Fils Ilmu Islami Umi
Fils Ilmu Islami Umi
Oleh
AMIR TJONENG
OM dan
Tante
Jangan
Ikuti saya
Lagi
Ngantuk
Anis Saleh Aguw ….
• Filsafat dari kata Philosophia
Philo : Cinta
Sophia : Kebenaran
Philosophia : Cinta Kebenaran
• Al Baqarah 147 :
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu,
sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu”
RENUNGAN AWAL
g. J. A. Leighton
Filsafat yang lengkap mencakup pandangan dunia
atau konsep rasional tentang keseluruhan
kosmos & suatu pandangan hidup atau
doktrin nilai-nilai, makna-makna & tujuan
hidup manusia
h. Fuad Hassan
Sesuatu ikhtiar untuk berpikir radikal, dalam arti mulai
dari radix (akar) sesuatu hal yang hendak
dimasalahkan, untuk mencapai
kesimpulan yang universal
i. Jujun S. Suriasumantri
Berfikir filsafat berarti :
• Berfikir menyeluruh : memahami hakikat
ilmu dalam konstelasi pengetahuan lainnya
• Berpikir mendasar : tidak akan percaya begitu saja
bahwa suatu pernyataan ilmiah (ilmu) itu benar
• Berpikir spekulatif : mencari kebenaran ibarat akan
menelusuri sebuah lingkaran
2. Filsafat Islam
Merupakan kegiatan berpikir yaitu :
a. Berpikir filsafati berdasarkan pandangan islam
yang dibentuk oleh pemahaman akan ajaran
islam
b. Berpikir filsafati menurut konsep rasional
tentang kesatuan kosmos yang dibentuk oleh
pemahaman ajaran islam
c. Berpikir filsafat menurut pandangan hidup yang
didasarkan pada ajaran Islam
d. Berpikir filsafat berdasarkan pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai, makna-makna dan
tujuan hidup manusia menurut ajaran islam
Berpikir filsafati secara islami ialah :
Ontologi Ilmu
Memandang realitas dari sudut pandang Ke-
Khaliq-Makhluqan, artinya melihat realitas dari
pemahaman adanya Allah sebagai Khaliq
(Pencipta) dan segala sesuatu selainnya
sebagai makhluq
Filsafat Ilmu Islam
• Epistemologi Ilmu
yang menempatkan pemikiran (Pikir) yang
bersenyawa dengan kesadaran akan Allah
(Zikir), sebagai suatu cara untuk mencapai ilmu
yang tetap lekat dengan kesadaran ke Tuhanan.
Filsafat Ilmu Islam
• Aksiologi Ilmu
yang mengarahkan proses ilmiah dan
pemanfaatan ilmu, tetap berpegang pada nilai-
nilai keilmiahan, yang tidak terpisahkan dengan
nilai-nilai moralitas, sehingga ilmu digunakan
sebagai alat dan sarana untuk mewujudkan
kegiatan kehidupan dunia yang tidak
berkonsekwensi pada azab neraka atau
menempatkan ilmu sebagai alat dan sarana
untuk Ibadah kepada Allah SWT
II. SUMBER PENGETAHUAN
Sumber Pengetahuan
(Filsafat Science Modern)
1. Thaha 98
Artinya :
Sesungguhnya Tuhan kamu sekalian ialah
Allah. Tiada Tuhan selain Dia,
pengetahuanNya meliputi segala sesuatu
2. Al Hasyr 22
Artinya :
Dialah Allah, yang tiada Tuhan selain Dia,
Yang Maha Mengetahui yang gaib maupun
yang nyata. Dia Maha pemurah lagi Maha
penyayang
3. Thalaq 12
Artinya :
Dan sesungguhnya Allah, ilmuNya meliputi
segala sesuatu
4. An – Nahl 74
Artinya :
Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-
sekutu bagi Allah, sesungguhnya Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui
5. An – Nahl 78
Artinya :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
(kandungan) ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati
agar kamu bersyukur
6. Al – Alaq 3-5
Artinya :
Bacalah dengan nama Tuhan Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar dengan qalam.
Mengajar manusia, apa-apa yang tidak
diketahuinya
7. Ar – Rahman 1-4
Artinya :
(Tuhan) yang Maha Rahman. Yang
mengajarkan Al Quran yang Menciptakan
manusia. Mengajarkan al Bayan
8. An – Nahl 89
Artinya :
Dan kami turunkan kepadamu kitab, untuk
menjadi penjelas (bayan) terhadap segala
sesuatu
9. Ali – Imran 118
Artinya :
Sungguh kami menjelaskan kepadamu
ayat-ayat kami, jika kamu menggunakan
akalmu
10. Al – Anbiya 7
Artinya :
Maka bertanyalah kamu kepada orang yang
mengetahui (ahl al zikr) jika kamu tidak
mengetahui
Dari ayat-ayat Al Quran tersebut di atas dapat
diturunkan beberapa makna mendasar yang
daripadanya bisa dirumuskan pandangan
filosofis mengenai sumber pengetahuan.
Makna-makna mendasar tersebut ialah :
Yunani : - On : ada
- Ontos : berada
- Logos : ilmu/ studi tentang
Inggris : - Ontology :
Studi/ilmu mengenai yang
ada atau berada
• Obyek – O.materi = pembicaraan
mengenai apa yang
menjadi obyek
penyelidikan
sehingga melahirkan
ilmu mengenai obyek
tersebut
• O. formal = pembicaraan mengenai
bagaimana pendekatan
yang
digunakan terhadap suatu
obyek materi ilmu
Sains Modern
a. Obyek materi ilmu, tidak dalam kerangka
pencipta dan ciptaan
b. Obyek materi ilmu, sejauh jangkauan indra
dan/rasio
c. Obyek materi ilmu hanya dalam kerangka
ruang dan waktu (dunia belaka)
d. Obyek materi ilmu, diatur oleh hukum-hukum
keberadaan.
4. Obyek Materi Ilmu (Sains Modern)
Pengetahuan
Methods of Knowing (kerlinger)
Metoda Penyidikan
Kebenaran
GE1 H1 GE2 H2 H3 H4 H5
2. Teori (T1)
3. Ramalan (R1)
4. Tes / Eksperimen
Kenyataan Konseptual
Rekonstruksi
gagasan
Rekonstruksi
Kontradiksi dan/atau
YA TIDAK
inkonsisten
Pengetahuan Ilmiah
Intersubyektif
- Proses pengembangan pengetahuan ad/
proses pengujian dlm pikiran manusia
- Al ‘Alaq 1-2
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan,
yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq
b. Dasar Epistemologi Qurani
1) Sumber ilmu satu2nya hanya Allah, karena pada
hakikatnya, hanya dia yg mengetahui baik alam nyata
maupun alam gaib, dan dia maha pengasih &
penyayang (Al Hasyr 22)
1. Cakupan Aksiologi
Yunani Axios : layak, pantas
Logos: ilmu, Studi
mengenai
Ontologi : Apa hakikat obyek ilmu
Epistemologi : Bagaimana ilmu
pengetahuan diperoleh
secara sah & benar
Aksiologi Untuk apa ilmu diperoleh
Tujuan ilmu pengetahuan –
nilai ilmu
- Untuk pengembangan
khazanah ilmu
- Memecahkan problema
praktis kehidupan
- Etika Ilmu
Prinsip Hidup
• Niat sebagai ibadah
• Proses/dilakukan dengan cara
yang diridhoinya
• Hasil bermanfaat bagi manusia &
makhluk lain
Tujuan Ilmu :
• Ilmu sebagai ibadah (Pengabdian)
• Proses ilmu berpijak pada Allah SWT
• Digunakan untuk kemaslahatan
manusia & makhluk Allah lainnya
Nilai Ilmu ;
• Nilai Ilmiah
• Nilai kegunaan secara pragmatis
• Nilai Etik
• Nilai Ibadah
Nilai dasar ilmu tersebut adalah :
Nilai Tauhid
2. Makna dan Kedudukan Ilmu
Ilmu Budaya Peradaban
Ilmu Sosiologi
ilmu pengetahuan
JAWABANNYA :
Tergantung dari
- Hubungan Ilmu & Moral atau
- Hubungan nilai – nilai ilmiah & nilai - nilai
moral
3. Etika Ilmu Pengetahuan
Nilai Ilmiah & Nilai Moral :
a. Nilai ilmiah & Nilai Moral (2 hal yang terpisah)
Pandangan Science Modern (bebas nilai) : beberapa
varian :
(1). Nilai moral sebagai urusan subyektif ilmuan
mis : pisah & pemanfaatannya (tidak perlu aturan)
(2) Nilai moral perlu diperhatikan
mis : kloning, (perlu aturan penerapan kloning)
(3) Nilai moral dipertimbangkan bagi ilmu itu sendiri
(nilai moral bukan kriteria keilmiahan)
mis : Apakah kloning, tidak bertentangan dengan
nilai moral (perlu nilai-nilai moral sebagai
pertimbangan bila bertentangan)
b. Nilai Ilmiah & Nilai Moral (Berbeda,
Namun Satu Sumber)
• Surah Yasin 61 :
“ Dan beribadahlah kepada-Ku, inilah jalan yang
lurus”
• Ibadah kepada Allah pada hakekatnya adalah
cara berhubungan manusia (sebagai makhluq)
kepada Allah (sebagai Al Khaliq), berdasarkan
falsafah, prinsip dan tata-cara/kaifiat
berhubungan yang ditetapkan sendiri oleh Al
Khaliq. Pada kualitas cara berhubungan
manusia (sebagai Makhluq) dengan Allah
(sebagai Al Khaliq). Itulah terletak makna
Akhlaq.
• Dalam Islam, acuan yang harus digunakan untuk
menentukan kualitas tersebut dikenal sebagai
aqidah dan syariah, sehingga dengan demikian
akhlaq harus senantiasa ditempatkan secara tak
terpisahkan dengan akidah dan syariah, bahkan
akhlaq sebenarnya adalah output dari aqidah dan
syariah
• Akhlaq yang utama dan pertama-tama harus
senantiasa dimiliki oleh manusia ialah kesadarannya
atas kehadiran Allah disetiap saat dan tempat
(Omnipresent Conciousness)
Al Khaliq Akidah
Akhlaq
Makhluq Syariah
(manusia)
• Islam meletakkan sebuah doktrin bahwa
kemuliaan manusia hanya mungkin tercapai bila
secara sempurna mewujudkan Hablum minallah
dan Hablum minannas (Surah Ali- Imran 112).
• Bahkan secara lebih hakiki, makna hubungan
tersebut harus lebih dipahami sebagai Hablum
minallah saja, dimana Hablum minannas
diletakkan dalam kesadaran sebagai Hablum
minallah
• Dari pandangan filosofis demikian, maka nilai-
nilai akhlaq dibangun dengan bertitik tolak dari
nilai-nilai akhlaq kepada Allah SWT. yaitu :
1. Makna akhlaq sebagai perwujudan dari
hubungan manusia (Makhluq) terhadap
Allah (Khaliq)
2. Makna akhlaq sebagai perwujudan dari
aqidah yang mengejawantah melalui syariah.
• Nilai-nilai etika, berasal dari dua nilai utama yaitu
Tauhid dan Ibadah
• Tauhid adalah implementasi pertama dari aqidah,
sedang Ibadah (mahdah) adalah implementasi
pertama dari syariah
• Sikap bertauhid kepada Allah adalah sikap yang
menunjukkan nilai akhlaq pertama dan utama, krn
dari nilai tauhid itulah bisa terjabarkan nilai-nilai
akhlaq lainnya yang representasinya adalah
keyakinan akan makna-makna yg terkandung
dalam Al Asmaul Husna, yg kemudian
mengejawantah dalam perasaan, pikiran dan
tingkah laku.
• Nilai etika ilmu yang pertama-tama harus
dibangun dalam dunia ilmu adalah nilai
pentauhidan Allah.
• Sebagai contoh adalah penggunaan pandangan
konsep Filsafat Ilmu Islam, bahwa sumber ilmu
satu-satunya ialah Allah SWT. Pandangan ini
adalah perwujudan pertama etika ilmu Islam yg
menanamkan kesadaran bahwa kemutlakan
pemilikan ilmu hanya pada Allah SWT.
Tauhid
(Kesadaran etis mengEsakan Allah dalam)
Al Asma Al Husna
(Kesadaran makna sifat – sifat Allah)
Syariah
a. Terhadap Allah