Anda di halaman 1dari 14

BINARI, Jurnal Bidan Mandiri

Vol. 18 Agustus 2019

Asuhan Kebidanan Pada Ny”M” Bersalin Normal Dan Menerapkan Terapi


Murottal Di BPM Wiwiet Wulandari Palembang 2019

ELLEN SARTIKA SARI, (12.16.009)

ABSTRAK

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 14 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Syaifuddin, 2015).
Nyeri saat persalinan merupakan kondisi secara psikologis yang dialami oleh
semua ibu saat proses persalinan, tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
rasa nyeri pada saat persalinan yaitu dapat dilakukan dengan terapi farmakologi
dan non farmakologi, salah satu terapi non farmakologi salah satunya adalah
permberian terapi murottal.
Terapi murottal dalam proses persalinan adalah suatu cara yang bertujuan untuk
mengurangi sara nyeri, stress dan memeri rasa rileks atau tenang pada proses
persalinan adapun terapi ini dengan cara mengdengarkan murrotal Al-Quran
kepada ibu yang bersalin.
Menerapkan secara langsung penatalaksanaan asuhan Asuhan Kebidanan Pada
Ny”M” G3P2A0 Bersalin Normal dan menerapkan terapi murottal Di BPM
Wiwiet Wulandari Palembang Tahun 2019 dengan mengunakan manajemen 7
Langkah varney dan teknik pendokumentasian mengunakan SOAP.
Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan
fisik, kemudian di analisis dan di tegakkan diagnose, masalah, kebutuhan, serta di
buat perencanaan yang di dokumentasikan, dalam bentuk SOAP dan dalam
bentuk alur varney.

Kata kunci : Bersalin Normal, Terapi Murottal

Daftar Pustaka : 16 (2012-2017)

Studi kasus Page 1


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

Midwifery Care for Normal Maternal "M" and Applying Murottal Therapy
at 2019 Wiwiet Wulandari BPM
ELLEN SARTIKA SARI, (12.16.009)

ABSTRACT

Labor and normal birth are the processes of fetal discharge that occur at term (37–
42 weeks), are born spontaneously with a back head presentation that lasts 14
hours, without complications both in the mother and the fetus (Syaifuddin, 2015).
Pain during labor is a psychological condition experienced by all mothers during
labor, actions that can be done to overcome pain during labor that can be done
with pharmacological and non-pharmacological therapies, one of which is non-
pharmacological therapy, one of which is murottal therapy.
Murottal therapy in labor is a method that aims to reduce pain, stress and feel
relaxed or calm during the labor process as well as this therapy by listening to the
Quran's murrotal to the mother who gives birth.
Directly apply management of midwifery care to "M" G3P2A0 "Normal
Maternity Care" and apply Murottal therapy at the Wiwiet Wulandari Palembang
BPM in 2019 using 7 Steps varney management and documentation techniques
using SOAP.
The technique of collecting data is by interview, observation, and physical
examination, then analyzed and diagnosed, problems, needs, and made a
documented plan, in the form of SOAP and in the form of the varney groove.

Keywords : Maternity Normal, Murottal Therapy

Bibliography : 16 (2012-2017)

Menurut penjelasan bidan di


Surakarta teknik yang diberikan
PENDAHULUAN untuk mengurangi nyeri persalinan
pada ibu bersalin yaitu dengan
Latar Belakang
memberikan terapi murottal.
mengalami nyeri persalinan ringan, Mekanisme Terapi Murottal secara
50% ibu yang mengalami nyeri lisan kita membaca Al-quran atau
persalinan sedang dan 33,3% ibu mendengar bacaan Al-quran impuls
yang mengalami nyeri persalinan atau rangsangan suara akan diterima
hebat terkontrol, sedangkan data ibu oleh daun telinga pembacanya.
bersalin di Klinik Solo Peduli yang Kemudian telinga memulai
mengalami nyeri ringan sebesar osesndengarkan. Secara fisiologi
33,3%, pada nyeri sedang 50% dan pendengaran merupakan proses
pada nyeri hebat terkontrol 16,7%. dimana telinga menerima

Studi kasus Page 2


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

gelombang suara membedakan menurunkan rasa sakit, menghindari


frekuensi dan mengirim informasi stres dan trauma pada saat
kesusunan saraf pusat. Setaip bunyi persalinan (Deitrick, 2014). Hal ini
yang duhasilkan oleh sumber bunyi sejalan dengan penelitian
atau getaran udara akan diterima Enkin(2013) yang menyatakan
oleh telinga. Getaran tersebut akan bahwa jika wanita di perhatikan dan
diubah menjadi impuls mekanik diberi dukungan selama proses
ditelinga tengah dan diubah menjadi persalinan, maka mereka akan aman
umpuls elektrik di telinga dalan dan dan merasa nyaman serta persalinan
diteruskan melalui saraf juga akan berlangsung lebih cepat.
pendengaran menuju ke korteks Berdasarkan latar belakang diatas,
pendengaran di otak. dimana peran bidan sangat penting
Sebagian besar wanita menyatakan dalam menurunkan angka mobilitas
bahwa kehadiran petugas kesehatan dan mortalitas pada ibu bersalin
saat persalinan sangat penting maka penulis sangat tertarik untuk
karena mereka memberikan melakukan Asuhan Studi Kasus
dukungan dan informasi terkait dengan judul “Asuhan Kebidanan
proses persalinan. Wanita merasa Pada Ny”M” G3P2A0 Bersalin
bahwa bentuk dukungan yang Normal dan menerapkan terapi
berikan oleh petugas kesehatan saat murottal di BPM Wiwiet
roses persalinan menimbulkan Wulandari Palembang Tahun
dampak yang positif diantara nya 2019”
dapat menurunkan kecemasan,

