Anda di halaman 1dari 20

Ulkus Dekubitus

Definisi

• Ulkus dekubitus adalah kerusakan jaringan setempat pada kulit dan/atau jaringan
dibawahnya akibat tekanan, atau kombinasi antara tekanan dengan pergeseran (Shear), pada bagian
tubuh (Tulang) yang menonjol. Ulkus dekubitus menandakan telah terjadi nekrosis jaringan lokal,
sering terjadi pada bagian tubuh yang menonjol, misalnya sakrum, tuberositas iskialgia, trokanter,
tumit. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, Pressure Ulcer, Pressure sore, bed
sore, decubital ulcer.
Etiologi

• Terbentuknya ulkus dekubitus dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi tekanan yang menyebabkan iskemik
adalah penyebab utama. Setiap jaringan mempunyai kemampuan untuk mengatasi terjadinya iskemik akibat
tekanan, tetapi tekanan yang lama dan melewati batas pengisian kapiler akan menyebabkan kerusakan
jaringan yang menetap.

• Penyebab ulkus dekubitus lainnya adalah kurangnya mobilitas, kontraktur, spastisitas, berkurangnya fungsi
sensorik, paralisis, insensibilitas, malnutrisi, anemia, hipoproteinemia, dan infeksi bakteri. Selain itu, usia yang
tua, perawatan di rumah sakit yang lama, orang yang kurus, inkontinesia urin dan alvi, merokok, penurunan
kesadaran mental dan penyakit lain (seperti diabetes melitus dan gangguan vaskuler) akan mempermudah
terjadinya ulkus decubitus.

• Kuman yang sering dijumpai pada ulkus dekubitus adalah Proteus mirabilis group D streptococci, Escheria coli,
Staphylococcus species, Pseudomonas species, dan Corynebacterium. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
polibakteria pada ulkus dekubitus.
Faktor Risiko

• Faktor resiko primer

merupakan faktor resiko yang menyebabkan menurunnya pergerakan (morbiditas) sehingga terjadi
imobilisasi relative/total : Gangguan neurologis dengan paralisis, gangguan fungsi kognitif dan
penurunan kesadaran, intervensi bedah, gangguan psikiatrik dan obat psikotropika.

• Faktor resiko sekunder

adalah faktor-faktor yang dapat menurunkan toleransi jaringan : menurunnya tekanan intravaskuler,
meningkatnya konsumsi oksigen di sel, defisiensi nutrient dalam sel, pertahanan kulit melemah.
Stadium Luka Dekubitus
• Berdasarkan gejala klinis, NPUAP mengklasifikasikan ulkus dekubitus menjadi empat stadium, yakni :

• Stadium 1 : ulserasi terbatas pada epidermis dan dermis dengan eritema pada kulit. Penderita dengan
sensibilitas baik akan mengeluh nyeri. Stadium ini umumnya reversible dan dapat sembuh dalam 5 - 10 hari.

• Stadium 2 : ulserasi mengenai epidermis, dermis dan meluas sampai ke jaringan adiposa.Terlihat eritema dan
indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10 – 15 hari.

• Stadium 3 : ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkutis, dan otot sudah mulai terganggu dengan
adanya edema, inflamasi, infeksi dan hilangnya struktur fibril. Tepi ulkus tidak teratur dan terlihat hiper atau
hipopigmentasi dengan fibrosis. Kadang-kadang terdapat anemia dan infeksi sistemik. Biasanya sembuh
dalam 3- 8 minggu.

• Stadium 4 : ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia, otot, tulang serta sendi. Dapat terjadi artritis septik
atau osteomielitis dan sering disertai anemia. Dapat sembuh dalam 3 - 6 bulan.
Tipe ulkus decubitus

• Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dan perbedaan temperatur ulkus dekubitus dengan
kulit sekitarnya, ulkus decubitus dibagi menjadi 3 bagian:

• Tipe normal : Beda temperatur ± 2,5 ˚C antara dareah ulkus dengan kulit sekitar akan sembuh sekitar 6
minggu selama perawatan. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan namun
pembuluh dan aliran darah masih baik.

