(Anamnesis, Pemeriksaan
Penunjang dan beserta Clinical
Reasoning)
Fany Raihan Padilah (040)
Anamnesis
Gejela utama :
Demam
Menggigil
Malaise
Mialgia
Gejala gastrointestinal
Gejala neurologis
Sakit kepala
Demam proksismal (gejala klasik)
Pemeriksaan
Fisik
Suhu >37,5 derajat
celcius
Konjungtiva anemis
Sklera ikterik
Hepatosplenomegali
Demam paroksismal
Diagnosis Bnading
Infeksi saluran
01 pernapasan 02 Demam dengue
Leptospirosis
05 06 Chikungunya
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikroskopis apusan darah tepi
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikroskopis apusan darah tepi
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikroskopis apusan darah tepi
Pemeriksaan Penunjang
2. Rapid Diagnosis Test (RDT)
Pemeriksaan RDT berguna untuk skrining karena memberikan hasil yang
cepat. RDT malaria menggunakan metode imunokromatografi untuk
mendeteksi antigen malaria menggunakan strip yang dilapisi antibody
anti malaria.
Memiliki kelebihan :
• Mudah dilakukan
• Hasilnya cepat
• Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien yang diterapi hingga 2
minggu karena masih ada antigen yang bersirkulasi
Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan Darah
4. Polymerase Chain Reaction Assay (PCR)
5. Kultur Darah
6. Radiologi
7. Pungsi Lumbal
Gold Standar
Standar emas (gold standart) adalah menemukan
Plasmodium dalam darah.
Caranya :
1. pemeriksaan mikroskopis
2. pemeriksaan immunoserologis
3. sidik DNA (PCR)
Clinical Reasoning
Penalaran klinis (clinical reasoning) adalah suatu proses dimana
seorang dokter memusatkan pikiran mereka ke arah diagnosa yang
memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan
penalaran deduktif hipotetik. Proses penalaran tergantung kepada
pengetahuan medis di suatu wilayah seperti prevalensi penyakit dan
mekanisme patofisologi.
Berpikir menuju penentuan suatu diagnosa menjadi bagian dari
proses penalaran klinis. Ada beberapa proses penentuan diagnosis,
yaitu berdasarkan:
A. Pola induktif
B. B. Pola deduktif hipotetik
C. C. Pola deduktif hipotetik integratif.