Anda di halaman 1dari 12

Pendekatan Kebermanfaatan

dalam Pengambilan Keputusan


Untuk Pelaporan Keuangan
Lidya Manuelia
5552200050
Pendekatan Manfaat Keputusan
Pendekatan ini menggunakan suatu pandangan bahwa “Jika para akuntan tidak dapat
menyusun laporan keuangan yang benar secara teoritis, setidaknya dapat mencoba untuk
menjadikan laporan keuangan yang lebih bermanfaat.” Dalam mengadopsi pendekatan manfaat
keputusan, dua pertanyaan utama harus ditangani.
1. Siapa pengguna laporan keuangan?
Terdapat banyak pengguna laporan keuangan. Akan membantu jika para pengguna tersebut
digolongkan dalam beberapa kelompok seperti investor, pemilik, manajer, perserikatan,
pengatur standar, dan pemerintah, yang kemudian grup ini disebut constituencies of
accounting.
2. Apakah persoalan keputusan dari pengguna laporan keuangan?
Dengan memahami masalah keputusan ini, akuntan akan lebih mudah untuk menyiapkan
kebutuhan informasi. Atau dapat dikatakan, membuat informasi mengenai laporan keuangan
sesuai dengan kebutuhan yang spesifik bagi pengguna laporan tersebut akan membantu
peningkatan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, laporan keuangan yang dibuat akan lebih
bermanfaat.
Single-Person Decision Theory
Sudut pandang teori ini adalah seseorang yang harus mengambil
keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Teori ini mengakui bahwa
state probabilities tidak lagi objektif, sebagaimana dalam kondisi yang
ideal, dan mengemukakan suatu prosedur formal dimana individu
dapat mengambil keputusan yang terbaik dengan memilih dari satu
perangkat atau kumpulan alternatif yang ada. Teori keputusan ini
relevan dengan akuntansi karena laporan keuangan menyediakan
informasi tambahan yang berguna bagi banyak keputusan.
Investor Rasional Penghindar Risiko
Dalam teori keputusan, konsep individu rasional secara sederhana
berarti bahwa dalam pembuatan keputusan, tindakan yang dipilih adalah
yang memiliki manfaat tertinggi. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa individu dapat mencari tambahan informasi yang
terkait dengan keputusan yang kemudian digunakan untuk merevisi
kondisi probabilitas melalui Teorema Bayes.
Selain asumsi bahwa investor merupakan pribadi yang rasional,
terdapat juga asumsi umum bahwa investor rasional juga penghindar
risiko. Risiko naik sejalan dengan besarnya aset yang dipertaruhkan
dalam sebuah operasi. Untuk membentuk model penghindaran risiko,
teori keputusan menggunakan instrumen utility function, yang
menghubungkan hasil yang didapat terhadap utilitas pembuat
keputusan.
Prinsip Diversifikasi Portofolio
Pada asumsi sebelumnya investor secara pribadi diasumsikan sebagai
penghindar risiko. Oleh karena itu, untuk suatu hasil (nilai) yang diharapkan dari
investasi, investor yang rasional menginginkan investasi yang paling tidak
berisiko, atau untuk risiko yang sama, investor tersebut haruslah yang memiliki
nilai pengembalian tertinggi. Dampaknya adalah para investor akhirnya
menggunakan traddeoff antara risiko dan pengembalian. Investor akan
meminta pengembalian yang tinggi apabila risiko suatu investasi tinggi dan
sebaliknya.
Untuk menurunkan risiko dalam investasi maka investor menggunakan
teknik diversifikasi yaitu berinvestasi pada portofolio saham. Prinsip ini memiliki
dampak penting terhadap informasi sifat risiko yang diinginkan investor.
Informasi mengenai risiko tersebut tergambar melalui informasi umum
akuntansi seperti rasio hutang-modal, return on aset, dan rasio lancar.
Meningkatkan Kegunaan Keputusan pada
Laporan Keuangan
Analisis dan Diskusi Manajemen (MD&A) adalah sebuah bagian dari
Laporan Tahunan Perusahaan yang berisi berbagai aspek penjelasan
dari sudut pandang manajer mengenai perusahaan itu sendiri, berisi
tentang kinerja, laporan keuangan, tahun sebelumnya maupun tahun
sekarang, dan rencana kedepan serta pendekatan terhadap proyek-
proyek baru disertai analisis risiko yang ada.
MD&A ini sendiri adalah amanat dari Instrument Nasional nomor 51-1-2 OSC (Ontario
Securities Commision), yang selanjutnya diadopsi oleh SEC. Sasarannya adalah:
• Membantu investor (saat ini atau nantinya) untuk memahami laporan keuangan.
• Membahas informasi yang tidak sepenuhnya mencerminkan laporan keuangan.
• Membahas tren, risiko, dan hal-hal yang mempengaruhi kinerja untuk kedepan.
• Menyediakan informasi tentang kualitas, variabel potensial, pendapatan, serta aliran kas,
untuk membantu investor menentukan apakah kinerja di masa lalu akan
merepresentasikan kinerja di masa mendatang.

Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan pengungkapan yang mengandung hal-hal


spesifik seperti:
• Membahas kemampuan perusahaan dalam pengajuan kebutuhan likuiditas dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
• Membahan perjanjian-perjanjian penting dan penyusunan off balance sheet.
• Menjelaskan dan membahas tentang tren, risiko, dan ketidakpastian yang diduga akan
mempengaruhi kinerja mendatang.
Reaksi Badan Akuntansi Profesional
Terhadap Decision Usefullness Approach
• Mayoritas badan akuntansi profesional mengadopsi pendekatan manfaat
keputusan. Contohnya, dalam Kerangka Konseptual IASB/FASB Chapter 1 dan 3
(2010), tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
keuangan yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, lenders,
dan kreditor lainnya dalam menyediakan sumber daya bagi entitas.
• Decision usefullness approach menyatakan bahwa investor yang membuat
keputusan, dan peran pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna untuk tujuan tersebut.
• Berbagai pihak yang terlibat menurut tujuan umum laporan keuangan dalam
framework yang merupakan pengguna utama, yaitu investor saat ini dan
investor potensial, lenders, dan kreditor lainnya. Orientasi mereka dalam
menggunakan laporan keuangan adalah untuk membuat keputusan investasi.
Dengan mengetahui tanggung jawab atas pelaporan kepada pemilik modal,
framework mengadopsi sudut pandang entitas dalam pelaporan keuangan
• Pertanyaan yang muncul, jenis informasi apa yang dibutuhkan pemilik modal?.
Framework menyatakan bahwa pengguna utama membutuhkan informasi
mengenai “jumlah,waktu, dan ketidakpastian” atas arus kan perusahaan di
masa depan.
• Tujuan informasi keuangan adalah orientasi masa depan disebut juga dengan
hasil investasi di masa depan. Framework menyatakan investor membutuhkan
informasi yang berorientasi pada masa depan.
• Bagaimana laporan keuangan dapat memprediksi pengembalian di masa
depan? Perlu dilakukan penghubungan antara kinerja perusahaan saat ini dan
prospeknya di masa depan.
• Framework menyatakan:
“informasi mengenai pelaporan sumber daya ekonomi dan klaim entitas dan
perubahannya selama suatu periode memberikan basis yang lebih baik dalam
menilai kinerja masa lalu dan masa depan dibandingkan informasi yang berisi
tentang kas yang diterima dan pembayaran dalam periode tersebut.”
• Bagaimana informasi laporan keuangan disajikan agar berguna secara
maksimal bagi investor dalam memprediksi pengembalian di masa
depan? Jawabannya ada pada konsep relevan dan reliabilitas, dimana
Framework menyebutkan sebagai karakteristik fundamental atas
kegunaan laporan keuangan.
• Framework mencoba menjelaskan bahwa agar merepresentasikan
secara tepat, informasi harus lengkap, bebas dari kesalahan material,
dan netral (bebas dari bias yang mempengaruhi interpretasi
pengguna.
• Framework tidak secara spesifik menyatakan bahwa antara relevansi
dan reliabilitas harus terjadi trade-off.
PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”
• Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan,
struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan
keuangan.
• Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas yang meliputi: aset; liabilitas; ekuitas;
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; kontribusi dari
dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan
arus kas.
• Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut
ini:
a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b) Laporan laba rugi komprehensif selama periode;
c) Laporan perubahan ekuitas selama periode;
d) Laporan arus kas selama periode;
e) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya; dan
f) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Anda mungkin juga menyukai