Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI

REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


2020

“GENERAL ONKOLOGI”

Oleh :
Indri meliawati Radisu
11120192059

Pembimbing:
dr. Syarif Hidayatullah, Sp.OT
BAB I
PENDAHULUAN

• Onkologi adalah cabang ilmu kedokteran dalam hal ini ilmu mempelajari penyakit akibat
tumor. Dalam arti luas tumor berarti setiap benjolan abnormal pada tubuh tanpa melihat
penyebabnya. Tumor dalam arti sempit disebut juga neoplasma, yakni pertumbuhan sel
atau jaringan baru di luar kendali tubuh.

• Prinsip-prinsip Onkologi meliputi epidemiologi tumor, biologi tumor yang terdiri dari
karsinogenesis, genetik, etiologi kanker atau karsinogen, diagnosis dan stadium kanker, dan
terapi kanker.

• Kanker merupakan ancaman serius kesehatan masyarakat kita karena insiden dan angka
kematiannya terus merayap naik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

• Onkologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit akibat tumor. Dalam arti
luas tumor berarti setiap benjolan abnormal pada tubuh tanpa melihat penyebabnya, misalnya
benjolan pada dahi akibat terbentur benda keras atau pembengkakan akibat infeksi. Tumor dalam
arti sempit disebut juga neoplasma, yakni pertumbuhan sel atau jaringan baru di luar kendali tubuh.

Epidemiologi

• Angka kejadian tumor setiap tahun mengalami peningkatan dan diperkirakan ada sekitar 100.000
kasus baru setiap tahunnya. Insidens tumor bervariasi berdasarkan geografis suatu daerah.
Hal ini dikarenakan ada pengaruh dari faktor genetik, lingkungan, dan pengaruh diet.
Siklus Pertumbuhan Sel Dan Biokimiawi
Sel Tumor

 Sel tumor ialah sel tubuh kita sendiri yang mengalami transformasi
(perubahan) sehingga tumbuhnya di dalam tubuh menjadi autonom yaitu
tumbuhnya tersendiri, terlepas dari kendali pertumbuhan tubuh normal.
 Sel tumor terdiri dari :
- Sel tumor jinak
- Sel tumor ganas (sel kanker)
 Perbedaan sifat tumor jinak dengan sel ganas tergantung dari jauhnya
 penyimpangan dari bentuk sel normal dalam hal derajat diferensiasinya,
autonominya dan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan metastasis.
Sifat-sifat sel kanker

1. Bentuknya bermacam-macam (polimorfik)


2. Warnanya lebih gelap (hyperchromasi) dan bermacam-macam
(polychromasi)
3. Inti sel relative besar
4. Mitosis bertambah
5. Susunan sel-sel tidak teratur (anaplastik)
6. Tumbuh terus tanpa batas
7. Tidak menjalankan fungsi sel normal
8. Mengadakan infiltrasi ke sel-sel normal disekitarnya
9. Mengadakan metastasis kebagian-bagian tubuh lainnya
10. Merusak bentuk dan fungsi organ
Pertumbuhan Kanker

Pertumbuhan kanker pertumbuhan Kanker dibagi atas dua bagian, yaitu :

1. Pertumbuhan lokal terdiri dari :

Lokal in situ

Lokal invasive

2. Pertumbuhan / Penyebaran ke organ / Metastase :

Ke kelenjar limfe regional

Ke organ jauh
Pertumbuhan Lokal

Kanker mulai tumbuh dari satu sel kanker pada satu tempat di dalam organ
(unisentris). Jarang kanker tumbuh dari beberapa sel di dalam organ
(multisentris) atau dari beberapa organ (multilokular).

Bila sel kanker tumbuh bersamaan dalam satu tahun disebut


synchronous dan bila tumbuh dalam waktu berbeda disebut
metachronous.

