SMAN 11 Bandung
1. Film Dokumenter Kerajaan
Talagamanggung 2013 1. Nara Sumber Internet Sehat, KODIM 0617
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bandung (1999)
Majalengka Tahun 2022
Ilmu Komputer Universitas Padjajaran ( Tidak Selesai) 2. Film Dokumenter PNPM Mandiri
2. Nara Sumber Fotografi dan Videografi –
Teknik Informatika Universitas Majalengka (2012)
Pedesaan 2014 Bawaslu Tahun 2022
Diklat 3. Film Iklan layanan Masyarakat 3. Nara Sumber Seminar Strategi
1. Diklat Graphic Designer Diskominfo Provinsi Jawa Barat (2016) “MAYA” Komunikasi Efektif Polres Majalengka
2. Diklat Multimedia BPSDM Provinsi Jawa Barat (2021) 2020
4. Film Dokumenter Majalengka on
3. Diklat Manajemen Issue BPSDM Provinsi Jawa Barat (2020)
The Spot 2015 4. Nara Sumber Seminar Mencegah
Riwayat Pekerjaan
Radikalisme (UNMA 2018)
Senior Programmer PT Indigo International Consultant 1999-2000
5. Film Animasi Kertajati Aero City 5. Nara Sumber Workshop Penggunaan
2016 Internet yang Aman dan Sehat (Polres
IT Support United Nations International Children's Emergency Fund”
(UNICEF) 2001-20020 Majalengka 2019)
6. Film Dokumenter The Beauty Of
Graphics Designer pada Seski Peliputan dan Dokumentasi HUMAS
Majalengka 2017 6. Nara Sumber : Workshop Digital
Pemda Majalengka 2005-2009
Parenting , Program P2WKSS Tahun 2021
Penyaji Informasi Diskominfo Kab. Majalengka 2010-2018
7. Nara Sumber Workshop Content
Pengelola Media Center dan Kemitraan Media Diskominfo Kab.
Majalengka 2017-s/d Juli 2022. Manajemen System dan Radio
Broadcasting – Dishubkominfo 2017
Penyusun Data dan Informasi, Dinas Kominfo Kab. Majalengka
0%
2018 2019·2020 2021·2022
Tingkat Penetrasi dan Kontribusi Internet Berdasarkan Umur
99,16%% 98,64%
87,30%
62,43%
51,73%
25,68% 27,68%
[Judi Online]
[Pengancaman dan Pemerasan] [Ujaran Kebencian] [Menyebarkan Berita Bohong atau Hoax]
[Teror Online]
HATESPEECH
Ujaran Kebencian
adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau
kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan
kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek
seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, kewarganegaraan,
agama, dan lain-lain.
MENGAPA SESEORANG
MEMBUAT DAN MENYEBARKAN HOAX ?
1 Hanya sebuah humor demi kesenangan belaka. Setiap orang memiliki cara sendiri untuk membuat dirinya merasa senang.
Dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang, orang bisa melakukan hal-hal yang aneh, langka dan tidak logis. Namun
menimbulkan decak kagum yang lucu dan penuh fantasi.
2 Ini hanyalah usaha untuk mencari sensasi di internet dan media sosial. Biasanya untuk merebut perhatian lebih banyak user,
pemilik website dengan sengaja memberikan konten lebay sekedar untuk mencari perhatian publik..
3 Beberapa memang menggunakannya (menyebarkan hoax) demi untuk mendapat lebih banyak uang dengan bekerjasama dengan
oknum. (Kasus Saracen)
4 Hanya untukikut-ikutan agar terlihat lebih seru. Ini juga merupakan salah satu strategi internet marketing dengan menyuguhkan
berita yang lebay maka akan semakin banyak komentar dan like kesana sehingga kelihatan lebih hidup dan lebih ramai.
5 Untuk menyudutkan pihak tertentu (black campaign). Keadaan ini sering terjadi saat sedang berlangsungnya Pilkada/ Pilgub/
Pileg/ Pilpres. Begitulah manusia saat hawa nafsunya tinggi untuk memiliki jabatan alhasil segala cara akan di tempuhnya alias
menghalalkan segala cara.
6 Sengaja menimbulkan keresahan. Saat situasi jelek/ rumit mulai tersebar maka muncullah kekuatiran di dalam masyarakat.
Beberapa orang memanfaatkan keresahan ini untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Istilahnya adalah "memancing di air
keruh" dan "memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan".
7 Niatan untuk mengadu domba. Inilah yang sering terjadi pada saat ini yaitu ada oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan
penyebaran hoax hanya untuk mengadu domba tanpa kepentingan tertentu ataupun menjatuhkan kedua lawan. Dengan contoh
politik yang ada saat ini lebih kepada politik adu domba.
MENGAPA HOAX MUDAH MENYEBAR ?
1 Kemudahan bagi masayarakat dalam memiliki alat komunikasi yang modern dan murah, dalam hal ini adalah penggunaan
smartphone sebagai media pencarian informasi
2 Masyarakat mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum jelas tanpa memverifikasi atau mengkonfirmasi kebenaran
informasi/berita tersebut, sehingga langsung melakukan tindakan share informasi yang belu jelas kebenarannya.
3 Kurangnya minat membaca, sehingga ada kecenderungan membahas berita tidak berdasarkan data akurat, hanya mengandalkan
daya ingat atau sumber yang tidak jelas.
4 Kebencian dan Fanatisme terhadap satu kelompok / Golongan menyebabkan Berita Tidak Diverifikasi yang penting dapat
menjatuhkan Kelompok / Golonganlainnya dan menguntungkan Kelompok/Golongannya.
BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI HOAX?
1 Hati-hati dengan judul provokatif, Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan
langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar
menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
2 Cermati alamat situs, Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs
dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog,
maka informasinya bisa dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia
yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300.
Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
3 Periksa fakta, Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri?
Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Hal lain yang perlu
diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk
bersifat subyektif.
4 Cek keaslian foto, Kebencian dan Fanatisme terhadap satu kelompok / Golongan menyebabkan Berita Tidak Diverifikasi yang
penting dapat menjatuhkan Kelompok / Golonganlainnya dan menguntungkan Kelompok/Golongannya. Di era teknologi digital
saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya
pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan UPLOAD FOTO ke
kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan.
MENGAPA BANYAK ORANG MELAKUKAN UJARAN
KEBENCIAN ?
1 prasangka buruk terhadap orang atau kelompok tertentu. Prasangka ini dapat
terbentuk dari sosialisasi dan internalisasi terus menerus oleh keluarga, pihak
sekolah, teman-teman, atau orang-orang di sekitar pembuat ujaran kebencian. Tak
peduli rekam jejak positif yang dibuat objek ujaran kebenciannya, ia akan tanpa
tedeng aling-aling menghakimi orang atau kelompok tersebut
2 konflik atau kekecewaan terhadap tindakan tertentu yang dilakukan si Objek, dapat
memicu pembuat ujaran kebencian untuk menyatakan hal-hal negatif tentangnya.
Bisa saja sebelumnya si Pembuat Ujaran Kebencian tak bermasalah dengan identitas si
Objek. Namun, didorong rasa kecewa, ia memprovokasi orang-orang sekitarnya untuk
percaya, latar belakang si Objeklah yang membuatnya menjadi musuh bersama. Motif
ini bisa dikatakan sebagai motif balas dendam pembuat ujaran kebencian terhadap si
Objek.
3 Perasaan terancam rupanya ditemukan oleh sejumlah peneliti dalam laporan
Walters et. al. sebagai penyebab munculnya kata-kata merendahkan si Objek. Motif
ini disebut dengan motif defensif. Khawatir negerinya dijajah secara ekonomi orang-
orang nonpribumi, pembuat ujaran kebencian pun melancarkan aksinya. Ujungnya
bisa sangat mengerikan. Penyerangan terhadap kelompok etnis Tionghoa pada
Tragedi 1998 adalah salah satu contohnya.
4 Ujaran kebencian ini menular. Jika seseorang menganggap pembuat ujaran kebencian
sebagai sosok yang kredibel, berkuasa, dipanut, atau diyakini setiap ucapannya adalah
kebenaran, maka ia akan menyebarkan berita-berita buruk serupa soal objek ujaran
kebencian. Tak peduli yang dikonsumsi dan didistribusikannya berita bohong atau
opini personal sekalipun, selama ia bisa menyalurkan hasrat mengutarakan
ketidaksukaannya, hal itu dianggap sah-sah saja untuk dibaca dan dibagikan.
Pasal 27 UUD NO 11 TAHUN 2008
1. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ atau
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling
banyak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ atau
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama
6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
Pasal 45 UUD NO 19 TAHUN 2016
3. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ atau
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/ atau
pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau denda paling
banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
4. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ atau
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/ atau
pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 45 UUD NO 19 TAHUN 2016
3. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ atau
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/ atau
pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau denda paling
banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
4. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ atau
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/ atau
pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan delik aduan
Pasal 45 a UUD NO 19 TAHUN 2016
1. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/ atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 45 b UUD NO 19 TAHUN 2016
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mengirimkan Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik
yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 46 UUD NO 11 TAHUN 2008
1 Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax
atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan
menghapus status tersebut.
2 Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian
apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan
twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.
3 Atau Anda dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika
dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
MENGAPA HOAX DAN HATESPEECH BISA MENGANCAM
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA?
1. HOAX DAN HATESPEECH YANG DILAKUKAN BERULANG ULANG DAPAT DIANGGAP SEBAGAI SEBUAH
KEBENARAN, YANG KEMUDIAN MEMICU REAKSI-REAKSI YANG MENGANCAM PERSATUAN DAN
KESATUAN DENGAN BEGITU MASIF KARENA MERASA DIRINYA BERADA DI JALUR YANG BENAR.
2. HOAX DAN HATESPEECH BISA MENURUNKAN TINGKAT KEPERCAYAAN RAKYAT TERHADAP
PEMERINTAH, TNI DAN POLRI DAN MEMICU GERAKAN-GERAKAN ANTI PEMERINTAH SERTA
MENYUBURKAN RADIKALISME YANG MENGANCAM KEUTUHAN NKRI
3. HOAX DAN HATESPPECH MENIMBULKAN SIKAP SALING MEMBENCI ANTAR KOMPONEN BANGSA
YANG JIKA TIDAK DITANGANI DENGAN BAIK AKAN MENJURUS KEPADA KONFLIK YANG
BERKEPANJANGAN BAHKAN DISINTEGRASI BANGSA.
4. HOAX DAN HATESPEECH TERBUKTI MAMPU MENGHANCURKAN SEBUAH NEGARA BAHKAN
PEPERANGAN ANTAR NEGARA.
ALGORITMA
PENYEBAB POLARISASI:
Inilah yang kemudian menjadi alasan bagi Jerman untuk menginvasi Polandia,
hingga pada akhirnya memicu perang aliansi secara besar-besaran di Eropa.
BAGAIMANA MENANGGULANGI
BAHAYA HOAX DAN HATESPEECH ?
1. SOSIALISASI DAN LITERASI KEPADA MASYARAKAT AKAN BAHAYA HOAX DAN HATE SPPEECH SERTA KONSEKUENSI HUKUM YANG MAMPU
MENJERATNYA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG ITE , YAKNI UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2008 ANTARA LAIN :
PASAL 28 UNDNAG UNDANG NO 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA).