Anda di halaman 1dari 55

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

Oleh;
Musa Karepesina, S.Pi
(Penyuluh Perikanan)

Sekretariat Bakorluh P2K Prov. Maluku

1
KLASIFIKASI ALAT TANGKAP
1. PUKAT UDANG ( PUKAT HARIMAU / TRAWL )
A. DASAR
BERPALANG ( SATU KAPAL )
BERPAPAN = SATU KAPAL : DOUBLE, STERN, SIDE
DUA KAPAL
B. PERTENGAHAN BERPAPAN

2. PUKAT KANTONG
A. DITARIK DARI KAPAL ( PAYANG, LAMPARA, CANTRANG )
B. DITARIK DARI DARAT ( JARING PANTAI )

3. PUKAT CINCIN ( PURSE SEINE )


A. SATU KAPAL : KANTONG TENGAH & DEPAN
B. DUA KAPAL : KANTONG DEPAN

2
4. JARING INSANG
- PERMUKAAN : HANYUT & TETAP
- DASAR ( TRAMMEL NET )

5. JARING ANGKAT
- BAGAN TANCAP & BAGAN PERAHU

6. PANCING DAN TALI


- RAWAI PERMUKAAN (LONG LINE)
- RAWAI DASAR
- PANCING BERJORAN / HUHATE (POLE AND LINE)
- TONDA
- PANCING CUMI ( JIGGER )
- PANCING ULUR
3
KEGIATAN USAHA PENANGKAPAN
TERHADAP SUMBERDAYA PERIKANAN
•UNTUK MENANGKAP UDANG
– Udang termasuk sumberdaya demersal yang hidup didasar perairan
lumpur dan gerakannya lamban, dapat ditangkap dengan alat : pukat
udang ( trawl udang), gill net dasar bahan nylon (Trammel net /jaring
lapis tiga ), gill net dasar bahan monofilament, dogol / cantrang, pukat
pantai
– Udang barong hidup diperairan yang berdasar karang atau berbatu
batu, dapat ditangkap dengan alat : perangkap ( bubu ), krendet,
penyelaman.
– Udang rebon hidup diperairan pantai maupun disekitar pelabuhan yang
dapat ditangkap dengan alat anco

•UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIK BESAR


- Tuna yang termasuk ikan perenang cepat, hidup diperairan dalam, laut
bebas ( oceanik ), lepas pantai dan sering berpindah pindah bahkan
bermigrasi jarak jauh, dapat ditangkap dengan alat long line dan hand
line
4
- Cakalang termasuk juga ikan perenang cepat, hidup bergerombol
dan bermigrasi jarak jauh maupun secara lokal, dapat ditangkap
dengan pole and line, purse seine, jaring insang, pancing tonda.
- Cucut dapat ditangkap dengan long line, terkadang ikut
tertangkap
dengan jaring insang, pukat udang, hand line.

• Untuk ikan pelagik kecil ( layang, kembung, slengseng, lemuru dll )


hidup bergerombol dapat ditangkap dengan alat Purse seine,
payang, bagan, jaring pantai, jaring insang

• Untuk ikan demersal ( kerapu, Kakap, manyung, biji nangka,


kuniran, baronang, dll ) dapat ditangkap dengan alat cantrang,
jaring insang dasar, trawl, jaring pantai, rawai dasar, hand line,
bubu

5
JARING TRAWL ( TRAWL NET )
• Adalah alat tangkap aktif berbentuk kerucut yang ditarik (kapal
berjalan) selama waktu tertentu oleh satu atau dua kapal sesuai
jenisnya untuk menangkap udang dan ikan demersal

• Jenis jenis trawl


Berdasarkan cara membukanya mulut jaring dibedakan menjadi 3
bagian :
1. Otter Trawl : Terbukanya mulut jaring dikarenakan adanya 2
buah papan ( Otter Board ) yang dipasang diujung
muka kaki/sayap jaring yang prinsipnya
menyerupai layang layang. Trawl jenis ini bisa
dioperasikan didasar atau pertengahan, ditarik dari
bagian buritan ( Stern Trawl), ditarik dari
samping ( Side Trawl), ditarik dari samping kanan
& kiri menggunakan 2 jaring ( Double Rig Trawl )

6
2. Beam Trawl : Terbukanya mulut jaring dikarenakan bentangan kayu
/ besi, sehingga besarnya mulut jaring tetap tidak
berubah. Trawl ini dikhususkan untuk menangkap
udang dan ikan sebelah.

3. Paranzela Trawl : terbukanya mulut jaring karena ditarik oleh dua


buah kapal yang berjalansecara sejajar. Trawl ini
biasa disebut Pair Trawl

A. OTTER TRAWL
– Dibandingkan Paranzela dan Beam, otter trawl paling banyak
digunakan. Secara prinsip yang banyak membedakan adalah
jenis kapal maupun cara penarikannya.

1. Stern Trawl
Adalah otter trawl yang cara pengoperasiannya (penurunan &
pengangkatannya) jaring dilakukan dari bagian buritan
( Stern) kapal.
7
2 Side Trawl
Adalah otter trawl yang cara pengoperasiannya (penurunan &
pengangkatannya) jaring dilakukan dari bagian salah satu sisi
lambung kapal. Sistim ini lebih sulit terutama pada waktu
angin cukup kencang, dengan berkembangnya sistim stern,
praktis sistim side tidak berkembang.

3 Double Rig Trawl


Adalah otter trawl yang menggunakan 2 unit jaring dengan
cara pengoperasiannya (penurunan & pengangkatannya )
dibantu rig pada bagian kiri dan kanan. Sistim ini banyak
digunakan oleh kapal kapal trawl yang berukuran besar
terbuat dari besi (konstruksi lebih kuat).

B. BEAM TRAWL
Beam trawl adalah jaring tarik dimana terbukanya mulut
dikarenakan adanya rentangan kayu atau besi yang berbentuk
bingkai empat persegi panjang atau menyerupai huruf U
terbalik. Panjang jaring ± 2 kali panjang beam.
8
• Kedua bentuk beam trawl perkembangannya sudah jarang / tidak
dipergunakan lagi untuk komersil walaupun beam trawl ini adalah
yang mengilhami adanya otter trawl.

–C. PARANZELA TRAWL ( PAIR TRAWL )


Paranzela / Pair Trawl disebut juga trawl kapal ganda, karena
untuk menarik trawl tersebut menggunakan dua kapal dan trawl ini
tidak menggunakan otter board. Di Indonesia trawl jenis ini kurang /
tidak berkembang, hal ini dikarenakan membutuhkan biaya yang
tinggi ( dua kapal ) disamping itu untuk pengoperasiannya tidak
semudah menggunakan satu kapal. Hasil tangkapan kebanyakan
berupa ikan.

PUKAT HARIMAU ( Cungking Trawl )


Pukat harimau atau yang dikenal dengan cungking trawl
adalah termasuk otter trawl kecil atau mini otter trawl. Jaring ini
berasal dari Pantai Malaisia kemudian masuk Tanjung Balai Asahan
pada th 1966 dan berkembang didaratan Sumatra sampai ke Aceh.
Th 1972 berkembang di Jawa.
9
Bentuk kapal cungking trawl dibuat sedemikian rupa gerakannya
sangat lincah dan pada bagian bawah dibuat agak datar
sehingga mampu menelusuri perairan yang dangkal.

DAERAH PENANGKAPAN
Trawl / Pukat Harimau dapat dioperasikan didaerah mana saja
yang terpenting perairannya landai dengan dasar adalah lumpur,
lumpur berpasir. Sangat menunjang apabila didaerah tersebut
banyak terdapat muara sungai.

TEKNIK PENANGKAPAN
Pengoperasian Trawl / Pukat Harimau diawali dengan penurunan
jaring kemudian jaring tersebut ditarik menelusuri dasar
perairan Lama penarikan antara 1 – 2 jam kemudian jaring
diangkat. Operasi penangkapan ini dalam satu hari dapat
berlangsung selama 24 jam tanpa berhenti

10
HASIL TANGKAPAN
Trawl / Pukat harimau hasil utama yang diharapkan adalah
udang, namun kenyataannya hasil sampingannya berbagai jenis
ikan dasar mulai dari ukuran kecil ( teri ) sampai ukuran besar,
cumi, rajungan, sotong , bahkan biota/binatang laut lainnya
terkadang banyak yang tertangkap. Hal ini dapat terjadi karena
Trawl / Pukat Harimau adalah alat tangkap yang aktif dan
sangat produktif.

