi
○ Tonsilitas akut ● Nasofaringeal
○ Tonsilitas akut rekuren ● Orofaringeal
○ Tonsilitas kronis/persisten ● Kombinasi
○ Tonsilolithiasis Neoplasma
● Adenoid ● Jinak
○ Adenoiditis akut (Nasofaringitis) ● Kelainan Limfoproliferatif
○ Adenoiditis rekuren ● Hiperplasia papilifer limfoid
○ Adenoiditis kronis/persisten ● Ganas
Tonsilitis Akut
PENYAKIT ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS PENATALAKSANAAN
Tonsilitis Akut GASBH, Nyeri tenggorok, nyeri menelan, Analgetik oral
Pneumococcus, demam. Penisilin 5 – 10 hari
Staphylococcus, Tonsil membesar, hiperemis, detritus, Obat kumur
virus NT submandibula
Tonsilofaringitis Corynebacterium Gejala umum: subfebris, nyeri kepala, ADS 40.000 U – 120.000 U, diberikan
difterika diphteriae lemah, tidak nafsu makan, nyeri dosis tunggal yang dilarutkan dalam
menelan 100 – 200 ml D i.v,
Gejala lokal: tonsil membesar, Penisilin prokain 25.000-50.000 U/kg
pseudomembran, bull neck BB/hr i.m tiap 12 jam selama 14 hari.
Gejala karena eksotoksin: miokarditis, Diet lunak, Prednison 1-1,5 mg/kg
kelumpuhan otot-otot, albuminuria BB/hr/p.o tiap 6-8 jam selama 14 hari
PENYAKIT ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS PENATALAKSANAAN
Infectious Virus Epstein- Demam, tonsilofaringitis membranosa, hiperemis, Mengobati gejala, ampisilin,
Mononucleosi Barr limfadenopati servikalis, urtikaria pada rongga perbaikan kesehatan mulut,
s mulut, hepatomegali, splenomegali. tonsilektomi
(Pfeiffer’s
disease)
Candidiasis/ Jamur Candida Nyeri menelan, eksudat dangan ulkus eritematus Antimikosis
Moniliasis/ albicans pada tonsil, palatum, dinding faring dan mukosa
Thrush pipi

Vincent’s Spirochaeta, Nyeri menelan unilateral, limfadenopati Penisilin selama 3-6 hari
Angina/Angina Bacillus jugulodigastrik ipsilateral, bau mulut, ulserasi Obat kumur
Ulcero- fusiform dalam pada 1 tonsil dengan membran abu-abu
membranacea kekuningan
Follicular Lacunar Pseudomembran
Tonsilitis Tonsilitis
Tonsilitis akut Mononukleosis infeksiosa

Tonsillitis difterika 13
Candidiasis Vincent’s Angina
Tonsillitis Kronis
PENYAKIT ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS TERAPI

Tonsilitis kronik Gangguan tonsil kecil (atrofi), disekeliling hiperemis, pada kripta
atrofik / fibrotik apoptosis akibat mengeluarkan sekret purulen tipis
inflamasi kronis

Tonsilitis kronis Gangguan Hipertrofi dan pembentukan jaringan parut, pada kripta Antibiotik spektrum
hipertrofik apoptosis akibat terjadi melebar dan mengeluarkan eksudat purulen luas, antipiretik, obat
inflamasi kronis (detritus) -> bisa ditekan dengan tongue spatel untuk kumur mengandung
mengeluarkan pus desinfektan,
tonsilektomi

Tonsilitis TBC M. tuberculosis Ulserasi yang mengandung tuberkel BTA pada faring dan Tonsilektomi, OAT
tonsil, apus tenggorok / biopsi (+) BTA. sulit menelan,
otalgia, pembengkakan kgb servikal

Tonsil infeksi Tidak dapat menelan, perubahan bentuk wajah dan


hiperplasia mikrobakteri perubahan suara menjadi suara hidung (muffling /
obstruktif atipikal, hypernasality)
akrinomikosis
PENYAKIT ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS TERAPI

Tonsilitis T. pallidum, Kultur iluminasi, tes serologi positif setelah 4 minggu Penisilin, 0,03 U/ml, selama 10-20
sifilitik masa sifilis primer, sekunder. Nelson’s test (+) setelah 9 hari atau tetrasiklin/eritromisin
inkubasi 3,5 minggu 4x500 mg/hari
minggu

Primer, lesi / ulkus pada bibir, tonsil, ant. lidah,


mukosa pipi 🡪 setelah beberapa hari menjadi tidak
nyeri dan keras (ulkus durum). menghilang 3-6
minggu

Sekunder, adanya papula mukosa merah gelap


kehitaman pada tonsil, pillar faucial, palatum. muncul
8-10 minggu setelah infeksi

Tersier, ditandai gumma, terjadi 3-25 tahun setelah


infeksi primer. adanya nodus inflitrat pada mulut,
bibit, lidah, palatum, tonsil.
Tonsilitis kronik atrofikan / fibrotik Tonsilitis kronis hipertrofikan

Tonsilitis hiperplasia obstruktif Tonsilitis kronis TBC


Adenoid
Penyakit Manifestasi Klinis Terapi

Adenoid Hidung tersumbat kronis, mendengkur, bernafas lewat mulut, Adenoidektomi dengan kuretasi
Hiperplasi rinore, suara hidung, wajah adenoid (mulut selalu terbuka, memakai adenotom
Obstruktif bagian tengah wajah datar, hidung kecil, gigi insisivus prominen,
arkus faring tinggi), sinusitis kronis, linkgaran hitam di bawah
bola mata, tampak gerakan velum palatum molle tertahan
waktu fonasi

Adenoidits akut Nyeri tenggorok, tidak dapat menelan, demam, malaise, nyeri Pemberian cairan adekuat, istirahat,
kepala, sinusitis, pendengaran berkurang, otalgia, tengoork menjaga kebersihan mulut, pemberian
merah, edema pada limofid faring, adenopati servikal analgetik, dekongestan & antihistamin,
antibiotik spektrum luas

Adenoiditis Pengobatan adenoiditis akut tidak selesai/gagal, rinorea,


kronis sinusisit, keluhan pada telinga tengah, hiperplasia limfoid
nasofaring, inflamasi kronis, sekret mukopurulen
Diagnosis Banding
Penyakit Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi

Agranulositosis Penyakit leukopoietik Demam tinggi, sakit kepala dan sakit menelan. Eliminasi obat penyebab
karena keracunan obat ulserasi dan nekrosis dengan warna membran leukotoksik, hindari
(amidopirin, sulfa, eksudat kehitaman, leukopeni dengan granulosit trauma,antibiotik
arsen) sangat sedikit penisilin dosis tinggi,
transfusi darah, menjaga
kebersihan rongga mulut

Tonsilolith Tonsilitis berulang, Pembengkakan sekitar kripta dan sensasi benda Tonsilektomi
dewasa > anak asing
AIDS/Sindroma Infeksi retrovirus HIV Sarkoma kaposi disertai hairy leukoplakia pada
HIV lidah, disertai limfadenopati servikal, kandidiasis,
herpes simplex, herpes zooster, sinusitis,
tonsilitis, gingivitis, faringitis, esofagitis, dan
penurunan pendengaran. demam, anoreksia,
sakit kepala, diare, penurunan BB
Penyakit Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi

Leukemia Keganasan pada alat Pucat, lemah, lesu disertai demaam / infeksi
limfoblastik pembuat sel darah berulang / menetap dan ada perdarahan.
akut (limfoblas) 🡪 kegagalan tonsil membesar disertai ulserasi dan nyeri,
sumsum tulang membran kotor (gusi, rongga mulut, faring),
membentuk sel darah limfadenopati dan hepatosplenomegali, sel
noemal dan inflitrasi ke darah tepi (anemia, granulositopenia,
jaringan lain limfoblas >3%), sumsum tulang (selularitas
meningkat, limfoblas >25%)

Fibroma Tumor jinak, unilateral Serupa dengan tonsilitis hipertropikan Pembedahan membuang
tonsil dengan pertumbuhan tumor
lambat, pria = wanita, anak
> dewasa
Tatalaksana
Pada tonsislitis akut
• Edukasi • Terapi antibiotik
• Tirah baring Penisilin
• Pemberian cairan adekuat Apabila terdapat resistensi gunakan eritromisin
• Diet ringan Durasi pengobatan selama 5-10 hari dan pada
• Analgetik oral biakan GABHS positif selama 10 hari
• Obat kumur
Pada tonsilitis difterika

ADS (Anti Diphteri Serum)


Diberikan dengan dosis tunggal yang dilarutkan dalam 100 – 200 ml dekstrosa iv dalam
waktu 1 – 2 jam, sebelumnya dilakukan uji kepekaan
● Difteri faring ringan 40.000 U
● Difteri faring sedang 60.000 – 80.000 U dan
● Difteri faring berat dengan bullneck 100.000 – 120.000 U
Eradikasi Kuman
● Penisilin prokain 25.000 – 50.000 U/kg BB/hr i.m tiap 12 jam selama 14 hari
● Eritromisin 40 – 50 mg/kg BB/hr dibagi dalam 4 dosis maksimal 2 gr/hr p.o atau i.v
tiap 6 jam selama 14 hari
Diet makanan lunak yang mudah dicerna dengan kalori tinggi
Prednison 1,0 – 1,5 mg/kg BB/hr/p.o tiap 6 – 8 jam pada kasus berat selama 14 hari
Pada kandidiasis

Antimikosis
Fluconazole
Selama 7-14 hari
Dewasa: 50-100 mg, sekali sehari
Anak-anak:
Anak usia <2 minggu: dosis awal 6 mg/kgBB. Dosis lanjutan 3 mg/kgBB, 3 hari sekali.
Anak usia 2-4 minggu: dosis awal 6 mg/kgBB. Dosis lanjutan 3 mg/kgBB, 2 hari sekali.
Anak usia >4 minggu: dosis awal 6 mg/kgBB. Dosis lanjutan 3 mg/kgBB, sekali sehari.
Tonsilektomi Adenoidektomi

Definisi Tindakan mengangkat tonsil palatina seutuhnya bersama Tindakan operasi untuk mengangkat
jaringan patologis lainnya, sehingga tonsilaris bersih tanpa adenoid (tonsila faringeal) di daerah
meninggalkan trauma yang berarti pada jaringan sekitarnya, nasofaring tanpa melukai otot faring dan
seperti uvula dan pilar tonsil torus tubarius

Indikasi ● Episode tonsilitis akut berulang >3 kali dalam 1 tahun ● Penyakit telinga tengah sekunder
absolut ● Tonsilitis kronis walaupun tanpa eksaserbasi akut, akibat obstruksi tubaeustachius
tapi merupakan fokal infeksi ● Adenoid hipertrofi yang
● Pasca abses peritonsiler menyebabkan obstruksi pernafasan
● Karier difteri ● Sinusitis oleh karena obstruksi
● Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam ostium sinus akibat kelainanadenoid
● Pembesaran tonsil yang dapat menyebabkan ● Nasofaringitis menetap dengan
obstruksi pernafasan/Obstructive Sleep Apneu gejala pada hidung, seperti
Syndrome (OSAS) atau gangguan menelan (abnormal rhinorrhea, suara sengau atau nafas
swallowing) berbunyi
● Dicurigai adanya keganasan pada tonsil
Tonsilektomi Adenoidektomi

Indikasi ● Nyeri tenggorok berulang


relatif ● Tonsil yang besar atau dengan debris
● Otalgia berulang
● Rhinitis kronis ● Limfadenopati servikal
● Infeksi saluran nafas berulang ● Tonsilitis TBC atau adenitis TBC
● Penyakit sistemik akibat infeksi GABHS
Kontraindikasi ● Penyakit darah: leukemia, anemia aplastik, hemofilia dan purpura
absolut ● Penyakit sistemik yang tidak terkontrol: diabetes mellitus, penyakit jantung, dll.

Kontraindikasi ● Palatoschizis
relatif ● Anemia (Hb < 10 gr% atau HCT <30%)
● Infeksi akut saluran nafas atau tonsil (tidak termasuk abses peritonsiler)
● Poliomielitis epidemik
● Usia di bawah 3 tahun

Metode Metode Guillotine Sluder-Ballenger, metode Kuretase dengan endoskopi menggunakan


Diseksi, Electrosurgery, Radio frekuensi, microdebrider
Coblation, Skalpel Harmonik, Intracapsular
Partial, Laser(CO2-KTP)
Komplikasi
Komplikasi Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi
Abses Infeksi S. pyogenes, S. Nyeri faring unilateral, odinofagia, disfagia, drooling, Drainase (teknik aspirasi
peritonsiler aureus, Bacteroidaceae, nafas berbau, suara seperti hot potato voice, trismus jarum / teknik insisi
(Quincy) tonsilitis kronis / berulang (radang otot mastikator, pterygoid), deviasi uvula, drainase)
pembengkakan tonsil dan palatum
Abses parafaring Infeksi gigi, tonsil, faring dan Nyeri tenggorok, demam, kaku leher, pembengkakan Antibiotik (kultur dan
adenoid melalui M. KGB dan parotis resistensi kuman selama
konstriktor superior 10 hari), insisi dan
drainase terhadap abses
Abses Infeksi di hidung, adenoid, Demam, pembengkakan leher disertai nyeri, Antibiotik, insisi drainase,
retrofaring nasofaring dan sinus odinofagia, disfagia, sesak sampai sepsis trakeostomi (gangguan
(biasanya pada paranasal ke KGB jalan nafas)
anak) retrofaringeal.
Komplikasi Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi

Sepsis Dari penyebaran Demam, tegang di sepanjang v. jugularis Penisilin dosis tinggi / antibiotik
secara hematogen, interna / tegang pada kelenjar limfe spektrum luas, tonsilektomi,
limfogen dan jugulodigasterikus, kemerahan pada pengikatan v.jugularis, insisi dan
langsung. tonsil, riwayat dan gejala tonsiltis kronis, drainase jaringan lunak
LED meningkat, leukositosis

Komplikasi pasca operasi :


● Perdarahan ● Trauma jaringan sekitar
● Infeksi ● Perubahan suara
● Nyeri pascaoperasi ● Lainnya (patah gigi, luka bakar di mukosa mulut/lidah,
fraktur kondilus mandibula)
Prognosis

● Bersifat self limiting dengan minim sekuel pada pasien sehat tanpa komplikasi
● Pasien dengan infeksi rekuren yang menjalani terapi pembedahan memiliki prognosis
jangka panjang yang baik
● Pasien dengan komplikasi GABHS (ARF, APSGN) dapat mengalami sekuel berupa RHD
dan berkurangnya fungsi ginjal, namun kasus ini sangatlah jarang
Referensi
1. Dorland
2. Buku THT-KL dr. Yussy
3. Moore Anatomy
4. Junquiera Histology
5. Jackie A., Elizabet P., StatPearl NCBI, Tonsillitis, Augustus 2020
6. Google images
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai