Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.

S USIA 20
TAHUN G1P0A0 38-39 MINGGU DENGAN PERSALINAN
NORMAL
DI WILAYAH PUSKESMAS SITOPENG KOTA CIREBON
TAHUN 2022

HENI NUR’AENI
(P2.06.24.8.22.088)
PENDAHULUAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan dan dapat hidup diluar uterus melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 2010) dalam (Fitrianingsih dan Wandani, 2018). Proses tersebut
dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada
posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau
pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi.

Nyeri persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang disebabkan


oleh proses dilatasi serviks, hipoksia otot uterus saat kontraksi,
iskemi korpus uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan
kompresi saraf serviks.
Dewasa ini banyak metode yang ditawarkan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,
baik metode farmakologis maupun nonfarmakologis.

Metode terapi nonfarmakologis banyak di pakai Bidan untuk menurunkan rasa nyeri
pada pasien saat persalinan dapat beragam.

Selain menurunkan rasa nyeri, terapi non-farmakologi diduga juga dapat mendorong
komponen psikoemosional dan spiritual sehingga dapat meningkatkan kesiapan pasien
dalam bersalin. Beberapa metode terapi non-farmakologi yang dapat dipilih, diantaranya
adalah masase dan sentuhan, pergerakan dan posisi, teknik bernapas dengan relaksasi,
aplikasi panas atau dingin, dan terapi musik.

Menurut penelitian oleh Rahmi et al., (2021) menjelaskan bahwa nyeri persalinan
dapat diatasi dengan cara melakukan pijat endorphin yang dikombinasikan dengan
auditori murottal, karena pijat endorphin akan merangsang pengeluaran analgesic
endogen sehingga dapat menghambat transmisi nyeri dengan cara meningkatkan sirkulasi
neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps neural dijalur
sistem saraf pusat.
BIODATA
Hari, tanggal : Rabu, 30 November 2022
Waktu : 21.30 WIB
Tempat : TPMB Heni

Data Subjektif
1). Biodata
Nama istri : Ny. S Nama suami : Tn. A
Umur : 20 tahun Umur : 21 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Buruh
Alamat : RT 02/RW10,Kd.Jumbleng, Argasunya, Kota Cirebon
RIWAYAT
Ibu datang jam 21.30 ke TPMB diantar oleh keluarganya dengan keluhan mulas-mulas sejak jam
18.00 WIB. Merasa hamil cukup bulan anak pertama. HPHT 04-03-2022. TP 11-12-2022.
Gerakan bayi masih terasa aktif dirasakan ibu. Periksa kehamilan rutin di TPMB dan Puskesmas
sebanyak 7x. Tidak pernah USG. Mendapat imunisasi TT 2x, TT1 pada tanggal 17-04-2022 dan
TT2 tanggal 19-06-2022. Tablet Fe kadang kadang diminum kalau malam karena sering lupa.
Tidak minum jamu dan tidak minum obat obatan lain selain dari petugas kesehatan. Belum tahu
tanda tanda persalinan. Makan minum terakhir jam 19.00 WIB. BAB terakhir jam 06.00 WIB.
BAK terakhir sebelum berangkat ke bidan. Tidak memiliki riwayat penyakit berat yang
mengganggu kehamilan maupun persalinannya seperti hypertensi, jantung, TB, DM. Tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan dan tidak pernah dirawat dirumah sakit. Pola nutrisi 2-3 kali
sehari dengan menu yang bervariasi. Pola istirahat kurang baik karena khawatir dengan
persalinannya. Pengambilan keputusan di diskusikan bersama. Memiliki kartu asuransi BPJS.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis Genitalia : tidak ada oedema dan varises, tidak
TTV : TD 110/70 mmHg R ada pembengkakan kelenjar bartholini
21x/menit N 83x/menit S 36.5℃ dan skene. Hasil PD : v/v tidak ada
Wajah : tidak oedema kelainan, portio tebal lunak, pembukaan
2 cm, ketuban utuh (+), penurunan
Mata : konjungtiva tidak pucat dan kepala hodge II
sclera tidak kuning
Ekstremitas
Payudara : Atas : Ekstremitas atas tidak ada varises,
bentuk dan ukuran simetris. Putting menonjol. Tidak tidak oedema, kuku tidak pucat.
ada retraksi dan dimpling. Areola hitam. Nyeri tekan Bawah : Ekstremitas bawah tidak ada varises,
(-) abses (-) PUS (-) tidak ada oedema, kuku tidak pucat,
reflek patella +/+
Abdomen :
Tidak ada bekas luka operasi, TFU 27 cm, letak
memanjang, punggung kiri, penurunan kepala .
3/5, DJJ 156 x/menit, irama reguler, His 2x10’x30’’.
TBBJ 2480 gram
Data penunjang :
Hemoglobin : 12,2 g/dl
Proterin Urin: Negatif (-)
Glukosa Urin : negatif (-)
Golongan Darah : B
GDS : 132
HIV : Non reaktif
VDRL : Non reaktif
HBSAG : Non reaktif

ANALISIS
Ny.S usia 20 tahun G1P0A0 Parturien aterm kala I fase laten, janin tunggal hidup intrauterine, keadaan
ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan
 Membina hubungan baik dengan klien, hubungan terjalin baik
 Melakukan informed consent, ibu menyetujui tindakan yang akan
dilakukan
 Memberitahu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sudah masuk dalam fase
persalinan ibu merasakan kekhawatiran
 Memberikan dukungan mental dan spiritual
 Mengajarkan ibu untuk tekhnik relaksasi : respon ibu baik dan ibu dapat
melakukannya
 Mengajarkan pada keluarga tentang pijat endorphin, teknik pemijatan
berupa usapan lembut dan panjang untuk mengurangi rasa nyeri : keluarga
dapat melakukannya
 Menjelaskan kepada ibu tanda tanda persalinan : ibu memahami dan
mengatakan ingin pulang terlebih dahulu dan akan kembali ke TPMB jika
mulesnya bertambah sering : ibu dan keluarga pulang jam 22.30 WIB
Hari kamis, 01-12-2022
Pukul 05.00 WIB

Data Subjektif
Ibu datang kembali ke TPMB diantar keluarga, mengatakan mulasnya bertambah sering
keluar lendir bertambah sering bercampur darah. Merasa keluar air air pada jam 04.00 WIB.
Gerakan bayi masi aktif dirasakan ibu.
Data Objektif
1.Keadaan umum : baik
2.Kesadaran : compos menthis
3.Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 37oC
Pernafasan : 22x/menit
4.Abdomen :
TFU 27 cm letak memanjang posisi punggung kiri,
DJJ 150x/menit irama reguler, his 4x10”x45’ penurunan kepala 2/5, Kandung kemih kosong,
5.Genitalia :
v/v tidak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban negatif sisa cairan jernih,
tidak ada bagian kecil yang Terkemuka, tidak ada molase, Ubun-ubun Kecil kiri depan,
kepala di hodge II-III
Analisis