• Tipe arteriosklerotik : Beda temperatur < 1 ˚C antara daerah ulkus dengan kulit sekitar.Ulkus decubitus
terjadi karena tekanan dan arteriosklerotik pada pembuluh darah, penyembuhan terjadi dalam 16 minggu.

• Tipe Terminal : Terjadi pada penderita yang akan meninggal dan tidak akan sembuh.
Diagnosis

• Anamnesis geriatri lengkap dilakukan baik autoanamnesis atau aloanamnesis, terutama


sehubungan untuk mencari faktor faktor resiko (primer dan skunder ) misalnya lama
terjadi imobilisasi, komorbid penyakit (DM, stroke , penyakit pembuluh darah perifer ,
penurunan fungsi perifer , penurunan fungsi kognitif ) dan riwayat ulkus decubitus
sebelumnya. Pemeriksaan fisik pada kulit dilakukan dengan teliti, terutama pada daerah
predileksi (bagian yang menonjol) terjadi decubitus (sacrum, tumit, belikat,
siku).Inspeksi pada kulit melihat adanya daerah yang eritem/lesi, luka lecet, luka dalam.
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan ulkus dekubitus dengan nonmedikamentosa adalah meliputi pengaturan diet dan rehabilitasi
medik. Seperti telah disebutkan di atas, nutrisi adalah faktor risiko untuk terjadinya ulkus dekubitus. Pemberian
diet yang tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral akan meningkatkan status gizi penderita ulkus dekubitus.
Meningkatnya status gizi penderita ini akan memperbaik sistem imun penderita sehingga mempercepat
penyembuha ulkus dekubitus.

• Penatalaksanaan ulkus dekubitus dengan metode medikamentosa meliputi:

1. Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya

2. Mengangkat jaringan nekrotik

3. Menurunkan dan mengatasi infeksi.

4. Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi

5. Tindakan bedah
Komplikasi

• Komplikasi sering terjadi pada stadium 3 dan 4, walaupun dapat juga terjadi pada ulkus superfisial.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
1. Infeksi, sering bersifat multibakterial baik yang aerobic ataupun aneorobik
2. Keterlibatan jaringan tulang dan sendi seperti periostitis, osteitis, osteomielitis (38%), artritis septik
3. Septicemia
4. Anemia
5. Hipoalbuminemia
6. Kematian dengan angka mortalitas mencapai 48%
Laporan kasus

• IDENTITAS

Nama: Tn x
Umur:70 tahun
Jenis Kelamin:laki-laki
Alamat:jl. Bromo
Pekerjaan:pensiunan
Suku:Batak
Agama:islam
Anamnesis

• Keluhan utama :
Luka pada bagian atas bokong, lutut kiri, dan kelamin.

• Telaah:
Pasien laki-laki berumur 70 tahun datang ke IGD RS. Putri Hijau dengan keluhan adanya
luka pada bagian atas bokong, lutut kiri dan kelamin yang dialami sejak +1 bulan yang lalu. Luka
tersebut dengan ukuran bervariasi. Ukuran terbesar pada bagian bokong. Pada bagian bokong luka
berwarna kemerahan serta terasa nyeri. Selain itu pasien juga mengeluh nafsu makannya menurun.
dan susah BAB. Riwayat demam tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Buang air kecil biasa.
Menurut keluarga, pasien mempunyai riwayat jatuh saat di rumah kurang lebih 2 bulan yang
lalu. Akibat dari jatuh tersebut pasien menjadi sulit untuk berjalan. Sehingga pasien dirawat di rumah
sakit selama 1 minggu. Setelahnya pasien pulang, pasien hanya berbaring dan terlentang ditempat
tidur selama kurang lebih 1 bulan. pasien jarang bergerak di tempat tidur dan selalu terlentang.
• Riwayat penyakit sebelumnya :

Riwayat Diabetes Melitus (-), Hipertensi (-), alergi makanan dan obat-obatan (-)

• Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat yang sama dengan pasien. Riwayat Diabetes
Melitus (-), Riwayat Penyakit hipertensi (-).
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalisata : Sakit sedang
• Tanda Vital : TD : 120/70 mmHg. Pernapasan : 22 x/menit. Nadi : 88 x/menit. Suhu : 36,9 C
• Kepala : Bentuk normocephali Conjunctiva anemis - / - Sclera ikterik - / -
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-)
• Thorax
• Paru-Paru : Inspeksi : simetris bilateral
- Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi : sonor (+) pada seluruh lapang paru
- - Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V midclavicula sinistra
- Perkusi : batas jantung normal
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler (+), Gallop (-),Murmur (-)
• Abdomen
- Inspeksi : kesan datar
- - Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
- - Perkusi : tympani (+) pada seluruh lapang abdomen
- - Palpasi : Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-), Splenomegali (-) –
- Ekstremitas
- - Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
- - Inferior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
• Status Lokalis :
• Regio sacrum
- Inspeksi : Tampak luka terbuka berukuran 12 x 9 cm, eritema (+) dengan pinggir kehitaman ,
dasar otot, pus (-), jaringan nekrotik (-).
- Palpasi : nyeri tekan (+), fluktuatif (-)
• Regio Genu sinistra :
- Inspeksi : Tampak luka berukuran 5x3 cm, eritema (+), jaringan nekrotik (-),pus (-).
- Palpasi : nyeri tekan (+), fluktuatif (-)
• Regio glans penis :
- Inspeksi : Tampak k eritema pada regio glans penis, eksudat (+)
- Palpasi : nyeri tekan (+)
RESUME
• Pasien laki-laki umur 70 tahun masuk dengan keluhan adanya ulkus pada regio sacrum,
regio genu sinistra, dan regio glans penis yang dialami sejak +1 bulan yang lalu. Luka
tersebut dengan ukuran bervariasi. Ukuran terbesar pada region sacrum. Pasien
merasakan nyeri pada daerah luka tersebut. Selain itu pasien juga mengeluh nafsu
makannya menurun. dan susah BAB. Riwayat demam tidak ada, mual dan muntah tidak
ada. Buang air kecil biasa.

• Pemeriksaan fisik: TD: 120/70 mmHg, S: 36,90C, R: 22x/menit, N: 88 x/menit.


• Status Lokalis :
• Regio sacrum
- Inspeksi : Tampak luka terbuka berukuran 12 x 9 cm, eritema (+) dengan pinggir
kehitaman , dasar otot, pus (-), jaringan nekrotik (-).
- Palpasi : nyeri tekan (+), fluktuatif (-)
• Regio Genu sinistra :
- Inspeksi : Tampak luka berukuran 5x3 cm, eritema (+), jaringan nekrotik (-),pus (-).
- Palpasi : nyeri tekan (+), fluktuatif (-)

• Regio glans penis :


- Inspeksi : Tampak eritema pada regio glans penis, eksudat (+)
- Palpasi : nyeri tekan (+)
• DIAGNOSA AWAL:
-Ulkus Dekubitus Grade III Regio Sacrum
-Ulkus Dekubitus Grade II Regio Genu Sinistra

• PEMERIKSAAN PENUNJANG
WBC 6,6 x 103 /uL
RBC 3,38 x 106 /uL
HGB 9,1 g/dL
HCT 27,7 %
PLT 252 x 103 /uL
GDS 122 mg/dL
CREATININ 1,03 mg/dl
UREA 30,3 mg/dl
HbsAg Nonreaktif
• DIAGNOSIS AKHIR
• Ulkus Dekubitus Grade III Regio Sacrum
• Ulkus Dekubitus Grade II Regio Genu Sinistra

• PENATALAKSANAAN
• Non-medikamentosa
-Mobilisasi
-kasur dekubitus
-Perawatan luka
-Diet tinggi protein, kalori, vitamin, dan mineral
• Medikamentosa
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. cefotaxim 1 gr/12jam/IV
- Inj. ketorolac 30 mg/8jam/ IV
- Inj. Ranitidin/12 jam IV
• PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Dubia et bonam


• Quo ad sanationam : Dubi ad bonam
• Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai