Anda di halaman 1dari 33

Skala Pengukuran

Dalam Metode Penelitian


Kuantitatif
Minawati 2206118051
Siti Sarah Nurhaqqi 2006005752
Syarifah Khodijah 2106677306
Tyas Natasya 2206005872
Outline
01 Definisi dan konsep pengukuran

02 Komponen dalam pengukuran

03 Proses Pengukuran
04 Skala pengukuran

05 Data Keras dan Lunak

06 Variasi Dalam Pengukuran


Definisi dan Konsep Pengukuran

● Pengukuran dalam penelitian ilmiah adalah observasi fenomena dengan maksud agar fenomena tersebut
dapat dianalisis menurut aturan tertentu (Sastroasmoro & Sofyan, 2011).

● Pengukuran adalah prosedur penetapan angka yang mewakili kuantitas ciri (atribut) yang dimiliki oleh
subjek dalam suatu populasi atau sampel. Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk
berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut. (Winarno, 2013).

● Pengukuran yang baik harus mempunyai sifat isomorphism dengan realitas. Artinya bahwa terdapat
kesamaan yang dekat antara realitas yang diteliti dengan nilai yang diperoleh dari pengukuran. Oleh
karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat
realitas dari fenomena yang hendak diukur. (Winarno, 2013).
02
Komponen pengukuran
Komponen Pengukuran
● Tujuan pengukuran adalah menerjemahkan karakteristik data
empiris ke dalam bentuk yang dapat dianalisis oleh peneliti.
● Titik fokus pengukuran adalah pemberian angka terhadap data
empiris berdasarkan sejumlah aturan/prosedur tertentu.
● Ada tiga komponen yang dibutuhkan dalam setiap pengukuran
yaitu: kejadian empiris (empirical events), penggunaan angka (the
use of number), sejumlah aturan pemetaan (set of mapping rules).
03
Proses pengukuran
PROSES PENGUKURAN

● Mengisolasi kejadian empiris


● Mengembangkan konsep kepentingan (concept of interest)
● Mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional
● Mengembangkan skala pengukuran
● Mengevaluasi skala berdasarkan reliabilitas dan validitasnya
● Penggunaan skala
04
Skala pengukuran
Pengertian dan Tujuan Skala Pengukuran

● Skala pengukuran adalah alat atau instrumen yang


digunakan untuk mengukur atau menilai karakteristik
atau variabel dalam penelitian kuantitatif.
● Tujuannya untuk mengklasifikasikan variabel yang akan
diukur dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
menentukan analisis data statistik.
Jenis-jenis skala pengukuran

● Menurut Steven. S.S (1946), terdapat 4 jenis skala


pengukuran, yaitu:
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Ratio
Skala Pengukuran Nominal
● Ciri-cirinya: tidak dijumpai bilangan pecahan, angka
yang tertera hanya label saja, tidak mempunyai urutan
rangking, tidak mempunyai ukuran baru, tidak dapat
diterapkan operasi matematik dan tidak mempunyai nol
mutlak.
● Contoh variabel skala nominal adalah jenis kelamin,
status pernikahan, agama, dan sebagainya.
● Analisis statistik yang digunakan adalah analisis non-
parametrik.
Skala Pengukuran Ordinal
● Ciri-cirinya: memiliki urutan atau tingkat, tetapi jarak
antar tingkat tidak diketahui, tidak dapat diterapkan
operasi matematik dan tidak mempunyai nol mutlak.
● Contoh variabel skala ordinal adalah tingkat pendidikan,
tingkat kepuasan, jabatan dan sebagainya.
● Analisis statistik yang digunakan adalah analisis non-
parametrik.
Skala Pengukuran Interval
● Ciri-cirinya: memiliki urutan atau tingkat dengan jarak
antar tingkat yang dapat diukur, dapat diterapkan operasi
matematika, dan tidak memiliki nilai nol mutlak.
● Contoh variabel skala interval adalah suhu, waktu dan
sebagainya.
● Analisis statistik yang digunakan adalah analisis
parametrik.
Skala Pengukuran Ratio
● Ciri-cirinya: memiliki urutan atau tingkat dengan jarak
antar tingkat sama, dapat diterapkan operasi
matematika, dan memiliki nilai nol mutlak.
● Contoh variabel skala ratio adalah berat badan dan
tinggi badan dan sebagainya.
● Analisis statistik yang digunakan adalah analisis
parametrik.
Perbedaan 4 Jenis Skala Pengukuran
05
Data Keras dan Lunak
Data Keras dan Lunak

