Diajukan kepada :
dr. Noer Tommy, Sp.B
Disusun Oleh :
Sagita Intan/ H3A019052
Nama : Tn. A
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Montir
No CM : 45-26-XX
Pasien datang ke poli RS dengan keluhan benjolan sebesar kelereng pada daun telinga kiri yang dirasakan
sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya berupa bintik kecil terasa gatal pada luka tindik. Benjolan semakin membesar
selama 1 tahun ini. Benjolan pertama kali muncul di daun telinga kiri bagian depan sebesar jarum pentul
sekitar 10 bulan yll, kemudian timbul pada daun telinga kiri bagian belakang. 6 bulan yang lalu sebesar biji
jagung, dan 2 bulan belakangan ini sudah sebesar kelereng. Selama ini benjolan terasa gatal hingga
mengganggu tidur dan mengganggu aktivitas sehari-hari, benjolan berawara kemerahan dan sedikit nyeri.
Faktor yang memperberat maupun memperingan tidak ada. Pasien mengaku keluhan tersebut juga terjadi pada
bagian tubuh lainnya, yaitu satu benjolan di siku kiri yang timbul 4 tahun yang lalu karena kecelekaan,
benjolan menghitam namun sudah tidak gatal ataupun nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan yang
sama sebelumnya : diakui 4 tahun yll
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat diabetes mellitus : disangkal
• Riwayat keganasan : disangkal
RR : 22 x/menit
VAS :3
STATUS GENERALISATA
Hidung : nafas cuping (-), sekret (-), septum deviasi (-), deformitas(-)
Posterior :
o Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitar, masa (-), hemithorax dextra dan sinistra simetris,
ICS tidak melebar
o Palpasi : hemithorax simetris, nyeri tekan (-/-), masa (-/-), taktil fremitus normal
o Perkusi : sonor lapang paru
o Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Pulsus Epigastrium (-), Sternal lift (-), Pulsus parasternal
(-), Thrill (-)
• Perkusi :
- Batas kanan bawah : ICS V linea parasternal dextra -
Batas kiri bawah : ICS V 1-2 cm medial linea
medioclavicularis sinistra
- Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra
- Batas atas jantung : ICS II linea parasternal sinistra
• Auskultasi : Suara jantung I dan II reguler, gallop (-), bising jantung
(-)
• Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama dengan kulit sekitar.
Auskultasi : Peristaltik 9 regio (+), Metallic sound (-), Bruit (-),
Succusion splash (-)
Perkusi : Tympani 9 regio (+), pekak sisi (+), pekak aih (-)
Palpasi : Ringan : Nyeri tekan 9 regio (-)
Dalam : Nyeri tekan 9 regio (-), massa (-), hepar tidak
teraba, lien tidak teraba,
Ekstremitas Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
CRT <2 detik <2 detik
STATUS LOKALISATA
Aurikula sinistra
• Bedah eksisi
PROGNOSIS
• Keloid adalah kelainan kulit yang terjadi akibat deposisi kolagen secara
berlebihan selama proses proliferasi penyembuhan luka. Deposisi
kolagen terus terjadi karena sintesis kolagen jauh lebih hebat dibanding
degradasinya, sehingga sebenarnya keloid bersifat menyerupai tumor
jinak.
ANATOMI
1. Lapisan epidermis atau kutikel, terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum,stratum
granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas dua jenis sel :sel-sel
kolumner dan sel pembentuk melanin).
2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin). Secara garis besar dibagi menjadi dua
bagian, yakni : pars papillare dan pars retikulare.
3. Lapisan subkutis (hipodermis) adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
ETIOLOGI
• Predisposisi genetik dan beberapa bentuk trauma kulit. Kulit atau luka akan
menimbulkan ketegangan dan menjadi penyebab penting dalam pembentukan
bekas hypertrophic scar dan keloid.
• Cenderung dialami pada usia pubertas. Bahwa individu yang lebih muda lebih
sering mengalami trauma dan kulit mereka lebih elastis dibandingkan kulit
seseorang yang usianya lebih tua.
• Terbentuknya keloid terutama terjadi pada bagian tubuh dengan konsentrasi
melanosit yang tinggi, dan sangat jarang pada telapak kaki dan telapak tangan.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
• Fase inflamasi mulai saat terjadi luka, ketika terjadi aktivasi kaskade
koagulasi menyebabkan pelepasan sitokin yang menstimulasi
kemotaksis sel imun non spesifik (seperti makrofag dan neutrofil) ke
dalam luka untuk debridemen awal luka.
• Setelah 48-72 jam, proses inflamasi berganti menjadi fase proliferasi
yang berlangsung sekitar 3-6 minggu. Fibroblas tertarik ke luka untuk
mensintesis jaringan granulasi. Jaringan granulasi ini terdiri dari
prokolagen, elastin, proteoglikan, dan asam hyaluronat dan membentuk
pola perbaikan struktural agar pertumbuhan vaskuler bisa terjadi.
PATOFISIOLOGI
• Pada fase maturasi normal, nodul dan kemerahan luka lebih lembut dan rata karena proses
sintesis dan degradasi kolagen yang berjalan secara bersamaan, dan juga elemen jaringan ikat
mengalami regresi setelah minggu ketiga. Pada keloid, sintesis kolagen diperkirakan 20 kali
lebih besar dibandingkan kulit sehat dan 3 kali lebih banyak daripada hypertrophic scar.
Produksi berlebih dari kolagen ini dapat mengakibatkan aktivitas proliferasi yang lebih kuat
dari fibroblas keloid.
• Pertumbuhan fibroblas dermis normal distimulasi oleh growth factor epitel yang dapat
dibalikkan oleh growth factor pengubah β1-Transforming GF. Growth Factor ini juga dapat
menstimulasi proliferasi fibroblas keloid yang merespon terhadap GF epidermal. Karena
itulah, proses ini memegang peranan penting dalam pembentukan penyakit fibrosis seperti
keloid.
• Pada keloid, sel mast melepaskan histamin, sehingga kadar histamin
yang tinggi ini menyebabkan keluhan gatal pada pasien dengan keloid.
Sel mast ini juga terkait dengan penyembuhan luka dan begitu juga
dengan pembentukan histamin.
• Sintesis kolagen meningkat pada jaringan keloid. Aktivitas enzim
hidroksilase prolyl meningkat yang mana ini menunjukkan
peningkatan sintesis kolagen. Jumlah kolagen yang disintesis
tergantung dari umur keloid. Keloid awal memiliki sintesis yang sangat
tinggi.
MANIFESTASI KLINIS
Gambar:
2. Bedah eksisi
• Semua sumber yang dapat menyebabkan inflamasi, termasuk folikel rambut yang
terperangkap, kista epitelial dan sinus tract harus dibuang, karena hal tersebut dapat
berpotensi menjadi sumber fibrogenic growthstimuli. Rekonstruksi bedah sedapat mungkin
didesain untuk mengurangi trauma jaringan dan wound tension, serta mencegah terjadinya
dead space, hematom dan infeksi. Reorientasi skar harus sejajar dengan garis skin tension.
• Jika kulit sekitar eksisi tidak dalam kondisi tension yang berlebihan, keloid berukuran kecil
dapat dieksisi dan luka ditutup secara primer. Namun jika penutupan primer tidak mungkin
dilakukan dan memerlukan tandur kulit, maka dilakukan eksisi keloid dengan meninggalkan
daerah berbentuk elips yang akan ditanamkan tandur kulit. Daerah berbentuk elips ini
berfungsi untuk menurunkan central tensile forces, dan diharapkan dapat menurunkan
kemungkinan untuk kambuh.