Anda di halaman 1dari 22

Noise atau derau

 Noise adalah sebuah sinyal yang tidak diinginkan, bersifat


acak, dihasilkan oleh udara atau gejala atomik pada rangkaian
di penerima.
 Noise tidak diinginkan karena bersifat mengganggu.
 Noise selain bersifat acak, juga muncul disemua frekwensi
sehingga sering dikenal dengan white noise.
 Terhadap sinyal yang dikirimkan noise bersifat menjumlahkan
sehingga disebut juga sebagai noise additive.
 Bila digambarkan probabilitas amplitudonya noise terdistribusi
Gaussian.
 Sehingga noise disebut dengan Additive White Gaussian
Noise (AWGN).
 Contoh noise, suara bising.
Noise atau derau

Bentuk noise dan distribusinya dapat dilihat seperti gambar


berikut.

v PDF

Gaussian

t mean
deviasi

Sinyal noise
Noise atau derau
Pengaruh noise
Sinyal noise, kecil
t

Teredam.

Sinyal yang dikirim.


Sinyal yang diterima.
Noise atau derau
Pengaruh noise
Sinyal noise, besar

Teredam dan terdistorsi

Sinyal yang dikirim.


Sinyal yang diterima.
Noise atau derau
Pengaruh noise
Noise atau derau
Pengaruh noise
Noise atau derau
Pengaruh noise
Noise kanal

Noise panas, oleh


perangkat elektronik

Pemancar Penerima
S/N

 Noise bisa dari kanal dan perangkat elektronik, disebut noise


panas,
 Daya yang terbaca di penerima merupakan nilai Signal-to-
noise ratio, S/N.
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
 Kinerja sistem komunikasi dipenerima dinyatakan dalam
t
nilai SNR.
 Bila SNR besar kinerja sistem baik, sinyal yang diterima
terdengar baik, warna terlihat baik atau data terbaca baik.
 Bila SNR rendah, kinerja sistem buruk, sinyal yang diterima
tidak terdengar, warna kabur/kacau atau data tidak terbaca
baik.
 Bila nilai SNR rendah, maka sistem penerima harus dapat
menaikkan nilai SNR.
Misal dengan sistem MIMO, Diversitas dan combining.
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR

Sinyal yang dipenerima, Sinyal yang dipenerima,


SNR besar SNR rendah
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
 Pada komunikasi analog dan digital, signal-to-noise ratio,
ditulis seperti S/N or SNR, merupakan sebuah ukuran kuat
sinyal relatif terhadap noise (background noise atau noise
floor).
 Ratio tersebut umumnya dinyatakan dalam decibels (dB).
 Jika kuat sinyal yang datang dalam microvolt, Vs dan noise
level, juga dalam microvolt, Vn, maka signal-to-noise ratio,
S/N, dalam decibels dituliskan seperti S/N = 20 log10(Vs/Vn).
 Jika Vs = Vn, maka S/N = 0. Pada kondisi ini daya noise
mengganggu kuat daya sinyal, maka sinyal di penerima tidak
terbaca, tertutup noise.
 Idealnya, Vs lebih besar dari Vn, sehingga SNR bernilai
positip dan besar.
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR

 Contoh, Vs = 10 microvolt dan Vn = 1 microvolt. Maka S/N =


20 log (10) = 20,0 dB.  Sinyal terbaca cukup jelas, data
tidak banyak salah.
 Jika daya sinyal melemah, tapi masih diatas level noise, misal
menjadi 1,3 microvolts  maka : S/N = 20 log(1,3) = 2.28
dB.
 Jika Vs lebih kecil dari Vn, maka S/N bernilai negatip, sistem
dengan nilai S/N negatip tidak layak digunakan.
 Salah satu cara untuk menaikkan S/N ialah dengan
menurunkan nilai level noise (background noise, noise oleh
rangkaian elektronik di perangkat) di perangkat penerima
dengan menggunakan sistem pendingin.
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
 Secara hipotesis bila perangkat penerima radio menerima
sinyal sebesar - 65 dBm (decibels per milliwatt), dan noise
floor sebesar is - 80 dBm, maka S/N yang diperoleh sebesar
15 dB.
 Berikut nilai-2 SNR (S/N) yang diperlukan ;
5 dB sampai 10 dB : dibawah level minimum untuk
membuat sebuah koneksi komunikasi.
10 dB sampai 15 dB : level minimum yang disepakati untuk
membuat sebuah unreliable connection.
15 dB sampai 25 dB : level minimum yang dapat diterima
untuk membuat sebuah koneksi yang masih buruk.
25 dB sampai 40 dB : bagus untuk membuat koneksi.
41 dB atau lebih : excellent.
Noise atau derau
Menghitung SNR, S/N.

Daya Signal = - 5 dB

SNR

Daya noise = - 85 dB
Noise atau derau
 For example, if a client device's radio receives a signal at -75 dBm,
and the noise floor is -90 dBm, then the effective SNR is 15 dB. 
 This would then reflect as a signal strength of 15 dB for this wireless
connection. 

 Signals close to the noise floor can be subject to data corruption, which
will result in retransmissions between the transmitter and receiver.
 This will degrade wireless throughput and latency as the retransmitted
signals will take up airtime in the wireless environment.
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
1. For example, a Wi-Fi signal with S/N of 40 dB will deliver better
network services than a signal with S/N of 20 dB.
2. If a Wi-Fi signal's S/N is too low, network performance can be impacted
because it becomes more difficult for devices to distinguish the desired
signal from the noise.
This can result in dropped packets and data retransmissions, leading to
lower throughput and higher latency.
3. For example, when an audio component lists a signal-to-noise ratio of
100 dB, it means that the audio signal level is 100 dB higher than the
noise level.
Therefore, a signal-to-noise ratio specification of 100 dB is considerably
better than one that is 70 dB or less.
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR

4. For example, if a client device's radio receives a signal at -75 dBm,


and the noise floor is -90 dBm, then the effective SNR is 15 dB. This
would then reflect as a signal strength of 15 dB for this wireless
connection. 
Noise atau derau

Bila sinyalnya berupa sinyal carrier, maka bisa ditulis carrier-to-noise ratio
CNR atau C/N.
Cara menghitung dpt ditunjukkan seperti gambar-2 berikut.
Noise atau derau

Cara menghitung C/N.


Noise atau derau

Cara menghitung C/N.


Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
 Pada sistem komunikasi digital modern, banyak cara dapat
diterapkan untuk menaikkan nilai S/N sistem.
 Signal to noise ratio berdampak pada semua jaringan nirkabel
(wireless networks), Bluetooth, Wi-Fi, 4G, 4G LTE, dan 5G,
yang bekerja dengan sinyal-sinyal radio.
 Nilai S/N (noise oleh kanal transmisi) berpengaruh pada
kapasitas kanal, bila S/N besar, kapasitas kanal juga besar.
 Menurut Shannon’s Law, mengkaitkan antara nilai S/N
dengan kapasitas seperti berikut :
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
dengan,
C : adalah kapasitas kanal (bits/s),
S : adalah daya sinyal rata-rata yang diterima,
N : adalah daya noise rata-rata,
W : bandwidth (Hertz).
Noise atau derau
Signal to noise ratio, SNR
Ada dua contoh penerapan Shannon's Law.

Modem
Untuk sebuah saluran telepon dengan S/N = 30 dB dan sebuah audio
bandwidth sebesar 3 kHz, maka data rate maksimum :
S/N = 30 dB = 1000, maka :

C = 3000 * log2 (1 + 1000), sedikit lebih kecil dari 30 kbps.

Satellite TV Channel
Sebuah kanal satellite TV dengan S/N = 20 dB dan sebuah video bandwidth
sebesar 10 MHz, diperoleh data rate maksimum :
S/N = 20 dB = 100, maka ;

C = 10000000 * log2(1 + 100), sekitar 66 Mbps.

Anda mungkin juga menyukai