Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN JIWA

Gangguan jiwa adalah


sekelompok gejala yang ditandai
dengan perubahan pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang
yang menimbulkan
hendaya/disfungsi dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
1. Gangguan kecemasan
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan merespons objek atau situasi
tertentu dengan perasaan takut dan panik hingga jantungnya berdetak lebih cepat.
Kondisi ini dapat dikatakan sebagai gangguan jika gejala-gejala tersebut tidak
dapat mereka kendalikan dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan
kecemasan juga dapat berupa fobia terhadap situasi tertentu, gangguan kecemasan
sosial, atau gangguan panik.

2. Gangguan kepribadian
Mereka yang mengalami gangguan kepribadian umumnya memiliki karakter
ekstrem dan kaku yang tidak sesuai dengan kebiasaan bermasyarakat, seperti
antisosial atau paranoid.

3. Gangguan afektif atau mood


Orang yang mengalami gangguan mood dapat terus-menerus merasa sedih, terlalu
gembira selama periode tertentu, atau perasaan sangat senang dan sangat sedih
yang berubah dalam waktu singkat dan terjadi secara berulang. Bentuk paling
umum dari kondisi ini adalah gangguan bipolar dan depresi.
4. Gangguan ketidakmampuan mengontrol keinginan
Orang dengan gangguan ini tidak dapat menolak dorongan dari dalam dirinya untuk
melakukan hal-hal yang sebenarnya membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok ini adalah kleptomania atau dorongan untuk
mencuri barang-barang kecil, piromania atau dorongan kuat untuk menyulut api, serta
kecanduan minuman keras dan obat-obatan terlarang.

5. Gangguan psikotik
Gangguan ini mengacaukan pikiran dan kesadaran manusia. Halusinasi dan delusi adalah dua
bentuk gejala paling umum dari kondisi ini. Orang yang mengalami halusinasi merasa dirinya
melihat atau mendengar suara yang sebenarnya tidak nyata.
Sementara itu, delusi adalah hal tidak benar yang dipercaya oleh penderitanya sebagai sesuatu
yang benar. Misalnya, delusi kejar, yaitu kondisi ketika penderita merasa diikuti seseorang.

6. Gangguan pola makan


Penderitanya mengalami perubahan perilaku, kebiasaan, dan emosi yang berkaitan dengan
berat badan dan makanan. Contoh paling umum dari gangguan ini adalah anoreksia nervosa,
yang ditandai dengan kondisi tidak mau makan dan memiliki ketakutan abnormal terhadap
kenaikan berat badan.
Contoh lain adalah bulimia nervosa, kondisi ini ditandai dengan perilaku makan berlebihan,
kemudian memuntahkannya secara sengaja. Ada juga kondisi binge eating disorder atau
kondisi saat seseorang makan terus-menerus dalam jumlah banyak dan merasa tidak bisa
berhenti, tetapi tidak disertai memuntahkan makanan kembali.
7. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD)
Seorang penderita OCD memiliki pola pikir yang terus-menerus dipenuhi oleh ketakutan atau
pikiran mengganggu yang disebut dengan obsesif. Kondisi ini membuat mereka melakukan
suatu ‘ritual’ secara berulang-ulang yang disebut kompulsif.
Contohnya adalah orang yang terus-menerus mencuci tangan karena adanya rasa takut secara
berlebihan terhadap kuman.

8. Gangguan pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD)


Gangguan ini merupakan gangguan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian
traumatis, seperti kematian anggota keluarga secara tiba-tiba, pelecehan seksual, atau bencana
alam.

9. Sindrom respons stres atau gangguan penyesuaian


Gangguan penyesuaian terjadi ketika seseorang menjadi emosional dan mengalami perubahan
perilaku setelah berada pada kondisi di bawah tekanan atau krisis, seperti perceraian, bencana
alam, atau kehilangan pekerjaan.

10. Gangguan disosiatif


Gangguan disoasiatif adalah kondisi ketika penderitanya mengalami gangguan parah pada
identitas, ingatan, dan kesadaran akan diri sendiri dan lingkungan tempat ia berada. Gangguan
ini juga kerap dikenal dengan sebutan kepribadian ganda.
11. Gangguan seksual dan gender
Gangguan seksual dan gender adalah jenis gangguan yang diketahui bisa berdampak pada
gairah dan perilaku seksual seseorang, seperti parafilia dan gangguan identitas gender.

12. Gangguan somatoform


Gangguan somatoform adalah jenis gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan
penderita merasa mengalami nyeri atau sakit pada anggota tubuhnya. Pada beberapa kasus,
orang tersebut sebenarnya tidak ada tanda gangguan medis apa pun pada tubuhnya.
ENYEBAB

aktor biologi antara lain adalah keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses
rsalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala dan adanya gangguan anatomi dan
siologi saraf.

aktor psikologis yang berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa antara lain
alah interaksi dengan orang lain, intelegensia, konsep diri, keterampilan,
eativitas, dan tingkat perkembangan emosional.

aktor sosial yang berpengaruh yaitu stabilitas keluarga, pola asuh orang tua, adat
n budaya, agama, tingkat ekonomi, nilai dan kepercayaan tertentu.
PENANGANAN

Upaya Kesehatan Jiwa dilakukan melalui kegiatan:


a. promotif
b. preventif;
c. kuratif; dan
d. rehabilitatif.
Promotif
• a. mempertahankan dan meningkatkan derajat
• Kesehatan Jiwa masyarakat secara optimal;

• b. menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran


• hak asasi ODGJ sebagai bagian dari masyarakat;

• c. meningkatkan pemahaman dan peran serta


• masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa; dan

• d. meningkatkan penerimaan dan peran serta


• masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa.
preventif

• a. mencegah te{adinya masalah kejiwaan;


• b. mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya
gangguan jiwa;
• c. mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa
pada masyarakat secara umuln atau perorangan;
dan/atau
• d. mencegah timbulnya dampak masalah
psikososial.
Kuratif

• a. penyembuhan atau pemulihan;


• b. pengurangan penderitaan;
• c. pengendalian disabilitas; dan
• d. pengendalian gejala penyakit.
Rehabilitatif
• a. mencegah atau mengendalikan disabilitas;
• b. memulihkan fungsi sosial;
• c. memulihkan fungsi okupasional; dan
• d. mempersiapkan dan memberi kemampua.n
ODGJ agar mandiri di masyarakat.
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai