Anda di halaman 1dari 7

VITALISME

R. Wahyu Widodo, S.Psi.,M.Th.,M.Si


VITALISME

Aliran ini berpendapat bahwa


kenyataan sejati pada dasarnya
adalah energi, daya, kekuatan
atau nafsu yang bersifat irasional.
• Dengan memberi tekanan pada kenyataan
yang tidak rasional, maka vitalisme
berbeda dari idealisme dan materialisme.
Vitalisme percaya bahwa seluruh aktivitas
atau perilaku manusia pada dasarnya
merupakan perwujudan dari energi, daya,
kekuatan non fisik yang tidak rasional dan
instingtif.
• Keputusan atau perilaku manusia yang “rasional”
pada dasarnya adalah rasionalisasi saja dari
keputusan-keputusan yang tidak rasional tersebut.
• Dalam hal ini rasio hanya alat yang berfungsi untuk
merasionalisasi keputusan-keputusan yang
sebetulnya tidak rasional.
Acuhan Vitalisme terutama adalah ilmu biologi
dan sejarah. Biologi mengajarkan bagaimana
kehidupan ditentukan bukan oleh rasio tetapi
oleh kekuatan untuk bertahan hidup yang
sifatnya tidak rasional dan instingtif (liar).
• Agar organisme tetap bisa hidup maka tidak ada
dan tidak diperlukan pertimbangan rasional,
melainkan naluri untuk mempertahankan hidup.
• Sejarahpun membuktikan bahwa peristiwa-
peristiwa yang menentukan jalannya sejarah dan
peradapan umat manusia, seperti revolusi,
digerakkan oleh energi yang tidak rasional.
Energi
Irasional

Schopenhauer
“Kehendak Buta”

Nietzsche
“Kehendak untuk Berkuasa”

Freud
“Id”
Refleksikan Ke Dalam Peristiwa/Kasus

Dalam banyak kasus dan


kejadian, pikiran-pikiran
rasional tunduk atau
menjadi alat untuk
kehendak yang tidak
rasional
PERTANYAAN REFLEKSI
• Apakah Anda setuju dengan pandangan
vitalisme? Jika setuju, beri alasan dan
contohnya
• Tapi kalau Anda tidak setuju dengan
pandangan vitalisme, beri alasan dan
contohnya

Anda mungkin juga menyukai