Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kasus Perkosaan

Pendahuluan

• Kasus Perkosaan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual yang sering terjadi di
Indonesia. ( Komnas Perempuan, 2017 )

• Perkosaan adalah serangan yang diarah ke bagian seksualitas seseorang dengan menggunakan organ seksual
(penis) ke organ seksual ( vagina ), anus , mulut , atau dengan menggunakan bagian tubuh lainnya yang non
organ seksual dan benda-benda lainnya.

• Serangan dilakukan dengan kekerasan, ancaman , ataupun pemaksaan, sehingga korban merasa takut dan
berada dibawah tekanan atau paksaan.

• Kasus Perkosaan diketahui sebagai kasus criminal yang paling banyak tida dilaporkan kepada pihak yang
berwajib karena adanya stigmatisasi yang berkembang di masyarakat terkait korban yang selalu disalahkan.
UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia

Dalam Pasal 7 dan 9 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia
menyebutkan bahwa :[3]
• Pasal 7 : Pelanggaran HAM yang berat meliputi :
a.       kejahatan genosiada
b.      kejahatan terhadap kemanusiaan,
Lanjutan….
Pasal 9 : kejahatan terhadap  kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b  adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukkan secara langsung
terhadap penduduk sipil, berupa :
• a.       pembunuhan;
• b.      pemusnahan;
• c.       perbudakan;
• d.      pengusiran atau  pemindahan penduduk secara paksa;
• e.       perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional;
• f.         penyiksaan;
• g.  perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau
bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
• h.      penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
• i.        penghilangan orang secara paksa;
• j.        kejahatan apartheid.
Sanksi bagi pelaku Perkosaan dalam Pasal 285 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) telah disebutkan
“Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di
luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.

Dalam ketentuan Pasal 285 diatas terdapat unsur-unsur untuk membuktikan ada atau tidaknya tindak pidana
perkosaan, unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut : 
1. Adanya kekerasan atau ancaman kekerasan
2. Memaksa seorang wanita      
3. Bersetubuh di luar perkawinan dengan dia (pelaku)
Dampak Kesehatan terhadap korban Perkosaan

1. Korban perkosaan memiliki kemungkinan mengalami stres paska perkosaan yang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu stres yang langsung terjadi dan stres jangka panjang.
• Stres yang langsung terjadi merupakan reaksi paska perkosaan seperti kesakitan secara fisik, rasa
bersalah, takut, cemas, malu, marah, dan tidak berdaya.
• Stres jangka panjang merupakan gejala psikologis tertentu yang dirasakan korban sebagai suatu
trauma yang menyebabkan korban memiliki rasa kurang percaya diri, konsep diri yang negatif,
menutup diri dari pergaulan, dan juga reaksi somatik seperti jantung berdebar dan keringat
berlebihan.

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


3. Penyakit Menular Seksual
4. Kehamilan tidak di inginkan

Anda mungkin juga menyukai