● Digunakan dalam penelitian kuantitatif dan terkadang


digabungkan untuk memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang fenomena yang diteliti.
● Penting untuk memahami perbedaan keduanya serta
kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis data
untuk memilih pendekatan yang paling sesuai dengan
tujuan penelitian dan sifat data yang tersedia.
Data Keras (Hard Data) Data Lunak (Soft Data)
● Tidak dipengaruhi oleh ● Dipengaruhi oleh
interpretasi subyek (lebih interpretasi subyektif
objektif) ● Sering dalam bentuk
● Biasanya dalam bentuk numerik impresi, kata, kalimat, foto,
● Dapat diukur secara langsung simbol, dan sebagainya
dan sistematis ● Terkadang lebih sulit diukur
● Dapat diukur dengan tepat dan secara tepat dan dapat
dipercaya (menggunakan bervariasi tergantung pada
mesin) pengalaman dan
● Sebagian besar berskala interpretasi individu.
kontinu.
06
Variasi Dalam Pengukuran
Variasi Pengukuran Variasi Biologis
● Mencakup variabilitas pada ● Mengacu pada
instrumen yang dipakai variabilitas yang terjadi
untuk melakukan pada satu subyek dan
pengukuran (alat ukur) antar subyek.
maupun pada pemeriksa ● Contoh: tekanan darah,
atau orang yang kadar zat kimia tertentu
melaksanakan pengukuran dan tinggi badan
(peneliti atau pemeriksa). menunjukkan hasil yang
● Contoh: timbangan berat berbeda bila diukur pada
waktu yang berbeda.
Variasi dalam pengukuran
Fletcher dan Fletcher membagi sumber
variabilitas pengukuran menjadi dua kelompok
untuk dipahami peneliti untuk mengeliminasi
atau mengurangi kesalahan dari sumber variasi
pengukuran.
07
Validitas dan Reabilitas
Reliabilitas
● Reliabilitas/keandalan/presisi/ketepatan
pengukuran.
● Pengukuran = andal
→ apabila memberikan nilai yang sama atau
hampir sama pada pemeriksaan yang dilakukan
berulang-ulang.
Penilaian Keandalan Pengukuran
Variabel Numerik Variabel Nominal

● Penilaian menggunakan simpang ● Penilaian menggunakan


baku, koefisien variasi, dan CI penentuan nilai kappa
● Pengukuran yang andal (statistik yang mengukur
mempunyai koefisien variasi yang
kesesuaian antara variabel
sempit
berskala nominal).
● Makin sempit rentang interval,
makin andal pengukuran tersebut.
Strategi untuk Meningkatkan Keandalan
Pengukuran
Cara Mengurangi Random Error Sumber Random Error
Standardiasi cara pengukuran Pengamat, Subyek

Pelatihan Pengamat

Penyempurnaan Instrumen Alat Ukur, Pengamat

Automatisasi Instrumen Pengamat, Subyek

Mengulang Pengukuran Pengamat, Subyek, Alat Ukur


Validitas
● Menunjukkan seberapa dekat alat ukur
menyatakan apa yang seharusnya diukur.
● Dipengaruhi oleh bias pengukuran; makin besar
bias, makin kurang valid pengukuran tsb.
● 3 jenis bias pengukuran berdasarkan pada
sumbernya, yaitu bias pengamat, bias subyek,
dan bias instrumen.
Bias Pengukuran
Bias pengamat, distorsi yang konsisten baik disadari atau tidak,
yang dilakukan oleh peneliti dalam menilai atau melaporkan hasil
pengukuran.

Bias subyek, distorsi yang konsisten oleh subyek. Seseorang


yang mengetahui sedang menjadi subyek penelitian, cenderung
untuk bekerja lebih baik daripada biasanya (Efek Hawthorne).

Bias instrumen, kesalahan yang sistematik akibat tidak


akuratnya alat ukur. Bias ini akan memberikan hasil yang
menyimpang dari nilai sebenarnya.
Penilaian Validitas Pengukuran
Variabel Numerik Variabel Nominal

● Dilakukan dengan cara ● Dinilai dengan cara


membandingkan alat ukur membandingkan dengan
tersebut dengan alat ukur yang alat diagnostik terbaik (gold
baku sebagai penera.t
standard).
● Diperoleh nilai sensitivitas,
spesifisitas, nilai prediksi,
serta rasio kemungkinan.
Strategi untuk Meningkatkan
KesahihanPengukuran
Cara Mengurang Bias Contoh
Melakukan Pemeriksaan tanpa setahu Anak kecil diwawancara sambil bermain
subyek

Melakukan pemeriksaan tanpa identitas Membaca foto USG ranpa tahu identitas
subyek pasien

Kalibrasi alat Kalibrasi alat tiap minggu


Kesahihan Variabel Abstrak
● Penentuan kesahihan alat ukur paling sulit
dilakukan apabila variabel yang diukur bersifat
abstrak, misalnya derajat nyeri, atau kualitas
hidup.
● Penilaian variabel abstrak mempunyai tingkat
subyektivitas yang tinggi.
3 Validasi Variabel Abstrak
Kesahihan prediktif (predictive validity), merujuk pada apakah
tingkat keakuratan pengukuran yang dilakukan dapat memperkirakan
variabel tergantung yang dimaksud.

Kesahihan kriteria/ Kesahihan konvergen (convergent validity),


berapa sahih hasil pengukuran tersebut dibanding dengan cara
pengukuran lain untuk variabel yang sama.

Kesahihan muka (face validity) atau kesahihan isi (content


validity), merujuk pada keputusan subyektif peneliti berdasarkan akal
sehat atau intuisi terhadap variabel yang sulit diukur.
SIMPULAN
1. Skala pengukuran digunakan untuk mengklasifikasikan variabel.
2. Komponen pengukuran, penggunaan skala, dan tahapan dalam
pengukuran merupakan poin penting dalam proses pengukuran.
3. Skala pengukuran terbagi menjadi 4 yaitu nominal, ordinal,
interval dan rasio.
4. Data keras dan data lunak digunakan untuk memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena yang diteliti.
5. Pemahaman akan sumber variasi pengukuran sangat penting agar
peneliti dapat mengurangi kesalahan dari sumber variasi
pengukuran.
6. Validitas dan reliabilitas harus selalu diperhitungkan dalam setiap
proses pengukuran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai