Anda di halaman 1dari 16

Bed Site Teaching

Dermatitis Venenata

Oleh: Mentari Ginting (G1A218068)


Pembimbing: Dr. dr. Fitriyanti, Sp.KK, FINSDV

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Identitas Pasien
 Nama : Ny. Santi
 Umur : 31 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Desa Pudak, Kumpe Ulu
 Pekerjaan : IRT
 Status Pernikahan : Menikah
 Suku Bangsa : Indonesia
 Hobi : Memasak
Anamnesis

Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan


rasa gatal dan perih di wajah
sebelah kiri sejak 3 hari yang
lalu.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
3 hari yang lalu, pasien merasakan perih di bawah mata. Keluhan
tersebut bersamaan dengan munculnya kemerahan dan bintil-bintil kecil
di sekitaran kelopak mata bawah kiri pasien. Rasa perih itu juga
bersamaan dengan rasa panas di tempat yang sama. Pada saat bangun
pagi, keluhan dirasakan semakin memberat, kemerahan dan bintil-bintil
kecil pun semakin menyebar hingga ke daerah hidung, lama-kelamaan
ke sudut bibir sebelah kiri, alis mata sebelah kiri dan muncul keluhan
yang sama di dahi sebelah kanan.

Bintil-bintil kecil tersebut pun ada yang pecah dan mengeluarkan air,
disertai dengan rasa gatal yang semakin dominan dibanding rasa perih.
Sebelum mengalami keluhan ini, pasien membersihkan rumah dan
memotong rumput, namun tidak merasa digigit oleh serangga.
Demam (-), riwayat alergi (-). Pasien sempat mengkonsumsi loratadin,
dexametason dan memakai salep basitrosin.
RP
D Keluhan yang sama (-)

RP
K Keluhan yang sama (-)

RSE
Pasien merupakan seorang ibu
rumah tangga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Tekanan 05
Kesadaran: Darah:
125/78
04
Compos
Mentis 03
02
Suhu:
01
RR: 36,7
20 x/menit
Nadi: 100
x/menit
STATUS GENERALISATA
Kepala
Bentuk : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor
THT
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Deviasi septum (-)
Tenggorok : Pembesaran tonsil (-)
Leher : Pembesaran KGB (-),
Thoraks
Jantung : Bunyijantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Genitalia : Tidak di lakukan
Ekstremitas
Superior : Edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik
Inferior : Edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik
STATUS DERMATOLOGIS
Regio orbitalis sinistra

Terdapat vesikel-vesikel yang


berukuran miliar dengan dasar
eritema, dengan diameter 0,2 cm,
multipel, berbatas sirkumskrip, tepi
aktif, distribusi regional, permukaan
rata.
STATUS DERMATOLOGIS
Regio nasalis

• Terdapat patch dengan ukuran


numular, yang dilapisi krusta, multipel,
batas difuse, permukaan tidak rata,
distribusi regional, permukaan tidak
halus, pada perabaan didapatkan tidak
sama dengan kulit sekitar.
• Terdapat vesikel-vesikel yang berukuran
miliar dengan diameter 0,2 cm,
multipel, batas sirkumskrip, distribusi
regional, tersusun linier, permukaan
rata.
STATUS DERMATOLOGIS
Regio oralis

Terdapat patch yang dilapisi krusta


dengan ukuran lentikular, permukaan
tidak rata, batas difuse, distribusi
soliter, permukaan tidak rata dan
pada perabaan tidak sama dengan
kulit sekitar.
STATUS DERMATOLOGIS
Regio frontotemporal dextra

Terdapat vesikel-vesikel dengan


dasar eritema berukuran miliar,
multipel, batas sirkumskrip, tepi
aktif, distribusi regional, permukaan
rata, tersusun linier.
Pemeriksaan Penunjang:
Tidak dilakukan pemeriksaan

Diagnosis Banding:
- Dermatitis Venenata Diagnosis Kerja:
- Dermatitis Kontak Alergik Dermatitis
- Herpes Zoster Venenata
Terapi
Non Medikamentosa: Medikamentosa:
• Menjelaskan kepada • Metilprednisolon tab 4
pasien tentang penyakit, mg 2 x 1
faktor pencetus, dan
tatalaksananya. • CTM tab 3 x 1
• Menyarankan pasien untuk • Hidrokortison krim 5% 2
memakai pelindung diri x1
saat bersih-bersih.
• Menjaga kebersihan
PROGNOSIS

Qua ad vitam : bonam


Qua ad functionam: bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam
Pemeriksaan Anjuran
Uji Tempel
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan uji
tempel, yaitu:
• Dermatitis harus sudah sembuh.
• Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu setelah
pemakaian kortikosteroid sistemik dihentikan.
• Uji tempel dibuka setelah dua hari, kemudian dibaca.
• Pasien dilarang melakukan aktivitas yang dapat
menyebabkan uji tempel longgar. Pasien juga dilarang
mandi sekurang-kurangnya 48 jam.
• Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan
terhadap penderita yang mempunyai riwayat tipe
urtikaria dadakan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai