Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

SKABIES

Nogita Ramansa Putri, S. Ked (G1A220065)


Preseptor: drg. Irawati Sukandar, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KELUARGA
PUSKESMAS KEBUN KOPI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama/jenis kelamin/umur: An. AI/Pr/15th
Pekerjaan/pendidikan : Kelas IX SMP
Alamat : RT 11 Thehok

LATAR BELAKANG SOSIO-EKONOMI-DEMOGRAFI-LINGKUNGAN-KELUARGA


Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah anak/saudara : Anak pertama dari 2 bersaudara
Status ekonomi keluarga : Cukup
Kondisi rumah
 Rumah permanen; luas ± 7 x 12 m2, dinding batu bata,
lantai semen dan keramik, atap seng
 Dilengkapi ventilasi udara, jendela, dan pencahayaan
alami dalam rumah cukup.
 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi.
 Keadaan rumah secara umum cukup bersih dan rapi.
 Air berasal dari sumur
 Penerangan dari PLN.
Kondisi lingkungan dan kebiasaan Aspek Perilaku dan Psikologis
di Keluarga dan lingkungan
 Lingkungan sekitar rumah tidak
begitu padat  Pakaian sering ditumpuk dan digantung
 Halaman depan cukup berantakan  Kasur tidak pernah di jemur
 Di dalam rumah tertata cukup rapi  Kamar tidur jarang dibersihkan
dan bersih namun di beberapa  Handuk jarang dicuci
ruangan seperti kamar tidur, dapur,  Sprei dicuci 1x sebulan
dan kamar mandi cukup  Pasien tidur dengan adiknya yang
berantakan. mengalami keluhan serupa
 Hubungan dengan anggota keluarga baik
Keluhan Utama

Muncul bintil-bintil kemerahan yang disertai gatal


pada sela jari tangan kanan dan kiri sejak ± 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli umum Puskesmas Kebun Kopi dengan keluhan
muncul bintil-bintil kemerahan yang disertai gatal pada sela jari tangan
kanan dan kiri sejak ± 1 bulan yang lalu. Bintil tersebut berisi air dan
berukuran sebesar jarum pentul yang disertai rasa gatal. Pasien
mengatakan sering menggaruknya sehingga bintil tersebut pecah. Awalnya
bintil berjumlah sedikit namun semakin lama semakin banyak dan
menyebar ke telapak tangan, punggung tangan, ketiak, perut,
selangkangan hingga paha. Rasa gatal yang dirasakan semakin memberat
saat malam hari sehingga pasien tidak pulas tidur.
Gatal tidak muncul bila pasien memakan makanan tertentu seperti telur,
daging, dan seafood. Tidak ada riwayat digigit serangga. Pasien membeli
obat salep di apotek (pasien lupa nama obatnya) untuk mengurangi
keluhannya namun keluhan muncul lagi dan semakin memberat. Keluhan
serupa juga dialami oleh sepupu dan adik pasien yang terlebih dahulu
mengalaminya dan mereka sering bermain bersama.
RPD: RPK:
 Riwayat penyakit kulit  Keluhan yang sama (+): adik dan
seperti ini sebelumnya sepupu
disangkal  Riwayat alergi dalam keluarga (-)
 Riwayat penyakit kulit
lainnya disangkal
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi (-), terpajan dengan bahan alergen (-),
digigit serangga (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/60 mmhg
Nadi : 88 x/i, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 145 cm
Status Gizi : Baik
Mata
Kepala CA (-/-), SI (-/-),
Normochepal pupil isokor, reflek
cahaya +/+
Telinga
Sekret (-) Hidung
serumen (-) perdarahan (-)
deviasi septum (-)

Mulut
perdarahan (-), lidah kotor Leher
(-), ulkus (-), pembesaran KGB (-)
stomatitis (-), Tonsil T1-T1

Extremitas Superior
akral hangat, edema (-/-), Extremitas Inferior
CRT< 2 s, lesi (+) akral hangat, edema (-/-),
CRT< 2 s, lesi (+)
I: Gerakan dinding dada simetris, retraksi
(-/-)
P: Massa (-/-), krepitasi (-/-)
P: Sonor di kedua lapangan paru
A: Vesikuler (+/+), rh (-/-), wheezing (-/-)

I: Datar, sikatriks (-), lesi (+)


P: Soepel, nyeri tekan(-), hepar, lien dan ginjal
I: Iktus kordis tidak terlihat tidak teraba, massa (-), turgor kembali cepat
P: Iktus kordis teraba di ICS V linea P: Timpani (+)
midclavicula sinistra A: BU (+) normal
P: Batas jantung
atas: ICS II linea parasternalis sinistra
kanan: ICS IV linea parasternalis dextra
kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra
A: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Status
Lokalisata
REGIO:
Palmar Dextra et Sinistra, Dorsum Manus
Dextra, Axillaris dextra, Abdomen, Femoris
dextra et sinistra
EFLORESENSI:
Lesi Utama: Papul
Bentuk: reguler
Ukuran: miliar
Jumlah: multiple
Batas: sirkumskripta
Warna: eritema
Tepi: tidak aktif
Distribusi: regional
Permukaan: tidak rata
Konsistensi: padat
Sekitar: terdapat skuama halus
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (8/3 /22)
Leukosit: 11,1 x103/ uL
Eritrosit 4,87 x106/ uL
Hemoglobin 13,2 g/dL
HCT 37,6%
Diagnosa Kerja
MCV 77,2 fL
Skabies (B86)
MCH 27,1 pg
MCHC 35,1g/dL
Trombosit 467 x103/ uL

Diagnosis banding
Pemeriksaan Anjuran
1. Dermatitis atopik (L20.9)
 Kerokan kulit KOH 10%
2. Dermatitis kontak alergi
 Burrow ink test
(L23)
Manajemen
Promotif :

 Menjelaskan pada nenek pasien mengenai penyakit pasien mulai dari penyebab,
perjalanan penyakit, pengobatan, pencegahan dari penyakit ini.
 Menjelaskan bahwa penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung maupun
tidak langsung
 Menjelaskan bahwa penyakit ini harus diobati secara serentak jika terkena dalam
satu keluarga
 Menjaga kebersihan diri
 Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah
Manajemen

Preventif :

 Hindari kontak langsung dengan orang yang memiliki keluhan/penyakit


yang serupa
 Hindari menggunakan handuk atau pakaian yang sama dengan yang
digunakan oleh anggota keluarga lainnya.
Manajemen
Kuratif :
Non farmakologi :
 Mencuci semua pakaian, handuk, sarung bantal, dan sprei menggunakan air panas
dan menyetrika pakaian yang telah di cuci dengan setrika panas untuk membunuh
semua telur Sarcoptes scabiei
 Menjemur bantal dan kasur di bawah sinar matahari langsung
 Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan
luka dan resiko infeksi
 Mengobati pasien skabies lain (adik dan sepupu pasien) agar tidak terjadi
penularan yang berulang
 Diet makanan yang bergizi
Farmakologi :
1. Topikal
Permetrin krim 5% dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari selama

10 jam, 1X seminggu. Setelah 10 jam, krim permetrin dibersihkan


dengan sabun.
2. Sistemik
Anti histamin:Chlorpheniramine maleate tab 4 mg, 3x1 tab/hari
Obat Tradisional
JARAK ( Ricinus communis L.)
- Bagian yang digunakan : Biji
- Dosis : 2 x 10 biji/hari
- Cara pembuatan : Biji dibuang kulitnya,
dihaluskan,
ditambah sedikit garam dan
tempelkan pada bagian yang sakit
BROTOWALI (Tinospora cripa miers)
- Bagian yang digunakan : Batang segar
- Dosis : 2 x 2 jari batang segar/hari
- Cara pembuatan : Bahan dihaluskan bersama
minyak kelapa secukupnya.
Oleskan pada bagian yang sakit
Manajemen
Rehabilitatif

 Memantau penyembuhan penyakit pasien secara rutin. Hal ini dilakukan dengan
kerja sama dari pasien tersebut dengan mengikuti saran dokter untuk datang
secara berkala untuk pengobatan secara tuntas
 Jika keluhan dirasakan kembali segera berobat ke pelayanan medis terdekat.
Resep Puskesmas :
Resep Ilmiah:
TINJAUAN PUSTAKA

-> penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau
Sarcoptes scabiei dan produknya. Berhubungan erat dengan higiene yang buruk.
Prevalensi skabies tinggi pada populasi yang padat

Penularan dapat terjadi karena:


 Kontak langsung kulit dengan kulit
 Kontak tidak langsung
(melalui benda)
Gejala Klinis:
a. Pruritus nokturna
• Gejala Klinis b. Lesi timbul di stratum korneum
Anamnesis • Faktor Risiko yang tipis

Faktor risiko :
c. Masyarakat yang hidup dalam
• Kanalikuli putih abu-abu
Pemeriksaan kelompok yang padat seperti
Fisik • Lesi di kulit yang lebih tipis, papul, vesikel tinggal di asrama atau
pesantren.
• Mikroskopis kerokan kulit untuk menemukan d. Higiene yang buruk.
Pemeriksaan tungau e. Sosial ekonomi rendah seperti di
penunjang panti asuhan, dan sebagainya.
f. Hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas.
Diagnosis Klinis

Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:


1. Pruritus nokturna.
2. Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok-kelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan
ditemukan papul atau vesikel.
4. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.


Komplikasi:
Infeksi kulit sekunder terutama oleh S. aureus sering terjadi, terutama pada anak.
Komplikasi skabies dapat menurunkan kualitas hidup dan prestasi belajar.
Penatalaksanaan Komprehensif
 Perbaikan higiene diri dan lingkungan
 Terapi secara serentak dan menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar
penderita skabies.
 Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di bawah ini:
Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut- turut, dipakai setiap habis
mandi, Krim permetrin 5% di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim permetrin dibersihkan
dengan sabun.
ANALISA KASUS

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga :


Di dalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis di keluarga
tidak ada hubungannya dengan penyakit pasien, karena didalam
keluarga pasien hubungan pasien dengan keluarga baik. Sehingga
tidak ada hubungan diagnosis dengan aspek psikologis dalam
keluarga.
ANALISA KASUS

Hubungan diagnosa dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga:

Di dalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis di keluarga


tidak ada hubungannya dengan penyakit pasien, karena didalam
keluarga hubungan pasien dengan keluarga baik. Sehingga tidak
ada hubungan diagnosis dengan aspek psikologis dalam keluarga.
ANALISA KASUS

Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar:

Di dalam keluarga, pakaian sering ditumpuk dan digantung, kasur tidak pernah di
jemur, kamar tidur jarang dibersihkan, handuk jarang dicuci, sprei dicuci 1x sebulan.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut meningkatkan resiko terjadinya panyakit skabies pada
pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyakit yang diderita
pasien dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
ANALISA KASUS

Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien ini:

Pasien kontak dengan adik dan sepupu pasien yang mengalami keluhan
serupa. Di dalam keluarga, pakaian sering ditumpuk dan digantung, kasur
tidak pernah di jemur, kamar tidur jarang dibersihkan, handuk jarang
dicuci, sprei dicuci 1x sebulan.
ANALISA KASUS
Analisis untuk mengurangi paparan atau memutus rantai penularan
dengan faktor resiko atau etiologi pada pasien ini

 Menjemur bantal dan kasur di bawah


 Hindari kontak langsung dengan orang yang
sinar matahari langsung
memiliki keluhan/penyakit yang serupa
 Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk
 Hindari menggunakan handuk atau pakaian yang
terlalu keras karena dapat
sama dengan yang digunakan oleh anggota
menyebabkan luka dan resiko infeksi
keluarga lainnya.
 Mengobati pasien skabies lain (adik dan
 Mencuci semua pakaian, handuk, sarung bantal,
sepupu dpasien) agar tidak terjadi
dan sprei menggunakan air panas dan menyetrika
penularan yang berulang
pakaian yang telah di cuci dengan setrika panas
 Diet makanan yang bergizi
untuk membunuh semua telur Sarcoptes scabiei
ANALISA KASUS
Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga

 Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.


 Pengobatan skabisid topikal yang diberikan dioleskan di seluruh kulit,
kecuali wajah, sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur.
 Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
 Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan
teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. Tungau akan mati
pada suhu 130˚C.
ANALISA KASUS
 Hindari penggunaan pakaian, handuk, sprei bersama anggota keluarga
serumah.
 Setelah periode waktu yang dianjurkan, segera bersihkan skabisid. Tidak
boleh mengulangi penggunaan skabisid yang berlebihan setelah seminggu
walaupun gatal masih dirasakan sampai 4 minggu kemudian.
 Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang
sama dan ikut menjaga kebersihan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai