Anda di halaman 1dari 19

Ketentuan

umum pajak
Dosen Pengampu :
Dwi fionasari , se., m.aK

Disusun oleh :
ANANDA DESTRI VIONA (210301017)
RIFA AUREL KHAIRUNNISA (210301021)
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Berikut ini kewajiban wajib pajak menurut UU Nomor 28 Tahun 2007:
a. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan WP
b. Melaporkan usaha pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
c. Mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka
arab, satuan mata uang rupiah, serta menandatangani dan menyampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
d. Menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan
e. Membayar atau menyetor pajak terutang dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke kas negara
f. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan
g. Menyelenggarakan pembukuan bagi WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
WP badan, dan melakukan pencatatan bagi WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
h. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain
yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang.
- Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna
kelancaran pemeriksaan. - Memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa

2
Hak- hak wajib pajak
NOMOR POKOK WAJIB
PAJAK & PENGUKUHAN
Pengertian dan Fungsi NPWP dan PKP

PENGUSAHA KENA PAJAK


Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagi tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.NPWP juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam
pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.
Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain digunakan untuk mengetahui identitas Pengusaha
Kena Pajak yang sebenarnya juga berguna untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan
PPn-BM serta untuk pengawasan administrasi perpajakan.
Format NPWP NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6
digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Berikut ini adalah salah satu contoh
NPWP: 0 1 5 1 2 0 0 2 2 5 0 4 0 0 0

4
Tata cara pendaftaran NPWP
“ a. Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan sistem self
assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak untuk
dicatat sebagai Wajib Pajak sekaligus untuk mendapatkan nomor pokok Wajib Pajak.
KUP: Pasal 2 ayat (2)
b. Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula untuk wanita kawin yang
dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan
harta. KUP: Pasal 2 ayat (1)

5
c. Direktur jenderal pajak menErbitkan Nomor Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan pengusaha kena
pajak secara jabatan apabila wajib pajak atau pengusahakena pajak tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/ atau ayat (2). KUP: Pasal 2 ayat (3)
d. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi jangka waktunya, karena hal ini
berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenai pajak terutang. Jangka waktu
pendaftaran NPWP tersebut adalah:  Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, paling lambat 1 (satu) bulan setelah usaha mulai dijalankan.
 Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas apabila sampai
dengan satu bulan yang jumlahnya melebihi PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat
pada akhir bulan berikutnya.

6
Pembayaran, pemotongan, dan
pelaporan
Wajib pajak akan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan sistem self assessment wajib
melakukan sendiri perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak terutang.

7
Metode depresiasi
3. Metode unit produksi (akan menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada
ekspektasi penggunaan aset atau output yang dihasilkan).
Metode ini mengasumsikan pembebanan depresiasi sebagai fungsi dari penggunaan atau
produktivitas aset, bukan dilihat dari waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini
umur dari aset akan didepresiasikan berdasarkan jumlah output yang diproduksi (unit
produksinya) atau berdasarkan input yang digunakan (seperti jam kerja). Metode ini
sangat tepat digunakan untuk aset yang memiliki kapasitas yang menurun seiring dengan
penggunaannya. Untuk menghitung biaya depresiasi dengan metode unit produksi
digunakan rumusan sebagai berikut.

(Biaya Perolehan Aset - Nilai Residu) x Jam Penggunaan


Biaya Depresiasi = Estimasi Jam Penggunaan Total
8
Penurunan
nilai
Pengertian Penurunan Nilai
▸ Dalam kondisi di mana suatu entitas menghadapi penurunan nilai dari
aset-asetnya, maka banyak entitas yang melakukan penghapusan (write-
off) terhadap aset jangka panjangnya. Standar akuntansi menyatakan
bahwa suatu entitas harus mengevaluasi apakah terdapat suatu indikasi
penurunan nilai terhadap aset yang dimilikinya. Penurunan nilai dari aset
merupakan suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset (carrying amount)
melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount).

9
Penurunan
nilai
INDIKASI PENURUNAN NILAI

PSAK 48 (revisi 2009) penurunan nilai aset menyatakan bahwa pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus
menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa
aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan minimum hal-hal berikut ini.
Informasi dari sumber-sumber eksternal, antara lain sebagai berikut.

1. Selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang diharapkan sebagai akibat dari
berjalannya waktu atau pemakaian normal.
2. Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar
tempat aset di karyakan, yang berdampak merugikan entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi
dalam waktu dekat.
3. Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode tersebut, dan kenaikan
tersebut mungkin akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan
menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.
4. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya. 
10
Penurunan
nilai
Informasi dari sumber-sumber internal, antara lain sebagai berikut.
1. Terdapat bukti mengenai keusahaan atau kerusakan fisik aset.
2. Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak merugikan
sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau diharapkan akan digunakan.
Perubahan-perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan, rencana untuk menghentikan
atau restrukturisasi operasi yang didalamnya suatu aset digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum
tanggal yang diharapkan sebelumnya, dan penilaian ulang masa manfaat aset dari tidak terbatas menjadi
terbatas.
3. Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk,
atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
4. Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang
disajikan dalam laporan keuangan terpisah berdasarkan metode biaya, investor mengakui dividen dari
investasi dan terdapat bukti bahwa dividen melebihi total laba komprehensif entitas anak dan entitas yang
dikendalikan bersama dalam periode dividen diumumkan.

11
Penurunan
nilai
C. Pengukuran Penurunan Nilai

suatu entitas mengevaluasi adanya indikasi penurunan nilai, dan ternyata


menemukan adanya indikasi penurunan nilai maka harus dilakukan pengujian atas
penurunan nilai. Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan antara
jumlah tercatat dari asset dengan jumlah terpulihkannya. Apabila tercatatnya lebih
tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisih antara keduanya tersebut diakui sebagai
rugi penurunan nilai dan nilai tercatat asset diturunkan menjadi sebesar jumlah
terpulihkan tersebut. Apabila tercatat lebih rendah dari jumlah terpulihkan, maka
tidak terdapat penurunan nilai.

12
Penurunan

nilai
D. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
.
Rugi penurunan nilai asset yang tidak direvaluasi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Namun demikian, kerugian penurunan nilai atas asset revaluasian diakui
dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk asset yang sama. Rugu penurunan nilai atas asset
revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk asset tersebut. Ketika jumlah estimasi rugi
penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat asset yang terkait, entitas mengakui liabilitas
jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh standar akuntansi lainnya. Setelah pengakuan
rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) asset disesuaikan di masa depan untuk
mengalokasikan nilai tercatat asset revision, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara
sisitematis selama sisa manfaatnya.

13
▸ PENURUNAN NILAI PADA UNIT PENGHASIL KAS
▸ E . Penurunan Nilai Pada Unit Penghasil Kas
1. Unit Penghasil Kas (UPK) asset adalah kelompok terkecil dari asset yang termasuk
asset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas
masuk dari asset atau kelompok asset lain. Jika terdapat indikasi bahwa suatu asset
turun nilainya, jumlah terpulihkan diestimasi untuk asset individual. Jika tidak
mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan asset individual, entitas menentukan nilai
terpulihkan dari UPK yang mana asset tercakup (asset dari unit penghasil kas),
mengidentifikasi UPK memerlukan pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan
tidak dapat ditentukan untuk asset individual, entitas mengidentifikasi agregasi
terendah atas asset yang menghasilkan arus kas masuk yang berdiri sendiri. UPK
diidentifikasi secara konsisten dari periode ke periode untuk asset atau jenis asset
yang sama, kecuali perubahan dapat dijustifikasi.
14
▸ F. Goodwill
▸ Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwiil yang diperoleh dalam suatu kombinasi
bisnis harus, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan pada unit penghasil kas pihak
pengakuisisi, (atau kelompok unit penghasil kas) yang diharapkan memberikan
manfaat dari senergi kombinasi. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk menurunkan
jumlah tercatat dari asset dengan tahapan sebagai berikut:
▸  
▸ Pertama, menurunkan jumlah tercatat dari goodwill yang telah dialokasikan pada
UPK
▸ Kedua, mengalokasikan pada asset lainnya pada UPK secara perorate dari jumlah
tercatat pada masing-masing asset dalam UPK.

15
G. Asset Korporat

Asset korporat termasuk asset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau
divisi dari entitas, perlengkapan EDP, atau pusat penelitian, karakteristik khusus asset
korporat adalah bahwa asset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk secara
independen dari asset atau kelompok asset lain dan jumlah tercatatnya tidak
sepenuhnya diatribusikan ke unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Jika sebagian
jumlah tercatat asset korporat, adalah sebagai berikut:
Dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut,
entitas membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat
aset korporat yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan. Entitas
harus mengakui setiap rugi penurunan nilai.
Tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu,

16
Pemulihan Rugi Penurunan Nilai
▸ Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill, karena
untuk goodwill tidak diperbolehkan adanya pemulihan rugi penurunan nilai) mungkin tidak ada
lagi atau mungkin telah menurun. Misalkan pada akhir periode 20X7 terjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan sehingga menyebabkan perusahaan harus melakukan penurunan nilai atas asetnya.
Namun, pada tahun 20X9 terjadi perbaikan kondisi perekonomian sehingga terdapat indikasi
kondisi pemulihan penurunan nilai. Jika indikasi dimaksud ditemukan, entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan aset tersebut. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan
nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin
tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut
ini.

17
Indikasi pemulihan rugi penurunan nilai
Ada 2 informasi yang bersumber dari dalam dan luar
▸ ▸ Informasi yang bersumber dari dalam, antara lain:
Infomasi yang bersumber dari luar, antara lain:
▸ ▸ Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan
Nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama periode
tersebut. bagi entitas telah terjadi selama periode tersebut, atau
▸ Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat, seberapa
telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu jauh dan cara, aset tersebut digunakan atau diharapkan
dekat, dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi maupun legal untuk digunakan. Perubahan ini termasuk biaya-biaya
tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset itu yang timbul selama periode tersebut untuk memperbaiki
didedikasikan. atau meningkatkan kinerja aset atau merestrukturisasi
▸ Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang operasi di tempat aset tersebut tercakup.
▸ Bukti tersedia dari pelaporan internal yang
lain telah turun selama periode itu, dan penurunan itu sepertinya
akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih baik
menghitung nilai pakai aset sehingga meningkatkan jumlah atau akan lebih baik dari yang diharapkan.
terpulihkan secara material.

18
Thanks!

19

Anda mungkin juga menyukai