3.1 Data Subjektif ibu datang ke BPM Wiwiet


Wulandari Palembang dengan
1. Biodata keluhan ingin melahiran anak ke
Nama Pasien : Ny”M” 3, ibu mengaku hamil 9 bulan.
Nama Pasien : Tn”S” Pukul 05.00 WIB ibu mulai
Umur : 32 Tahun merasakan nyeri perut bagian
Umur : 35 Tahun bawah menjalar ke pinggang,
Agama : Islam makin lama makin kuat dan sering
Agama : Islam disertai keluar lendir campur
Suku/Bangsa : Indonesia darah dari kemaluan sejak
Suku/Bangsa : Indonesia setengah jam yang lalu. Kontraksi
Pendidikan : SD (+) gerakan anak masih di
Pendidikan : SMP rasakan, pengeluaran dari vagina :
Pekerjaan : IRT lendir (+), darah+lendir (+), air-air
Pekerjaan : Buruh Tani (-)
Alamat : Jl.
Keramasan Lr. Putri Raying rindu 3.3 Analisis Data / Assassement
RT.02 RW.02 Kala I Fase Aktif
2. Alasan datang Tanggal 10 Mei 2019
Tanggal : 10 Mei 2019 Pukul : 12.00 WIB
pukul : 09.00 WIB,

Studi kasus Page 3


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

I. Subjektif : ibu merasa nyeri perut 1. Menginformasikan pada ibu dan


yang menjalar ke pinggang semakin keluarga tentang kemajuan
lama semakin sering persalinan
II. Objektif : TD : 120/70 mmhg Ev : informasi sudah di berikan
DJJ : 145x/m ke pihak keluarga bahwa ibu
N : 81x/m His : 3x10”40 sudah pembukaan 6 cm.
2. Mengatur posisi pasien yaitu
P : 21x/m Suhu : 37C miring ke kiri
Ev : ibu telah miring ke kiri
Kandung Kemih : Tidak Penuh
3. Mempersiapkan alat-alat partus
TFU : 30 cm
set, obat-obatan yaitu alat-alat
Dilakukan pemeriksaan dalam pukul partus set seperti bak instrument
12.00 WIB berisi ½ kocher, gunting
episiotomi, 2 buah klem, gunting
Portio : Tipis Penurunan : tali pusat, umbilikalkod,
Hodge III handscoon, kateter, penghisap
lendir, oksitosin, lidocain, spuid
Pembukaan : 6 cm 3 cc semua telah di siapkan
Penunjuk : UUK Kanan Ev : alat-alat partus set telah
Depan disiapkan
Ketuban : Utuh Terbawah : 4. Mempersiapkan perlengkapan
Kepala bayi seperti popok, baju, gurita,
cawet, kaos tangan kaki dan topi
III. Assessment bayi
Ev : perlengkapan bayi sudah di
1. Diagnosa : G3P2A0 hamil 40 siapkan
minggu inpartu kala I fase aktif dan
menerapkan terapi murottal JTH 5. Melakukan Inform Consent
Preskep untuk dilakukan terapi murottal
Ev: ibu setuju untuk dilakukan terapi
1. Masalah :- ibu merasakan nyeri murottal pada proses persalinan
perut yang semakin sering dan ibu menandatangai lembar
2. Kebutuhan : persetujuan.
1. Informasi kemajuan persalinan 6. Mengatasi rasa nyeri persalinan
2. Atur posisi ibu dengan menerapkan terapi
3. Persiapan alat-alat partus set murrotal dengan cara:
4. Persiapkan perlengkapan bayi menanyakan kepada klien
5. Inform Consent tingkat nyeri yang dirasakan
6. Mengatasi rasa nyeri persalinan menggunakan face pain scale
dengan menerapkan terapi kemudian di catat dilembar
murottal observasi, selanjutnya
7. Penilaian Observasi Terapi memasang atau mendengarkan
Murottal murottal Al-Quran yaitu surah
8. Pengisisan partograf Ar-Rahman dan AS-Syams pada
ibu selama 15-20 menit,
IV. Perencanaan
kemudian menanyakan kembali

Studi kasus Page 4


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

kepada klien tingkat nyeri yang maksimal namun dikala I faase


dirasakan menggunakan face aktif deselerasi tingkat nyeri
pain scale kemudian di catat yang dirasakan ibu tidak
dilembar observasi. mengalami penurunan.
Ev: penerapan terapi murottal telah 8. Mengisi Partograf yaitu
dilakukan pembukaan serviks dan
7. Melakukan penilaian Observasi kontraksi
terapi murottal dengan cara: Ev: Partograf diisi mulai dari fase
observasi telah dilakukan dan aktif sampai masa pengawasan
didapat hasil pada pukul 12.00
WIB dilakukan pemeriksaan KALA II, pukul 15.00 WIB
dalam didapat pembukaan 6 cm I. Subjektif : Ibu merasakan seperti
dengan tingkat nyeri yang ingin BAB dan merasa nyeri perut
dirasakan ibu yaitu 4 setelah yang menjalar ke pinggang semakin
dilakukan terapi murottal pada lama semakin kuat, adanya dorongan
pukul 12.15 WIB tingkat nyeri ingin meneran, tekanan anus ada,
yang dirasakan ibu menurun perenium menonjol, vulva membuka.
yaitu 3. pukul 12.45 WIB tingkat II. Objektif : di lakukan
nyeri yang dirasakan ibu yaitu 4 pemeriksaan dalam pukul 15.00
setelah dilakukan terapi murottal WIB
pada ibu pukul 13.05 tingkat Porsio : tidak teraba
nyeri yang dirasakan ibu yaitu penururnan : hodge III
tetap 4. Pukul 13.20 WIB tingkat Pembukaan : lengkap
nyeri yang dirasakan ibu yaitu 5 penunjuk : UUK kanan
setelah dilakukan terapi murottal depan
pukul 13.40 WIB tingkat nyeri Ketuban :negatif (pecah
pada ibu berkurang menjadi 4. spontan pukul 14.55, air ketuban
Pukul 14.00 WIB dilakukan jernih)
pemeriksaan dalam yaitu 8 cm Terbawah : kepala
dengan tingkat nyeri 6 setealah III. Assassement
dilakukan terapi murottal 14.15 1. Diognosa : G3P2A0 hamil aterm
WIB tingkat nyeri yang inpartu kala II
dirasakan ibu tetap sama yaitu 6. 2. Masalah : ibu merasakan nyeri
Pukul 14.30 WIB pemeriksaan perut yang semakin kuat
dalam yaitu 9 cm dengan tingkat - ibu merasa ingin meneran
nyeri 7 setelah dilakukan terapi 3. Kebutuhan :
murottal tingkat nyeri yang 1. KIE cara meneran yang baik
dirasakan ibu yaitu 8. Pukul dan benar
15.00 WIB hasil pemeriksaan 2. Mendekatkan alat partus set
dalam yaitu 10 cm dengan 3. Pimpin persalinan
tingkat nyeri 8 setelah dikalukan 4. IMD
terapi murottal didapatkan 5. Memastikan tidak ada janin ke-2
tingkat nyeri yang dirasakan ibu dan Menyuntikan oksitosin
yaitu 8. IV. Perencanaan :
Ev: adanya penurunan rasa nyeri 1. Mengajarkan kepada
pada kala I fase aktif dilatasi ibu cara meneran yang benar yaitu :

Studi kasus Page 5


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

mengangkat kedua kaki sampai I. Subjektif : ibu masih merasa


perut, pandangan ke perut di bagian mules dan lemas
pusat, jika kontraksi tidak ada ibu di II. Objektif : TFU :
anjurkan untuk istirahat, mengambil sepusat
nafas dari hidung di buang melalui TD : 110/70 mmhg, P : 19x/m Nadi
hidung. : 80 x/m T : 36,5 C
Ev : ibu sudah di ajarkaan cara
meneran yang benar yaitu : Kontraksi uterus : baik
mengangkat kedua kaki sampai ke
Kandung kemih : tidak penuh
perut, pandangan ke perut di bagian
pusat, jika kontraksi tidak ada ibu di Tanda-tanda pelepasan plasenta :
anjurkan untuk istirahat, mengambil
nafas dari hidung di buang melalui 1. Semburan darah tiba-tiba
hidung. 2. Tali pusat tampak di depan vulva
dan tampak memanjang
Mendekatkan alat-alat partus 3. Uterus berbentuk globuller
III. Assessement
Ev : Alat-alat sudah di dekatkan di
1. Diagnosa : P3A0 kala III
samping pasien
2. Masalah : plasenta
Melakukan pimpinan persalinan belum lahir
ketika kepala bayi berada 5-6 cm di 3. Kebutuhan : manajemen
depan vulva aktif kala III

Ev : Pertolongan persalinan sudah di Perencanaan :


lakukan dengan teknik 60 langkah
APN. Anak lahir pukul 15.15 WIB, 1. Melakukan manajemen aktif kala
bayi menangis jenis kelamin : Laki- III
laki, perineum utuh, laserasi jalan a. Melakukan peregangan tali pusat
lahir tidak ada. terkendali
Ev : Peregangan tali pusat terkendali
Melakukan Inisiasi Menyusui Dini sudah di lakukan, pukul 15.25
(IMD) dilakukan 5 menit setelah WIB, plasenta lahir lengkap, berat
bayi lahir dan dilakukan selama plasenta ±500 gram, panjang tali
minimal 1 jam pusat ± 50 cm.
b. Masase fundus uteri
Ev : IMD sudah di lakukan.. Ev : Masase fundus uteri sudah di
Memastikan tidak ada janin ke-2 dan lakukan, uterus berkontraksi
Menyuntikan oksitosin di paha kanan dengan baik (keras).
luar secara IM dengan dosis 1 ampul
KALA IV , Pukul 16.00 WIB
(10 unit)
I. Subjektif : ibu mengatakan
Ev : tidak ada janin ke-2 dan
masih lelah setelah melahirkan
penyuntikan Oksitosin sudah di
tetapi ibu merasa senang karena
suntikan.
bayi dan plasenta telah lahir.
KALA III, Pukul 15.20 WIB

Studi kasus Page 6


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

II. Objektif : tidak ada laserasiEv : IMD sudah di lakukan yaitu dengan cara
jalan lahir, perdarahan sebanyak segera setelah bayi lahir bayi di
100 cc letakkan di atas dada ibu secara skin
III. Assassement to skin untuk melakukan pencarian
1. Diagnosa : P3A0 kala IV putting susu ibu.
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : Melakukan perawatan bari baru lahir
1. Berikan ibu asupan nutrisi normal
2. KIE masase uterus Ev: perawatan bayi baru lahir normal
3. Membersihkan ibu dan telah dilakukan JK: Laki-laki, PB: 48
bereskan alat-alat cm, BB: 2800 gr. Anus (+), salep
4. Observasi perdarahan da TTV mata telah diberikan dan dilakukan
5. IMD penyuntikan Vit K.
6. BBL 5. Mengajarkan ibu untuk menjaga
7. KIE personal hygiene personal hygiene
8. KIE mobilisasi Ev : Ibu sudah di ajarkan untuk
9. KIE obat-obatan membersihkan daerah
10. Mengisi atau melengkapi kemaluannya setelah habis BAK
partograf dan BAB, mandi 2xsehari, dan
menganti pakaian pada saat kotor
Perencanaan dan lembab
6. Menganjurkan ibu untuk
Memberikan makanan asupan nutrisi mobilisasi
seperti makanan dan minuman untuk Ev : Ibu di anjurkan bidan untuk
menambah tenaga ibu miring ke kiri setelah 2 jam
persalinan, duduk 6 jam
Ev : ibu sudah di berikan oleh keluarga persalinan serta berjalan secara
minum teh manis perlahan-lahan.
1. Mengajarkan ibu untuk masase 7. Menganjurkan ibu untuk minum
perutnya obat oral yang telah di berikan
Ev : ibu sudah di ajarkan untuk masase bidan
perutnya dengan cara mengelus- Ev : obat Paracetamol, Vit C,
ngelus perutnya dengan searah jarum Amoxilin (3x1 ) sudah di minum
jam serta memberitahu bidan jika ibu
perut ibu terasa lembek. 8. Melengkapi partograf
2. Membersihkan ibu dan merapikan Ev : bidan telah melengkapi
semua alat-alat partus partograf sesuai tindakan.
Ev : ibu sudah di bersihkan dan alat-alat
sudah di bereskan
3. Mengobservasi vital sign, PEMBAHASAN
perdarahan, kontraksi uterus, dan
tinggi fundus uteri setiap 15 menit Dari pengkajian dan
pada 1 jam pertama, 30 menit sekali pengumpulan data Ny”M” tanggal
pada 1 jam kedua. 10 Mei 2019 maka
Ev : Melakukan Inisiasi Menyusui Dini didapatkan data Subjektif yaitu
(IMD) Ny”M” umur 32 Tahun, Agama
Islam, Pendidikan SD, pekerjaan

