Anda di halaman 1dari 19

Mengenal Lebih dalam

Tentang Abses Peritonsiler

Disusun Oleh :

• Muhammad Lutfi Al Ayubi

• Imaz Zaniar Tristianti

• Mellisa Kusuma
SLIDESMANIA
Pendahuluan
● Abses peritonsil merupakan suatu infeksi akut yang diikuti dengan
terkumpulnya pus pada jaringan ikat longgar antara muskulus
konstriktor faring dengan tonsil pada fosa tonsil. Kejadian tahunan 30
kasus per 100.000 orang di Amerika Serikat
● Infeksi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur, kejadian tertinggi
terjadi pada orang dewasa usia 20 sampai 40 tahun.
● Abses peritonsil adalah salah satu dari abses leher dalam yang paling
sering ditemukan, terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia
leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber
seperti gigi, mulut, tenggorok dan sekitarnya.
● Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan gambaran klinis dan
pemeriksaan. Mengenali infeksi dengan segera dan memulai terapi
SLIDESMANIA

penting untuk menghindari komplikasi yang berpotensi serius. Sebagian


besar pasien dengan abses peritonsillar pulih dengan lancar pada
drainase abses dan terapi antibiotik
Definisi
Abses peritonsiler merupakan suatu infeksi
akut yang diikuti dengan terkumpulnya pus
antara kapsul fibrosa tonsil palatina dan otot
konstriktor faringeal superior.
SLIDESMANIA
Etiologi
Bakteri
Aerob : Grup A beta-hemolitik streptococci (GABHS) Group B, C, G
streptococcus, Hemophilus influenza (type b and nontypeable)
Staphylococcus aureus, Haemophilus parainfluenzae, Neisseria
species. Mycobacteria sp.

Anaerob : Fusobacterium Peptostreptococcuse, Streptococcus sp.


Bacteroides.

Virus
Epstein-Barr Adenovirus Influenza A dan B, Herpes simplex,
Parainfluenza
SLIDESMANIA
Epidemiologi
● Insiden abses peritonsil ditemukan 10 -37 per
100.000 orang. di Amerika dilaporkan 30 kasus
per 100 orang per tahun, 45.000 kasus baru per
tahun.
● Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60
tahun, namun paling sering terjadi pada umur 20-40
tahun.
● Biasanya terjadi unilateral
● Wanita dan pria insidensi terjadinya sama
● Faktor predisposisi : merokok
SLIDESMANIA
Patofisiologi

Kuman masuk ke kapsul tonsil Terbentuk nanah infiltrasi supurasi ke


daerah superior dan
lateral fossa tonsilaris

Iritasi
m. Tonsil terdorong
-Trismus Pembengkakan peritonsil akan
pterygoid
-Hot potato’s voice ketengah,depan, bawah,dan
mendorong tonsil ketengah,depan, Pallatum mole
interna membengkak
-Hipersalivasi bawah,dan uvula bengkak terdorong
uvula bengkak terdorong ke
ke sisi kontralateral.
sisi kontralateral.
SLIDESMANIA
Diagnosis
SLIDESMANIA
Gejala fisik
.
● Pembengkakan awal hampir selalu berlokasi pada daerah ● Ludah seringkali menetes keluar (akibat tidak dapat
palatum mole di sebelah atas tonsil yang menyebabkan mengatasi sekresi ludah sehingga terjadi
tonsil membesar ke arah medial. hipersalivasi
● Onset gejala biasanya dimulai sekitar 3 sampai 5 hari ● Mulut berbau (foetor ex ore)
sebelum pemeriksaan dan diagnosis. ● nyeri alih ke telinga (otalgi).
● Rasa sakit di tenggorok yang terus menerus -demam ● Trismus (bila infeksi meluas mengenai otot-otot
tinggi (sampai 40°C) pterigoid)
● Malaise ● Penderita mengalami kesulitan berbicara, suara
● Nausea. membesar seperti memakan kentang panas (hot
● Odinofagi dapat merupakan gejala menonjol dan pasien potato’s voice)
mungkin mendapatkan kesulitan untuk makan bahkan
SLIDESMANIA

menelan ludah.
Pemeriksaan fisik

● Pada tonsil, ada pembengkakan unilateral, karena


jarang kedua tonsil terinfeksi pada waktu bersamaan.
Bila keduanya terinfeksi maka yang kedua akan
membengkak setelah tonsil yang satu membaik. Bila
terjadi pembengkakan secara bersamaan, gejala sleep
apnea dan obstruksi jalan nafas akan lebih berat.
● Penderita dapat menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
dan pembengkakan serta nyeri kelenjar servikal /
servikal adenopati.
SLIDESMANIA
Pemeriksaan penunjang

●MRI: (lebih unggul daripada CT scan) untuk


● Pemeriksaan laboratorium darah: adanya leukositosis mendefinisi jaringan lunak dan karena itu lebih
● USG intraoral: Mayoritas kasus yang diperiksa baik dalam mendeteksi komplikasi dari infeksi
menampakkan gambaran cincin isoechoic dengan leher dalam, seperti trombosis vena jugularis
gambaran sentral hypoechoic. interna atau erosi abses ke dalam selubung karotis.
● CT scan: Gambaran tersebut kurang dapat dideteksi bila Kerugian MRI termasuk waktu pemindaian yang
volume relatif pus dalam seluruh abses adalah kurang lebih lama, lebih tinggi biaya, dan potensi
dari 10%, kelebihan pemeriksaan ini dpt menentukan klaustrofobia
lokasi abses yang akurat, membedakan antara selulitis
dan abses peritonsil serta menunjukkan gambaran
penyebaran sekunder dari infeksi,
SLIDESMANIA
SLIDESMANIA

Ultrasonografi intraoral abses peritonsiler


SLIDESMANIA
Tatalaksana

Medikamentosa Operasi

● Antibiotik : ● Insisi dan drainase


-Penicillin 600.000-1.200.000 IU ● Aspirasi
-Metronidazol 3-4 x 250-500 mg/hari ● Tonsilektomi
untuk bakteri anaerob
● Antipiretik : paracetamol 3-4 x 250-500
mg/hari
● Antiseptik : obat kumur
SLIDESMANIA
Diagnosis banding
Penyakit Tanda & Gejala

Selulitis peritonsiler Gejala yang mirip abses peritonsilar, namun tidak didapatkan area
fluktuatif atau pus pada aspirasi jarum. CT scan dengan kontras dapat
membedakan ada tidaknya pus yang terbentuk. Ultrasonografi intraoral
juga dapat secara akurat membedakan abses dengan selulitis
peritonsilar.

Infeksi Mononukleosis Disebabkan oleh Epstein Barr virus (EBV). Gejala nyeri tenggorokan dan
demam dapat timbul sehingga mirip dengan abses peritonsilar. Pada
pemeriksaan kasus infeksi mononucleosis, dapat ditemukan pembesaran
limfonodus leher, splenomegali, dan hepatomegali. Infeksi EBV ini dapat
mengganggu respon imun dan membuat kolonisasi bakteri pada tonsil
meningkat. Akibatnya, beberapa kasus infeksi mononukleosis juga diikuti
oleh tonsilitis atau abses peritonsilar. Pemeriksaan laboratorium darah
tes antibodi heterophile dapat digunakan sebagai skrining.

Neoplasma Neoplasma pada tonsil atau kelenjar ludah di sekitar tonsil dapat
SLIDESMANIA

memberikan gejala pembengkakan tonsil unilateral. Pada neoplasma,


biasanya tidak ditemukan tanda infeksi akut seperti nyeri tenggorokan
akut, demam, dan pembesaran limfonodus servikal yang terasa nyeri.
Prognosis

Prognosis abses peritonsiler baik


apabila diberikan antibiotik yang
adekuat dan drainase abses
SLIDESMANIA
Komplikasi
● Dehidrasi karena masukan makanan yang kurang.
● Abses pecah spontan mengakibatkan; terjadi perdarahan, aspirasi paru atau pyemia
● Penjalaran infeksi abses ke daerah parafaring mengakibatkan abses parafaring
● Penjalaran ke daerah intrakranial mengakibatkan trombus sinus cavernosus,
meningitis dan abses otak (bila tidak ditangani dengan baik akan menghasilkan
gejala sisa neurologis yang fatal)
● Komplikasi lain yang mungkin timbul akibat penyebaran abses: endokarditis,
nefritis, dan peritonitis juga pernah ditemukan
● Pembengkakan yang timbul di daerah supraglotis dapat menyebabkan obstruksi jalan
nafas yang memerlukan tindakan trakeostomi. Keterlibatan ruang-ruang faringo
maksilaris dalam komplikasi abses peritonsil mungkin memerlukan drainase dari luar
melalui segitiga submandibular
SLIDESMANIA
Kesimpulan
Abses peritonsiler merupakan suatu infeksi akut yang diikuti
dengan terkumpulnya pus pada jaringan ikat longgar antara
muskulus konstriktor faring dengan tonsil pada fosa tonsil. Abses
peritonsiler disebabkan oleh bakteri aerob dan anaerob. Gejala
dan temuan umumnya meliputi demam, sakit tenggorokan, disfagia,
trismus, dan suara “hot potato voice”. Gold standard dari abses
peritonsiler adalah insisi dan drainase abses. Selain itu perlu
diberikan antibiotik.. Pemberian antibiotik yang adekuat dan
drainase abses merupakan penanganan yang kebanyakan hasilnya
baik, dalam beberapa hari terjadi penyembuhan.
SLIDESMANIA
Daftar Pustaka
Galioto, N. J. (2017). Peritonsillar abscess. American family physician, 95(8),
501-506.

Klug, T. E., Greve, T., & Hentze, M. (2020). Complications of peritonsillar


abscess. Annals of clinical microbiology and antimicrobials, 19(1), 1-17.

Marbun, E. M. (2016). Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses


Peritonsil. Jurnal Kedokteran Meditek.

Novialdi, J. P. 2018. Diagnosis dan Penatalaksanaan abses Peritonsil

Sari, N. L. S., Putra, I. A. E., & Budayanti, N. S. (2018). Karakteristik penderita


abses peritonsil di RSUP Sanglah Denpasar periode tahun 2010-2014.
Medicina, 49(2).

Simbolon, Richard., Putra, Arta Eka., Sucipta, I Wayan. 2018. Abses Peritonsil
pada Anak. Ilmu Kesehatan THT-KL Universitas Udayana
SLIDESMANIA
Terima
Kasih
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai