Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

 
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DALAM
MENGURANGI INTENSITAS NYERI PADA IBU
BERSALIN MENGGUNAKAN ENDORPHIN MASSAGE
DI PUSKESMAS PONED SITOPENG KOTA CIREBON

Dosen pembimbing:
Lia Nurcahyani SST, MPH

Titin Kuraesin
P20624822112
Pendahuluan
Proses persalinan sering dipersepsikan Metode non farmakologis juga dapat meningkatkan
menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat
luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma mengontrol perasaanya dan kekuatannya. Relaksasi,
dengan proses persalinan pertamanya karena teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi,
berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat massage, hidroterapi, terapi panas atau dingin, musik,
persalinan sehingga mereka enggan untuk guided imagery, akupresur, aromaterapi merupakan
merencanakan mempunyai anak kembali beberapa teknik non farmakologis yang dapat
( Fitriana ,2016 ) menyebabkan kenyaman ibu saat bersalin dan
mempunyai pengaruh koping yang efektif terhadap
pengalaman persalinan (Arifin, 2013).

Salah satu cara yang akan digunakan dalam mengurangi nyeri


dan kecemasan ibu bersalin secara non farmakologis yaitu pijat
endorphin (Endorphin Massage). Endorphin Massage
merupakan sebuah terapi sentuhan atau pijatan ringan yang
cukup penting diberikan pada wanita hamil, di waktu menjelang
hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang
merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan
nyaman (Tengku Sri Wahyuni, dkk, 2015).
Tinjauan Pustaka

Persalinan Nyeri Persalinan


Menurut Rohani (2011) Persalinan adalah Nyeri persalinan unik dan berbeda pada
suatu proses yang dimulai dengan adanya setiap indvidu karena nyeri tidak hanya
kontraksi uterus yang menyebabkan dikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi
terjadinya dilatasi progresif dari serviks, berakitan dengan kondisi psikologis ibu pada
kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan saat persalinan (Setyowati, 2018).
proses tersebut merupakan proses alamiah.

Skala Faces Pain Rating Scale (FPRS)


01

02
Massage Endorphin

Endorphin Massage atau terapi sentuhan ringan 03


merupakan sebuah terapi sentuhan pijatan ringan
yang cukup penting diberikan pada wanita hamil, 04
diwaktu menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal ini
disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk
melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan 05
pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan
nyaman (Deswani, dkk, 2019)
06
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. U USIA 20
TAHUN G1P0A0 GRAVIDA 39-40 MINGGU DENGAN
PERSALINAN NORMAL

Hari, tanggal : Jum’at, 09 Desember 2022


Waktu : Pukul 14.30 WIB
Tempat : Puskesmas Poned Sitopeng
Gebang
Identitas Pasien

Istri Suami
Nama : Ny. U Tn. S
Umur : 20 Tahun 26 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SD
Pekerjan : Tidak Bekerja Buruh
Alamat : Kopiluhur
Suku Bangsa: Jawa
Data Subjektif

Ibu datang ke Puskesmas Poned Sitopeng di antar suami, mengeluh mules tiap 5 menit
disertai lender dan darah sejak pukul 08.00 WIB, belum keluar air-air, hamil 9 bulan, anak
pertama tidak pernah keguguran. HPHT 06-03-2022 TP 13-12-2022. Gerakan janin aktif dan
masih dapat dirasakan sampai sekarang. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan
sebanyak 8x dan melakukan USG sebanyak 1x di Puskesmas. Makan terakhir pukul 12.00
WIB, BAB terakhir pukul 10.00 WIB. BAK terakhir sebelum ke Poned. Tidak mengkonsumsi
obat warung ataupun jamu. Tablet tambah darah rutin diminum 1x sehari dengan
menggunakan air putih. Sudah melakukan imunisasi TT2,vaksinasi Covid-19, pemeriksaan
VCT lengkap. Tidak memiliki riwayat penyakit berat atau turunan seperti hipertensi, DM,
HIV/AIDS, jantung, dan penyakit lainnya. Tidak ada alergi makanan dan obat. Merupakan
pernikahan yang pertama, lamanya 1 tahun. Tidak pernah menjadi akseptor KB. Ibu
memiliki BPJS.
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Berat Badan : 55 kg Data Objektif
4. Tinggi Badan : 149 cm
5. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/70 MmHg,
- Nadi : 80 x/menit,
- Respirasi : 19 x/menit,
- Suhu : 36,˚C
6. Wajah : Tidak ada oedema
7. Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning.
8. Payudara : Bentuk simetris, puting menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak
ada dimpling sign,tidak ada tarikan atau retraksi
9. Dada : Bentuk dada simetris, irama jantung reguler, tidak ada bunyi whezing dan ronchi
10. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU 30 cm, letak memanjang, puki, presentasi kepala ,
penurunan kepala 2/5, DJJ 140 x/m,, HIS 4x10’x45”, TBJ ± 2.790 gram
11. Genetalia : Hasil PD : Vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tipis lunak, pembukaan 4 cm,selaput
ketuban (+), tidak ada bagian kecil yang terkemuka, tidak ada molase, kepala hodge III
UUK Kidep
12. Anus : Tidak ada haemoroid
13. Ekstremitas Atas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, kuku tidak Pucat,
14. Ekstremitas Bawah : Bentuk simetris, tidak ada oedema dan varises, kuku tidak pucat, refleks patela +/+
15. Intensitas Nyeri : Skala 7
16. Data Penunjang :
- Golongan darah : O
- HB : 11,4 g/dl (27-10-2022)
- Rapid Test : Negatif (-)
Analisis

Ny. U usia 20 tahun G1P0A0 Parturient aterm


kala 1 fase Aktif, keadaan umum ibu dan
janin baik
Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga ; hubungan terjalin dengan baik.
2. Memfasilitasi informed consent; suami menandatangani dan ibu bersedia diperiksa.
3. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui keadaan dirinya dan keadaan bayi.
4. Memfasilitasi ibu makan dan minum, ibu minum air putih ±100cc
5. Memfasilitasi ibu BAK di kamar mandi, ibu dapat melakukannya
6. Memfasilitasi ibu mobilisasi, ibu mau tidur miring kiri
7. Mengajarkan ibu untuk mengatur nafasnya ketika ada mules, ibu dapat melakukannya
8. Menyiapkan baju, kain ibu dan bayi, sudah disiapkan
9. Memastikan troli persalinan dan PI siap pakai , Troli dan Pi siap pakai.
10. Memberikan dan mengajarkan suami melakukan asuhan komplementer berupa
massage endorphin, ibu tampak tenang intensitas nyeri menjadi 4.
11. Melakukan pemantauan kondisi ibu, kondisi janin dan kemajuan persalinan, hasil
terlampir dalam partograf.
Pukul 15.30 WIB

Data Subjektif
Ibu mengatakan setelah BAK keluar air-air banyak dan mules semakin kuat
sering adavrasa seperti ingin BAB
 
Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80x/m, R : 20 x/m, S : 36, ˚C
Abdomen : Penurunan kepala 1/5, HIS 5x10’x50”, DJJ 138 x/m
Genetalia : Vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tidak
teraba, selaput ketuban (-) sisa cairan jernih,
tidak ada bagian kecil yang menumbung, tidak ada
molase, kepala hodge IV, UUK di depan

Analisis
Kala II kemajuan persalinan baik, keadaan umum ibu dan janin baik,potensial
terjadi perdarahan
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui hasilnya
2. Memfasilitasi ibu untuk pendampingan persalinan, ibu mau didampngi suami
3. Memakai APD, sudah di gunakan
4. Memberikan dukungan moral dan spiritual, ibu tampak tenang
5. Memasukan spuit 3 cc dan mematahkan ampul oxytocin, oxytocin sudah siap pakai
6. Memfasilitasi ibu untuk minum, ibu mau minum ±100 cc
7. Menganjurkan ibu untuk berdoa, ibu tampak tenang
8. Memfasilitasi posisi bersalin, ibu memilih posisi litotom
9. Memasang under pad, sudah terpasang
10. Menyiapkan kain diatas perut ibu, sudah terpasang
11. Mendekatkan partus set, dan nirbeken, sudah didekatkan secara ergonomis.
12. Mengajarkan teknik meneran dengan baik, ibu dapat melakukannya
13. Memimpin ibu meneran ketika ada his, kemajuan persalinan semakin bai
14. Melakukan pemantauan DJJ disela-sela his, DJJ 146x/ menit
15. Memberikan pujian apabila ibu meneran dengan baik, ibu tampak tenang
16. Melakukan pertolongan persalinan secara 60 langkah APN, bayi lahir hidup pukul 15.40
WIB segera menangis, gerakan aktif, kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin
perempuan.
Pukul 15.40 WIB

Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan masih merasa mules
 
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU sepusat kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, tampak
tali pusat menjulur di depan vulva, plasenta belum lahir, pengeluaran darah ± 100 cc
 
Analisis
P1 A0 Kala III, keadaan umum ibu baik perlu manajemen aktif kala III

Penatalaksanaan
1. Mengecek adanya janin kedua, tidak ada janin kedua
2. Melakukan manajemen aktif kala III
- Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan oksitosin, ibu mengetahui dan menyetujuinya
- Melakukan penyuntikan oxytocin IU secara IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar, sudah disuntikan
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali pada saat adanya kontraksi dan terdapat salah satu tanda
pelepasan plasenta (uterus globuler, tali pusat memanjang, dan semburan darah), pukul 15.45 WIB plasta lahir
secara spontan
- Melakukan massase fundus uteri 15x15”, kontraksi uterus baik
Pukul 15.45 WIB

Data Subjektif
Ibu merasa senang bayi dan plasenta sudah lahir ,masih terasa mules di perutnya
 

Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/80 mmHg, N : 84x/m, R : 19 x/m, S : 36,7 ˚C
Abdomen : TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras,
kandung kemih kosong
Genetalia : Tidak ada laserasi, pengeluaran darah ± 100 cc
 

Analisis
P1 A0 kala IV, keadaan umum ibu baik, perlu pemantauan kala IV
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui hasilnya
2. Mengecek kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap (kotiledon,selaput)
3. Mengecek ruptur jalan lahir, tidak ada ruptur pada jalan lahir
4. Memastikan kontraksi uterus baik, kontraksi uterus keras
5. Memastikan kandung kemih kosong, kandung kemih kosong
6. Memastikan kembali pengeluaran darah, pengeluaran darah ±20 cc
7. Mengecek nadi dan tekanan darah, nadi 78 x/m dan tekanan darah 100/70 mmHg
8. Membersihkan ibu dan tempat bersalin, ibu sudah mamakai baju, kain dan pampers,
tempat tidur sudah bersih dan nyaman.
9. Mengajarkan ibu dan keluarga massase fundus uteri, ibu dan keluarga dapat
melakukannya
10. Merendam alat bekas pakai di klorin 0,5% , sudah direndam
11. Mencuci alat dengan deterjen dan air mengalir, selanjutnya melakukan DTT, sudah
dilakukan
12. Memberitahu ibu jika ada keluhan menghubugi petugas , ibu dapat memahaminya.
13. Memfasilitasi ibu untuk makan dan minum, ibu mau makan dan minum teh manis.
14. Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam, hasil terlampir di partograf
15. Memberikan terapi :oral
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. U

Hari, Tanggal : Jum’at, 09 Desember 2022


Waktu : 15.40 WIB
Tempat : Puskesmas Poned Sitopeng
 

Biodata
Nama bayi : Bayi Ny.u
Tanggal lahir : 09-12-2021
Jenis kelamin : laki-laki

Data Subjektif
Riwayat
Bayi lahir hidup spontan segera menangis, tonus otot kuat, warna kulit
kemerahan,gerakan aktif, lahir pada tanggal 09-12-2022 pukul 15.40 WIB.
Data Objektif
Keadaan umum : warna kulit kemerahan, tonus otot kuat, gerakan aktif
Tanda-tanda vital: laju jantung 138 x/menit, laju nafas 52x/menit, suhu 36,6oC
Antopomteri : Berat badan 3000 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32
cm, lingkar dada 31 cm.
 
Analisis
Bayi Baru Lahir Normal normal, keadaan umum bayi baik
 
Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent, ibu menyetujui.
2. Melakukan penjepitan tali pusat, tali pusat sudah di jepit dan dipotong.
3. Menyalakan lampu sorot tepat diatas badan bayi, lampu sudah dinyalakan.
4. Melakukan pengukuran antopometri seperti pengukuran berat badan, panjang
badan, lingkar kepala, dan lingkar dada, sudah dilakukan.
5. Memakain bayi baju dan popok, sudah dilakukan.
6. Memberikan suntikan vitamin k 0,5 ml di 1/3 paha kiri atas bagian luar, vitamin k
sudah diberikan.
7. Memberikan salep mata pada bayi, sudah diberikan.
8. Menjaga kehangatan bayi dengan cara dibedong, bayi sudah dibedong.
9. Melakukan IMD segera setelah bayi lahir, IMD berhasil dilakukan
Pembahasan 01

02
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas
mengenai asuhan kebidanan persalinan pada Ny. U
03
usia 20 tahun G1P0A0 gravida 39-40 minggu dengan
persalinan normal di Puskesmas Poned sitopeng Kota
Cirebon pada tanggal 09 Desember 2022. Dengan 04
melalui tahap anamnesa, pemeriksaan fisik, analisis,
dan penatalaksanaan yang memberikan asuhan
kebidanan persalinan yang berpusat pada wanita
05
sesuai dengan kebutuhan ibu dalam asuhan
komplementer ini penulis memberikan intervensi 06
berupa endorphin massage yang diberikan pada saat
memasuki kala I fase aktif.
Dalam pengkajian data subjektif Ibu sudah melakukan vaksinasi
didapatkan bahwa Ny. U usia 20 tahun, ibu Covid-19 dosis ke-2 yang
mengeluh mules tiap 5 menit dan keluar menurut surat edaran nomor
lender darah sejak 08.00 WIB, belum surat HK 02.01/I/2007/2021
keluar air-air. Hal ini sesuai dengan teori tentang vaksinasi Covid-19 bagi
bahwa menurut Kurniawan (2016) tanda ibu hamil dan penyesuaian
pasti persalinan yaitu timbulnya kontraksi skrining dalam pelayanan
uterus, terasa sakit pada punggung dan ke vaksinasi Covid-19 bahwa ibu
bagian perut, penipisan dan pembukaan hamil merupakan salah satu
servix ditandai dengan adanya sasaran vaksinasi dalam upaya
pengeluaran lendir dan darah sebagai pencegahan dan penyebaran
tanda pemula. Covid-19.
Dalam pengkajian data objektif didapatkan bahwa hasil pemeriksaan fisik
sebagian besar dalam batas normal, dalam asuhaan kebidanan
persalinan pemeriksaan fisik di fokuskan kepada pemeriksaan abdomen
dan genetalia. Pada pukul 14.30 WIB pasien datang dan dilakukan
pemeriksaan mengenai keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital,
bagian jantung dan paru, kemudian payudara masih dalam batas normal.

Pada bagian abdomen tidak terdapat bekas luka operasi, TFU 30 cm, letak
memanjang,posisi punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 140 x/menit, HIS
4x10’x45” TBJ ± 2.790 gram. Menurut WHO (2013) dalam pemeriksaan
abdomen sudah sesuai dengan teori meliputi leopod I-IV. Tidak terdapat
masalah pada pemeriksaan abdomen dan dalam batas normal. Pada
pengukuran TFU menurut Mc. Donald berdasarkan usia kehamilan Ny. U sudah
sesuai dengan teori bahwa jika usia kehamilan 32-42 minggu TFU nya ±30-33
cm. Sedangkan cara mengetahui taksiran berat janin agar dapat memprediksi
apakah berat badan janin sudah cukup, kurang atau terlalu besar yaitu dengan
menggunakan rumus Johnson TBJ =(TFU(30 cm)-N(12)) x 155= 2.790 gram,
dengan demikian taksiran tersebut menurut Rohan (2013) termasuk dalam
batas normal karena ciri bayi baru lahir normal yang aterm antara 37-42 minggu
dengan berat badan 2500-4000 gram.
01

