Mode Transmisi: Radio, TV
Mode Transmisi: Radio, TV
Pengirim Penerima
A mengirim data
A B menerima data B
B mengirim data
A A menerima data B
mengirim data
Mode Transmisi
Pada full duplex mode, pengirim dapat mengirim data dan juga
menerima data secara bersamaan waktu.
Adalah sebuah two-way directional communication
simultaneously.
Mode Transmisi
Pengirim
Penerima
Ka
na l
dow
nlin
k
Ka
na l
upl
ink
Mode Transmisi
FDD
Ka
nal
dow
nlin
k 25-MHz : 869 - 894 MHz.
Ka
nal 25-MHz : 824 - 849 MHz.
upl
ink
tran
sm
isi
dow
tra nlin
n sm k
i si u
pli
n k
Mode Transmisi
FDD vs TDD.
Implementasi FDD sederhana, TDD rumit.
Dibutuhkan dua kanal frekwensi untuk FDD, hanya satu
kanal frekwensi lebar untuk TDD,
FDD, dalam selang satu dapat dilakukan transmisi uplink
dan downlink secara bersamaan, sedang TDD dalam selang
waktu hanya untuk transmisi uplink atau downlink.
FDD, ratio uplink/downlink tetap, TDD uplink/downlink
bisa berubah-ubah.
Pada FDD tidak diperlukan proses sinkronisasi, pada TDD
diperlukan proses sinkronisasi.
Mode Transmisi
Multiplexing
Multiplexing adalah proses menggabung beberapa sinyal
menjadi satu sinyal dalam sebuah kanal. Jika sinyal-2 analog
yang digabungkan analog multiplexing. Jika sinyal-2
digital yang digabungkan digital multiplexing.
Multiplexing pertama kali dikembangkan pada sistem
telepon.
Sejumlah besar sinyal digabung dan dikirimkan melalui
sebuah kabel.
Proses multiplexing membagi sebuah kanal komunikasi
menjadi beberapa logical channels, dan menggunakan setiap
logical channel untuk satu sinyal berita atau data stream
yang berbeda-beda untuk dikirimkan.
Mode Transmisi
Multiplexing
Perangkat untuk melakukan proses multiplexing dinamakan
Multiplexer atau MUX.
Proses sebaliknya, yaitu memilah satu kanal menjadi
beberapa kanal (logical channels) yang dilakukan di
penerima dinamakan de-multiplexing.
Perangkat untuk melakukan de-multiplexing dinamakan de-
multiplexer atau DEMUX.
1 saluran, n buah
logical channels
Mode Transmisi
Jenis Multiplexing
Pembagian jenis multiplexing ditunjukkan seperti diagram dibawah.
Mode Transmisi
Analog Multiplexing
Pada teknik analog multiplexing sinyal-2 yang akan
digabung bersifat analog,
Sinyal-2 analog digabung (multiplexed) sesuai frekwensi
(FDM) atau panjang gelombangnya (λ), wavelength
(WDM).
Mode Transmisi
Frequency Division Multiplexing (FDM)
Multiplexing
Hasil modulasi, AM
Mode Transmisi
Frequency-division multiplexing (FDM)
dB spektrum2
Hz
Frekwesi (Hz)
Mode Transmisi
Frequency-division multiplexing (FDM)
De-multiplexing
Hasil demodulasi, AM
Mode Transmisi
Frequency-division multiplexing (FDM)
Mode Transmisi
Frequency-division multiplexing (FDM)
Mode Transmisi
Frequency-division multiplexing (FDM)
Mode Transmisi
Frequency-division multiplexing (FDM)
Mode Transmisi
Wavelength Division multiplexing (WDM)
Wavelength Division multiplexing (WDM) adalah sebuah
teknik analog, beberapa deretan data (data streams) dengan
panjang gelombang (λ) yang berbeda dikirimkan melalui
cahaya (light spectrum).
Jika panjang gelombang naik, frekwensi sinyal turun.
Sebuah prisma, yang mampu menggabung beberapa panjang
gelombang (λ) yang berbeda dapat digunakan pada di output
dari MUX dan input dari DEMUX.
Contoh − Optical fiber communications menerapkan teknik
WDM, menggabung beberapa panjang gelombang ke dalam
sebuah single light untuk dikomunikasikan.
Mode Transmisi
Wavelength Division multiplexing (WDM)
Blok diagram WDM, ditunjukkan seperti gambar dibawah.
Mode Transmisi
Wavelength Division Multiplexing (WDM)
WDM digunakan pada serat optik untuk menaikkan kapasitas pada sebuah
kabel serat optik.
Mode Transmisi
Wavelength Division Multiplexing (WDM)
Slot waktu
Mode Transmisi
Time Division Multiplexing (TDM)
Pada TDM, setiap paket data user ditempatkan pada satu
time slot tertentu selama transmisi.
Pada TDM semua paket data dikirimkan secara berurutan
waktunya,
Contoh, dari gambar sebelumnya, paket data A dikirim
pertama, lalu paket data B, diteruskan paket data C dan
paket data D. Setiap setiap paket data user menggunakan
seluruh bandwidth kanal dengan periode waktu yang kecil.
TDM lebih cocok digunakan untuk poses multiplexing
sinyal-sinyal digital.
Bandwidth capacity kanal harus lebih besar dari bandwidth
sinyal-2 inputnya atau input data.
Mode Transmisi
Synchronous TDM
Pada synchronous time division multiplexing, setiap
(pengirim) disediakan satu time slot yang tetap, tanpa
memperhatikan apakah pengirim memiliki paket data yang
akan dikirimkan atau tidak.
Pengirim harus mengirimkan paket-2 data nya dalam time
slot miliknya.
Jika pengirim tidak mengirim paket data lagi, time slot tetap
ada tapi kosong.
Seperti gambar dibawah beberapa time slot diatur dalam
beberapa frame, dan tiap frame berisi satu atau lebih time
slot yang disediakan untuk tiap-tiap pengirim.
Misal, terdapat 3 pengirim, maka disediakan 3 buah time slot
dalam tiap frame.
Mode Transmisi
Synchronous TDM
Mode Transmisi
ASynchronous TDM
Pada Asynchronous time division multiplexing, time slot-
time slot tidak tetap (time slot nya flexible).
Asynchronous TDM dikenal juga sebagai statistical time
division multiplexing.
Pada synchronous TDM, jumlah time slot sama dengan
jumlah pengirim, sedang pada Asynchronous TDM, jumlah
time slot tidak sama dengan jumlah pengirim.
Jumlah time slot pada asynchronous TDM selalu lebih
sedikit dibanding jumlah pengirim. Misal, bila terdapat X
pengirim, dan Y buah time slot. Selalu Y lebih kecil dari X
(Y < X).
Mode Transmisi
ASynchronous TDM
Mode Transmisi
Jenis Multiplexing
ASynchronous TDM
Dari gambar diatas, terdapat 4 pengirim dan 3 buah time
slot.
Time frame 1 (semua time slot) diisi penuh dengan paket
data dari pengirim A, B, dan C.
Time frame 1 hanya memiliki 3 time-slot. Sehingga paket
data dari pengirim D diisikan pada time frame berikutnya
(time frame 2) dalam time slot 1.
Paket data dari pengirim A dan D akan menempati time slot
ke 2 dan 3 dalam time frame 2.
Mode Transmisi
Jenis Multiplexing
ASynchronous TDM
Pada asynchronous time division multiplexing, multiplexer
mengamati (scan) semua pengirim dan hanya menerima
input dari pengirim yang mengirimkan paket-2 data dan
mengisi semua frame, kemudian mengirimkannya ke
penerima.
Jika tidak cukup paket data untuk mengisi semua time slot
dalam satu frame, maka frame-2 yang terisi sebagianpun
akan dikirimkan.
Dalam banyak kasus, semua time slot dalam frame-2 terisi
penuh.
Mode Transmisi
Statistical multiplexing
Mode Transmisi
Statistical multiplexing
• Contoh frame TDM asinkron atau statistical multiplexing
a. Case 1: Hanya tiga koneksi yang kirim data
Mode Transmisi
Statistical multiplexing
b. Case 1: Hanya empat koneksi yang kirim data
Mode Transmisi
Statistical multiplexing
c. Case 3: Semua lima koneksi kirim data.
TDD dan FDD