Studi kasus Page 7


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

IRT, Nama suami Tn”S” umur 35 Ketubahn Utuh, Bagian Terbawah


Tahun, Pekerjaan Buruh Tani, Kepala, Penurunan Hodge II,
Alamat Jl. Keramasan Lr. Putri penunjuk UUK kanan depan.
Raying rindu RT.02 RW.02 . Pada
Tanggal 10 Mei 2019 Pukul 09.00 Berdasarkan pada data
WIB, Ibu datang Ke BPM Wiwiet Subjektif dan Objektif di atas maka
Wulandari Palembang dengan di tegakkan diagnose “Ny”M”
keluhan ingin melahirkan anak ke 3 G3P2A0 Hamil 39 Minggu inpartu
mengaku hamil 9 bulan. Pukul 05.00 kala I JTH Presentasi Kepala Di
WIB ibu mulai merasakan nyeri BPM Wiwiet Wulandari Palembang
perut bagian bawah menjalar ke Tahun 2019 “ teori Winkjosastro
pinggang, makin lama makin kuat (2014), yaitu penentuan diagnose di
dan sering di sertai dengan keluarnya lakukan berdasarkan pernyataan
lendir campur darah dari kemaluan pasien tergantung jumlah kehamilan,
dari sejak setengah jam yang lalu, persalinan, serta abortus, hasil dari
kontraksi (+) pengeluaran dari vagina palpasi, tanda-tanda vital sebagai
: lendir (+) darah (+), air-air (-). gambaran keadaan pasien,
pernyataan ibu mengenai keluhan
Pengambilan data objektif keluarnya darah, hasil pemeriksaan
dengan pemeriksaan umum di penunjang. Dan dari hasil
dapatkan kesadaran umum Ny”M” pemeriksaan dalam, serta ada nya
Baik, Kesadaran Compos menthis, pemeriksaan DJJ.
TD 120/70 mmHg, P: 20x/mnt, Lila
23,5 cm, Nadi 80x/mnt, suhu Pada asuhan kebidanan ini
37,0C, Kandung kemih ; tidak peneliti akan melakukan penerapan
penuh. Pada pemeriksaan luar yaitu terapi murottal pada Ny”M” G3P2A0
Leopold I : di dapatkan hasil TFU kala I fase aktif bersalin normal di
pertengahan antara PX dan pusat (30 BPM Wiwiet wulan dari Palembang
cm), teraba bagian lunak, bulat tidak tahun 2019. Teori wahyudi (2016)
melenting di atas fundus uteri terapi murottal pada proses
(bokong), Leopold II : teraba bagian persalinan bermanfaat untuk
panjang, keras, seperti papan di mengurangi rasa nyeri, mengurangi
sebelah kiri (punggung) dan bagian- rasa stress, dan memberi rasa tenang
bagian kecil di sebelah kanan ibu, pada proses persalinan. Adapun ibu
Leopold III : teraba bagian keras, yang diperolehkan menerapkan
bulat dan melenting (kepala) sudah terapi murottal adalah wanita yang
masuk PAP, Leopold IV : penurunan sudah menikah dan sedang hamil,
3/5, TBJ : (TFU-Mcd) x 155 = 30 beragama islam, keadaan ibu sehat,
cm-11 x 155 = 2945 gr), His : 2x/10 keadaan janin sehat menurut teori
mnt, lamanya 20 detik, DJJ (+), Wahyudi (2016) Ny”M” sudah
frekuensi : 148x/mnt, teratur di memenuhi kriteria untuk dilakukan
bawah pusat samping kanan ibu. penerapan terapi murottal di BPM
Setelah itu dilakukan pemeriksaan Wiwiet Wulan Dari Palembang
dalam pada pukul 09.05 WIB dan di Tahun 2019. Penerapan terapi
dapatkan hasil portio tebal, murottal dilakukan dengan cara
pendataran 30%, Pembukaan 3 cm, menanyakan kepada klien tingkat
nyeri yang dirasakan menggunakan

Studi kasus Page 8


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

face pain scale kemudian di catat ibu informasi kemajuan persalinan,


dilembar observasi, selanjutnya atur posisi ibu, persiapan alat-alat
memasang atau mendengarkan partus set, persiapkan perlengkapan
murottal Al-Quran yaitu surah Ar- bayi, Inform Consent, mengatasi rasa
Rahman dan As-Syams pada ibu nyeri persalinan dengan menerapkan
selama 15-20 menit, kemudian terapi murottal, penilaian Observasi
menanyakan kembali kepada klien Terapi Murottal, pengisisan
tingkat nyeri yang dirasakan partograf. Poin penting pada kala I
menggunakan face pain scale yaitu hasil observasi yang didapatkan
kemudian di catat dilembar setelah melakukan penerapan terapi
observasi, Heru (2015). murottal dan didapat hasil observasi
pada pukul 12.00 WIB dilakukan
Pada pukul 12.00 WIB kala I pemeriksaan dalam didapat
fase aktif dan menerapkan terapi pembukaan 6 cm dengan tingkat
murottal di dapatkan data subjektif nyeri yang dirasakan ibu yaitu 4
yaitu dimana ibu merasa nyeri perut setelah dilakukan terapi murottal
yang menjalar ke pinggang semakin pada pukul 12.15 WIB tingkat nyeri
lama semakin sering. Hal ini sesuai yang dirasakan ibu menurun yaitu 3.
dengan teori Rohani dkk (2014). pukul 12.45 WIB tingkat nyeri yang
Pada pengkajian data objektif di dirasakan ibu yaitu 4 setelah
dapatkan hasil pemeriksaan TD : dilakukan terapi murottal pada ibu
120/70 mmHg, N : 81x/mnt, P : pukul 13.05 tingkat nyeri yang
21x/mnt, DJJ : 145x/mnt, His : dirasakan ibu yaitu tetap 4. Pukul
3x10”40 , Suhu : 37,0C, kandung 13.20 WIB tingkat nyeri yang
kemih : tidak penuh, dilakukan dirasakan ibu yaitu 5 setelah
pemeriksaan dalam pukul 12.00 WIB dilakukan terapi murottal pukul
portio : tipis, pembukaan 6 cm, 13.40 WIB tingkat nyeri pada ibu
ketuban utuh, penururnan hodge III, berkurang menjadi 4. Pukul 14.00
penunjuk UUK kanan depan, bagian WIB dilakukan pemeriksaan dalam
terbawah kepala. Berdasarkan teori yaitu 8 cm dengan tingkat nyeri 6
menurut Rohani dkk, (2014) pada setealah dilakukan terapi murottal
kala I fase aktif sudah sesuai dengan 14.15 WIB tingkat nyeri yang
teori yang ada. dirasakan ibu tetap sama yaitu 6.
Pukul 14.30 WIB pemeriksaan dalam
Berdasarkan data subjektif
yaitu 9 cm dengan tingkat nyeri 7
dan objektif di atas maka diagnose
setelah dilakukan terapi murottal
pada Ny”M” adalah inpartu kala I
tingkat nyeri yang dirasakan ibu
fase aktif dan menerapkan terapi
yaitu 8. Pukul 15.00 WIB hasil
murottal JTH preskep, hal ini sejalan
pemeriksaan dalam yaitu 10 cm
dengan teori menurut Rohani dkk
dengan tingkat nyeri 8 setelah
(2014) salah satu fase dalam
dikalukan terapi murottal didapatkan
persalinan adalah fase aktif yang
tingkat nyeri yang dirasakan ibu
dimulai dari pembukaan 4 sampai
yaitu 8.
menjadi pembukaan 10 cm.
Pengkajian data subjektif
Penatalaksanaan pada kala I
Kala II pukul 15.00 WIB ibu
fase aktif yaitu menjelaskan kepada

Studi kasus Page 9


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

merasakan seperti ingin BAB dan langsung di lakukan IMD (Inisiasi


merasa nyeri perut yang menjalar ke Menyusu Dini). Berdasarkan teori
pinggang semakin lama semakin (Winkjosastro 2013) asuhan yang di
kuat, adanya dorongan ingin berikan pada kala II yaitu melihat
meneran, adanya tekanan pada anus, adanya tanda dan gejala kala II
perenium menonjol, vulva membuka, melihat adanya dorongan meneran,
hal ini sudah menurut teori Rohani tekanan pada anus, perenium
dkk, (2014). Pada pengkajian data menonjol, dan vulva membuka.
objektif di lakukan pemeriksaan Mendekatkan alat-alat partus,
dalam pukul 15.00 WIB, dimana melakukan pertolongan persalinan,
porsio tidak teraba, pembukaan melakukan IMD (Inisiasi Menyusu
lengkap, ketuban negative pecah Dini). Dan memastikan tidak ada
spontan pukul 14.55 WIB , janin ke-2 jika tidak ada janin ke-2
penurunan hodge III, penunjuk UUK lakukan menyuntikan oktosin di paha
kanan depan, bagian terbawah kanan luar ibu secara IM.
kepala.
Pengkajian data subjektif
Berdasarkan data subjektif Pada pukul 15.20 WIB kala III ibu
dan objektif di atas maka diagnose mengatakan masih mules dan lemas.
pada Ny”M” G3P2A0 hamil aterm Hal ini sesuai dengan teori menurut
inpartu kala II. Berdasarkan teori Emelda (2017). Pada pengakajian
Rohani dkk (2014) diagnosis kala II data objektif di dapatkan hasil
di tegakkan jika pembukaan serviks pemeriksaan TFU : sepusat, TD :
telah lengkap, terlihat bagian kepala 120/70 mmHg, RR : 18x/mnt, N :
bayi di depan introitus vagina. 80x/mnt, T : 37,0C, kontraksi uterus
Berdasarkan teori tersebut ibu baik, kandung kemih tidak
peneggakan diagnose pada Ny”M” penuh, adanya semburan darah
sudah sesuai dengan teori menurut secara tiba-tiba, tali pusat
Rohani,dkk (2014). memanjang, uterus berbentuk
globuller. Hal ini sesuai dengan teori
Penatalaksaan yang di menurut Emelda (2017).
berikan kala II pada Ny”M” yaitu
mengajarkan ibu cara meneran yang Berdasarkan data subjektif
baik dan benar yaitu mengangkat dan objektif di atas maka diagnose
kedua kaki sampai ke perut yang di tegakkan pada Ny”M”
pandangan mata ke perut di bagian adalah P2A0 kala III. Hal ini sesuai
pusat jika konraksi tidak ada ibu di dengan teori menurut Emelda (2017)
anjurkan untuk istirahat mengambil dimana Kala III merupakan kala
nafas dari hidung dan buang melalui pengeluaran Plasenta yang
hidung. Mendekatkan alat partus set, berlangsung 5-30 menit setelah bayi
melakukan pimpinan persalinan lahir.
ketika kepala bayi sudah berada di
depan vulva 5-6 cm dengan Penatalaksanaan yang di
mengunakan teknik 60 langkah APN, berikan pada kala III pada Ny”M”
pukul 15.15 WIB bayi lahir spontan, melakukan manajemen aktif kala III
jenis kelamin laki-laki, perenium yakni melakukan pereganggan tali
utuh , tidak ada laserasi, kemudian pusat terkendali, pengeluaran

Studi kasus Page 10


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

plasenta dengan teknik dorso karnial. mmhg, N : 80x/mnt, T : 37,0C ,


Pukul 13.25 WIB plasenta lahir TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi
lengkap berat plasenta ±500 gram, uterus baik, kandung kemih tidak
panjang tali pusat ±50 cm. penuh, perdarahan 50cc. Pengkajian
mengajarkan kepada keluarga untuk data objektif yang di dapatkan oleh
melakukan masase pada fundus uteri. peneliti sudah sesuai Menurut teori
Hal ini sejalan dengan teori menurut Winjosastro, 2013 dimana kala IV
Emelda(2017) dimana asuhan yang kala pengawasan yang dimulai
di berikan pada kala III yaitu setelah lahirnya plasenta dan
melakukan manajemen aktif kala III. berakhir 2 jam setelah persalinan.
Observasi yang harus di lakukan
Pengkajian data subjektif pada kala IV yaitu tingkat kesadaran,
pada kala IV pukul 16.00 WIB pemeriksaan tanda-tanda vital,
dimana ibu mengatakan masih lelah kontraksi uterus, jumlah perdarahan.
setelah melahirkan, tetapi ibu merasa
senang karena bayi dan plasenta Berdasarkan data subjektif
telah lahir. Hal ini sejalan dengan dan objektif tersebut di atas maka
teori menurut (Winjosastro, 2013). diagnose yang di tegakkan pada
Pada pengkajian data objektif di Ny”M” adalah P2A0 kala IV.
dapatkan hasil pemeriksaan tidak ada Berdasarkan diagnose di atas sesuai
laserasi jalan lahir, perdarahan dengan teori Winkjosastro, 2013
sebanyak 100 cc. pada pukul 16.00 dimana kala IV adalah kala
WIB TD : 110/70 mmHg, N : pengawasan yang di lakukan 2 jam
84x/mnt, T : 36,2C TFU : 2 jari di setelah post partum.
bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, Penatalaksanaan yang di
perdarahan 100cc, pada pukul 16.15 lakukan pada Ny”M” kala IV yaitu
WIB TD : 110/70 mmHg, 84x/mnt, memberikan asupan nutrisi pada ibu,
seperti makanan dan minuman untuk
T : 36,5C , TFU : 2 jari di bawah
menambah tenaga ibu, mengajarkan
pusat, kontraksi uterus baik, kandung
ibu untuk masase perutnya,
kemih tidak penuh, perdarahan
membersihkan ibu dan merapikan
100cc, pada pukul 16.30 WIB TD :
alat-alat partus, mengobservasi vital
110/70 mmHg , N : 83x/mnt, T :
sign,perdarahan, kontraksi uterus,
36,3C , TFU : 2 jari di bawah pusat,
dan tinggi fundus uteri setiap 15
kontraksi uterus baik, kandung
menit pada 1 jam pertama, 30 menit
kemih tidak penuh, perdarahan 70cc.
pada 1 jam kedua, IMD dengan cara
Pada pukul 16.45 WIB TD : 110/70
bayi diletakan diatas dada ibu secara
mmhg, N : 81x/m T : 36,5C TFU : 2 skin to skin, melakukan perawatan
jari dibawah pusat, kontraksi uterus bayi baru lahir dan didapat JK: Laki-
baik, kandung kemih tidak penuh, laki, PB: 48 cm, BB: 2800 gr. Anus
perdarahan 70cc. Pada pukul 17.15 (+), salep mata telah diberikan dan
WIB 120/80 mmhg, N : 80x/mnt, T : dilakukan penyuntikan Vit K.
37,0 C, TFU : 2 jari di bawah pusat, mengajarkan ibu personal hygiene,
kontraksi uterus baik, kandung menganjurkan ibu untuk mobilisasi,
kemih tidak penuh, perdarahan 70cc. menganjurkan ibu untuk minum obat
Pada pukul 17.45 WIB TD : 120/80 oral yang telah di berikan bidan obat

Studi kasus Page 11


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

paracetamol, B6, Amoxillin, dan 1. Pengkajian data di lakukan pada


melengkapi pengisian partograf. tanggal 10 Mei pukul 09.00
Berdasarkan teori menurut WIB, di dapatkan Ny”M” datang
Winkjosastro, 2013 asuhan yang di ke PBM Wiwiet Wulandari
berikan pada Kala IV adalah Palembang dengan keluhan
mengobservasi tanda-tanda vital, ingin melahirkan anak ke 3,
mengobservasi perdarahan, mengaku hamil 9 bulan. Pukul
menganjurkan makan makanan 05.00 WIB ibu merasakan nyeri
bergizi, dan istirahat yang cukup, perut bagian bawah menjalar ke
menganjurkan ibu mobilisasi. pinggang, makin lama makin
kuat dan sering di sertai dengan
Berdasarkan teori yang ada keluarnya lendir campur darah
maka peneliti menyimpulkan bahwa dari kemaluan sejak setengah
asuhan kebidanan pada Ny”M” jam yang lalu. Pengambilan data
bersalin normal dengan menerapkan objektif dengan pemeriksaan
terapi murottal di BPM Wiwiet umum di dapatkan kesadaran
Wulandari Palembang Tahun 2019 umum Ny”M” baik, kesadaran
sudah sesuai dengan teori yang ada, Compos menthis, TD 120/70
hanya saja terdapat sedikit mmHg, P 20x/mnt, Lila 23,5
kesenjangan yaitu dimana kurang cm , Nadi 80x/mnt, suhu 37C di
nya pemakaian APD (Alat Pelindung lakukan pemeriksaan dalam
Diri). pukul 09.05 WIB dan di
Dan menurut teori Rohani dapatkan hasil portio tebal,
dkk, (2014) asuhan yang diberikan pendataran 30% , pembukaan 3
pada kala I salah satunya yaitu cm , ketuban utuh bagian
melakukan periksa dalam setiap 4 terbawah kepala, penurunan
jam sekali namun pada proses hodge II, penunjuk UUK kanan
persalinan ini pemeriksaan dalam depan.
dilakukan tidak sesuai teori karena 2. Berdasarkan pengumpulan dan
pasien sudah tidak kooperatif lagi pengkajian data subjektif dan
dan keluarga selalu terus menerus objektif tersebut di atas maka di
meminta bidan untuk melakukan tegakkan diagnose pada Ny”M”
pemeriksaan dalam, meski bidan yaitu G3P2A0 hamil 39 minggu
sudah menjelaskan akibat yang inpartu kala 1 fase laten JTH
terjadi jika dilakukan pemeriksaan presentasi kepala.
dalam yang terlalu sering seperti 3. Diagnose potensial pada Ny”M”
infeksi pada jalan lahir dan vagina. tidak terjadi karena sudah di
lakukan asuhan yang tepat.
PENUTUP 4. Tindakan segera tidak di lakukan
karena diagnose potensial tidak
Kesimpulan terjadi.
5. Penatalaksaan asuhan kebidanan
Setelah di lakukan asuhan kebidanan
yang di lakukan pada Ny”M”
pada Ny”M” bersalin normal dengan
telah di lakukan secara
menerapkan terapi murottal maka
menyeluruh
penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :

Studi kasus Page 12


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

6. Evaluasi di lakukan setelah di penerepan terapi murottal pada


lakukan penanganan dan asuhan proses persalinan.
yang tepat maka ibu dapat DAFTAR PUSTAKA
menjalani persalinan dengan
aman serta bayi lahir spontan Emelda, 2017. Asuhan Pertumbuhan,
dengan berat badan 2800 gram, Persalinan Neonatus.
panjang badan 48 cm, jenis Yogyakarta : Nuha Medika
kelamin laki-laki, dan anus (+),
Heru, 2015. Terapi Murottal.
plasenta lahir lengkap, laserasi
Jakarta : Salemba Medika
tidak ada kontraksi baik (keras),
perdarahan tidak ada. Manuaba, dkk. 2012. Buku Ajaran
Kebidanan, Reproduksi
5.2 Saran Wanita Dan Keluarga
5.2.1 Untuk Penulis Berencana. Jakarta : EGC
Di harapkan dapat memahami dan
menerapkan ilmu penulis Mochtar, 2014. Sinopsis Obstetri .
khususnya pada proses Jakarta : PT Bina Pustaka
persalinan dengan menerapkan
terapi murottal dengan tujuan Mubarok, dkk. 2012. Asuhan
untuk mengurangi rasa nyeri Persalinan Normal Dan
pada saat bersalin. Menyusui. Jakarta: Nuha
5.2.2 Untuk Lahan Praktik Medika
Diharapkan agar PBM Wiwiet Prawiroharjo, 2014. Ilmu Kebidanan.
Wulandari kedepannya bisa Jakarta : PT Bina Pustaka
menambahkan prosedur terapi
murottal pada proses persalinan Purna. 2016. Penerapan dan telnik
karena terapi murottal tersebut Terapi Murottal. Jakarta :
bermanfaat salah satunya adalah EGC
mengurangi rasa nyeri pada kala
I fase aktif, dan diharapkan pada Rita, dkk. 2014. Buku Saku
saat membantu persalinan agar Persalinan. Jakarta : EGC
bisa memakai APD secara
Siswantinah. 2015. Terapi Murottal.
lengkap dan melakukan
Jakarta : EGC
pemeriksaan dalam sesuai teori
yaitu 4 jam sekali. Surachmindri, 2014. Obsetri
Fisiologi. Bandung :
5.2.3 Untuk Institusi Pendidikan Elemen
Di harapkan lebih meningkatkan
ilmu pengetahuan tentang Syaifudin, 2012. Definisi Asuhan
penerapan terapi murottal pada Persalinan Normal.
proses persalinan dan Jakarta : YBPSP
menambahkan ke bahan belajar
mengajar di kampus serta Yulifah, 2014 Metodelogi Penelitian
dijadikan wawasan peserta didik Kesehatan. Jakarta : Rineka
tentang kesehatan khususnya Cipta

Studi kasus Page 13


BINARI, Jurnal Bidan Mandiri
Vol. 18 Agustus 2019

Varney, Helen 2012. Buku Ajar


Asuhan Kebidanan. Jakarta :
EGC
Wahyudi, 2016. Manfaat Penerapan
Terapi Murottal. Jakarta :
EGC
Widayati, 2016. Buku Ajaran
Penerapan Terapiu
Murottal. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, 2013. Ilmu
Kandungan.
Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
Prawihardjo

Studi kasus Page 14

Anda mungkin juga menyukai