Pada pemeriksaan genetalia didapatkan tidak ada 02


kelainan seperti oedema, varises, pembesaran kelenjar
bartholini dan skene, hasil PD vulva vagina tidak ada
kelainan, porsio tipis lunak, pembukaan 4 cm, selaput 03
ketuban utuh, tidak ada bagian kecil yang tekemuka,
kepala hodge III UUK kiri depan. Dari hasil 04
pemeriksaan dalam didapatkan hasil bahwa Ny. U
sudah pembukaan 4 cm yang menunjukan bahwa ibu
memasuki kala I fase aktif menurut Rohani, dkk (2011) 05
fase aktif itu merupakaan pembukaan serviks 4 – 10
cm , berlangsung sekitar 6 jam
06
Pada pemeriksaan hasil 01
Selain itu penulis menanyakan rapid test antigen Ny. U
bagaimana intensitas nyeri yang yaitu negatif (-), sesuai
dirasaka, Ny. U dengan dengan peraturan 02
menggunakan pengukuran skala Puskesmas poned
Sitopeng bahwa jika
Faces Pain Rating Scale (FPRS)
dan mengatakan intensitas nyeri
terdapat pasien yang 03
datang terlebih dahulu
yang dirasakan berada pada range dilakukan rapid tes
7 artinya rasa sakit atau nyeri yang antigen guna 04
dirasakan terlalu sakit (Wright, meminimalisir
2014) pencegahan covid-19
05
Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu yaitu berada pada range
7. Menurut Setyowati (2018) Nyeri persalinan unik dan berbeda
pada setiap indvidu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan 06
kondisi fisik semata, tetapi berakitan dengan kondisi psikologis
ibu pada saat persalinan. Nyeri yang dirasakan oleh ibu
disebabkan oleh karena kontraksi otot rahim, terdapat
peregangan otot panggul (Simkin, 2007). Sehingga analisisnya
yaitu kala I fase aktif dengan kemajuan persalinan baik, keadaan
umum ibu dan janin baik.
01

Setelah dilakukan pengakjian data subjektif dan objektif 02


dalam asuhan kebidanan persalinan maka analisis dalam
kasus ini Ny. U usia 20 tahun partuerient aterm kala I
fase aktif dengan keadaan umum ibu dan janin baik. 03
Penatalaksanaan yang diberikan selama fase aktif yaitu
dengan memberikan asuhan sayang ibu dengan
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu 04
serta tidak lupa mengikuti sertakan suami dan keluarga
dalam memberikan dukungan agar ibu merasa nyaman
seperti menjelaskan asuhan mulai dari proses dan 05
asuhan yang akan diberikan, memanggil ibu sesuai
dengan namanya, memfasilitasi mobilisasi, memfasilitasi
makan dan minum, serta memfasilitasi BAB dan BAK 06
dikamar mandi, memantau kemajuan persalinan dan
merencanakan PD ulang 4 jam yang akan datang atau
bila ada indikasi.
Penatalaksanaan yang diberikan selain tetap
memperhatikan asuhan sayang ibu, penulis memberikan Sebelum dilakukan pijatan penulis
asuhan kebidanan komplementer yaitu massage menanyakan terlebih dahulu nyeri
endorphin yang menurut Deswani, dkk (2019) Endorphin yang dirasakan saat adanya his atau
Massage atau terapi sentuhan ringan merupakan sebuah kontraksi, pijat endorphin diberikan
terapi sentuhan pijatan ringan yang cukup penting dengan posisi ibu miring ke kiri lalu
diberikan pada wanita hamil, diwaktu menjelang hingga diberikan pijatan bagian lengan ibu
saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan selama 5-10 menit dan dilakukan saat
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin kontraksi muncul. Setelah diberikan
yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan pijatan ibu mengatakan nyerinya
perasaan nyaman. berkurang sedikit.

