Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

DIMENSIA PADA LANSIA

Kelompok 9 :
Dinda Annisyah (2019720104)
Yatasya Eliza (2019720079)
Cut Zahara Marhamah Syah (2019720043)
Dinda Dwi Anjelia (2019720121)
Rizky Wijaya Susanto (2019720152)

Reguler_7C
KONSEP GERONTIK
DEFINISI GERONTIK

Gerontik atau lansia adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam


kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu, anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan
figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008)
BATASAN LANJUT USIA

Ada beberapa sumber batasan lansia yang ada dalam buku Padilla (2013) diantaranya yaitu:

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia


(WHO) lanjut usia meliputi:
Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai
59 tahun
Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun
Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun
• Sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi


menjadi tiga katagori, yaitu:
Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
• Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60
tahun ke atas dengan masalah kesehatan
Ciri ciri Lansia

1. Lansia merupakan periode kemunduran


2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Lansia merupakan periode kemunduran
3. Menua membutuhkan perubahan peran.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Permasalahan
Lansia
Menurut Nugroho (2008) meliputi:

Depresi mental Demensia


Gangguan pendengaran Gangguan penglihatan
Bronkitis kronis Ansietas/kecemasan
Gangguan pada tungkai/sikap Dekompensasi kordis
berjalan Diabetes mellitus, osteo
Gangguan pada koksa/sendi malasia, dan hipotiroidisme
panggul 7. Gangguan defekasi
1. Anemia
KONSEP DIMENSIA
DEFINISI DIMENSIA

Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami


penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan
penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan
terhadap fungsi kehidupan sehari-hari. Kumpulan gejala
yang ditandai dengan penurunan kognitif. Perubahan mood
dan tingkah lakusehingga mempengaruhi aktivitas
kehidupan sehari-hari penderita (Aspiani R. Y., 2014).
Etiologi Dimensia
a. Penyakit Alzheimer b. Serangan Stroke
Penyebab utama penyakit Penyebab kedua demensia adalah
demensia adalah penyakit serangan stoke yang terjadi
alzheimer. Demensia 50% di secara ulang. Stroke ringan dapat
sebabkan oleh penyakit mengakibatkan kelemahan dan
c. Serangan lainnya
alzheimer, TEXT
20% disebabkan
HERE TEXT secara
HERE bertahap dapat TEXT HERE TEXT HERE
Serangan lainnya dari
gangguan pembuluh otak, dan menyebabkan kerusakan pada
demensia adalah demensia
sekitar 20% gabungan keduannya jaringan otak akibat
yang terjadi akibat
serta sekitar 10% disebabkan tersumbatkan aliran darah
pencederaan pada otak
faktor lain. Penyebab alzheimer (infark). Demensia multiinfark
(cardiac arrest), penyakit
tidak diketahui
TEXTpasti
HERE TEXT berasal
HERE dari beberapa stoke
TEXT HERE TEXT
parkison, HEREdan
AIDS,
penyebabnya, tetapi diduga ringan, sebagian besar penderita
hidrocefalus.
berhubungan dengan faktor stroke memliki tekanan darah
genetik, penyakit alzheimer ini tinggi (hipertensi) yang
ditemukan dalam beberapa menyebabkan kerusakan
keluarga gen tententu. pembuluh darah pada otak.
Komplikasi Dimensia
Kushariyadi (2011) menyatakan komplikasi yang sering terjadi
pada demensia adalah:

a. Peningkatan resiko infeksi diseluruh bagian tubuh Kontraktur sendi


1). Ulkus diabetikus Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
2). Infeksi saluran kencing d. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu
3). Pneumonia makan dan kesulitan menggunakan
b. Thromboemboli, infarkmiokardium peralatan.
c. Kejang
KASUS

Seorang laki-laki berusia 60 tahun tinggal di PSTW, menurut


petugas panti klien pernah mengalami stroke 3 minggu lalu, saat ini
mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, nama tempat tidak
tahu mengatakan tinggal disini, klien sulit juga mengingat nama-
nama orang yang baru dikenal, klien hanya mengetahui namanya
sendiri. klien mengalami kesulitan untuk melakukan olahraga
bersama kelompok lansia di panti, klien kadang mulai mengalami
kesulitan mengingat dimana meletakan barang-barang seperti
kunci. Saat pemeriksaan fisik didapatkan data klien mengalami
gangguan pada gerakan spontan namun masih mampu melakukan
aktifitas fisik.
PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. B
Usia : 60 tahun
Status merital : menikah
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : sebelumnya bekerja sebagai petani
Alamat : jl. Mawar no.13

2. Keluhan utama
Klien mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, nama tempat tidak tahu mengatakan tinggal
disini, klien sulit juga mengingat nama-nama orang yang baru dikenal, klien hanya mengetahui
namanya sendiri.

3. Riwayat kesehatan
klien pernah mengalami stroke 3 minggu lalu.
4. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum: lemah 7. Sistem persyarafan: Klien mengalami


2. Kesadaran: composmentis ganguan memori, gangguan ingatan, dan
3. Tanda-tanda vital : suhu 37°C, gangguan konsentrasi.
nadi 80x/menit, TD 8. Sistem Perkemihan: Tidak ada keluhan pola
140/90mmHg, RR 20x/menit berkemih.
4. Pemeriksaan Review Of System 9. Sistem pencernaan: Tidak mengalami
(ROS) gangguan pencernaan, peristaltik usus 24
5. Sistem pernafasan: frekuensi kali/menit
nafas dalam batas normal 10. Sistem musculoskeletal: kekuatan otot 4, klien
6. Sistem sirkulasi: Tidak mampu gerakan normal tapi tidak bias
didapatkan nyeri dada, tidak ada melawan tahanan maksimal pemeriksa, klien
sesak napas, dan frekuensi nadi tidak menggunakan alat bantu saat jalan.
dalam batas normal.
5. Riwayat Psikologis
c. Komunikasi
a. Proses Pikir Klien berbicara dengan bahasa
Klien tidak dapat mengingat Indonesia dan lancar, klien f. Personal Hygiene
kejadian dahulu. Kejadian 1 tampak tidak berkonsentrasi Klien sering lupa
atau 2 jam yang lalu klien untuk pergi ke kamar
juga tidak dapat d. Orientasi mandi, tidak dapat
mengingatnya. Klien juga Klien mengalami disorientasi menemukan kamar
sering lupa menyimpan waktu, orang dan tempat. Klien mandi, klien sering
barang barang seperti kunci. tidak mampu mengingat hari, lupa waktu makan dan
tanggal, bulan, dan nama orang menyiapkannya di
b. Gangguan Perasaan orang yang baru dikenal. meja, lupa berhias
Wajah tanpa ekspresi, maupun kemandirian
kelelahan, mudah e. Spiritual dalam kebersihan
tersinggung, dan klien jarang Keyakinan klien terhadap agama pola personal
bergabung dengan lansia dan kepercayaannya masih kuat hygiene.
lainnya
6. Fungsi Kognitif (MMSE)
Saat dilakukan pengkajian MMSE 7. Pola Fungsi Kesehatan
didapatkan skor 10 (gangguan (Indeks Barthel) 8. Pola Sensori dan Kognitif
kognitif berat) Saat dilakukan pengkajian Indeks SPSMQ
Pasien tidak mampu menyebutkan Barthel didapatkan skor 16 Saat dilakukan pengkajian
jam, hari, tanggal, bulan, serta (ketergantungan ringan) SPSMQ didapatkan skor 3 dari 10
tahun sekarang, wilayah, negara, Aktivitas makan/minum klien (kerusakan intelektual berat)
tempat panti, dan lantai tetapi klien memerlukan bantuan orang lain Klien tidak dapat menyebutkan
mampu menyebutkan nama kota untuk memotong makanan, tanggal, hari, tempat, alamat, dan
aktivtas pindah dari kursi roda ke nomor telepon, klien dapat
Jakarta. Klien hanya mampu
tempat tidur mandiri, aktivitas menyebutkan kapan tahun
menyebutkan 2 dari 3 objek dengan
kebersihan diri mandiri, aktivitas kelahiran klien, Klien tidak dapat
benar. Klien hanya mampu keluar/masuk kamar mandi menyebutkan umur klien, Klien
menjawab 2 pertanyaan dari 5 mandiri, aktivtas mandi mandiri, tidak dapat menyebutkan nama
pertanyaan pengurangan. Klien aktivtas berjalan mandiri, presiden saat ini, klien dapat
mampu menyebutkan 1 dari 3 aktivitas naik turun tangga menyebutkan nama orang tua
benda yang ditunjuk oleh perawat. memerlukan bantuan, aktivitas klien, dan klien dapat menghitung
Klien mampu mengulang kata dan berpakaian.bersepatu mandiri, pengurangan 20 dikurangi 3.
mengikuti perintah 3 langkah. aktivitas mengontrol BAB dan
BAK kontinen teratur.
Analisa Data
Data Masalah keperawatan Etiologi
DS:
 Klien mengatakan lupa nama hari, tanggal dan bulan, nama tempat, dan tinggal dimana
 Klien mengatakan kesulitan mengingat dimana meletakan barang
 Klien mengatakan sulit untuk mengingat nama-nama orang yang baru dikenal
 Klien mengatakan tidak dapat mengingat kejadian dahulu. Kejadian 1 atau 2 jam yang
lalu klien juga tidak dapat mengingatnya 
DO: Kehilangan memori
Perubahan pola fikir
 Saat dilakukan pengkajian MMSE didapatkan skor 10 (gangguan kognitif berat) ingatan
 Saat dilakukan pengkajian SPSMQ didapatkan skor 3 dari 10 (kerusakan intelektual
berat)
 Klien tampak bingung
 Klien tampak tidak berkonsentrasi

DS:
 Klien mengatakan kesulitan untuk melakukan olahraga bersama kelompok lansia di
panti
DO:
 Klien tampak kelelahan Penurunan Kekuatan
Hambatan Mobilitas Fisik
 Saat pemeriksaan fisik klien mengalami gangguan pada gerakan spontan Otot
 Saat pengkajian didapatkan kekuatan otot 4
 Saat dilakukan pengkajian Indeks Barthel didapatkan skor 16 (ketergantungan ringan)
 
Diagnosa

1. Perubahan pola fikir b.d kehilangan memori ingatan


2. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
 
Intervensi
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Perubahan Tujuan: Agar mampu 1. Kembangkan lingkungan yang 1. Mengurangi kecemasan dan emosional, seperti
pola fikir proses piker mendukung dan hubungan kemarahan,meningkatkan pengembangan evaluasi
b.d meningkatkan interaksi klien perawat yang terapeutik. diri yang positif dan mengurangi konflik
kehilangan dengan orang lain. 2. Kaji derajat gangguan kognitif, psikologis.
memori Kriteria hasil : seperti perubahan orientasi, 2. Memberikan dasar perbandingan yang akan
ingatan − Mampu rentang perhatian kemampuan datang dan memengaruhi rencana intervensi.
  memperlihatkan berpikir. Bicarakan dengan Catatan : evaluasi orientasi secara berulang dapat
kemampuan kognitif keluarga mengenai perubahan meningkatkan respons yang negative/tingkat
untuk menjalani perilaku frustasi.
konsekuensi 3. Pertahankan lingkungan yang 3. Kebisingan merupakan sensori berlebihan yang
kejadian yang menyenangkan dan tenang. meningkatan gangguan neuron.
menegangkan 4. Lakukan pendekatan dengan 4. Pendekatan terburu-buru menyebabkan klien
terhadap emosi dan cara perlahan dan tenang. bingung, kesalahan persepsi/perasaan terancam.
pikiran tentang diri. 5. Tatap wajah ketika berbicara 5. Menimbulkan perhatian, terutama pada klien
− Mampu dengan klien. dengan gangguan perseptual.
mengembangkan 6. Panggil klien dengan namanya. 6. Nama adalah bentuk identitas diri dan
strategi untuk 7. Gunakan suara yang agak menimbulkan pengenalan terhadap realita dank
mengatasi anggapan rendah dan berbicara dengan lien.
diri yang negative. perlahan pada klien. 7. Meningkatkan pemahaman. Ucapan tinggi dan
keras menimbulkan stress/marah yang
mencetuskan konfrontasi dan respons marah .
Lanjutan…
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

− Mampu 8. Gunakan kata-kata pendek, 8. Sering perkembangan penyakit, pusat komunikasi


mengenali kalimat, dan instruksi sederhana dalam otak terganggu sehingga menghilangkan
perubahan (tahap demi tahap). Ulangi kemampuan klien dalam respons penerimaan pesan
dalam berpikir instruksi tersebut sesuai kebutuhan. dan percakapan secara keseluruhan.
atau tingkah 9. Berhenti sejenak diantara 9. Menimbulkan respons verbal, meningkatkan
laku dan faktor kalimat/pertanyaan. Beri isyarat pemahaman. Isyarat menstimulasi komunikasi,
penyebab. tertentu, gunakan kalimat terbuka. memberi pengalaman positif
− Mampu 10. Hindari kritikan, argumentasi, dan 10. Provokasi menurunkan harga diri dan merupakan
memperlihatkan konfrontasi negative. ancaman yang mencetuskan agitasi yang tidak sesuai
penurunan 11. Gunakan hal yang humoris saat 11. Tertawa membantu dalam komunikasi dan
tingkah laku berinteraksi pada klien meningkatkan kestabilan emosi.
yang tidak 12. Izinkan untuk mengumpulkan 12. Memelihara keamanan dan keseimbangan
diinginkan, benda yang aman. kehilangan.
ancaman, dan 13. Bantu klien menemukan hal yang 13. Menurunkan defensive jika klien menyadari
kebingungan. salah dalam penempatannya. kesalahannya. Membantah klien tidak akan
Berikan label gambar/hal yang mengubah kepercayaan dan menimbulkan
dimiliki klien. Jangan menentang kemarahan
Lanjutan…

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan klien dalam 1. Untuk menentukan kondisi klien dan terapi
mobilitas fisik tindakan keperawatan berpartisipasi dalam latihan yg tepat
b.d penurunan diharapkan hambatan keseimbangan 2. Menghindari klien dari kemungkinan cedera
kekuatan otot mobilitas dapat teratasi 2. Sediakan kondisi lingkungan 3. Memudahkan klien untuk bergerak
  dengan kriteria hasil yg aman bagi klien 4. Mengetahui perkembangan klien selama
sebagai berikut: 3. Gunakan pakaian yg tidak Bergerak
− klien mampu ketat
mempertahankan 4. Dampingi klien untuk
keseimbangan saat berpartisipasi dalam latihan
berjalan dan gerak
berdiri
− klien mampu
mengikuti
olahraga
 
Implementasi
No. Diagnosa Implementasi
1. Perubahan pola fikir b.d kehilangan memori 1. Mengembangkan lingkungan yang mendukung dan hubungan klien perawat yang
ingatan terapeutik.
2. Mengkaji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi, rentang perhatian
kemampuan berpikir. Bicarakan dengan keluarga mengenai perubahan perilaku
3. Mempertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang.
4. Melakukan pendekatan dengan cara perlahan dan tenang.
5. Menatap wajah ketika berbicara dengan klien.
6. Memanggil klien dengan namanya.
7. Menggunakan suara yang agak rendah dan berbicara dengan perlahan pada klien.
8. Menggunakan kata-kata pendek, kalimat, dan instruksi sederhana (tahap demi tahap).
Ulangi instruksi tersebut sesuai kebutuhan
9. Melakukan berhenti sejenak diantara kalimat/pertanyaan. Beri isyarat tertentu, gunakan
kalimat terbuka.
10. menghindari kritikan, argumentasi, dan konfrontasi negative.
11. Menggunakan hal yang humoris saat berinteraksi pada klien
12. Melakukan izin untuk mengumpulkan benda yang aman.
13. Membantu klien menemukan hal yang salah dalam penempatannya. Berikan label
gambar/hal yang dimiliki klien. Jangan menentang
 

2. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan 1. Mengkaji kemampuan klien dalam berpartisipasi dalam latihan keseimbangan
kekuatan otot 2. Menyediakan kondisi lingkungan yg aman bagi klien
  3. Menggunakan pakaian yg tidak ketat
4. Mendampingi klien untuk berpartisipasi dalam latihan gerak 
Evaluasi

No. Hari, tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf

1. Jum’at, 8-10- Perubahan pola fikir b.d kehilangan S : Klien mengatakan mulai ingat jalan ke rumah, tanggal dan hari Paraf
2021 memori ingatan namun mudah lupa lagi perawat
   
O : klien tampak menjawab dengan benar pertanyaan pertama,
namun lupa dengan pertanyaan pertanyaan berikutnya
 
A : Masalah teratasi sebagian
 
P : Intervensi di lanjutkan
 

2. Jum’at, 8-10- Hambatan mobilitas fisik b.d S : klien mengatakan sudah bisa berjalan dan berolahraga dengan Paraf
2021 penurunan kekuatan otot teman teman lansia nya perawat
   
O : klien tampak mampu melakukan aktivitas olahraga bersama
tema teman nya
 
A : Masalah teratasi
 
P : Intervensi dihentikan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Demensia adalah keadaan dimana
seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut
menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari. Dari pengertian tersebut, telah dipaparkan kasus
asuhan keperawatan pada pasien Tn. A berusia 60 tahun tinggal di PSTW, klien pernah mengalami stroke 3 minggu
lalu, saat ini klien mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, klien mengatakan sulit mengingat nama-nama
orang yang baru dikenal. klien mengalami kesulitan untuk melakukan olahraga bersama kelompok lansia di panti,
klien kadang mulai mengalami kesulitan mengingat dimana meletakan barang-barang seperti kunci. Saat
pemeriksaan fisik didapatkan data klien mengalami gangguan pada gerakan spontan namun masih mampu
melakukan aktifitas fisik. Telah ditegakkan bahwa Tn. A mengalami Perubahan pola fikir berhubungan dengan
kehilangan memori ingatan, dan Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Anda mungkin juga menyukai