Ny.S usia 20 tahun parturient aterm kala I fase


aktif, janin tunggal hidup intra uterin, keadaan
ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan
 Membina hubungan baik : hubungan terjalin baik
 Melakukan informed consent, ibu menyetujui
 Memberitahukan hasil pemeriksaan: ibu memahami penjelasan yang di sampaikan
 Menjelaskan bahwa ibu akan melahirkan: ibu telah siap
 Mengajarkan ibu untuk tekhnik relasasi ; respon ibu baik, ibu dapat melakukannya
 Memberitahukan ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap, dan menganjurkan ibu untuk
mengatur nafas saat ada mules : ibu dapat mengikuti apa yang di sampaikan
 Melakukan pijat endoprin untuk mngurangi rasa nyeri : ibu tampak sedikit tenang
 Memberi dukungan mental dan spiritual : respon ibu baik
 Menganjurkan ibu untuk BAK jika ibu menginginkannya
 Memposisikan ibu senyaman mungkin : ibu memilih posisi miring kekiri
 Menyiapkan partus set, hecting set, APD, resusitasi set, perlengkapan ibu dan janin: sudah di siapkan
 Menyarankan ibu tetap makan dan minum di sela sela His : ibu minum teh manis satu gelas
 Memfasilitasi pendamping persalinan : ibu memilih ditemani oleh ibu kandungnya
 Melakukan pemeriksaan dalam tiga jam kemudian atau bila ada indikasi
 Memantau kemajuan persalinan : hasil terlampir dalam lembar partograf
Pukul 06. 15 WIB
( Kala II )
ANALISIS
Kala II persalinan, perlu pertolongan persalian segera. Keadaan
DATA SUBJEKTIF umum ibu baik.
Ibu mengatakan mulasnya semakin kuat dan tidak
tertahan , ada rasa ingin meneran PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami penjelasan
DATA OBJEKTIF yang disampaikan
a. Keadaan umum : baik 2. Melakukan informed consent, ibu menyetujui tindakan yang
b. Kesadaran : compos mentis akan dilakukan
c. Tanda-tanda Vital : 3. Memposisikan ibu senyaman mungkin, posisi ibu dorsal
TD 110/70 mmHg recumben
R 23x/menit 4. Mengecek kembali kelengkapan alat – alat persalinan ( Partus
N 83x/menit set dan Hecting set), obat persalinan, perlengkapan bayi dan
S 36.7℃ ibu, alat sudah lengkap.
Abdomen : DJJ 153x/menit irama reguler, 5. Memakai APD lengkap, APD sudah dipakai lengkap
his 5x10”x50”, penurunan 6. Memfasilitasi pendamping persalinan, ibu didampingi oleh
kepala 1/5, Kandung kemih suami
kosong 7. Mendekatkan partus set, alat sudah siap
Genitalia : 8. Mengajarkan cara meneran, batuk, tiup yang benar, ibu dapat
v/v tidak ada kelainan, portio tidak teraba, melakukannya
pembukaan Lengkap 10 cm, ketuban negatif, sisa 9. Memantau DJJ disela-sela tidak ada his, DJJ 153 x/menit
cairan jernih, tidak ada bagian kecil yang
terkemuka, tidak ada molase, Ubun-ubun Kecil di
depan, kepala di hodge III-IV
Lanjutan

10. Memimpin ibu untuk meneran saat puncak his, ibu dapat melakukannya
11. Menolong persalinan secara APN pukul 06.57 WIB, bayi lahir spontan
segera menangis, tonus otot baik, warna kulit kemerahan. Jenis kelamin
Perempuan.
12. Dilakukan IMD selama 1 Jam setelah bayi lahir, IMD sudah dilakukan
Pukul 06. 57 WIB
( Kala III )
ANALISIS
Kala III persalinan, perlu manajemen aktif kala III
DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
dan masih terasa mules PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami penjelasan
DATA OBJEKTIF
yang disampaikan
a. Keadaan umum : baik 2. Melakukan informed consent, ibu menyetujui tindakan yang
b. Kesadaran : compos mentis akan dilakukan
c. Tanda-tanda Vital : TD 110/70 mmHg 3. Mengecek adanya bayi kedua, tidak ada bayi kedua
R 20x/menit 4. Melakukan Manajement aktif Kala III
N 81x/menit S 36.8℃ a. Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oxytocin 10 IU di
1/3 paha kanan atas anterolateral bagian luar secara IM,
Abdomen : Uterus Globuller, TFU sepusat, oxytocin telah disuntikkan
kandung kemih penuh,kontraksi b. Memastikan kandung kemih, kandung kemih kosong
uterus baik c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali saat ada
Genitalia : terdapat tali pusat didepan kontraksi, tali pusat bertambah panjang, melahirkan
vulva, terdapat tanda-tanda plasenta, plasenta lahir lengkap pukul 07.00 WIB.
pelepasan plasenta seperti tali 5. Melakukan masase fundus uteri selama 15x dalam 15 detik,
kontraksi uterus baik.

pusat bertambah panjang dan


uterus globuler.
Pukul 07. 02 WIB
( Kala IV ) ANALISIS
Kala IV persalinan, keadaan umum ibu baik perlu pemantauan 2
jam.

PENATALAKSANAAN
DATA SUBJEKTIF 1. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami penjelasan
Ibu merasa lelah dan sangat senang atas yang disampaikan
kelahiran bayinnya 2. Melakukan informed consent, ibu menyetujui tindakan yang
akan dilakukan
3. Mengecek luka laserasi jalan lahir, terdapat luka laserasi
DATA OBJEKTIF
derajat 2 (Mukosa vagina, otot perineum, kulit perineum,
a. Keadaan umum : baik komisura posterior )
b. Kesadaran : compos mentis 4. Mengecek kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap
c. Tanda-tanda Vital : TD 110/70 mmHg 5. Mengecek kontraksi, kontraksi baik
R 21x/menit 6. Mengecek kandung kemih, kandung kemih kosong
N 80x/menit S 36.6℃ 7. Mengajarkan dan menganjurkan ibu dan suami cara masase
fundus uteri, respon baik dan bisa mengikuti
Abdomen : kontraksi baik, kandung kemih
8. Memberikan asuhan sayang ibu dengan membuat kondisi
kosong, TFU 2 jari tubuh ibu senyaman mungkin dan tempat bersalin bersih, ibu
dibawah pusat. merasa lebih nyaman
Genitalia : Terdapat luka laserasi derajat 2, 9. Mengecek keadaan ibu : TD 110/70 mmHg R 21x/menit N
pengeluaran darah ±250 cc 80x/menit S 36.7℃
Lanjutan

10. Cek keadaan bayi, keadaan bayi normal


11. Menilai estimasi jumlah darah yang keluar, darah yang keluar ± 250 cc
12. Melakukan dekontaminasi untuk merendam alat bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit dan direndam di air deterjen kemudian
dilakukan cuci bilas di air mengalir kemudian di rebus kukus selama 20
menit, alat sudah siap untuk dipakai kembali
13. Memberikan terapi oral paracetamol 500 mg 3x1, amoxcilin 500 mg 3x1,
tablet Fe 1x1, Vit C 500 mg 1x1, respon ibu baik dan akan meminumnya
sesuai anjuran
14. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, ibu makan roti dan teh manis
15. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya pasca
persalinan, respon baik
16. Mendokumentasikan hasil pemantauan kala IV, hasil terlampir di partograf
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. S
SEGERA SETELAH LAHIR

S Hari, Tanggal : Kamis, 1 Desember 2022


Waktu : 06.57 WIB
O Tempat : TPMB Heni Nur’aeni

A. Data Subjektif
A Biodata
Nama bayi : Bayi Ny. S

P
Tanggal lahir : 01-12-2022
Jenis kelamin : Perempuan
2.DATA OBJEKTIF

Bayi lahir spontan, hidup, ditolong Bidan, segera menangis, warna kemerahan,
pergerakan dan tonus otot baik

3. ANALISIS

Bayi Baru Lahir, normal, keadaan umum baik, perlu penatalaksanaan BBL awal
Penatalaksaan
 Meletakkan bayi di atas handuk di perut ibu, dikeringkan dan dilakukan
penilaian segera.
 Mengganti handuk dengan kain bersih : bayi di bungkus dengan kain kering
 Melakukan penjepitan tali pusat : tali pusat sudah di jepit dan di potong
 Melakukan IMD : bayi di letakan tengkurap di dada ibu
 Menjaga bayi tetap hangat : bayi di selimuti kain dan memasangkan topi di
kepala bayi
Jam : 07.57 WIB
Data Subjektif
Penatalaksanaan
IMD berlangsung selama satu jam, bayi berhasil
1. Melakukan informed consent, sebelum melakukan tindakan: ibu
menemukan putting susu ibu. Ibu mengatakan bersedia bayinya diperiksa
bayi sudah dapat menghisap, belum BAK, 2. Memberitahukan hasil pemeriksaan
sudah BAB, belum dapat obat dari bidan. 3. Melakukan pengukuran antropometri seperti pengukuran
BB,PB,LD,dan LK : sudah dilakukan
Data Objektif 4. Memakaikan baju dan popok : sudah di lakukan
Tangisan kuat, warna kulit kemerahan, tonus 5. Memberikan suntikan vitamin K 1 mg di spertiga paha kiri atas
otot baik, gerakan aktif . bagian luar ; sudah diberikan
6. Memberikan salep mata oxytetracyclin 1 % pada bayi, sudah
Berat badan : 2500
diberikan.
Panjang badan : 48 cm
7. Memberikan imunisasi HB0 dipaha sebelah kanan 1 jam setelah
Lingkar Kepala : 32 cm pemberian vitamin K : sudah di berikan
Lingkar dada : 33 cm 8. Menjaga bayi tetap hangat : bayi sudah di bedong
Tanda tanda vital : 9. Memberikan bayi kepada ibunya untuk diberikan asi : bayi dapat
-Laju jantung 140x/menit menyusu kuat
-Respirasi 48x/menit 10. Memberikan KIE kepada ibu tetang :
-Suhu 36,5 C - Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, ibu dapat mengulang
dengan baik.
- Dukungan ASI Eksklusif, ibu bersedia melakukan dan bayi sudah
diberikan ASI
Analisis 11. Mendokumentasikan hasil asuhan
Bayi Ny.S 1 jam post natal
. keadaan
umum baik, perlu pemberian vitamin K
dan Hb0 .
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I

Dari pengkajian data yang dilakukan pada Ny.S usia 20 tahun G 1P0A0 gravida 38-39 minggu
dengan Persalinan Normal di TPMB Heni di wilayah kerja Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon
tanggal 01 Desember 2022. Dengan melalui tahap anamnesa, pemeriksaan fisik, analisis,
penatalaksanaan dan memberikan asuhan kebidanan persalinan yang berpusat pada wanita yang
sesuai dengan kebutuhan ibu, dalam asuhan komplementer ini penulis memberikan intervensi
berupa endorphine massage yang diberikan pada saat memasuki kala I fase aktif. Menurut teori
JPKR, (2017), kondisi dimana his menjadi adekuat dan pembukaan serviks menunjukkan hasil 4-10
di sebut dengan fase aktif, biasanya pembukaan serviks selama fase aktif sedikitnya 1 cm/jam.
Berdasarkan kondisi tersebut Ny.S termasuk pada kala I fase aktif.
Dalam pengkajian data subjektif didapatkan bahwa usia ibu 20 tahun, Ibu mengatakan
keluhannya mulas-mulas serta sudah keluar lendir campur darah sejak pukul 18.00 WIB tanggal 30
November 2022. HPHT 04-03-2022. TP 11-12-2022, Kemudian pada data objektif diperoleh hasil
dalam batas normal, pada pemeriksaan abdomen diperoleh hasil TFU 27 cm, letak memanjang, posisi
punggung kiri, presentasi kepala, penurunan kepala 2/5, DJJ 150 x/menit, his 4x10’40”.
Dalam buku ajar persalinan yang di susun oleh Heri Rosyati bahwa gejala paling sering
menjelang persalinan adalah rasa mulas, rasa mulas yang ibu rasakan merupakan salah satu akibat
karena adanya pelebaran jalan lahir atau serviks. Selain itu, hal tersebut selaras dengan ungkapan dr.
Dyah Novita Anggraini bahwa tanda-tanda persalinan adalah kontraksi semakin kuat dan teratur,
keluar lendir bercampur darah, pecah ketuban, dan adanya pembukaan. Menurut (JPKR, 2017)
persalinan dianggap normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu).
Menurut buku obstetri fisiologi (Unpad, 1983) persalinan aterm atau matang, terjadi di usia
kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu. Berdasarkan kondisi Ny. S termasuk ke dalam
kehamilan dan persalinan aterm.
Berdasarkan hasil data subjektif, selama hamil Ny. S jarang mengonsumsi tablet
tambah darah 1x1, dari data objektif di dapat HB adalah 12,2 gr/dL. Menurut data
(WHO, 2014) HB normal pada ibu hamil adalah 11 gr/dL. Anemia ringan jika HB
mencapai ; 10-10,9 gr/dL , Anemia sedang HB mencapai 7-9,9 gr/dL dan bila HB <7
gr/dL disebut anemia berat. HB Ny. S termasuk normal.

Berdasarkan taksiran berat janin, TBJ Ny.S dalam batas normal. Hal ini ditandai
dengn perhitungan TBJ=( TFU- penurunan kepala ) di kali 155. TFU Ny. S 27 cm,
dan penurunan kepala janinnya adalah 2/5 dan diperoleh hasil 2480 gram. .
Berdasarkan teori (Unpad, 1983) menurut Strubber, berat badan janin berdasarkan
umur kehamilan pada 9 bulan adalah 2475.
Berdasarkan taksiran berat janin, TBJ Ny.S dalam
Selama pemeriksaan kesejahteraan janin, semua dalam batas normal. Hasil
DJJ menunjukan interval antara 140-150 x/menit. Hal ini sesuai dengan teori
(JPKR,2017) normal DJJ adalah interval 120 – 160 x/menit. Jika DJJ kurang dari 120
atau lebih dari 180 x/menit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit, maka terjadi
gawat janin.
Selama pemantauan kemajuan persalinan yang dilakukan dengan
menghitung his, his Ny. S dalam batas normal. Hal ini ditandai dengan hasil his Ny.S
adalah interval 4x10’x40’’. Berdasarkan teori (JPKR,2017) hal tersebut sesuai bahwa
pada fase aktif, minimal terjadi tiga kali kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi
adalah 40 detik atau lebih
Pada pemeriksaan genitalia didapatkan tidak ada oedema dan varises, tidak
ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene. Hasil PD vulva tidak ada kelainan, portio
tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban negatif, tidak ada bagian kecil yang terkemuka,
tidak ada molase, ubun ubun kecil kiri depan, kepala hodge II-III. Dari hasil
pemeriksaan dalam didapatkan hasil bahwa ibu sudah pembukaan 7 cm yang
mneunjukkan bahwa ibu memasuki kala I fase aktif. Fase aktif merupakan fase yang
dimulai pada pembukaan serviks 4 dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai
10 cm. pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif ditandai dengan meningkatanya
frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi (Rosyati, 2017)
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, dalam asuhan kebidanan persalinan ini
diberikan intervensi endorphine massage pada ibu yaitu salah satu teknik non-farmakologi yang digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, dalam asuhan kebidanan persalinan ini
diberikan intervensi endorphine massage pada ibu yaitu salah satu teknik non-farmakologi yang digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Kontraksi uterus ibu primipara lebih sering dan lebih kuat
daripada ibu mutipara. Pada ibu multipara karena sudah memiliki pengalaman dalam proses persalinan akan
mudah beradaptasi dengan nyeri kala I dibandingkan ibu primipara yang belum pernah melahirkan
(Christiana and Kusumawati, 2021).

Pijat endorphine diberikan pada Ny. S saat kala I fase aktif, dalam pemberian intervensi ini tidak
menggunakan alat ukur berupa skala nyeri namun penulis hanya menggunakan data subjektif yang
didapatkan dengan cara menanyakan secara langsung kepada ibu.
Sebelum dilakukan pijatan penulis menanyakan rasa nyeri yang ibu rasakan saat adanya his atau
kontraksi, pijat endorphine diberikan dengan posisi ibu miring ke kiri lalu diberikan pijatan bagian lengan
ibu selama 5-10 menit dan dilakukan saat kontraksi muncul. Setelah diberikan pijatan ibu mengatakan
nyerinya berkurang sedikit. Endorphien massage meningkatkan pelepasan zat oksitosin, sebuah hormon
yang memfasilitasi persalinan sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Masase endorfine dapat mengatur
produksi hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap,
mengendalikan perasaan stres, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Elvira and Tulkhair, 2018).
Asuhan Kebidanan Persalinan Kala II

Selama proses persalinan Ny. S memilih posisi yang sesuai, yakni Ny. S memilih posisi setengah duduk.
Hal ini sesuai dengan teori (JPKR,2017) yang menyatakan bahwa posisi duduk atau setengah duduk dapat
memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi kemudahan baginya untuk beristirahat di antara kontraksi
keuntungan dari posisi ini adalah gaya grafitasi untuk membantu ibu melahirkan bayinya.
Selama proses melahirkan bayi tidak ada kesenjangan dalam proses meneran. Hal ini ditandai
dengan kemampuan Ny.S dapat meneran dengan baik, hanya meneran jika mulasnya adekuat dan spontan,
lalu Ny.S beristirahat ketika mulasnya menurun. Berdasarkan teori (JPKR,2017) jangan menganjurkan ibu
untuk meneran berkepanjangan sehingga upaya bernapas akan terhalang. Hal tersebut dapat menyebabkan
ibu kelelahan dan dapat meningkatkan risiko asfiksia akibat turunnya pasokan oksigen melalui plasenta.
Oleh karenanya anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi ( Enkin, et al, 2000).
Asuhan Kebidanan Persalinan Kala III

Kala III persalinan merupakan kelanjutan proses kala persalinan sebelumnya, dimulai setelah
lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta. Kala III juga disebut sebagai kala uri, yang
biasanya berlangsung antara 5 – 15 menit.
Selama proses kala III, Ny. S mendapat asuhan yang sesuai, hal ini ditandai dengan
pengecekan uterus setelah bayi lahir lalu memberitahu ibu untuk di suntik oksitosin 1 menit
setelah bayi lahir. Berdasarkan teori (JPKR,2017) hal ini termasuk ke dalam manjemen aktif kala
III yakni, pemberian oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, yang berguna untuk
meningkatkan uterus berkontraksi dalam pelepaasn plasenta dan mengurangi kehilangan darah.
Penegangan tali pusat terkendali (PTT) diikuti dengan tekanan dorso kranial secara serentak pada
bagian bawah uterus ( di atas simpisis pubis), dan masase fundus uteri selama 15 kali/15 detik
searah jarum jam agar uterus berkontraksi
Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV

Pada saat pemeriksaan laserasi, kondisi Ny. S dalam batas normal. Hal ini ditandai dengan temuan luka
laserasi derajat II, yakni mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum.
Berdasarkan teori (JPKR,2017) luka lasersi yang termasuk ke dalam wewenang bidan adalah luka
dengan derajat I-II, selebihnya harus dirujuk.
Pada pemeriksaan plasenta, kondisi plasenta Ny.S baik. Hal ini ditandai dengan plasenta lahir
lengkap, tidak ada bagian kotiledon maupun selaput yang tertinggal. Berdasarkan teori (Siwi,2016)
pemeriksaan bagian plasenta terdiri maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam
kantong plastik yang tersedia. Pemeriksaan plasenta harus benar- benar teliti karena jika ada bagian
selaput atau kotiledon yang tertinggal dapat mengganggu usaha uterus berkontraksi dan menyebabkan
atonia uteri hingga terjadi perdarahan. Pada penatalaksanaan juga dilakukan pengecekan kandung kemih
dan menjaga agar kendung kemih tetap kosong, hal ini untuk menghindari menigkatkan risiko
perdarahan pascapersalinan disebabkan karena atonia uteri. (JPKR 2017)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai