Tugas Keperawatan Dewasa Kelompok 10
Tugas Keperawatan Dewasa Kelompok 10
Anggota kelompok 10 :
Penyebab penyakit meningitis secara umum adalah bakteri dan virus. Sementara, untuk
kondisi meningitis purulenta, paling sering disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus,
dan Haemophilus influenzae. Lalu, penyebab utama penyakit meningitis serosa adalah
mycobacterium tuberculosis dan virus. Pneumococcus menjadi salah satu penyebab
meningitis terparah dari semua jenis bakteri yang menjadi penyebab penyakit ini.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini adalah lingkungan dengan
kebersihan yang buruk dan padat serta terjadi kontak atau hidup serumah dengan
pengidap infeksi saluran pernapasan. Risiko penularan meningitis Meningococcus akan
meningkat pada lingkungan yang padat, seperti asrama atau perkemahan. Faktor usia
juga bisa meningkatkan risiko penyakit. Meningitis virus lebih sering terjadi pada anak
berusia di bawah 5 tahun, semenatara meningitis bakteri rentan menyerang orang di
bawa usia 20 tahun.
Manifestasi klinis
1. Aktivitas/istirahat ; Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan,
hipoton
2. Sirkulasi ; Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia
pada fase akut
3. Eliminasi ; Adanya inkontinensia atau retensi urin.
4. Makanan/cairan ; Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering
5. Higiene ; Tidak mampu merawat diri.
6. Neurosensori ; Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia” meningkatnya rasa nyeri,
kejang, gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori,
sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, hemiparese, hemiplegia, tanda ”Brudzinski” positif,
rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada
laki-laki.
7. Nyeri/kenyamanan ; Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri
tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh.
8. Pernafasan ; Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah.
9. Keamanan ; Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal,
pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken pox,
herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.
10. Penyuluhan/pembelajaran ; Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus.
Patofisiologi
Patofisiologi meningitis disebabkan oleh infeksi yang berawal dari aliran subarachnoid yang
kemudian menyebabkan reaksi imun, gangguan aliran cairan serebrospinal, dan kerusakan neuron.
Meningitis merupakan inflamasi pada daerah meninges yang disebabkan oleh infeksi. Agen infeksius
yang dapat menyebabkan terjadinya meningitis bisa berupa bakteri, virus, fungsi, ataupun parasit.
pathway
1. Kebutaan
2. Kesulitan berkonsentrasi
3. Gangguan pendengaran
4. Gangguan ingatan
5. Kerusakan otak
6. Hidrosefalus
7. Migrain
8. Kejang
9. Syok
10. Sepsis
11. Gagal ginjal
12. Radang sendi (arthritis)
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan meningitis diawali dengan
stabilisasi hemodinamik dan pengambilan
sampel untuk diagnosis pasti.
Penatalaksanaan medikamentosa seperti
antiviral dan antibiotik diberikan sesuai
dengan etiologi meningitis. Pasien juga
dapat diberikan terapi simptomatik seperti
antipiretik, analgesik, serta antiemetik
sesuai keluhan pasien..
…
● PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
● GDS : 88 g/dl
● Leukosit 16.7x1000/uL
Airway management
• Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu.
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan.
• Lakukan fisioterapi dada bila perlu.
• Keluarkan secret dengan batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas
tambahan
• Berikan pelembab udara kasa basah NaCl
lembab.
• Monitor respirasi dan status O2
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan di harapkan 1. Monitor pertumbuhan dan
kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi kurang perkembangan
berhubungan dengan dari kebutuhan. 2. Monitor turgor kulit dan mobilitas
ketidakmampuan Kriteria hasil : 3. Monitor adanya mual muntah
makan (Ditandai 1. Tekanan darah dari cukup 4. Tentukan pola makan
dengan adanya mual terganggu (3) menjadi tidak 5. Lakukan evaluasi (kemmapuan)
muntah terganggu (5) menelan
2. Kelembaban membrane 6. Identifikasi adanya
mukosa dari cukup terganggu ketidaknormalan rongga mulut
(3) menjadi tidak terganggu (5) 7. Lakukan pemeriksaan
laboratorium
8. Tinjau ulang sumber lain terkait
data status nutrisi
3. Penurunan Setelah dilakukan tindakan Monitor neurologi
kapasitas adaptif keperawatan di harapkan 1. Pantau ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan
intrakranial b.d Penurunan kapasitas adaptif dan reaktivitas
hipertensi intrakranial b.d hipertensi 2. Monitor tingkat kesadaran
intracranial intracranial idiopatik. 3. Monitor TTV
idiopatik Kriteria hasil : 4. Monitor status pernafasan
1. Kelembaban membran 5. Monitor kekuatan tegangan
mukosa dari sedang (3) 6. Catat keluhan sakit kepala
menjadi menurun (1) 7. Konsultasikan dengan rekan kerja untuk
2. Tekanan darah dari mengkonfirmasi data
sedang (3) menjadi 8. Tingkatklan frekuensi pemantauan neurologis,
membaik (5) yang sesuai
9. Hindari kegiatan yang meningkatkan tekanan
intracranial
10. Beri jarak kegiatan keperawatan yang
diperlukan yang bisa meningkatkan tekanan
intracranial
11. Beritau dokter mengenai perubahan kondisi
pasien
12. Mulailah melakukan Tindakan pencegahan
sesuai aturan.
kesimpulan