Anda di halaman 1dari 18

MODUL-5 :

PENGEMBANGAN SEKTOR RIEL


BUM Desa BERDASARKAN
UU NO. 6/2014 TTG PEMDES
Oleh :

Dewan Pengurus Wilayah Jawa Barat


Latar Belakang :
Bahwa antara kegiatan sektor riel
dengan kegiatan sektor keuangan
bagaikan “dua sisi mata uang” yang
hrs saling melengkapi, demikian
juga dengan Core Business
BUMDesa
BUMDesa :
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut
BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa (Psl-1 UU No. 6/2014
Ttg Desa).
Bidang Usaha BUMDesa:
Sekor Riel :
Business Social (Air Minum Desa, Listrik Desa,
Lumbung Pangan, SD Lokal & Teknologi Tepat Guna)
Bisnis Penyewaan (Kendaraan, perkakas pesta,
gedung pertemuan, ruko, dll)
Usaha perantara (pemb. Listrik, pasar desa, dll)
Produksi & Perdagangan (pabrik es, asap cair, hsl
pertanian, saprotan, dll)
Sektor Keuangan (LKM) :
Pengelola Simpanan/Tab.
Pengelola Pembiayaan/Kredit
Pemberdayaan Ekonomi Masy. (Pendampingan)
Peran Pemerintah Provinsi/
Kabupaten/Kota (Psl-90 UU.
No.6/2014) :
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa mendorong
perkembangan BUM Desa dengan:

1. memberikan hibah dan/atau akses permodalan;


2. Memfasilitasi kegiatan pendampingan teknis dan akses
ke pasar; dan
3. memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan
sumber daya alam di Desa.
Pendampingan Desa (Psl-4):
a) Tenaga pendamping profesional;
b) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan/atau
c) Pihak ketiga (LSM; Perguruan Tinggi; Ormas; atau
Perusahaan).

Pendamping Profesional terdiri dari (Psl-5) :


a) pendamping Desa (Kecamatan);
b) pendamping Teknis (Kabupaten/Kota); dan
c) Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat.

Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa bertugas untuk


menumbuhkan dan mengembangkan, serta menggerakkan
prakarsa, partisipasi, dan swadaya gotong royong.
Tugas Kader Pemb. Masy. Desa (Psl-19d):
Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi yang meliputi:
1. pasar Desa;
2. pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
3. penguatan permodalan BUM Desa;
4. pembibitan tanaman pangan;
5. penggilingan padi;
6. lumbung Desa;
7. pembukaan lahan pertanian;
8. pengelolaan usaha hutan Desa;
9. kolam ikan dan pembenihan ikan;
10. kapal penangkap ikan;
11. gudang pendingin (cold storage);
12. tempat pelelangan ikan;
13. tambak garam;
14. kandang ternak;
15. instalasi biogas;
16. mesin pakan ternak; dan
17. sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.
Prioritas Pemberdayaan Masy.(Psl-11)
a)peningkatan kualitas proses perencanaan Desa;
b)mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa
maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya;
c) pembentukan dan peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa;
d)pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk
memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa;
e)penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat;
f) dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan Desa dan
Hutan Kemasyarakatan; dan
g)peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui:
1) kelompok usaha ekonomi produktif;
2) kelompok perempuan;
3) kelompok tani;
4) kelompok masyarakat miskin;
5) kelompok nelayan;
6) kelompok pengrajin;
7) kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
8) kelompok pemuda; dan
9) kelompok lain sesuai kondisi Desa.
Strategi pengelolaan BUM Desa :

1. Sosialisasi dan pembelajaran tentang BUM Desa;


2. Pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok bahasan tentang BUM
Desa;
3. Pendirian BUM Desa yang menjalankan bisnis sosial (social business)
dan bisnis penyewaan (renting);
4. Analisis kelayakan usaha BUM Desa yang berorientasi pada usaha
perantara (brokering), usaha bersama (holding), bisnis sosial (social
business), bisnis keuangan (financial business) dan perdagangan
(trading), bisnis penyewaan (renting) mencakup aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen dan sumberdaya manusia, aspek
keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan usaha dan
lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan aspek perencanaan usaha;
5. Pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk kerjasama
BUM Desa antar Desa atau kerjasama dengan pihak swasta, organisasi
sosial-ekonomi kemasyarakatan, dan/atau lembaga donor;
6. Diversifikasi usaha dalam bentuk BUM Desa yang berorientasi pada
bisnis keuangan (financial business) dan usaha bersama (holding).
Tahapan Pengembangan dan
Pembinaan BUMDesa
 Tahap-1 : Sosialisasi :
 Tingkat Kabupaten
 Tingkat Desa
 Tahap-2 : Rekrutment Kader Pemberdayaan Masy. Desa
 Tahap-3 : Persiapan Pendirian BUMDesa (P3B)
 Tahap-4 : Pelatihan Calon Pengurus BUMDesa
 Tahap-5 : Pelatihan Calon Pelaksana Operasional
: (Pengelola BUMDesa) :
: 1. Pelatihan Dasar Calon Pengelola LKM dan
Pendamping Usaha Mikro (termasuk sertifikasi)
: 2. Pelatihan Pengelolaan Sektor Riel
 Tahap-6 : Pelatihan Lanjutan Pengelola LKM BUMDesa
(termasuk sertifikasi)
 Tahap-7 : Implementasi LKM dan Bisnis Jejaring antar
BUMDesa & Monev
Struktur Organisasi BUMDesa :
PENASIHAT

PENGAWAS

GENERAL
MANAGER

MANAGER SEK. RIEL MANAGER LKM

Penghimpun Dana

Pendampingan
Pembiayaan
Pemasaran

Keuangan
Produksi
STRUKTUR ORGANISASI SEKTOR RIEL BUMDesa
GENERAL MANAGER

MANAGER SEK. RIEL

AsMan. Produksi AsMan. Pemasaran AsMan. Keuangan

Staff Staff Staff

Konsumen/Masyarakat
Rencana Tindak Lanjut (RTL) :
1. Inisiasi pembentukan Tim Kecil (3 – 5 orang) sbg Panitia Persiapan
Pendirian BUMDesa diperkuat dgn SK Kepdes.
2. Pelajari dan diskusikan No.6/2014 UU ttg Desa serta 5 (lima)
Permendesa No. 1 s/d 5 tahun 2015) khususnya No. 4 & 5 (ttg
BUMDesa dan Prioritas Penggunaan Dana Desa)
3. Tentukan core business (inti bisnis) BUMDesa sesuai dengan potensi
SDA yang ada (dgn mengutamakan usaha LKM sebagai salah satu
kegiatan inti bisnis)
4. Susun draft Organisasi Pengelola BUMDesa (Penasihat, Pengawas,
dan Pelaksana Operasional). Khusus Pelaksana Operasional terdiri
dari GM, Manager Sektor Riel, Manager LKM, dan Asisten2 Manager.
5. Susun draft AD/ART dengan memasukkan materi yang terkait
dengan Organisasi BUMDesa (Permendesa No. 4/2015) dan hasil
keputusan No. 4.
6. Konsultasi dgn Bagian Hukum untuk pembuatan Perdesa tentang
BUMDesa.
Identifikasi Potensi (Oleh Tim P3 BUMDesa) :
1. Kaji sektor ekonomi yang paling dominan sebagai penghasilan utama
masyarakat : (Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Industri
Rumahan, dll ..............................(sebutkan)
2. Pilih komoditi yang paling unggul dilihat dari aspek produksi dan
pemasaran
3. Potensi jml produksi, harga satuan setempat, dan jenis kemasan
4. Ambil foto jenis komoditi unggulan, kirim ke Admin Website
BUMDesa.
5. Semua komoditi unggulan akan ditayangkan ke Website BUMDesa
yang dapat diakses dan dilakukan transaksi serta pembayaran dari
manapun dan disaat kapanpun.
6. Syarat dan ketentuan transaksi dan pembayaram secara online akan
dibahas secara khusus dalam kesempatan lain.

Catatan : Sertakan data jml RT yg sdh pakai listrik dan yg belum


Prioritas Penggunaan
Dana Desa
1. Pengembangan Potensi Lokal (Psl-9 Permendesa No. 5/2015) :
a) pendirian dan pengembangan BUM Desa;
b) pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;
c) pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik
Desa;
d) pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan
ikan;
e) pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan Desa;
f) pembuatan pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan
perikanan;
g) pengembangan benih lokal;
h) pengembangan ternak secara kolektif;
i) pembangunan dan pengelolaan energi mandiri;
j) pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu;
k) pengelolaan padang gembala;
l) pengembangan Desa Wisata; dan
m) pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian
dan perikanan.
2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
a. komoditas tambang mineral 4. agat;
bukan logam, antara lain: 5. topas;
1. zirkon; 6. perlit;
7. toseki;
2. kaolin;
8. batu sabak;
3. zeolit;
9. marmer;
4. bentonit; 10. granit;
5. silika (pasir kuarsa); 11. kalsedon;
6. kalsit (batu kapur/gamping); 12. rijang (chert);
7. felspar; dan 13. jasper;
14. krisopras;
8. intan.
15. garnet; dan
b. komoditas tambang batuan, 16. potensi komoditas tambang
antara lain: batuan lainnya.
9. onik; c. rumput laut;
10.opal; d. hutan milik Desa; dan
11.giok; e. pengelolaan sampah.
SEMOGA
ALLAH
MERIDHOI
AMIN

Anda mungkin juga menyukai