Anda di halaman 1dari 24

ANALISA SWOT PROGRAM PEMBERIAN

MAKANANTAMBAHAN (PMT)
DI PUSKESMAS DARUSSALAM

Kepaniteraan Klinik Keperawatan Senior Stase


Komunitas
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Balita merupakan anak yang telah menginjak


usia di atas 1 tahun atau lebih popular dengan
usia anak dibawah lima tahun.
 Asupan nutrisi yang cukup pada balita dapat
menentukan tercapainya tingkat kesehatan.
■ Di Indonesia menurut status gizi buruk dan gizi kurang pada tahun
2007-2018 mengalami peningkatan dengan persentase 17,7%.
■ Provinsi Aceh tahun 2007-2018, menduduki tingkat ke-8 yang
tertinggi mengalami gizi buruk dan gizi kurang pada balita.
Masalah lain yang berkaitan dengan kebutuhan gizi pada balita
adalah adanya stunting di Indonesia (Kemenkes RI, 2018).
Gambar 1.0 Provinsi Aceh menduduki peringkat ketiga dengan
masalah stunting

■ Sumber : RISKESDAS 2018


■ Pemerintah menginisiasi gerakan bersama
berdasar Peraturan Pemerintah no.42/2013
berupa Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi. Kebijakan ini menekankan
konsep betapa pentingnya 1000 hari pertama
kehidupan bagi seseorang melalui Pemberian
Makanan Tambahan (PMT).
■ Seribu hari pertama kehidupan merupakan
periode emas seorang anak untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal;
■ Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dari
penanggungjawab gizi pada balita di Puskesmas
Darussalam didapatkan data tentang Pemantauan Status
Gizi (PSG) balita di Wilayah kerja Puskesmas Darussalam
pada bulan Agustus 2018 total jumlah balita yang diukur
adalah 1500 orang
■ Menurut status gizi yang ditinjau berdasarkan BB/TB yang
mengalami berat badan per tinggi badan kategori normal
adalah 1377 orang, kategori kurus sekali 1 orang, kategori
kurus 17 orang dan kategori gemuk adalah 27 orang
■ Jadi, total balita yang mengalami status gizi kurang pada
bulan Agustus 2018 adalah 18 balita
Tujuan
Penulisan

• Mengetahui status gizi pada balita di wilayah kerja


Puskesmas Darussalam
• Menganalisis kesenjangan antara program kesehatan
nasional dengan program yang dilaksanakan di
Puskesmas Darussalam
• Menganalisis program Puskesmas dengan metode
analisa SWOT
• Mencari strategi atau alternatif untuk penyelesaian
masalah berdasarkan hasil analisa SWOT
Tinjauan Kepustakaan
Konsep Status Gizi
Balita

Konsep Pemberian
Makanan Tambahan
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
(PMT) DI PUSKESMAS DARUSSALAM
A. Gambaran Pelaksanaan Program

■ Program PMT di Puskesmas Darussalam sudah ada sejak


tahun 2000.
■ Kegiatan yang sudah dilakukan di Puskesmas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar adalah Pemantauan Status Gizi
(PSG) dalam pemantaun status gizi, untuk melihat
persentase stunting dan underweight sebelum pemberian
PMT
■ Alur atau mekanisme pendistribusian PMT di Puskesmas
sama seperti pendistribusian PMT seperti biasanya, mulai
dari Dinas Kesehatan Provinsi bersama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota membuat rencana distribusi
MT ke masing-masing Puskesmas berdasarkan data
sasaran di tiap Puskesmas
■ Masih terdapat balita dengan status gizi kurang
■ Partisipasi masyarakat masih kurang dalam pengukuran dan
timbang berat badan balita secara rutin ke POSYANDU.
B. Analisa SWOT

STRENGTH WEAKNESS

OPPORTUNITIES THREAT
STRENGHTS (KEKUATAN)
■ Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan primer telah memfasilitasi program
pemberian makanan tambahan bagi balita
■ Sumber daya untuk program PMT yang tersedia di Puskesmas cukup memadai
dan memiliki ruang penyimpanan khusus dalam menjaga MT bagi balita.
■ Program PMT dijalankan oleh tenaga ahli gizi di Puskesmas Darussalam yang
berjumlah tiga orang.
■ Adanya kerjasama yang baik antara ahli gizi, dokter, perawat dan bidan
■ Adanya program puskesmas yaitu posyandu yang memiliki hubungan baik
antar kader posyandu
■ Memiliki kegiatan Pemantauan Status Gizi balita (PSG) yang dilakukan 1-2
kali dalam setahun untuk memonitor status gizi balita dengan penimbangan
berat badan pada balita secara rutin membuat kebutuhan gizi balita terkontrol.
■ Adanya forum komunikasi kader posyandu dengan petugas gizi puskesmas.
■ Sosialisasi kepada orangtua/wali balita yang memiliki status gizi kurang sudah
dilaksanakan rutin saat kegiatan POSYANDU
WEAKNESSES (KELEMAHAN)

■ Belum optimalnya kegiatan promosi kesehatan dengan orangtua/wali


terkait gizi balita.
■ Masih kurangnya sumber daya tenaga ahli gizi dalam memonitor status
gizi balita di seluruh wilayah kerja Puskesmas Darussalam
■ Belum optimalnya sumberdaya PMT yang bersumber dari Kementerian
Kesehatan, sehingga diperlukan kerja sama dengan BOK untuk
penambahan MT.
OPPORTUNITIES (PELUANG)

■ Program Pemberian Makanan Tambahan telah didukung oleh


pemerintah nasional melalui penetapan Peraturan Pemerintah
no.42/2013 berupa Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
■ Peran lintas sektoral yaitu Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan BOK.
■ Adanya program Indonesia Sehat 2015-2019 yaitu : Menurunkan
angka kematian anak dan kesehatan ibu
■ Adanya program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yaitu
1000 hari pertama kehidupan.
■ Adanya posyandu yang dapat dimanfaatkan secara maksimal
sebagai sarana pendekatan pelayanan puskesmas kepada konsumen
sehingga menjangkau pelayanan di seluruh wilayah kerja puskesmas
Darussalam
THREATS (ANCAMAN)
■ Persentase balita naik berat badan masih rendah
■ Masyarakat kurang memanfaatkan sarana kesehatan Puskesmas khususnya
dalam pelayanan gizi.
■ Masih adanya masyarakat dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi
yang masih rendah
■ Beberapa keluarga belum optimal untuk datang dan menimbang balita
secara rutin
■ Terdapat keluarga yang kurang aktif dalam modifikasi makanan untuk
anaknya.
■ Kurang aktifnya peran orangtua dikarenakan sibuk bekerja.
■ Banyaknya produk cepat saji yang dapat mengancam status gizi balita
Alternatif pemecahan masalah

Memberikan pendidikan kesehatan


berupa penyuluhan dan demonstrasi
modifikasi makanan anak dengan
melibatkan seluruh orangtua yang
memiliki balita dengan nutrisi kurang

Memberikan pelatihan kepada kader


posyandu tentang PMT dalam upaya
memonitor status gizi balita di Desa
dan pencegahan gizi buruk balita
CONT…..

Meningkatkan kordinasi dengan Dinas Kesehatan


mengenai pelatihan program gizi di puskesmas,
ahli gizi memegang peranan penting dalam
pemantauan status gizi balita melalui proses
Asuhan Gizi  yang  terstandar.

Memperluas kerjasama lintas sectoral,


meningkatkan kerja sama lintas sektoral termasuk
rumah sakit, BKP(badan ketahanan pangan)
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
■ PMT merupakan program pemerintah dalam upaya
meningkatkan status gizi balita. Puskesmas sudah
menjalankan beberapa kegiatan penujang dalam
mensukseskan program tersebut dengan pemberian PMT saat
POSYANDU, konseling ke ibu untuk memperhatikan
masalah gizi balita
■ Meningkatnya pencapaian cakupan nutrisi pada balita di
wilayah kerja puskesmas menimbulkan dampak yang positif
dalam status nutrisi di wilayah kerja Puskesmas Darussalam.
Akan tetapi, masih ada balita yang mengalami gizi kurang
dan buruk yang perlu diperbaiki kembali nutrisinya.
■ Peran serta dari setiap keluarga sangat diperlukan untuk
meningkatkan status gizi balita. Untuk itu diperlukan
kontribusi penting dalam penanganan masalah gizi tersebut.
Saran
Diharapkan Puskesmas agar lebih gencar untuk
melakukan penyuluhan dan demonstrasi modifikasi
makanan anak dengan melibatkan seluruh orangtua yang
memiliki balita dengan nutrisi kurang.

Diharapkan Puskesmas dapat mengadakan pelatihan


kepada kader posyandu tentang PMT dalam upaya
pencegahan gizi buruk balita.

Diharapkan Puskesmas dapat Meningkatkan kordinasi


dengan Dinas Kesehatan mengenai pelatihan untuk tenaga
kesehatan gizi di Puskesmas.

Diharapkan Puskesmas dapat bekerjasama dengan lintas


sektoral termasuk rumah sakit, Badan Ketahanan Pangan
BKP
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai