REGULASI KPA

DR.DRS.R.OTTO BAMBANG WAHYUDI,M.SI.,MM

SEKRETARIS KPAP JATIM
 TREND PENEMUAN KASUS HIV- AIDS DI JAWA TIMUR
PERIODE 1989-SEPTEMBER 2017

HIV AIDS
SUFA
7000
6629
6212
6000 KONSELING 5780
TES INISIASI 5326
PETUGAS
5000

4209
4000 KONSELING
TES 3194
SUKARELA
3000
2646 2,583
2286 2233 1,892
2000 1,778
1371 1435 1558 1,517 1,430 1,614
1,148 1,149 1,120
1000 789
540 570342 554 572
197
0
1989- 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
2004
Sumber Data: SIHA Dinkes Jatim s/d September 2017
 -
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000

200
400
600
800
BLITAR 552
TRENGGALEK 624
BONDOWOSO 644
LAMONGAN 677
KOTA PASURUAN 775
PACITAN 780
SUMENEP 853
KOTA MOJOKERTO 858
MAGETAN 862
KEDIRI 934
NGANJUK 947
MADIUN 992
MOJOKERTO 1,051
BANYUWANGI 1,051
SAMPANG 1,130
PROBOLINGGO 1,160
PONOROGO 1,171
TULUNGAGUNG 1,226
KOTA BLITAR 1,254
LUMAJANG 1,256
KOTA KEDIRI 1,275
GRESIK 1,288
KOTA BATU 1,317
KOTA MADIUN 1,372
NGAWI 1,390
PAMEKASAN 1,427
BANGKALAN
Ko Surabaya = 23.022

1,441
MALANG 1,447
BOJONEGORO 1,472
TUBAN 1,474
SIDOARJO 1,519
SITUBONDO 1,561
PASURUAN 1,647
ESTIMASI ODHA DI JAWA TIMUR TH. 2017 (N=67.658)

KOTA MALANG 1,716

KOTA PROBOLINGGO 1,768
JEMBER 1,823
JOMBANG 1,902
 KASUS HIV DAN AIDS DI JAWA TIMUR
PER SEPTEMBER 2017 • TOTAL KEMATIAN AIDS
TERCATAT 3.978
• TOTAL KASUS AIDS ANAK
AID (0-14 Th) : 676 (3,8%)
S: • TOTAL KASUS AIDS
18.0 REMAJA (15-24 Th): 1.739
(10%)
08 HIV
TOTAL
64.5 %
• KASUS AIDS PADA IBU RT:
DITEMUKAN: 3.214 (17,9% Total AIDS)

43.646
ESTIMASI (2016): 67.658
 JUMLAH TES HIV DAN POSITIF HIV
PER KAB/KO DI JAWA TIMUR JAN-SEPT 2017 40606
26647
40606

21539 18550
14992 14840
11219 10176
7203 71967160 71847750 7334 7245 6851 7784
4863 52164306 558563715804
3670 4390
3034 3579
2083 2535 2489 2350 2179
1596 1706
1283
815
564 595
379 342 344 355 382
236 220 255 296
174 181 186
114 118 129 129 146 150
80 84 90 96 101 103
65 67 72
41 42 43 46 46 47
37 38

15 15

TES POSITIP
 Jml Kumulatif Kasus AIDS di Jatim Berdasarkan Jenis Pekerjaan
s/d September 2017

1Turis 6

Prof Medis 20

54

Pelaut 78

106

NAPI 110

199

PNS 251

Petani
294

665
Populasi
PSK
689

1095
Kunci
1198

Lain 2002

2363

Tdk Tahu 2375

3214

Wiraswasta 3278

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

 Prosentase Kasus AIDS Berdasar Faktor Risiko di Prov. Jatim
s/d September 2017 (N=18.008)
80.1810306530
90.00
431
80.00