Untuk terjadinya transformasi (perubahan) dari 1 sel normal menjadi sel


kanker oleh faktor karsinogen (penyebab kanker) diperlukan 2 hal yaitu
insiasi dan promosi.
Cara Penyebaran Kanker

 Perkontinuitatum : Pertumbuhan ke skitarnya


 Secara limfogen : Sel-sel menginfiltrasi saluran limfe → ke kelenjar
limfe regional
 Hematogen : Sel-sel menginfiltrasi kapiler pembuluh darah : ikuti
aliran darah
 Transluminal : Dalam dinding saluran nafas, saluran cerna saluran
urine
 Transerosa / trancoelum: Dalam dalam Cav, Thoracis, Cav. Abdomen, Cav.
Pelvis
 Iatrogen : Oleh tindakan kita, misalnya massage, operasi, dan
lain-lain.
Etiologi Kanker

Faktor eksogenik Faktor endogenik


 berasal dari
lingkungan luar,  meliputi kondisi
berkaitan erat imunitas, konstitusi
dengan lingkungan genetic, kadar
alamiah dan kondisi hormon, dan
kehidupan, meliputi kemampuan reparasi
faktor kimiawi, DNA.
fisika dan biologis.
Diagnosis

• Anamnesis harus
dilakukan secara teliti,
terinci tentang riwayat
penyakit, mendengarkan Pemeriksaan fisik
dengan penuh
perhatian keluhan • Laboratorium
utama pasien, hal • Radiologi
pokok dalam • Pemeriksaan fisik umum • Histologi
jawabannya terhadap • Pemeriksaan fisik lokal • Sitologi
pertanyaan tentang
riwayat penyakitnya. • Pemeriksaan kelenjar
• Mengumpulkan riwayat limfe
penyakit secara
komprehensif dan akurat
merupakan dasar yang Pemeriksaan penunjang
penting bagi diagnosis
tepat
Anamnesis
Klasifikasi Tumor Berdasarkan ICD 10 dari WHO

C00-C14 Malignant neoplasms of lip, oral cavity and pharynx


C00-C75 Malignant neoplasms, stated or presumed to be primary, of specified sites, except of lymphoid,
haematopoietic and related tissue
C00-C97 Malignant neoplasms
C15-C26 Malignant neoplasms of digestive organs
C30-C39 Malignant neoplasms of respiratory and intrathoracic organs
C40-C41 Malignant neoplasms of bone and articular cartilage
C43-C44 Melanoma and other malignant neoplasms of skin
C45-C49 Malignant neoplasms of mesothelial and soft tissue
C50-C50 Malignant neoplasm of breast (C50)
C51-C58 Malignant neoplasms of female genital organs
C60-C63 Malignant neoplasms of male genital organs
Klasifikasi Tumor berdasarkan ICD 10 dari WHO

C64-C68 Malignant neoplasms of urinary tract


C69-C72 Malignant neoplasms of eye, brain and other parts of central nervous system
C73-C75 Malignant neoplasms of thyroid and other endocrine glands
C76-C80 Malignant neoplasms of ill-defined, secondary and unspecified sites
C81-C96 Malignant neoplasms of lymphoid, haematopoietic and related tissue
C97-C97 Malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97)
D00-D09 In situ neoplasms
D10-D36 Benign neoplasms
D37-D48 Neoplasms of uncertain or unknown behaviour 
Stadium Tumor

Penentuan stadium tumor dapat bermanfaat untuk:

- Menentukan stadium tumor 

- Menentukan jenis tindakan / terapi.

- Evaluasi hasil terapi

- Menentukan Prognosis.

- Membandingkan hasil suatu terapi dengan jenis terapi

lain.
Stadium Tumor Berdasarkan sistem TNM

 T = Tumor.
Tx : Tumor primer tidak diketahui
T0 : tidak adanya tumor primer 
T1 : Karsinoma in situ
T1, T2, T3, T4 : peningkatan ukuran dan lokasi tumor primer.
 N = Node ( kelenjar )
Nx : kelenjar limfe regional tidak diketahui
N0 : tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.
N1,N2,N3 : peningkatan penjalaran ke kelenjar limfe regional.
 M = Metastasis jauh.
Mx : metastasis tidak diketahui
M0 : tidak ada metastasis jauh.
M1 ; adanya metastasis ke organ yang jauh.
Status Penampilan Menurut WHO

0: Baik, dapat bekerja normal.

1: Cukup, tidak dapat bekerja berat,ringan bisa.

2: Lemah, tidak dapat bekerja,tapi dapat jalan & merawat diri sendiri 50% dari

waktu sadar.

3: Jelek, tidak dapat jalan,dapat bangun &rawat diri sendiri,perlu tiduran > 50%

waktu sadar 

4: Jelek sekali : tidak dapat bangun & rawat diri sendiri,hanya tiduran saja.
Status Karnofsky

100 % : mampu melaksanakan aktivitas normal, tanpa keluhan/tidak ada


kelainan.
90 % : tidak perlu perawatan khusus, keluhan gejala minimal.
80 % : tidak perlu perawatan khusus, dengan beberapa keluhan / gejala.
70 % : tidak mampu bekerja, mampu merawat diri.
60 % : kadang perlu bantuan tetapi umumnya dapat melakukan untuk
keperluan sendiri.
50 % : perlu bantuan dan umumnya perlu obat-obatan.
40 % : tidak mampu merawat diri, perlu bantuan dan perawatan khusus.
30 % : perlu pertimbangan rawat di Rs.
20 % : sakit berat, perlu perawatan Rs
10 % : mendekati kematian.
0% : meninggal dalam iman ( Dying in dignity )
Status Penampilan menurut ECOG
(Eastern Cooperative Oncology Group)

Grade 0 : Masih sepenuhnya aktif tanpa hambatan untuk mengerjakan tugas kerja dan pekerjaan
sehari-hari.
Grade 1 : Hambatan pada pekerjaan berat, namun masih mampu bekerja kantor ataupun pekerjaan
rumah yang ringan.
Grade 2 : Hambatan melakukan pekerjaan, 50% waktunya untuk tidur dan hanya bisa mengurus
perawatan dirinya sendiri, tidak dapat melakukan pekerjaan lain.
Grade 3 : Hanya mampu melakukan perawatan diri tertentu, lebih dari 50% waktunya untuk tidur.
Grade 4 : Sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun, betul-betul hanya di kursi atau tiduran
terus.
Prinsip Penatalaksanaan

1. Menengakkan diagnosis

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan :


• Lokasi tumor primer, sedapat mungkin disesuaikan dengan kriteria ICD 10 (International Code of the
Diseases) dari WHO. Diagnosis klinis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, laboratorium dan
pemeriksaan radiologi seperti X-ray, CT-scan, USG dan MRI. Diagnosis klinis sedapat mungkin disertai
dengan pemeriksaan histopatologis atau sitologis.

2. Menentukan stadium tumor

• Penentuan stadium tumor secara klinis (clinical staging = cTNM) sangat penting dalam merencanakan
terapi dan penentuan prognosis. Stadium klinis ini berdasarkan pada hasil pemeriksaan sesuai diagnosis
klinis, TNM. Hasil ini dapat berubah setelah operasi dan stadium ini disebut patological staging (pTNM).

3. Penentuan status penampilan


(Performace status)

• Penentuan status penampilan sangat penting di dalam perencanaan pengobatan.


Prinsip Penatalaksanaan

4. Perencanaan pengobatan ( terapi )

• Setelah diagnosis, staging dan status penampilan penderita ditentukan maka dapatlah direncanakan
modalitas terapi yang sesuai untuk penderita. Disini perlu pendekatan multidisiplin.
• Terapi operasi terutama dilakukan pada tumor yang masih lokal atau lokoregional, sedang tumor yang sudah
bermetastasis, pembedahan hanya bersifat paliatif (tidak kuratif lagi). Terapi operasi dapat didahului oleh
terapi radiasi atau sesudah operasi diikuti terapi radiasi atau pemberian kemoterapi. Terapi ini disebut
adjuvant terapi.

5. Pelaksanaan (implementasi)

• Dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan perlu dilakukan kerja sama yang baik dari anggota tim
kanker

6. Evaluasi

• Dilakukan setelah pelaksanaan terapi dan tinjauan apakah stadium klinis sesuai dengan stadium patologi
sesudah operasi. Bila berbeda mungkin dipertimbangkan pemberian terapi adjuvant atau terapi tambahan..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai