Rhinitis Medikamentosa PTT
Rhinitis Medikamentosa PTT
13 17 777 14 211
• Rhinitis Medikamentosa (RM) adalah bentuk rhinitis non alergik yang disebabkan oleh
penggunaan obat dekongestan topical hidung dalam jangka waktu lama dan berlebihan
ANATOMI HIDUNG
Gambar 6. Persarafan Hidung. Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris
dari N. Etmoidalis anterior. Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris,
juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung.
SISTEM TRANSPOR MUKOSILIER
• Efektivitas sistem transpor mukosilier dipengaruhi oleh kualitas silia dan palut lender
• Gerakan sistem transpor mukosiliar pada sinus frontal mengikuti gerakan spiral.
Sekret akan berjalan menuju septum interfrontal, kemudian keatap, dinding lateral
dan bagian inferior dari dinding anterior dan posterior menuju area frontal
MUKOSA HIDUNG
Gambar 7. Mukosa hidung. Hidung dilapisi oleh mukosa secara fisiologik dan histologik. Mukosa pernapasan
terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang
mempunyai silis ( ciliated peudostratified collumner epithelium ) dan di antaranya terdapat sel-sel goblet.
RHINITIS MEDIKAMENTOSA
DEFENISI
• Rhinitis Medikamentosa (RM) adalah bentuk rhinitis non alergik yang disebabkan
oleh penggunaan obat dekongestan topical hidung dalam jangka waktu lama dan
berlebihan.
Pembuluh Resisten
(Arteriol)
Adrenoreseptor alfa-2
Sistem vascular
mukosa hidung
Adrenoreseptor alfa-1
dan alfa-2 Efek
Dekongestan
FISIOLOGI DEKONGESTAN NASAL
• Faktor yang berkontribusi pada hidung tersumbat termasuk stimulasi sistem saraf
parasimpatis.
• pelepasan mediator lokal termasuk sel mast, eosinofil, basofil; yang kemudian
menstimulasi pelepasan histamin, triptase, kinin, prostaglandin, dan leukotrien
• Ada eksudasi plasma melalui kapiler superfisial, dan meningkatkan produksi musin
oleh sel goblet
PREVALENSI
• Rhinitis medikamentosa terjadi dengan angka kejadian yang sama antara pria dan wanita
• Insiden dilaporkan dalam kisaran klinik otolaringologi dari 1% menajadi 7%. Dari 500 pasien
beruturut-turut dengan hidung tersumbat diklinik, sebanyak 9% mengalami rhinitis
medikamentosa.
• Dalam survey ahli alergi, 6,7% populasi dilaporkan memiliki rhinitis medikamentosa.
ETIOLOGI
Nasal Dekongestsan
Simpathomimetik: Imidazoline:
Amphetamine Clonitide
Benzedrine
Naphazoline
kafein
Privine, Nepharut.
Ephedrine
Oxymetazoline
o Edrin, ephedrine nasal.
Meskaline Claritin, sinex, iliadin
Phenilephrine Xylometazoline
o Paragon, Eytrop, carephrine Otrifin, Nyriz, Coldnac, Xylonis
Pseudophedrine
o Sudafed, Sudogest
• Idiopatik
• Beberapa hipotesa tentang terjadinya RM, yakni
• akibat penurunan produksi simpatis norepinefrin endogen melalui mekanisme umpan balik
negatif.
• Obat topical vasokontriktor dari golongan simpathomimetik akan menyebabkan siklus nasi
terganggu dan akan kembali berfungsi secara normal jika pemakaian obat dihentikan.
• Pemakaian topical vasokontriktor yang berulang dan dalam jangka waktu lama akan
menyebabkan terjadinya fase dilatasi berulang (rebound dilatation) Gejala Obstruksi
HISTOPATOLOGI
• Hilangnya nasosiliar dan perubahan struktur nasosiliar
• Metaplasia sel skuamosa
• Peningkatan produksi lendir
• Sel epitel dapat berubah dari kolumnar bersilia menjadi nonciliated, stratified squamous
• Peningkatan pelebaran antar sel, vaskularisasi, fibrosis, edema pada lapisan sel epitel
• Hiperplasia sel goblet
• Peningkatan limfosit, fibroblas, dan sel plasma
MANFESTASI KLINIS
• Hidung tersumbat secara terus-menerus dan berair.
• Mukosa hidung juga bisa tampak pucat dan udema ataupun menjadi atrofi serta berkrusta
• Terjadi mendengkur saat tidur, insomnia dan bernapas melalui mulut sehingga dapat terjadi
nyeri/rasa tidak nyaman pada tenggorokan
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
THERAPI
• obat tetes deksametason dan obat tetes triamcinolon juga membantu dalam usaha
menyembuhkan pasien.
• Diperlukan waktu sekitar satu tahun untuk pemulihan total dalam kasus
penggunaan berlebihan dalam jangka panjang