Endorphin massage dilakukan karena memiliki banyak manfaat yang paling


utama dari manfaat massage adalah memperlancar peredaran darah dan
getah bening. Dimana massage akan membantu memperlancar metabolisme
dalam tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi kontraksi dinding
kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh
darah kapiler dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah
meningkat, pembuangan sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga
mamacu hormon endorphin yang berfungsi memberikan rasa nyaman. Selain
hal tersebut banyak sekali manfaat massage bagi peningkatan fungsi-fungsi
fisiologis tubuh (Anik Maryunani, 2010).
01

02

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Meihartati 03


dan Mariana Siti (2017)yang berjudul efektivitas
endorphin massage terhadap tingkat kecemasan 04
ibu bersalin primipara kala I fase aktif dengan hasil
terdapat efektivitas endorphin massage terhadap
tingkat kecemasan pada ibu bersalin primipara kala 05
I fase aktif di Rumah Sakit Ibu dan Anak Paradise.
06
01

02

Didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh


Khasanah dan Sulistyawati (2020)yang berjudul 03
pengaruh endorphin massage terhadap intensitas nyeri
pada ibu bersalin dengan hasil uji statistik 04
menggunakan paired sampel t-test untuk menganalisis
pengaruh massage endorphin terhadap intensitas nyeri
persalinan didapatkan nilai signifikan 0,000 (p<0,05) 05
yaitu terdapat pengaruh positif massage endorphin
terhaap penurunan intensitas nyeri pada ibu kala I.
06
Pada pukul 15.30 WIB ibu mengatakan keluar air-air banyak dan jernih, 01
mules nya semakin sering dan kuat dan ada rasa ingin BAB, dilakukan
pemeriksaan ulang atas indikasi pecah ketuban pada tanda-tanda vital
dalam batas normal, abdomen penurunan kepala 1/5 HIS 5x10’x45”, 02
DJJ 140 x/m, HIS dan DJJ dalam batas normal. Sedangkan pada
pemeriksaan genetalia, hasil PD vulva vagina tidak ada kelainan, porsio
03
tidak teraba, selaput ketubahn pecah, tidak ada bagian kecil yang
terkemuka, tidak ada molase, kepala hodge III-IV, UUK depan, dalam
hal ini terdapat kemajuan persalinan sangat cepat, menurut Nurun Ayati 04
hasanah (2020) bahawa persalinan presipitatus terjadi akibat dilatasi
atau penurunanyang sangat cepat. Dilatasi presipitatus didefinisikan
sebagai dilatasi fase aktif ≥ 5 cm / jam pada primipara atau ≥10 cm 05
pada multipara, persalianan presipitatus biasanya diakibatkan dari
kontraksi yang sangat kuat.
06
Setelah dilakukan pertolongan persalinan secara APN pada pukul 15.40 WIB bayi lahir hidup
spontan segera menangis, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, dan tonus otot kuat, kemudian
dilakukan pemotongan tali pusat dan melakukan IMD selama 1 jam kemudian melakukan
penimbangan berat badan bayi yaitu 3000 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32 cm
dan lingkar dada 31 cm, dalam pengukuran antropometri tersebut masih dalam batas normal

Sebelum dilakukan manajemen aktif kala III, dilakukan pengecekan kandung kemih dan
didapatkan kandung kemih penuh lalu dilakukan pengeluaran urin menggunakana kateter.
Salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi saluran kemih adalah buruknya praktik cuci
tangan pada petugas kesehatan, cairan irigasi yang terkontaminasi dan teknik kateterisasi yang
tidak benar (Dewi and Asman, 2021).

Setelah itu penatalaksanaan kala III sudah dilakukan dan plasenta lahir 5 menit kemudian
yaitu pada pukul 15.45 WIB. Selanjutnya dalam kala IV dilakukan pemantauan selama 2 jam
LAKUKAN YANG TERBAIK

BIASAKAN MELAKUKAN YANG BENAR


BUKAN MEMBENARKAN HAL YAN BIASA
DILAKUKAN
01

02

Terimakasih
03

04

05

06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics &
images from Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai