Laporan Kasus Skabies-Nogita Ramansa Putri-G1a220065
Laporan Kasus Skabies-Nogita Ramansa Putri-G1a220065
SKABIES
Mulut
perdarahan (-), lidah kotor Leher
(-), ulkus (-), pembesaran KGB (-)
stomatitis (-), Tonsil T1-T1
Extremitas Superior
akral hangat, edema (-/-), Extremitas Inferior
CRT< 2 s, lesi (+) akral hangat, edema (-/-),
CRT< 2 s, lesi (+)
I: Gerakan dinding dada simetris, retraksi
(-/-)
P: Massa (-/-), krepitasi (-/-)
P: Sonor di kedua lapangan paru
A: Vesikuler (+/+), rh (-/-), wheezing (-/-)
Diagnosis banding
Pemeriksaan Anjuran
1. Dermatitis atopik (L20.9)
Kerokan kulit KOH 10%
2. Dermatitis kontak alergi
Burrow ink test
(L23)
Manajemen
Promotif :
Menjelaskan pada nenek pasien mengenai penyakit pasien mulai dari penyebab,
perjalanan penyakit, pengobatan, pencegahan dari penyakit ini.
Menjelaskan bahwa penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung maupun
tidak langsung
Menjelaskan bahwa penyakit ini harus diobati secara serentak jika terkena dalam
satu keluarga
Menjaga kebersihan diri
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah
Manajemen
Preventif :
Memantau penyembuhan penyakit pasien secara rutin. Hal ini dilakukan dengan
kerja sama dari pasien tersebut dengan mengikuti saran dokter untuk datang
secara berkala untuk pengobatan secara tuntas
Jika keluhan dirasakan kembali segera berobat ke pelayanan medis terdekat.
Resep Puskesmas :
Resep Ilmiah:
TINJAUAN PUSTAKA
-> penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau
Sarcoptes scabiei dan produknya. Berhubungan erat dengan higiene yang buruk.
Prevalensi skabies tinggi pada populasi yang padat
Faktor risiko :
c. Masyarakat yang hidup dalam
• Kanalikuli putih abu-abu
Pemeriksaan kelompok yang padat seperti
Fisik • Lesi di kulit yang lebih tipis, papul, vesikel tinggal di asrama atau
pesantren.
• Mikroskopis kerokan kulit untuk menemukan d. Higiene yang buruk.
Pemeriksaan tungau e. Sosial ekonomi rendah seperti di
penunjang panti asuhan, dan sebagainya.
f. Hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas.
Diagnosis Klinis
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar:
Di dalam keluarga, pakaian sering ditumpuk dan digantung, kasur tidak pernah di
jemur, kamar tidur jarang dibersihkan, handuk jarang dicuci, sprei dicuci 1x sebulan.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut meningkatkan resiko terjadinya panyakit skabies pada
pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyakit yang diderita
pasien dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
ANALISA KASUS
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien ini:
Pasien kontak dengan adik dan sepupu pasien yang mengalami keluhan
serupa. Di dalam keluarga, pakaian sering ditumpuk dan digantung, kasur
tidak pernah di jemur, kamar tidur jarang dibersihkan, handuk jarang
dicuci, sprei dicuci 1x sebulan.
ANALISA KASUS
Analisis untuk mengurangi paparan atau memutus rantai penularan
dengan faktor resiko atau etiologi pada pasien ini