Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan pada semua perawat di IGD Puskesmas Gunung

Megang tahun 2022 dengan penerapan Guided Imagery untuk menurunkan

intensitas nyeri cedera kepala ringan

3.1.1 Format Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakan yaitu penelitian pra eksperimen (Pre Exsperimental designs)

dengan pendekatan One Group Pretest Postest, suatu penelitian untuk

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara

memberikan satu perlakuan (intervensi) guided imagery dengan

menggunakan satu kelompok eksperimental dan membandingkan hasil

sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan guided imagery dan

sesudah diberikan guided imagery untuk menurunkan intensitas nyeri

cedera kepala ringan Pengukuran dilakukan pada responden, sebelum dan

sesudah perlakuan sehingga diperoleh dua hasil pengukuran (pre test dan

post test) (Sugiyono,2020)

3.1.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei- 28 Juni 2022

3.1.3 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di IGD Puskesmas Gunung Megang

Tahun 2022

33
34

3.2 Populasi dan sampel

3.2.2 Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo,

2018). Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami

cidera kepala ringan di Puskesmas Gunung Megang sebanyak 38 Pasien

3.2.3 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2018). Sampel pada penelitian ini adalah seluruh

pasien yang mengalami cidera kepala ringan di Puskesmas Gunung Megang

sebanyak 38 orang.

3.2.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik penelitian ini menggunakan teknik total sampling adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel, total sampling disebut juga sensus, di mana semua anggota populasi

dijadikan sebagai sampel. (Sugiyono,2020)

3.3 Data dan Cara Pengumpulan Data

3.3.1 Data

1. Data primer

Data primer yaitu data atau informasi yang langsung berasal dari yang

mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut

(Notoatmodjo, 2018).

Dalam penelitian ini data primer didapat dengan melakukan observasi

secara langsung terhadap pasien cidera kepala ringan


35

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data atau informasi yang bukan langsung dari

orang yang ditanyai dan yang bukan atau dianggap tidak mempunyai

wewenang dan tanggung jawab terhadap pemberian informasi atau data

tersebut (Notoatmodjo, 2018).

Data sekunder didapat dari profil Puskesmas , buku bacaan, jurnal dan

sumber dari internet.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Empat tahap dalam pengolahan data menurut Notoatmodjo (2018) adalah

sebagai berikut :

1. Editing (Pengeditan Data)

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian check list apakah

jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap, jelas relevan dan konsisten.

2. Coding (Pengkodean)

Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry

data.

3. Proccessing (Pemrosesan)

Setelah semua isian check list terisi penuh dan benar dan juga sudah

melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data

agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentry data

dari check list ke paket program komputer.


36

4. Cleaning data (pembersihan data)

Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah

ada kesalahan atau tidak.

3.5 Teknis Analisis

3.5.1 Analisa Data Univariat

Analisa yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel

independen dan dependen dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisa

ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel

(Notoadmodjo, 2018).

3.5.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat (Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini, analisis bivariat dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan uji normalitas data primier menggunakan uji shapiro wik dengan

ketentuan jika p value ≥ 0,05 berarti data terdistribusi normal dan jika jika p

value < 0,05 berarti data tidak terdistribusi normal.

Selanjutnya untuk uji pengaruh menggunakan uji statistik berpasangan

(Paired Samples t-test) dengan tingkat kemaknaan alpha 0,05 bila data

terdistribusi normal dan wilxocon bila data tidak terdistribusi normal

dengan ketentuan jika p value < 0,05 berarti ada perbedaan dan jika jika p

value ≥ 0,05 berarti tidak ada perbedaan. (Notoatmodjo, 2018).


37

3.6 Definisi Variabel Operasional

Tabel 3.1
Definisi Variabel Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


Ukur
Guided upaya untuk Teknik 1. Nominal
imagery menciptakan relaksasi M
kesan dalam 1.Menurunkan
pikiran pasien Nyeri
kemudian 2.
berkonsentrasi 2.tidak
dalam kesan Menurunkan
tersebut Nyeri
sehingga secara
bertahap apat
menurunkan
persepsi pasien
terhadap nyeri.
(Prasetyo,2020
)

Intensita Persepsi Numeric Rating Interprestasi skor Ordinal


s Nyeri responden scale (NRS) untuk kriteria hasil,
mengenai antara lain
tingkat nyeri 1. 0 = tidak ada
yang dirasakan nyeri
sebelum dan 2. 1-3 = nyeri
sesudah ringan
dilakukan 3. 4-6 nyeri sedang
perawatan 4. 7-10 nyeri berat

Cidera cedera GCS (skala GCS : 14 – 15 = Ordinal


Kepala mekanik yang koma CKR (cidera kepala
ringan secara glasgow) ringan)
langsung atau Respon
tidak langsung membuka
GCS : 9 – 13 =
mengenai mata
CKS (cidera kepala
kepala yang 4= Spontan.
sedang)
mengakibatkan 3 = Terhadap
GCS : 3 – 8 = CKB
luka dikulit bicara (suruh
(cidera kepala
kepala, fraktur untuk membuka
berat)
tulang mata).
tengkorak, 2 = Terhadap
robekan rangsang nyeri
38

selaput otak, (tekan pada


dan kerusakan kuku jari).
jaringan otak, 1 = Tidak ada
serta reaksi.
mengakibatkan Respon bicara
gangguan 5 = Baik, tidak
neurologis ada disorientasi
(Putri, Rahayu, (bicara biasa).
& Sidharta, 4 = Kacau
2016). (bicara ngacau).
3 = Tidak tepat
(hanya kata-
kata).
2 = Mengerang.
1 = Tidak ada
tanggapan.
Respon gerak
6 = Mengikuti
perintah.
5 = Melokalisir
nyeri
(mengetahui
lokasi nyeri).
4=
Menjauhi nyeri
(reaksi
menghindar).
3 = Fleksi
abnormal.
2 = Ekstensi
abnormal.
1 = Tidak ada
respon.

Anda mungkin juga menyukai