Penilaian Kinerja
Balance Scorecard
Disusun oleh: Dosen Pengampu: Jumat
Andy Iswindarto - 210820101023 Dr. Sri Wahyu Lelly Hana 1 April 2022
Agus Hendro Setiawan - 210820101056 Setyanti, S.E., M.Si pukul 18.50 WIB
Fitra Ar Rasyid - 210820101056 s.d selesai
Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB)
Universitas Jember
Latar Belakang
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
Masalah
• Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang
semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam
persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan
penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan
dengan perusahaan lain.
“A good balanced scorecard should tell • Dengan meningkatnya persaingan bisnis tersebut memacu
the story of your strategy.”
manajemen untuk lebih memperhatikan tentang
penilaian/pengukuran kinerja. Selain digunakan untuk menilai
Robert Kaplan
keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan
dalam perusahan, dll.
Latar Belakang
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
Masalah
Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk
mengukur kinerja yaitu Balanced Scorecard., dimana Balanced
Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi
merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada
seluruh tingkatan dalam organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang
komprehensif tidak hanya merupakan ukuran - ukuran keuangan tetapi
penggabungan ukuran - ukuran keuangan dan non keuangan dengan
tujuan agar perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik
kedepannya.
Balance Scorecard skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil
kinerja seseorang.
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
PENULIS PENGERTIAN
Menurut Hansen dan Mowen a responsibility accounting system objectives and measures for four different perspective: the
dalam buku Amin Widjaja financial perspective, the customer perspective, the process perspective, and the learning and growth
Tunggal (2009: 2) (infrastructure) perspective.
Menurut Atkinson, et al dalam buku pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat perspektif yaitu
Sony Yuwono, et al (2007: 8) keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Menurut Atkinson, Banker, Kaplan suatu set dari target dan hasil kinerja yang digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur
and Young (1997) kinerja yang diarahkan kepada gabungan faktor kritis dari tujuan.
PENULIS PENGERTIAN
Menurut Anthony dan Suatu alat sistem untuk memfokuskan perusahaan, meningkatkan komunikasi antar tingkatan
Govindrajan (1997) manajemen, menentukan tujuan organisasi dan memberi umpan balik yang terus - menerus guna
keputusan yang strategis.
Kesimpulan Jadi, dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah perencanaan dan manajemen sistem
strategis yang digunakan secara luas dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di
seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi,
meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap tujuan
strategis dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard (BSC) merupakan konsep manajemen yang diperkenalkan Robert Kaplan pada tahun 1992, sebagai
perkembangan dari konsep pengukuran kinerja (Performance Measurement) yang mengukur kinerja perusahaan.
Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang “seimbang
(balanced)” dalam mengukur kinerja strategi perusahaan yang didasarkan pada empat perspektif, yaitu : finansial,
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Dalam perkembangannya, BSC kemudian dikembangkan untuk menghubungkan tolak ukur bisnis dengan strategi
perusahaan.
Pada pertengahan 1993, perusahaan konsultan yang dipimpin David P. Norton, Renaissance Solution Inc. menerapkan
BSC untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di berbagai perusahaan kliennya. Keberhasilan
pemanfaatan BSC sangat pesat sehingga BSC tidak hanya digunakan untuk sistem pengukuran kinerja tetapi juga dapat
09
dipakai sebagai sistem manajemen strategis.
Empat Perspektif Balance Scorecard
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
Dalam Balance Scorecard Dalam perspektif ini, yang Perspektif proses bisnis
Perspektif pembelajaran
perspektif keuangan pertama kali harus internal merefleksikan
dan pertumbuhan
merupakan perspektif yang dilakukan oleh perusahaan proses-proses kunci di
merefleksikan kapabilitas
tidak bisa diabaikan. adalah penentuan segmen perusahaan yang dapat
perusahaan dalam
Pengukuran kinerja pasar pelanggan yang akan dioptimalkan yang dapat
mengembangkan 3 jenis
keuangan menunjukan menjadi target yang ingin meningkatkan value
sumber daya: sumber daya
apakah perencanaan, disasar oleh perusahaan. proposisi yang dapat
manusia, sumber daya
implementasi dan menarik dan
organisasi & sumber daya
pelaksanaan serta strategi mempertahankan
informasi.
memberikan perbaikan pelanggan.
mendasar.
2 Peningkatan Komunikasi Strategis dan Eksekusi 6 Penyelarasan Organisasi yang Lebih Baik
3 Penyelarasan Proyek dan Inisiatif yang lebih baik 7 Penyelarasan Proses yang Lebih Baik
Scorecard
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
• Terjadi hubungan yang buruk antara ukuran perspektif non finansial dengan hasil yang diperoleh. Keuntungan di masa depan tidak terjamin selalu mengikuti
pencapaian target dalam perspektif non-finansial.
• Hanya terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result). Manajer memiliki tanggung jawab terbesar terhadap kinerja keuangan sehingga manajer lebih peduli
terhadap aspek finansial perusahaan daripada aspek lainnya.
• Tidak ada mekanisme perbaikan yang jelas (no mechanism for improvement) untuk perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak mempunyai alternative cara untuk
meningkatkan tujuannya sehingga hal ini menjadi kelemahan BSC. Tanpa metode yang jelas maka peningkatan tujuan tidak dapat dicapai oleh perusahaan.
• Tidak ada pembaharuan ukuran (measures are not up to date). Tidak memiliki mekanisme formal untuk memperbarui ukuran menjadi kendala yang sering dihadapi
oleh banyak perusahaan sehingga masih memakai ukuran dengan basis strategis lama.
• Terlalu banyak pengukuran yang dipakai oleh suatu perusahaan (measurement overload). Ukuran yang dipakai oleh manajer biasanya akan menghilangkan fokus
sehingga kesuksesan perusahaan akan sulit tercapai. Kehilangan fokus juga menyebabkan manajer melakukan terlalu banyak hal dalam waktu bersamaan.
• Kesulitan dalam menetapkan trade-off pada sebuah perusahaan (difficult in estabilishing trade off)
• Beberapa perusahaan akan menggabungkan ukuran non-finansial dengan finansial pada suatu laporan sehingga setiap ukuran akan diberi bobot. Tanpa bobot maka
perusahaan akan sangat sulit untuk menggabungkan aspek finansial dan non-finansial.
• Balanced Scorecard belum bisa menetapkan sistem kompensasi secara tepat sebagai tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja.
• Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap kinerja perusahaan jika memakai metode BSC.
BSC adalah alat komprehensif BSC menyiapkan logika untuk BSC mampu mengartikulasi strategi
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
untuk memahami pelanggan dan menciptakan modal intangible dan pertumbuhan menjadi keandalan
kebutuhannya, dan kesenjangan intelektual dimana dengan bisnis yang fokus kepada upaya-
Pandey (2005) kinerja. pengukuran tradisional dalam upaya non finansial
sistem kinerja sulit dilakukan.
menjelaskan berbagai
alasan mengapa BSC
digunakan dalam
organisasi:
MEMUDAHKAN FEEDBACK
PEMAHAMAN
Balance Scorecard
Robert Kaplan dan David Norton,
mensyaratkan dipegangnya lima prinsip
utama berikut:
Andy Iswindarto - Agus Hendro Setiawan - Fitra Ar Rasyid
• Menghubungkan dan menyelaraskan organisasi dengan strategi itu. Ini untuk memberikan arah dari
Kedua
eksekutif kepada staf garis depan
• Membuat strategi merupakan pekerjaan bagi semua orang melalui kontribusi setiap orang dalam
Ketiga
implementasi strategis
Keempat • Membuat strategi suatu proses terus menerus melalui pembelajaran dan adaptasi organisasi