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00
10.2065748556
20.00 4.51466015104 197
3.81497112394
0.19435806308 0.79409151488
10.00 491 398
3074 2275
0.00
Lain Bisek Perinatal Homo IDU Hetero
 Jml Kasus AIDS di Prov. Jatim Berdasarkan Kelompok Umur
s/d September 2017

>60 345
55 - 59 443
50 - 54 873
45 - 49 1402
40 - 44 2117
35 - 39 2793
30 - 34 3829
25 - 29 3791
20 - 24 1524
15 - 19 215
10 - 14 44
5-9 165
0-4 467
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
MASALAH
 MASALAH

1. SASARAN KEC/DESA MAKIN LUAS

2. TIDAK SEMUA KAB KOTA MEMILIKI LSM
PENDAMPING SEBAGAI PENJANGKAU
3. TIDAK SEMUA KAB KOTA MEMILIKI
LAYANAN TEST HIV DI SEMUA PKM
4. PERAN KADER YANG SDH DI LATIH BELUM
BERFUNGSI OPTIMAL
5. BELUM OPTIMALNYA PENJANGKAUAN TERHADAP PONCI DI KAB KOTA
BARU
 STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG
NEW STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
1. SETIAP IBU HAMIL MENDAPATKAN PELAYANAN ANTENATAL SESUAI STANDAR;
2. SETIAP IBU BERSALIN MENDAPATKAN PELAYANAN PERSALINAN SESUAI STANDAR;
3. SETIAP BAYI BARU LAHIR MENDAPATKAN PELAYANANKESEHATAN SESUAI
STANDAR;
4. SETIAP BALITA MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR;
5. SETIAP ANAK PADA USIA PENDIDIKAN DASAR MENDAPATKAN SKRINING KESEHATAN
SESUAI STANDAR;
6. SETIAP WARGA NEGARA INDONESIA USIA 15 S.D. 59 TAHUN MENDAPATKAN
SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR;
7. SETIAP WARGA NEGARA INDONESIA USIA 60 TAHUN KE ATAS MENDAPATKAN SKRINING
KESEHATAN SESUAI STANDAR;
8. SETIAP PENDERITA HIPERTENSI MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI
STANDAR;
9. SETIAP PENDERITA DIABETES MELITUS MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN
3jk 12/09/2022
SESUAI STANDAR;
10.SETIAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) MENDAPATKAN PELAYANAN
STRATEGI
STRATEGI PROGRAM HIV-AIDS di JAWA TIMUR

1 Pencegahan (Sosialisasi, Penyuluhan)

2 Percepatan deteksi dini penderita HIV
3 Tata laksana pengobatan HIV standar
4 Menghilangkan stigma dan diskriminasi

1. Meningkatkan cakupan layanan HIV-AIDS & IMS melalui LKB

2. Memperkuat sistim kesehatan nasional dalam pelaksanaan LKB HIV-AIDS &
IMS
 T-O-P
TEMUKAN PERTAHANKA
OBATI YANG
YANG N YANG
POSITIF
POSITIF DIOBATI

• Pasien IMS CD4 < 350, dan berapapun CD4 nya

• Pasien TB pada: • Konseling adherence
• Ibu Hamil • TB-HIV
• Ibu Hamil • FDC ARV
• Hepatitis • Hepatitis
• Pasangan ODHA • Pasangan diskordan
• Peran komunitas dan
• Populasi Kunci: (Penasun, • Populasi Kunci: (Penasun, keluarga
LSL, Waria, WPS) LSL, Waria, WPS)
REGULASI KPA
HIV-AIDS : KOMITMEN NASIONAL & KONVENSI
INTERNASIONAL

SDGs HIV-AIDS IPM

SPM
KESEHATAN
CONTENT PERUBAHAN PERPRES 75/2006 PERPRES
124/2016

KETENTUAN PASAL 4 AYAT (1) DIUBAH, AYAT (2) DAN

1.
AYAT (3) DIHAPUS;

2 Ketentuan Pasal 7 ayat (2) diubah, dan ditambahkan 2 (dua) ayat yakni
ayat (3) dan ayat (4)

Diantara Pasal 16 dan Pasal 17 disisipkan 2 (dua) Pasal yakni Pasal

3 16A dan Pasal 16B

4 Ketentuan Pasal 17 dihapus.

Di antara Pasal 16B dan Pasal 18 disisipkan 2 (dua) Pasal yakni Pasal
5
17A dan Pasal 17B
 PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN (PASAL 1 & PASAL 2) (PERPRES
75/2006)

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

DIBENTUK DALAM RANGKA MENINGKATKAN
KEDUDUKAN
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
AIDS YANG LEBIH INTENSIF, MENYELURUH,
TERPADU, DAN TERKOORDINASI.

Komisi Penanggulangan AIDS

Nasional berada di bawah dan
PEMBENTUKAN bertanggungjawab kepada Presiden
 URUSAN PEMERINTAHAN

KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN
ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM

1. PEMBINAAN WAWASAN
KEBANGSAAN;
1. POLITIK LUAR
WAJIB PILIHAN (8) 2. PEMBINAAN PERSATUAN
NEGERI KESATUAN;
3. PEMBINAAN KERUKUNAN
2.PERTAHANA ANTAR SARA
N 4. PKS;
3.KEAMANAN 5. KOORDINSASI TUGAS
ANTARISNTANSI YG ADA DI
4.YUSTISI NON
PELAYANAN DAERAH;
5.AGAMA PELAYANAN 6. PENGEMBANGAN DEMOKRASI;
DASAR (6) 7. PELAKSANAAN URUSAN
6. MONETER & DASAR (18) PEMERINTAHAN YG BUKAN
FISKAL MRP KEWENANGAN DAERAH/
TDK DILAKSANAKAN INSTANSI
NASIONAL VERTIKAL

FORKOPIMDA

SPM NSPK APBN

20
 URUSAN PEMERINTAHAN

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas, Akuntabilitas
WAJIB dan Efisiensi dan Kriteria
PILIHAN
tertentu
PELAYANAN NON
DASAR PELAYANAYAN
DASAR 1. Kelautan &
Perikanan
1. Pendidikan 2. Pariwisata
2. Kesehatan Tenaga Kerja, 3. Pertanian
3. PU & Penataan Pemberdayaan Perempuan & 4. Kehutanan
Pelindungan Anak, Pangan, 5. ESDM
Ruang
Pertanahan, LH, Adminduk 6. Perdagangan
4. Perumahan Rakyat & Capil, PMD, pengendalian
& Kawasan 7. Perindustrian
pddk &KB, perhubungan,
Permukiman Kominfo, Koperasi, Usaha 8. Transmigrasi
5. Tramtibum & Kecil & Menengah,
Linmas Penanaman Modal,
6. Sosial Kepemudaan & Olahraga,
Statistik, Persandian,
Kebudayaan, Perpustakaan
dan Kearsipan
SPM 21
KOORDINASI LINTAS SEKTOR

mampu melaksanakan tugas dan

fungsi secara efektif dan efisien

mudah mengkomunikasikan baik kepada

pihak internal maupun eksternal
memiliki aset pengetahuan yang
menjadi dasar pengambilan
keputusan strategis

mudah melihat potensi masalah dan

potensi perbaikan

memiliki standar pelaksanaan

pekerjaan
 TUGAS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL (PERPRES
75/2006)

8 tugas KPAN

Menetapkan kebijakan dan rencana strategis nasional serta pedoman

1 umum pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan AIDS

Menetapkan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam

2 pelaksanaan kegiatan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan,

3 pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengendalian, dan
penanggulangan AIDS

Melakukan penyebarluasan informasi mengenai AIDS kepada

4 berbagai media massa, dalam kaitan dengan pemberitaan yang
tepat dan tidak menimbulkan keresahan masyarakat;
 TUGAS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

8 tugas KPAN

Melakukan kerjasama regional dan internasional dalam rangka pencegahan

5 dan penanggulangan AIDS

Mengkoordinasikan pengelolaan data dan informasi yang terkait

6 dengan masalah AIDS

Mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan

7 pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan AIDS

Memberikan arahan kepada Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi

8 dan Kabupaten/Kota dalam rangka pencegahan, pengendalian,
dan penanggulangan AIDS
 TUGAS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAERAH

Tugas KPAD

merumuskan kebijakan, strategi, dan langkah-langkah yang

diperlukan dalam rangka penanggulangan AIDS di wilayahnya
sesuai kebijakan, strategi, dan pedoman yang ditetapkan oleh
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI

444.24/2259/SJ TGL 3 MEI 2013 NOMOR 444.24/2259/SJ TGL 10 juli 2017

1 GUBERNUR
2 BUPATI/WALIKOTA
 SUBSTANSI INMENDAGRI
: 444.24/2259/SJ

6 Instruksi

1 PEMBENTUKAN KPA & KEPEMIMPINAN LANGSUNG KEPALA DAERAH

(GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA)
PENGUATAN SEKRETARIAT KPA DI DAERAH (keanggotaan
2 sekurangnya 3 org, (sekr, pengelola program, peng adm dan keu)

PENUGASAN ASISTEN BIDANG KESRA DAN SEKDA UNTUK RESPON

3 PENANGGULANGAN AIDS YANG SISTEMIK MELALUI RPJMD DAN
RENJA SKPD

PENUGASAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (SATPOL PP) DALAM

4 PENANGGULANGAN AIDS

PENUGASAN KHUSUS KEPADA CAMAT, LURAH/KADES SERTA

5 RT/RW UTK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUR 15-24

6
TAHUN
KOLABORASI PENANGGULANGAN HIV-AIDS (INMENDAGRI)
PROGRAM
PENANGGULANGAN
1. ASS bid kesra HIV-AID
2. Dinas kes
3. Sosial SEKR KPAD -PROMOTIVE
4. PP PA -PREVENTIVE
5. Pendidikan -KURATIVE
-REHABILITATIVE

PERENCANAAN PENGANGGARAN SPM KES

RPJMD, Persentase Terduga HIV dan AIDS
APBD Mendapatkan Pemeriksaan HIV-
RENSTRA, AIDS Sesuai Standar di
KUA PPA, Puskesmas dan RSUD
 ORGANISASI KPAN
(PERUBAHAN PASAL 4 AYAT 1 PERPRES 124/2016)

PERPRES 75/2006
1. KETUA MERANGKAP ANGGOTA: MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2. WAKIL KETUA I MERANGKAP ANGGOTA: MENTERI KESEHATAN
3. WAKIL KETUA II MERANGKAP ANGGOTA: MENTERI DALAM NEGERI
4. ANGGOTA: TERDIRI DARI KEMENTERIAN TERKAIT (MENTERI AGAMA, MENTERI SOSIAL...DST KETUA FORUM LSM HIV/AIDS
5. SEKRETARIS MERANGKAP ANGGOTA : DR. NAFSIAH BEN MBOI

Perpres 124/2016
1. Ketua merangkap anggota: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2. Wakil Ketua I merangkap anggota: Menteri Kesehatan
3. Wakil Ketua II merangkap anggota: Menteri Dalam Negeri
4. Anggota: Terdiri dari kementerian terkait (Menteri Agama, Menteri Sosial...dst ketua forum LSM
HIV/AIDs
 TIM PELAKSANA DAN TIM AHLI
PERPRES 75/2006 PASAL 5 & PASAL 6
(TIDAK ADA PERUBAHAN)

Tim pelaksana
1. PENYELENGGARAAN TUGAS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL SEHARI-HARI DIBANTU DAN DILAKSANAKAN OLEH TIM
PELAKSANA.
2. TIM PELAKSANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) DIKETUAI OLEH SEKRETARIS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL.
3. SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PELAKSANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) DAN AYAT (2), TERDIRI DARI UNSUR PEJABAT
INSTANSI TERKAIT, ORGANISASI PROFESI, TENAGA PROFESIONAL, DAN PIHAK LAIN YANG TERKAIT YANG DITETAPKAN OLEH KETUA
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL.

