Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff
I 3 I1 I 2 8
Persamaan (8) disubtitusikan ke persamaan(6) dan ( 7) menjadi
11 1I1 4I1 I 2 0
13 2 I1 4I1 I 2 0
persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
11 5 I1 4 I 2 9
13 4 I 1 6 I 2 10
persamaan (9) kedua ruasnya dikalikan dengan 3, persamaan (10) kedua ruasnya
dikalikan dengan 2 selanjutnya dikurangkan maka :
3 11 3 5 I1 3 4 I 2
2 13 2 4 I1 2 6 I 2
7 7 I1
7
I1 1 A
7
jadi,
I1= 1 (A) disubtitusikan ke persamaan (9) menjadi :
11 5 1 4 I 2
6 4 I2
6
jadi, I2 1,5 A
4
Selanjutnya nilai I1 = 1 (A) dan I2 = 1,5 (A) disubtitusikan kepersamaan (8) menjadi
Gambar 2-5.
Methoda Arus Loop (Loop Current).
Seperti yang telah diuraikan diatas kita telah dapat menentukan arus
percabangan yang mengalir I, I2, dan I3. Disini kita akan menentukan juga
arus percabangan yang mengalir I1, I2 dan I3 dengan Methoda Arus Loop
(Loop Current).
Pertama-tama kita tentukan arus loop i1 dan i2 seperti yang diperlihatkan
pada gambar rangkaian (2-6). Setelah kita tentukan arus loop i1 dan i2
bahwa arus yang mengalir melalui tahanan R3 adalah (i1 – i2) ini harus
kita perhatikan
Gambar 2-6.
Selanjutnya kita gunakan Hukum Kirchoff II dari Loop I diperoleh
persamaan sebagai berikut :
52 4i1 3i1 i2 13 0
39 7i1 3i2 9
Dari Loop II :
13 3i2 i1 2i1 0
13 3i1 5i2 10
Dengan menggunakan persamaan (9) dan (10) kita tentukan i1 dan i2.
Untuk menghilangkan i2 persamaan (9) dikalikan dengan 5 dan persamaan
(10) dikalikan dengan 3 kemudian dijumlahkan sehingga
5 39 5 7i1 5 3i2
3 13 3 3i3 3 5i2
234 26i1
maka, 24
i2 8 A
3
Dari sini dapat kita ketahui bahwa arus yang mengalir melalui
tahanan 4 () dan 2 () masing-masing adalah 9 (A) dan 8 (A).
Sedangkan arus yang mengalir melalui tahanan R3 adalah (i1 – i2)
maka :
i1 i2 9 8 1 A
dimana, arah arusnya mengalir dari titik a ke titik b.
Contoh Soal :
IG
QR XP V A 4
Bagaimana arus IG supaya menjadi sama dengan nol, dari persamaan (4) bila
pembilangnya sama dengan nol maka arus IG menjadi sama dengan nol :
QR XP 0 5
Persamaan (5) dapat diuraikan menjadi :
QR XP 6
Kesimpulannya Rangkaian Jembatan Wheatstone pada waktu (dalam keadaan)
tahanan QR sama dengan tahanan XP maka tidak ada arus yang mengalir melalui
tahanan G (IG = 0). Dari persamaan (6) dapat dikatakan bahwa Rangkaian
Jembatan Wheatstone dalam keadaan seimbang.
Selanjutnya seperti yang diperlihatkan pada gambar rangkaian(2-12)
adalah Rangkaian Jembatan Wheatstone yang terdiri dari tahanan X yang belum
diketahui nilainya, sedangkan tahanan P, Q dan R merupakan tahanan yang dapat
diatur nilainya, dengan merubah-rubah nilai tahanan tersebut sehingga arus yang
mengalir melalui Golvanometer G menjadi nol berarti rangkaian jembatan dalam
keadaan seimbang dan tahanan X yang belumdiketahui nilainya dapat ditentukan :
Q
X R 7
P
Tahanan Total pada Rangkaian Jembatan
Gambar 2-13.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar rangkaian (2-13) beberapa buah
tahanan dihubungkan sedemikian rupa. Berapa jumlah tahanan antara terminal
a dan b.
Untuk menyelesaikan persoalan diatas kalau kita perhatikan gambar
rangkaian (2-13), sulit untuk dilihat bentuknya, maka kiya sederhanakan dahulu
bentuknya menjadi gambar rangkaian (2-14) :
Gambar 2-14.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar rangkaian (2-14) antara terminal a dan b
dihubungkan pada sumber tegangan V, sehingga pada setiap rangkaian tertutup
dapat ditentukanarus loop yang mengalir masing-masing i1, i2 dan i3. Dapat
diptentukan pula perbandingan antara tegangan V dan arus i1 (V/i1), nilai
perbandingan ini sama dengan nilai jumlah tahanan R antara terminal a dan b.
Dengan menggunakan Hukum Kirchoff II diperoleh persamaan sebagai berikut :
V 2 5
O 17 10
O 10 17
i1
7 2 5
2 17 10
5 10 17
V 17 17 V 10 10
7 17 17 2 10 5 2 10 5 5 17 5 2 217 10 10 7
189 V
630
Jadi, V 630
R 3,33
i1 189
Tegangan Jatuh pada masing-masing Beban
Seperti yang diperlihatkan pada gambar rangkaian (2-15) sumber
tegangan searah 2 x 100 (V) dengan sistim 3 kawat penghantar disambung kan
dengan 4 beban A, B, C dan D. Arus yang mengalir masing-masing I1 = 40 (A),
I2 = 20 (A), I3 = 90 (A) dan I4 = 10 (A), tentukan tegangan jatuh pada masing-
masing beban. Dimana, tahanan kawat penghantar 0,10 ()/1.
jadi, i5 I 4 I 2 10 20 10 A
i4 I 3 i5 jadi, i4 90 10 80 A
i4 I1 i3 jadi, i3 i4 I1 80 40 40 A
i6 I 3 I 4 90 10 100 A
3 1 1
VB 99,5 rI 2 rI 5 ri4
4 2 4
99,5 0,075 20 0,05 10 0,025 80
99,5 V
1 1 1
VC 100 ri3 ri4 ri6
4 4 2
100 0,025 40 0,025 80 0,05 100
92,0 V
1 1
VD 92,0 ri3 rI 4
2 2
92,0 0,05 10 0,05 10
92,0 V
THEOREMA DUA KUTUB
Teori Superposisi
Bagaimanapun rumitnya suatu rangkaian tidak dapat dianalisa dengan mudah
mempergunakan Hukum Ohm dan Hukum kirchoff. Karena Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff sebagai dasar untuk dapat menganalisa rangkaian tersebut. Untuk
mempermudah penganalisaan salah satu diantaranya adalah Teori Superposisi.
Definisi Teori Superposisi adalah “Arus cabang dari suatu rangkaian yang
terdiri dari beberapa sumber tegangan adalah sama dengan jumlah arus cabang suatu
rangkaian yang terdiri dari masing-masing sumber tegangan”.
Sebagai contoh diperlihatkan seperti pada gambar rangkaian (3-1a), suatu
rangkaian yang terdiri dari dua sumber tegangan untuk menentukan arus cabang I1,
I2 dan I3, diperlihatkan seperti pada gambar rangkaian (3-1b) dan (3-1c) maka dapat
ditentukan arus cabang dari masing-masing sumber tegangan.
Jadi jumlah percabangan arus tersebut merupakan arus cabang pada gambar
rangkaian (3-1a). Untuk menentukan arus cabang dari rangkaian tersebut biasanya
langsung menggunakan Hukum Kirchoff dan menggunakan Teori Superposisi, mari kita
bandingkan.
Gambar 3-1.
Gambar 3-1.
Pertama kita pergunakan Hukum Kirchoff maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut :
I1 I2 I3 0
V1 R1 I1 R3 I 3 0
V2 R2 I 2 R3 I 3 0
Persamaan diatas kita uraikan maka masing-masing arus menjadi sebagai berikut :
I1
R2 R3 V1 R3 V2
A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
I2
R1 R3 V2 R3 V1 A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
R2 V1 R1 V2
I3 A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
R3 R3 V1
I 2 ' I1 ' A
R2 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R2 R2 V1
I 3 ' I1 ' A
R2 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
Kemudian seperti gambar rangkaian (3-1c) dengan sumber tegangan V2 maka arus
cabang dari rangkaian tersebut masing-masing adalah sebagai berikut :
I2"
V2
R1 R3 V2 A
R1 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R1
R1 R3
R3 R3 V2
I1 " I 2 " A
R1 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R1 R1 V2
I3" I 2 " A
R1 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
Jadi seperti yang diperlihatkan pada gambar rangkaian (3-1a) dapat ditentukan
jumlah arus cabang yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah sebagai berikut :
I1 ' I1"
R2 R3 V1 R3 V2 A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
I 2 " I 2 '
R2 R3 V2 R3 V1 A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
R2 V1 R1 V2
I 3 ' I 3 " A
R1 R2 R2 R 3 R3 R1
dari hasil tersebut diatas maka :
I1 I1 ' I1 "
I 2 I 2 ' I 2 "
I 3 I 3 ' I 3 "
Gambar 3-2.
Teori Thevenin dapat dikonfigurasikan seperti yang diperlihatkan pada gambar
rangkaian (3-2a) dan (3-2b), kalau kita lihatbagian dalam dari rangkaian N terdiri
dari sumber tegangan, dimana tegangan antara terminal a dan b adalah Vab.
Selanjutnya bila kita lihat lagi dari terminal a dan b maka terdapat tahanan jumlah
Rab, kemudian diantara terminal a dan b tersebut disambungkan dengan tahanan
R, sehingga arus I yang mengalir melalui tahanan R tersebut adalah :
Vab
I A
Rab R
Sehingga, rangkaian N merupakan rangkaian dua kutub dimana tegangan diantara
kedua terminalnya adalah Vab, jumlah tahanan diantara kedua terminalnya adalah
Rab, rangkaian ini dapat dikonfirmasikan seperti yang diperlihatkan pada gambar
rangkaian (3-3) merupakan sebuah batere yang mempunyai tahanan dalam Rab
dengan tegangan Vab.
Contoh Soal :
Seperti yang diperlihatkan gambar rangkaian (3-4a). Tentukan arus yang mengalir
melalui tahanan R3 dalam ranglaian tersebut.
Untuk menentukan arus (I) yang mengalir melalui tahanan R3 sudah tentu dapat
menggunakan Hukum Kirchoff, disini kita pergunakan Teori Thevenin. Gambar rangkaian
(3-4a) kita potong menjadi seperti gambar rangkaian (3-4b) pada terminal a dan b
dihubungkan tahanan Ra, pada terminal a dan b terdapat tegangan Vab dari terminal a dan
b pula tahanan dalam Rab masing-masing adalah sebagai berikut :
V1 V2
Vab V1 R1 V
R1 R2
R1 R2
Rab
R1 R2
maka menurut Teori Thevenin :
V1 V2
V1 R1
Vab R1 R2
I
Rab R3 R1 R2
R3
R1 R2
R2V1 R1V2
A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
Pada waktu menentukan tahanan dalam Rab, sumber tegangan pada
rangkaian tersebut dihubungkan singkat.
Teori Reciprocity
Teori Reciprocity pada dasarnya tidak lain diuraikan dari Hukum Ohm dan Kirchoff.
Jadi pengertian teori ini dapat diartikan seperti yang diperlihatkan pada gambar
rangkaian (3-6a) arus I2 sama dengan arus I1pada gambar rangkaian (3-6b).
Gambar 3-6
Baiklah kita buktikan seperti gambar (3-6a), arus I2 menurut
Hukum Ohm adalah :
V R3 V R3
I2 x
R2 R3 R2 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R1
R 2 R3
sama halnya seperti diatas untuk gambar (3-6b) arus I1 adalah :
V R3 V R3
I1 x
R R3 R1 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R1 2
R2 R3
Jadi I2 = I1
Teori Millman
Teori Millman dipergunakan untuk mempermudah perhitungan suatau
rangkaian listrik. Untuk lebih memahaminya dengan baik silahkan dipergunakan
dalam penyelesaian perhitungan suatu rangkaian listrik. Pengertian dari teori ini
seperti yang diperlihatkan pada gambar (3-7), batere dengan tahanan dihubungkan
seri selanjutnya dihubungkan paralel maka tegangan V antara terminal a dan b
adalah :
V1 V2 V3
R R2 R3
V 1
1 1 1
V
R1 R2 R3
Selanjutnya, persamaan diatas kita buktikan seperti yang diperlihatkan gambar (3-
8), Tegangan V antara terminal ab pada rangkaian tersebut, arus yang mengalir
masing-masing I1, I2, dan I3 selanjutnya menjadi persamaan sebagai berikut :
Gambar 3-9.
Untuk menyelesaikan persoalan diatas dapat digunakan beberapa
teori diantaranya adalah :
(1). Teori Hukum Kirchoff
Gambar 3-10.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar rangkaian (3-10) terdapat Loop I dan II,
masing-masing arus loop tersebut adalah i1 dan i2 sehingga dapat diperoleh
persamaan sebagai berikut :
V1 V2 R1i1 R2 i1 i2 R1 R2 i1 R2 i2 1
V2 R2 i2 i1 R3i2 R2i1 ( R2 R3 ) i2 2
dari persamaan diatas untuk menentukan i2, persamaan (1) dikalikan
dengan R2 dan persamaan (2) dikalikan dengan (R1+ R2) maka :
R2 V1 V2 R2 R1 R2 i1 R2 i2
2
R2V1 R1V2
jadi, i2 A
R1R2 R2 R3 R3 R1
arus loop i2 tersebut adalah arus yang mengalir melalui R3
(2). Teori Superposisi :
Gambar 3-11.
Selanjutnya kita gunakan Teori Superposisi. Seperti yang diperlihatkan
pada gambar rangkaian (3-11) masing-masing rangkaian terdapat sumber
tegangan V1 dan V2 sehingga arus yang mengalir melalui R3 adalah I ’
dan I ”.
V1 R2 R2V1
I'
R R
R1 2 3 R2 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R2 R3
V2 R1 R1V2
I"
RR
R2 1 3 R1 R3 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R1 R3
Arus yang mengalir melalui R3 adalah I pada sat rangkaian tersebut disupply oleh
sumber tegangan V1 dan V2, menurut Teori superposisi :
R2V1 R1V2
I I ' I"
R1 R2 R2 R3 R3 R1 R1 R2 R2 R3 R3 R1
R2V1 R1V2
A
R1R2 R2 R3 R3 R1
(3).Teori Thevenin.
Gambar 3-12
Selanjutnya kita gunakan Teori Thevenin, untuk itu perhatikan gambar rangkaian
(3-12).
Tegangan Vab antara terminal a dan b adalah :
V1 V2 R2V1 R1V2
Vab V1 R1 V
R1 R2 R1 R2
dimana, jumlah tahanan Rab antara terminal a dan b adalah :
R1 R3
Rab
R1 R3
menurut Teoro Thevenin :
R2V1 R1 R2
Vab R1 R3
I
Rab R3 R1 R2
R3
R1 R2
R2V1 R1V2 R1 R2
R1 R2 R1 R2 R3 R1 R2
R2V1 R1V2
A
R1 R2 R2 R3 R3 R1
(4). Teori Millman :
Gambar 3-13.
Selanjutnya gambar rangkaian (3-9) dapat dirubah menjadi gambar rangkaian (3-13),
dimana V3 = 0 (V). Dengan demikian tegangan antara terminal abmenurut tahanan
R3 adalah :
V1 V2 O
R1 R2 R3
Vab
1 1 1
R1 R2 R3
R V R1V2 R1 R2 R3
2 1
R1 R2 R1 R2 R2 R3 R3 R1
Dari sini dapat kita buktikan bahwa untuk menyelesaikan persoalan pada rangkaian
listrik dapat diselesaikan dengan beberapa teori, ternyata hasilnya sama.