kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan atau nafsu yang bersifat irasional. • Dengan memberi tekanan pada kenyataan yang tidak rasional, maka vitalisme berbeda dari idealisme dan materialisme. Vitalisme percaya bahwa seluruh aktivitas atau perilaku manusia pada dasarnya merupakan perwujudan dari energi, daya, kekuatan non fisik yang tidak rasional dan instingtif. • Keputusan atau perilaku manusia yang “rasional” pada dasarnya adalah rasionalisasi saja dari keputusan-keputusan yang tidak rasional tersebut. • Dalam hal ini rasio hanya alat yang berfungsi untuk merasionalisasi keputusan-keputusan yang sebetulnya tidak rasional. Acuhan Vitalisme terutama adalah ilmu biologi dan sejarah. Biologi mengajarkan bagaimana kehidupan ditentukan bukan oleh rasio tetapi oleh kekuatan untuk bertahan hidup yang sifatnya tidak rasional dan instingtif (liar). • Agar organisme tetap bisa hidup maka tidak ada dan tidak diperlukan pertimbangan rasional, melainkan naluri untuk mempertahankan hidup. • Sejarahpun membuktikan bahwa peristiwa- peristiwa yang menentukan jalannya sejarah dan peradapan umat manusia, seperti revolusi, digerakkan oleh energi yang tidak rasional. Energi Irasional
Schopenhauer “Kehendak Buta”
Nietzsche “Kehendak untuk Berkuasa”
Freud “Id” Refleksikan Ke Dalam Peristiwa/Kasus
Dalam banyak kasus dan
kejadian, pikiran-pikiran rasional tunduk atau menjadi alat untuk kehendak yang tidak rasional PERTANYAAN REFLEKSI • Apakah Anda setuju dengan pandangan vitalisme? Jika setuju, beri alasan dan contohnya • Tapi kalau Anda tidak setuju dengan pandangan vitalisme, beri alasan dan contohnya