Tim Ahli
1. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dapat
membentuk Kelompok Kerja dan/atau Panel Ahli.
2. Keanggotaan Kelompok Kerja dan/atau Panel Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
pejabat instansi Pemerintah terkait, pakar, akademisi, praktisi, dan/atau pihak-pihak lainnya yang
dianggap perlu.
3. Ketentuan mengenai susunan keanggotaan dan tata kerja Kelompok Kerja dan/atau Panel Ahli
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Ketua Komisi Penanggulangan
 SEKRETARIAT PASAL 7
(TERDAPAT PERUBAHAN)

PERPRES 124/2016

1. DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA, KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL DIBANTU OLEHSEKRETARIAT.

2. SEKRETARIAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) SECARA FUNGSIONAL DILAKSANAKAN OLEH SATU UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KESEHATAN.
3. SEKRETARIAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) MEMPUNYAI TUGAS MEMBERIKAN DUKUNGAN ADMINISTRATIF KEPADA KOMISI
PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL.
4. KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI SEKRETARIAT DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN
PEMERINTAHAN DI BIDANG KESEHATAN SETELAH BERKOORDINASI DENGAN KEMENTERIAN YANG MENYELENGGARAKAN KOORDINASI,
SINKRONISASI, DAN PENGENDALIAN URUSAN KEMENTERIAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN.

PERPRES 75/2006

1. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dibantu oleh Sekretariat.
2. Susunan organisasi dan personalia serta tata kerja Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional.
 KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DAN
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KABUPATEN/KOTA
(TIDAK TERDAPAT PERUBAHAN) PERPRES 75/2006

PASAL 8
1. UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL,
GUBERNUR DAN BUPATI/WALIKOTA MEMBENTUK KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI
DAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KABUPATEN/KOTA.
2. KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI SEBAGAIMANA DIMAKSUDPADA AYAT (1) DIKETUAI
OLEH GUBERNUR.
3. KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KABUPATEN/KOTA SEBAGAIMANADIMAKSUD PADA AYAT (1)
DIKETUAI OLEH BUPATI/WALIKOTA.

Pasal 8 sd pasal 15 tidak ada perubahan

 ISU KRUSIAL PASCA BERLAKU PERPRES 124/2016

1 DASAR PEMBENTUKAN KPAD SESUAI PERPRES 75/2006 YANG DITUANGKAN DALAM PASAL 8

DALAM PASAL 8 ALASAN PEMBENTUKAN KPAD ADALAH UNTUK MENDUKUNG

2 KELANCARAN TUGAS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL
(MENDUKUNG KELEMBAGAAN KPAN)

SECARA KELEMBAGAAN KEBERADAAN KPAN DI BUBARKAN SEBAGAIMANA

PASAL PASAL 16A PERPRES 124 YANG MENYATAKAN PERLU PERALIHAN
3 SEKRETARIAN DAN KETENTUAN PASAL 17A YANG MENYATAKAN Komisi
PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL MENYELESAIKAN TUGASNYA PALING
LAMBAT TANGGAL 31 DESEMBER 2017

SURAT MENTERI DALAM NEGERI UNTUK PENGUATAN KELEMBAGAAN KPAD

4 DALAM MASA TRANSISI SAMPAI TAHUN 2017

5 PERLU KOORDINASI TEKNIS LEBIH LANJUT DI DAERAH UNTUK KEBERLANJUTAN

PROGRAM PENANGGULANGAN HIV-AIDS
PENGANGGARAN
 KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGANGGARAN POLA KERJASAMA DAERAH

MEKANISME PROSEDUR
Program & Kegiatan di SKPD 1. Dicantumkan pagu alokasi dalam KUA-PPAS
terkait (dinas/badan/kantor/ untuk program dan kegiatan;
2. Disusun RKA-SKPD pada Dinas/Badan/Kantor;
prov/kab/kota) 3. Dicantumkan dalam Perda tentang APBD dan
penjabaran APBD;
4. Disahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan;

Belanja HIBAH 1. Dicantumkan pagu alokasi dalam KUA-PPAS

yang dilengkapi dengan usulan tertulis, evaluasi
SKPD terkait dan pertimbangan TAPD untuk
belanja hibah;
2. Dianggarkan dalam RKA-PPKD untuk hibah
berupa uang;
3. Dicantumkan dalam Perda tentang APBD;
4. Disahkan DPA-PPKD sebagai dasar pelaksanaan;
 KEMENTERIAN DALAM NEGERI

HIBAH
(Pasal 298 ayat (4) UU Nomor 23 Tahun 2014

Hibah dianggarkan dalam APBD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah setelah
memprioritaskan pemenuhan belanja urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Kriteria Penerima Hibah (Pasal 4 ayat (4) Permendagri No 32/2011,

sebagaimana diubah dengan Permendagri No 39/2012)

Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:

Peruntukan secara spesifik telah ditetapkan;
Tidak wajib dan tidak mengikat;
Bersifat sementara dan tidak terus menerus setiap tahun
anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan;
Memenuhi persyaratan penerima hibah.

Pemberian hibah kepada Sekretariat KPA ???? (Dasar Hukum)

 KEMENTERIAN DALAM NEGERI

HIBAH
(Pasal 298 ayat (4) UU Nomor 23 Tahun 2014

Hibah dianggarkan dalam APBD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah setelah
memprioritaskan pemenuhan belanja urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Kriteria Penerima Hibah (Pasal 4 ayat (4) Permendagri No 32/2011,

sebagaimana diubah dengan Permendagri No 39/2012)

Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:

Peruntukan secara spesifik telah ditetapkan;
Tidak wajib dan tidak mengikat;
Bersifat sementara dan tidak terus menerus setiap tahun
anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan;
Memenuhi persyaratan penerima hibah.

Pemberian hibah kepada Sekretariat KPA ???? (Dasar Hukum)

 DASAR PENGANGGARAN

• DIBERIKAN MELALUI DANA HIBAH

• DASAR PERMENDAGRI NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD 2018
• DISEBUTKAN DALAM LAMPIRAN NOMOR 4 (HAL. 87) BERISIKAN : “PENINGKATAN
PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN AIDS YANG LEBIH INTENSIF, MENYELURUH,
TERPADU DAN TERKOORDINASI MEMPEDOMANI PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2006
TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL DAN PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN KOMISI
PENANGGULANGAN AIDS DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DAERAH”.
 PENUTUP

HIV-AIDS MERUPAKAN PROGRAM PRIORITAS DAERAH YANG DITUANGKAN DALAM SALAH SATU JENIS SPM
1
KESEHATAN (SPM NO-12);

PERLU KELEMBAGAAN YANG TEPAT UNTUK PELAKSANAAN UKM RUJUKAN

2 SELAIN YANG DILAKSANAKAN OLEH PUSKESMAS TERUTAMA UKM PADA
PERORANGAN MAUPUN MASYARAKAT;

3 PERLU KOORDINASI LINTAS STAKEHOLDER UNTUK PENANGANAN HIV-AIDS,

FUNGSI KPAD DAPAT MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH MELALUI

4 EFEKTIFITAS PERAN PENJANGKAUAN BAGI PENDERITA ODHA.
TERIMA KASIH