Karena pukat harimau ini sangat produktif dan daerah


penangkapannya juga merupakan daerah penangkapan nelayan
tradisional / kecil, maka berdampak menimbulkan konflik sosial.
Disamping itu kelangsungan hidup ikan dan biota lainnya dapat
terancam punah, sehingga pemerintah mangambil langkah dan
turunlah Keppres 39 th 1980 yang melarang trawl/pukat
harimau dan sejenisnya beroperasi, kecuali di Indonesia Timur
( Papua dan Maluku )

11
• Dengan dilarangnya trawl/pukat harimau beroperasi, maka pada th
1982 muncul Pukat Amerika atau Pukat Udang yang pada awalnya
disebut BED ( By – catch Excluder Device ) yang beroperasi di
kawasan Timur Indonesia dengan tujuan untuk memisahkan hasil
tangkapan sampingan yang berupa biota / binatang dasar.
Penggunaan pukat ini banyak didominasi oleh perusahaan besar

• Sejak tgl 1 Mei 1996 BED trawl oleh pihak Amerika dinyatakan tidak
berlaku lagi setelah ditemukan TED ( The Turtle Excluder Device )
Trawl . Bagi Indonesia apabila masih berminat mengekspor udang
lautnya ke Amerika maka harus menerapkan prinsip TED pada alat
tangkap Trawl.

12
DOUBLE RIG TRAWL

13
BEAM TRAWL

14
PUKAT HARIMAU / CUNGKING
TRAWL

15
PEMASANGAN BED / TED

16
PROSES KELUARNYA PENYU LEWAT
TED

17
CANTRANG
• Jaring cantrang termasuk dalam kelompok pukat kantong yang
digunakan untuk menangkap ikan dasar tetapi tidak dilengkapi alat
pembuka mulut jaring (otter board & beam ) dan tali selambar
ditarik diatas kapal menggunakan alat bantu winch kapstan. Ada
anggapan bahwa cantrang identik dengan trawl, yang kenyataannya
sebenarnya berbeda karena cantrang ditarik sebatas panjangnya tali
selambar. Apabila penarikan diteruskan maka mulut jaring menutup
karena tidak dilengkapi dengan pembuka mulut jaring yang berupa
papan / otter board atau palang / beam. Kapal cantrang ukurannya
relatif kecil antara 4 – 10 GT dengan jumlah nelayan 3 – 6 orang

• DAERAH PENANGKAPAN
Cantrang digunakan untuk menangkap ikan dasar, untuk itu daerah
penangkapan tidak ada perbedaan dengan trawl/ pukat harimau,
yaitu pada daerah yang landai / hampir merata sepanjang perairan
yang berdasar lumpur atau lumpur berpasir. Kedalaman perairan
berkisar antara 5 – 25 meter, sedangkan untuk musim
penangkapan bisa dikatakan hampir sepanjang tahun, yang
terpenting cuaca mendukung.

18
TEKNIK PENANGKAPAN

• Kapal cantrang banyak diusahakan oleh nelayan kecil dengan 4 -6


orang ABK. Karena kapalnya kecil sehingga trip operasinya pendek
( One day fishing ) . Penurunan jaring bisa diawali dari jam 04.00
sampai 15.00 dengan jumlah penurunan antara 10 – 12 kali setiap
hari, namun hal ini tergantung pula dari hasil tangkapannya.

• Prinsip penurunan cantrang adalah setelah tali selambar pertama,


jaring dan tali selambar kedua selesai diturunkan posisi jaring harus
menghadap P/ berlawanan dengan arah arus. Pada waktu
penarikan kedua tali selambar, arah haluan kapal harus benar benar
dijaga, penarikan ini berkisar antara 15 – 20 menit hal ini
tergantung kemampuan kapstan dan skil nelayan

19
PURSE SEINE
• Purse Seine atau Pukat Cincin tergolong alat yang aktif
berasal dari pengembangan alat tangkap lampara yang
untuk menangkap ikan pelagik kecil yang membentuk
gerombolan dalam jumlah besar.
• Pada lampara dilengkapi dengan bagian yang
membentuk kantong, hal ini mengingat jaring ditarik
dengan tangan.
• Dengan perkembangan teknologi, lampara dirubah
bentuk, bagian kantong dihilangkan dan bagian bawah
diberi cincin, pada lobang cincin dimasukan tali ( Purse
line / tali kolor ) kemudian tali ini yang ditarik dengan
mesin ( gardan ) sehingga bagian bawah jaring lebih
cepat menutup, sehingga ikan tidak mudah lolos.

20
• Untuk itu Purse Seine ada yang
menamakan Pukat Cincin, jaring kolor,
pada daerah tertentu ada pula yang
menamakan “Kursin” ( Tegal, Pekalongan
dansekitarnya ) “Jaring Slerek “ ( Muncar-
Banyuwangi, Prigi – Trenggalek )
• Purse Seine untuk satu kapal yang
penarikan tali kolornya / Purse line
menggunakan alat bantu gardan, jaring
berbentuk trapesium dengan letak
kantong pada bagian tengah - tengah.

21
• Purse Seine untuk satu kapal yang penarikan
jaring menggunakan alat bantu Power Block,
jaring berbentuk empat persegi panjang dengan
letak kantong pada bagian tepi.

• Purse Seine untuk dua kapal, jaring berbentuk


empat persegi panjang dengan letak kantong
pada bagian tepi. ( kapal yang kedua berfungsi
sebagai penarik tali kolor / purse line sedang
kapal yang pertama sebagai tempat jaring )

22
UKURAN KAPAL PURSE SEINE

Berbeda dengan Trawl maupun Cantrang, pada


kapal purse seine ukurannya sangat bervariasi
mulai dari perahu dengan ukuran 3 – 5 GT
( Purse seine mini ) sampai kapal yang
berukuran diatas 100 GT, dari perahu yang
sederhana sampai kapal dengan teknologi
canggih (Purse seine tuna/cakalang ) yang
mampu beroperasi dengan trip yang panjang
( bulanan ) dilaut.

23
TEKNIK PENANGKAPAN

Sasaran tangkap Purse seine adalah


ikan pelagik kecil & besar yang
membentuk gerombolan . Untuk itu waktu
penangkapan umumnya gelap bulan
dimulai dari sore hari sampai pagi hari
( fajar ). Pada sistim penangkapan ada
yang menggunakan cara berburu,

24
kapal bergerak untuk mencari
gerombolan. Pada sistim ini bisa dilakukan
karena daerah penangkapannya relatif
subur ( banyak ikannya ) seperti di
Muncar – Banyuwangi dan Prigi –
Trenggalek. Disamping itu ada juga
dengan sistim menggunakan alat bantu
pengumpul ikan berupa rumpon dan
lampu. Penggunaan rumpon (laut dangkal
dan laut dalam ) maupun penggunaan
lampu mengalami perkembangan yang
sangat pesat.
25
Sistim penangkapannya secara garis besar dapat
digambarkan sebagai berikut :
Operasi dengan cara berburu :
• Setelah gerombolan ikan ditemukan perlu
diketahui arah dan kecepatan pergerakkan ikan,
arah dan perkiraan kecepatan arus.
• Setelah semuanya diperhitungkan, gerombolan
ikan mulai dilingkari dan jaring mulai diturunkan,
setelah penurunan selesai secepatnya tali kolor /
purse line ditarik. Semakin cepat tali kolor ditarik
maka jaring cepat pula menutup dan ikan tidak akan
lolos.
• Setelah tali kolor selesai ditarik bagian jaring
mulai ditarik / dinaikan kekapal dan bagian terakhir
adalah kantong jaring dimana ikan terkumpul dan
dinaikan kekapal menggunakan serok yang langsung
dimasukan kepalka ikan dengan diberi es sebagai
bahan pengawet.
26
• Operasi dengan penggunaan Rumpon dan Lampu

– Gerombolan ikan yang sudah terkonsentrasi dan


menetap di rumpon pada prinsipnya dapat dilakukan
penangkapan ikannya pada malam maupun siang
hari.
– Sedangkan penggunaan lampu khusus pada malam
hari disaat gelap bulan untuk mengumpulkan ikan
yang liar dan terpencar ( ikan pelagik tertarik pada
cahaya ).
– Ikan di rumpon maupun yang sudah terkumpul
dengan lampu hakekatnya bisa dikatakan ikan yang
agak jinak, berbeda pada sistim berburu, ikan masih
dalam keadaan liar.
– Penurunan maupun penarikan jaring prinsipnya sama
dengan operasi dengan sistim berburu.
27
PENGOPERASIAN PURSE SEINE

• POSISI
JARING
SETELAH
DITEBAR

28
GILL NET
• Gill Net / Jaring Insang adalah alat tangkap ikan berbentuk empat
persegi panjang yang bersifat pasif yang dapat dioperasikan di
permukaan, pertengahan maupun dasar perairan dan dapat pula
dioperasikan pada laut dangkal maupun laut dalam tergantung
dengan sasaran tangkapnya.

• Ada dua cara ikan tertangkap dengan Gill Net yaitu pertama untuk
ikan yang ukurannya relatif hampir sama dengan mata jaring maka
ikan tersebut akan terjerat pada insangnya (gilled) yang kedua
untuk ikan yang ukurannya jauh lebih besar dari ukuran mata jaring
maka ikan tersebut akan terpuntal ( entangled )

• Jenis Jenis Jaring Insang / Gill Net


– Jaring Insang Permukaan yang dihanyutkan ( Drift Gill Net )
– Jaring insang dasar menetap ( Bottom Gill Net )
Jaring tiga lapis (Trammel Net )
29
Drift Gill Net / Jaring Insang Hanyut
•Jaring insang hanyut dioperasikan di permukaan pada laut dangkal
maupun laut dalam dengan sasaran tangkap adalah cakalang, namun
terkadang tertangkap juga jenis ikan pelagik besar lainnya yaitu
tengiri, tuna, marlin, layaran dan cucut

•DAERAH PENANGKAPAN
Untuk daerah penangkapan hampir menyebar diseluruh perairan
nusantara hanya tergantung musim ikannyamaupun cuaca /
keadaan lautnya.

•TEKNIK PENANGKAPAN
Jaring insang hanyut berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran 1 piece panjangnya bervariasi antara 60 – 80 meter dan
dalamnya berkisar 10 meter, untuk gill net ini pemberatnya tidak
menggunakan timah melainkan menggunakan saran. Dioperasi
kan pada saat gelap bulan, sebelum ditebar jaring dirangkai
antara piece dengan piece lainnya sehingga membentuk kesatuan
panjang sampai ribuan meter, tergantung besarnya kapal
30
– Setelah sampai di daerah penangkapan, perhatikan arah arus.
Posisi kapal usahakan melintang arah arus atau paling tidak
membentuk sudut 60° dari arah arus, kemudian kapal maju
pelan dan haluan dipertahankan lurus, setelah itu jaring mulai
diturunkan dari piece pertama sampai piece terakhir. Kecepatan
kapal waktu penurunan tergantung keterampilan nelayan
maupun cuaca, prinsipnya semakin cepat semakin baik. Setelah
selesai penurunan ( piece ) terakhir, tali selambar di area ( ulur )
posisi kapal diputar menghadap arah angin.

– Apabila gelap bulan, upayakan sebelum matahari terbenam


jaring sudah selesai diturunkan keseluruhan.

– Penarikan alat tergantung musim dan jumlah tenaga yang ada di


kapal, apabila sedang musim ikan cakalang penarikan dapat
dimulai jam 11 malam dan selesai penarikan jaring dapat
diturunkan kembali. Apabila tidak musim ikan penarikan dapat
dilakukan jam 4 pagi.
31
– Disamping itu penarikan dapat dipercepat apabila angin bertiup
sangat kencang, hal ini untuk menghindari agar jaring tidak
kusut membentuk gulungan menyerupai tali.

– Waktu penarikan berlangsung bentuk sudut 30° antara kapal


dengan posisi jaring, apabila posisi jaring terlalu tegang, kapal
maju pelan dan hindari bagian jaring (webbing) berada pada
bawah ( lunas ) kapal karena dapat berakibat jaring tersangkut
lunas atau membelit baling baling kapal.

• JARING INSANG DASAR TIGA LAPIS / TRAMMEL NET


– Trammel Net adalah jenis Gill net yang dioperasikan menetap
didasar perairan yang terdiri dari jaring tiga lapis. Dua lapis
terluar ukuran mata jaringnya besar dan satu lapis bagian dalam
ukuran mata jaringnya sangat kecil. Setelah diberlakukannya
Keppres 39 Th 1980, Jaring ini sangat populer digunakan oleh
nelayan, karena mampu untuk menangkap udang, rajungan dan
ikan demersal lainnya, disamping itu harga alat tangkapnya
sangat terjangkau untuk ukuran nelayan kecil
32
• TEKNIK PENANGKAPAN
– Sama halnya dengan Drift Gill Net, sebelum penurunan, jaring
dirangkai antara piece yang satu dengan piece lainnya.
Kemudian dipersiapkan dua buah pemberat ( batu atau
jangkar ) dan dua buah pelampung dari jerigen atau bola
sebagai tanda.

– Untuk memperoleh daerah penangkapan yang lebih luas


penurunan jaring dapat dilakukan dengan sistim menyapu dasar
perairan.

33
DRIFT GILL NET
POSISI AKHIR SETELAH DITURUNKAN

34
PENGOPERASIAN TRAMMEL NET DENGAN
CARA MENYAPU DASAR PERAIRAN

35
POLE AND LINE
• Deskripsi
• Pole and Line termasuk dalam golongan alat
angkap Tali dan Pancing.
• Alat tangkap ini sangat sederhana yang terdiri
dari joran yang terbuat dari bahan bambu atau
fibre glass dengan panjang antara 3 – 3,4 meter
diameter joran bawah 40 -45 mm dan atas 12 –
14 mm.
• Tali pancing menggunakan PA Monofilament
diameter 1,6 mm dengan panjang 2 – 2,6 meter,
pancing tanpa kait balik dengan diberi umpan
tiruan dari bulu ayam.
36
• Dari segi harga dan perolehannya sangat murah
dibandingkan alat tangkap lainnya, tetapi Pole
and line mampu dijadikan perikanan industri
yang menjanjikan, hal ini mengingat sasaran
tangkapnya adalah ikan pelagik ekonomis
penting ( cakalang ) yang bergerombol.

• Bentuk kapal Pole and Line sangat spesifik yaitu


pada bagian haluan memanjang dan diberi
tempat duduk untuk pemancing

37
– Pada bagian tengah dibuat palka untuk tempat umpan hidup
serta diberi lobang untuk pemasukan air laut, ruangan ini dibuat
kedap

– Alat bantu penangkapan yang ada dikapal berupa pompa air laut
yang disemprotkan dari bagian haluan untuk hujan buatan.

Daerah Penangkapan
Daerah penangkapan Pole and line diperairan Indonesia Timur
( Maluku dan sekitarnya serta Nusa Tenggara Timur ( Laut sawu
)

Teknik Penangkapan
Pencarian Umpan
Umpan yang digunakan pada penangkapan dengan Pole
and line adalah umpan hidup dari jenis teri, selar,
tembang, layang. Sebagai penyedia umpan hidup adalah
bagan, ntuk itu kelangsungan pada usaha ini sangat
tergantung dari musim dan hasil tangkapan dari bagan.
38
Teknik Penangkapan
Pencarian Umpan
Umpan yang digunakan pada penangkapan
dengan Pole and line adalah umpan hidup dari
jenis teri, selar, tembang, layang. Sebagai
penyedia umpan hidup adalah bagan, untuk itu
kelangsungan pada usaha ini sangat
tergantung dari musim dan hasil tangkapan
dari bagan.

39
– Pencarian umpan tergantung jauh dekatnya lokasi bagan dari
tempat berlabuhnya kapal. Pada umumnya umpan diperoleh
antara jam 9 malam sampai menjelang dini hari, hal inipun
tergantung juga dari musim ikan ( umpan ).

– Setelah umpan diperoleh dimasukan dalam palka umpan dan


kapal berlayar menuju daerah penangkapan. Agar umpan hidup
tersebut tidak mati maka umpan harus ditangani dengan baik
selama kapal berlayar diantaranya adalah tersedianya oksigen
yang cukup dengan cara bambu dibelah menjadi dua bagian
dengan panjang mulai dari lubang palka umpan sampai muncul
digeladak kapal. Ujung bambu tersebut dimasukan dalam
lobang, karena kapal berjalan maka ada tahanan dari bambu
dan air laut dari bawah akan masuk melalui lobang demikian
seterusnya dan terjadilah sirkulasi air yang baik sehingga
kebutuhan oksigen dalam palka umpan akan terpenuhi.

– Pencarian gerombolan ikan dengan sistim berburu.


Pada sistim ini kapal berlayar sambil mengamati keadaan laut 40
Salah satu ciri adanya gerombolan ikan
adalah apabila diawan kelihatan
segerombolan burung camar yang terbang
membentuk lingkaran dan sewaktu waktu
menukik ke air. Ada ciri lain yaitu apabila ada
benda terapung ( kayu dsb ) maka kapal
menuju lokasi tersebut.

41
– Setelah diyakini ada ikannya ( cakalang ) maka
boy boy (orang yang tugasnya melempar umpan )
mengeluarkan umpan dari palka dan ditempatkan
pada bak atau ember di geladak.
– Setelah dekat kapal lajunya dikurangi dan boy boy
mulai melempar umpan hidup tersebut sedikit demi
sedikit bersamaan dengan itu pompa air dihidupkan
untuk hujan buatan dan pemancing sudah siap
dihaluan.
– Sambil siap, pemancing tersebut terkadang memberi
aba aba agar kapal mengikuti pergerakan ikan.
Apabila umpan buatan sudah mulai dimakan ikan,
maka umpan hidup terkadang masih tetap diberikan.

42
Pemancingan di Rumpon
• Pemancingan di rumpon hakekatnya sama
dengan pemancingan pada sistim berburu /
mengejar gerombolan.
• Yang membedakan pada sistim ini adalah
efisiensi pergerakan kapal, disamping itu apabila
umpan yang diperoleh dari bagan terlalu besar
sehingga cakalang tidak mau makan, maka para
nelayan tersebut mamanfaatkan umpan untuk
memancing tuna pada rumpon dengan hand line

43
MEMASUKAN UMPAN HIDUP YANG BARU
DIPEROLEH DARI BAGAN KEDALAM PALKA UMPAN

44
KAPAL MENDEKAT PADA RUMPON, POMPA SUDAH
DIHIDUPKAN UNTUK HUJAN BUATAN, PEMANCING
SUDAH SIAP DI HALUAN

45
46
IKAN (CAKALANG) BELUM MULAI MEMAKAN UMPAN
BUATAN, UMPAN HIDUP TERUS DITEBAR OLEH BOY
BOY, PEMANCING TETAP SIAP

47
CAKALANG SUDAH MULAI MEMAKAN
UMPAN

48
ADA 4 KAPAL LAIN DAN 1 BUAH PERAHU YANG
BERSAMA SAMA MEMANCING DI RUMPON

49
• MEMANCING TUNA DI RUMPON
MENGGUNAKAN PANCING TANGAN

50
IKAN SUDAH TERTARIK SAMPAI PERMUKAAN,
PENGANGKATAN PADA BAGIAN TUTUP INSANG,
TUKANG PUKUL SIAP

51
PENGANGKATAN KEATAS KAPAL

52
BAGAIMANA PENDAPAT SAUDARA SELAKU PESERTA
DIKLAT , APAKAH CARA INI DAPAT/TIDAK DIBENARKAN
MENURUT TEORI PENANGANAN HASIL TANGKAP DIATAS
KAPAL ?

53
DIMANA LETAK KESALAHANNYA PADA
PENANGANAN IKAN INI,
MOHON DIKOMENTARI

54
DIMASUKAN DALAM PALKA UNTUK PENYIMPANAN, APAKAH
CARA INI DAPAT DIBENARKAN / DISALAHKAN, MOHON
DITANGGAPI

55

Anda mungkin juga menyukai