Anda di halaman 1dari 60

TENTARA NASIONAL INDONESIA

ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 88/PMK.02/2016

TATACARA PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN PNPB KAPITASI


TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

DASAR

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang 


Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3687);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

PEMBAYARAN DANA KAPITASI

Pasal 12
(1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran Dana Kapitasi
untuk :nasing-masing Satker Pengelola Dana Kapitasi ke Kas
Negara paling lambat tanggal 15 setiap bulannya.

(2) Dalam hal tanggal 15 sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) bertepatan dengan hari libur, pembayaran Dana
Kapitasi dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

3) Pembayaran Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan berdasarkan besaran kapitasi dikalikan dengan
jumlah peserta yang terdaftar pada masing-masing FKTP
Pemerintah Pusat pada Satker Pengelola Dana Kapitasi sesuai
database kepesertaan BPJS Kesehatan.

(4) BPJS Kesehatan menyampaikan Bukti Penerimaan Negara


atas Pembayaran Dana Kapitasi kepada masing masing Satker
Pengelola Dana Kapitasi disertai dengan informasi jumlah Dana
Kapitasi yang dibayarkan kepada setiap FKTP Pemerintah Pusat.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(5) Bukti Penerimaan Negara atas Pembayaran Dana


Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disampaikan paling lambat tanggal 20 setiap bulannya.

(6) Dalam hal tanggal 20 sebagaimana dimaksud pada


ayat (5) bertepatan dengan hari libur, penyampaian Bukti
Penerimaan Negara atas pembayaran Dana Kapitasi dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 13

(1) BPJS Kesehatan melakukan pemutakhiran data dalam database


kepesertaan BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (3) setiap bulannya.

(2) Dalam rangka memastikan jumlah peserta yang terdaftar pada


masing-masing FKTP Pemerintah Pusat pada Satker Pengelola Dana
Kapitasi, 3PJS Kesehatan dan Satker Pengelola Dana Kapitasi
me�akukan pemutakhiran data.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(3) Pemutakhiran data jumlah peserta yang terdaftar


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai kesepakatan
antara kementerian/lembaga dengan BPJS Kesehatan.

(4) Hasil pemutakhiran data jumlah peserta yang terdaftar


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Cabang BPJS Kesehatan clan
Kepala Satker Pengelola Dana Kapitasi.

(5) Kewenangan penandatanganan sebagaimana dimaksud


pada ayat (4) dapat didelegasikan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 14

Pembayaran Dana Kapitasi dilaksanakan sesuai dengan


Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem penerimaan
negara secara elektronik.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 15
(1) Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran Dana Kapitasi,
jumlah kelebihan pembayaran tersebut diperhitungkan sebagai
pembayaran di muka atas jumlah pembayaran Dana Kapitasi pada
periode pembayaran berikutnya.

(2) Kelebihan pembayaran Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) terjadi dalam hal pembayaran Dana Kapitasi
menggunakan besaran kapitasi lebih tinggi dari besaran kapitasi
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan/ atau jumlah peserta
lebih tinggi dari jumlah ;ieserta berdasarkan database kepesertaan BPJS
Kesehatan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 16

(1) Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Dana


Kapitasi, BPJS Kesehatan wajib segera melunasi
kekurangan pembayaran tersebut disertai sanksi
adminis:rasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan
dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan penuh.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(2) Kekurangan pembayaran Dana Kapitasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) terjadi dalam hal pembayaran Dana
Kapitasi menggunakan besaran kapitasi lebih rendah dari
besaran kapitasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
dan/atau jumlah peserta lebih rendah dari jumlah peserta
berdasarkan database kepesertaan BPJS Kesehatan.

(3) Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dikenakan untuk paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 17

(1) Atas keterlambatan pembayaran Dana Kapitasi, BPJS


Kesehatan dikenakan sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2% (dua persen) per bulan dan bagian dari bulan
dihitung 1 (satu) bulan penuh.

(2) Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana


dimaksl.:.d pada ayat (1) dikenakan untuk paling lama 24
(dua puluh empat) bulan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 18

Mekanisme pembayaran atas kelebihan pembayaran Dana


Kapitasi, kekurangan pembayaran Dana Kapitasi, dan/atau
sanksi administrasi berupa denda dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai tata cara penentuanjumlah, pembayaran,
dan penyetoran penenmaan negara bukan pajak yang
terutang.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

MEKANISME PENCAIRAN BELANJA NEGARA YANG


BERSUMBER DARI DANA KAPITASI

Pasal 19
Pembayaran tagihan atas beban belanja negara yang
bersumber dari Dana Kapitasi dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Satker Pengelola Dana Kapitasi menggunakan Dana


Kapitasi sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP);
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

2. Satker Pengelola Dana Kapitasi dapat menggunakan


Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada angka >l
setelah Dana Kapitasi disetor ke Kas Negara dan
berdasarkan konfirmasi dari Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;

3. pelaksanaan konfirmasi sebagaimana dimaksud pada


angka 2 mengikuti ketentuan mengenai pelaksanaan
konfirmasi surat setoran penerimaan negara;
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

4. besarnya pencairan Dana Kapitasi secara keseluruhan


tidak boleh melampaui pagu PNBP dari Dana Kapitasi
dalam DIPA Satker Pengelola Dana Kapitasi;

5. dalam hal realisasi atas Dana Kapitasi melebihi target


yang telah ditetapkan, kelebihan dimaksud dapat
menambah pagu PNBP dari Dana Kapitasi dalam DIPA
dengan terlebih dahulu dilakukan revisi anggaran; dan

6. Revisi anggaran berupa penambahan pagu PNBP


dari Dana Kapitasi dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 20

(1) Satker Pengelola Dana Kapitasi dapat diberikan


UP sebesar 20% (dua puluh persen) dari realisasi Dana
Kapitasi yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dari
Dana Kapitasi dalam DIPA, maksimum sebesar
Rp500.000.000, - (lima ratus juta rupiah).

(2) Realisasi Dana Kapitasi yang dapat digunakan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan Dana
Kapitasi yang telah disetor ke Kas Negara.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(3) Dalam hal UP tidak mencukupi, Satker Pengelola


Dana Kapitasi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil
1 (satu) bulan dengan memperhatikan batas MP Dana
Kapitasi.

(4) Satker Pengelola Dana Kapitasi yang belum


memperoleh MP Dana Kapitasi dapat diberikan UP sebesar
maksimum 1/12 (satu per dua belas) dari pagu PNBP
dari Dana Kapitasi dalam DIPA, maksimum sebesar
Rp200.000.000, - (dua ratus juta rupiah).
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(5) Ketentu3.n sebagaimana dimaksud pada


ayat (4), berlaku juga untuk Satker Pengelola
Dana Kapitasi yang telah memperoleh MP Dana Kapitasi
namun belum mencapai 1/12 (satu per dua belas) dari
pagu PNBP dari DanaKapitasi dalam DIPA.

(6) Pengertian UP atas pemberian UP sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dilakukan setelah
Satker Pengelola Dana Kapitasi memperoleh MP Dana
Kapitasi paling sedikit sebesar UP yang diberikan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(7) Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap


Satker ?engelola Dana Kapitasi yang telah memperoleh
MP Dana Kapitasi melebihi UP yang telah diberikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5).
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 21

( 1) Pembayaran UP/TUP yang berasal dari Dana


Kapitasi dilakukan terpisah dari UP/TUP yang
berasal dari Rupiah Murni.

(2) Pembayaran UP/TUP sebagaimana dimaksud pada ayat •


( 1) dibebankan pada akun Uang Persediaan Penggunaan
PNBP Dana Kapitasi.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 22
(1) Dana yang berasal dari Dana Kapitasi dapat dicairkan
maksimum sesuai formula sebagai berikut:
MP= (PPP x JS) -JPS
MP Maksimum Pencairan

PPP Nilai persentase dari rencana penggunaan atas Pagu PNBP


dalam DIPA terhadap jumlah setoran PNBP Dana Kapitasi ke Kas
Negara dengan nilai ::; 100%

JS Jumlah Setoran

JPS Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM


tera�hir yang diterbitkan
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(2) Pencairan Dana Kapitasi oleh Satker Pengelola Dana


Kapitasi dilaksanakan berdasarkan Daftar Perhitungan Jumlah
MP.

(3) Daftar Perhitungan Jumlal-_ MP sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) dibuat sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(4) Sisa Dana Kapitasi tahun anggaran sebelumnya dapat


digunakan oleh Satker Pengelola Dana Kapitasi untuk
membiayai penyediaan dalam peningkatan layanan
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) .

(5) Sisa Dana Kapitasi tahun anggaran sebelumnya


sebagaimana dimaksud pada. ayat (4), meliputi:
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

a. Sisa MP Dana Kapitasi yang belum dibelanjakan


pada tahun anggaran sebelumnya; dan/atau
b. Dana Kapitasi tahun anggaran sebelumnya
yang telah disetor ke Kas Negara yang belum diajukan
dalam perhitungan MP.

(6) Penggunaan Sisa Dana Kapitasi tahun


anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak diperhitungkan dengan Dana Kapitasi tahun anggaran
berjalan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

7) Kuasa Pengguna Anggaran Satker Pengelola Dana


Kapitasi menyampaikan permintaan .penggunaan Sisa Dana
Kapitasi tahun anggacan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

(8) Permintaan penggunaan s1sa Dana Kapitasi tahun


anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dis::rtai dengan Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna
Anggaran Satker Pengelola Dana Kapitasi yang menyatakan bahwa
sisa Dana Kapitasi tahun anggaran sebelumnya digunakan
untuk membiayai kegiatan di tahun anggaran berjalan.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(9) Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dibuat


sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampinm II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

(10) Dalam hal penggunaan Dana Kapitasi tahun anggaran


sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
mengakibatkan pagu PNBP dalam DIPA tidak mencukupi, Satker
Pengelola Dana Kapitasi melakukan rev1s1 anggaran.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

(11) Revisi anggaran sebagaimana dimaksud pada


ayat (10) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran.

Pasal 23
Tata cara pe::i.gujian dan pembayaran tagihan, penerbitan
SPP, pengujian SPP dan penerbitan SPM, pengujian SPM dan
penerbitan 3P2D dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam
rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

PELAPORAN KEUANGAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA


KAPITASI

Pasal 24

(1) Satker Pengelola Dana Kapitasi membukukan dan menyajikan laporan


atas pengelolaan Dana Kapitasi

(2) Pembukuan dan peny8..)1an laporan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan yang mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan instansi.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KUDAM IV/DIPONEGORO

Pasal 25

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran


melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
pengelolaan Dana Kapitasi pada kementerian/lembaga yang
dipimpinnya.
UMUM :MEKANISME PEMBYRN DLM PELAKSNAAN APBN
Digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional
sehari-hari satker atau pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin melalui mekanisme LS

Besaran UP disesuaikan dengan rencana kebutuhan operasional


Uang satker dalam satu bulan dengan maksimum besaran sesuai
Persediaan (UP) ketentuan

Apabila terdapat kegiatan mendesak dan tidak dapat ditunda,


dana UP kurang bisa meminta Tambahan UP ke KPPN

MEKANISME Belum membebani anggaran dan bersifat revolving


PEMBAYARAN
Ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran

Pengeluaran yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran /


Penerima Hak (Pihak Ketiga) atas dasar kontrak kerja, surat
keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya

Langsung (LS)
Sifatnya sudah pasti ,siapa yang menerima, berapa jumlah yang
dibayarkan

Sudah membebani anggaran

Contoh : Gaji,Uang Makan, Honorarium, Pengadaan Aset oleh


Penyedia Barang/Jasa
PROSEDUR SETELAH DIPA DITERIMA
KPA
1

TERIMA DIPA

KPA SERAHKAN COPY DIPA KEPADA PPK,


PPSPM, DAN BEND. PENGELUARAN

2 3 4

PPK PPSPM BENDAHARA


PENGELUARAN
LANGKAH LANGKAH YANG DILAKUKAN SETELAH DIPA DITERIMA
NO PIC URAIAN KEGIATAN
1 Pejabat Pembuat a. Meneliti DIPA dan POK yang meliputi kesesuaian jumlah
Komitmen (PPK) pagu (pagu total, per program, per kegiatan, per output,
dan per akun)
b. Meneliti kesesuaian akun dengan belanja
c. Meneliti DIPA apakah terdapat tanda bintang (blokir)
d. Dalam hal terdapat tanda bintang, segera melakukan
penelitian penyebab timbulnya tanda bintang dan segera
menyelesaikan pembukaan tanda bintang (blokir)
e. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan penarikan
dana selama 6 (enam) bulan atau sampai dengan
Desember 2013 dan disampaikan ke KPA
2 Pejabat Penanda a. Meneliti DIPA dan POK yang meliputi kesesuaian jumlah
Tangan Surat pagu (pagu total, per program, per kegiatan, per output,
Perintah Membayar dan per akun)
(PPSPM) b. Meneliti kesesuaian akun dengan belanja
c. Dalam hal sudah sesuai, mentransfer Arsip Data Komputer
(ADK) DIPA ke Aplikasi SPM’
d. Meneliti kesesuaian data pada aplikasi SPM dengan DIPA
dan POK
LANGKAH LANGKAH YANG DILAKUKAN SETELAH DIPA DITERIMA
NO PIC URAIAN KEGIATAN
4 Bendahara a. Meneliti DIPA dan POK yang meliputi kesesuaian jumlah
Pengeluaran pagu (pagu total, per program, per kegiatan, per output,
dan per akun)
b. Menyusun rencana kebutuhan UP dengan berkoordinasi
dengan PPK, apakah dalam kegiatan tertentu pembayaran
menggunakan mekanisme LS atau UP
c. Membukukan pagu per akun pada Buku Kas Umum (BKU)
dan Buku Pembantu (BP)
5 Kuasa Pengguna a. Meneliti usul rencana kegiatan dan penarikan dana yang
Anggaran (KPA) berasal dari PPK
b. Mengesahkan rencana pelakasaan kegiatan dan penarikan
dana.
Proses Bisnis Penyusunan Rencana Kegiatan dan Penarikan Dana
~ PPK ~
1. melakukan identifikasi kegiatan
yang akan dilaksanakan;
Identifikasi Kegiatan
2. menyusun rencana pelaksanaan
Penanggung kegiatan selama 1 tahun
Jawab Rencana pelaksanaan anggaran;
Kegiatan/ kegiatan selama 1 3. mengalokasikan anggaran
PPK tahun anggaran sesuai rencana pelaksanaan
kegiatan per bulan yang dirinci
Rincian alokasi menurut program, kegiatan,
anggaran per bulan output, dan komponen input.
4. menuangkan rencana
pelaksanaan kegiatan dan
Penuangan
alokasi anggaran ke dalam
Perbaikan

kedalam Form
Rencana Keg dan Form;
Penarikan Dana 5. membandingkan Form dengan
target penyerapan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga;
Analisis Perbandingan 6. melakukan perbaikan Form
dengan Target apabila hasil penelaahan tidak
mendukung target penyerapan
Rencana Keg dan anggaran Kementerian
Penarikan Dana Negara/Lembaga.
Contoh Format Rencana Kegiatan dan Penarikan Dana
~ PPK ~
Juli Agustus s.d
Uraian Desember
Kode Pagu
% Rp % Rp

Program
Kegiatan
Output
Komponen Input

Jenis Belanja
Akun
Detil Belanja
PROSES PENERBITAN SPP UP, SPM UP, DAN SP2D UP
PROSES BISNIS PENERBITAN SPP UP, SPM UP DAN SP2D UP

2
1
BENDAHARA PPK PPSPM
PENGELUARAN

4
5

BO. I KPPN KPPN


LANGKAH LANGKAH YANG DILAKUKAN PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP)

NO PERSON IN CHARGE URAIAN KEGIATAN


1 BENDAHARA a. Mengajukan usulan kebutuhan UP kepada PPK
PENGELUARAN b. Usulan kebutuhan UP dilampiri dengan DAFTAR
PERHITUNGAN BESARAN UP
c. DALAM HAL BENDAHARA PENGELUARAN DIBANTU OLEH
BEBERAPA BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU (BPP),
Daftar Perhitungan Besaran UP juga disertai dengan DAFTAR
RINCIAN JUMLAH UANG YANG DIKELOLA OLEH MASING-
MASING BPP
2 Pejabat Pembuat a. Menerima usulan pengajuan UP dari Bendahara Pengeluaran
Komitmen (PPK) b. Melakukan pengujian dan perhitungan atas usulan UP yang
diajukan.
c. Dalam hal Bendahara Pengeluaran dibantu oleh BPP, PPK juga
melakukan pengujian atas kesesuaian usulan besaran UP
dengan Daftar Rincian Jumlah Uang Yang Dikelola Oleh
Masing-Masing BPP.
d. Membuat SPP melalui aplikasi
e. SPP UP disampaikan ke PPSPM dengan dilampiri :
1) Daftar Perhitungan Besaran UP
2) Arsip Data Komputer (ADK)
3) Daftar Rincian Jumlah Uang Yang Dikelola BPP
(dalam hal Bendahara Pengeluaran dibantu BPP)
LANGKAH LANGKAH YANG DILAKUKAN PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP)

NO PERSON IN CHARGE URAIAN KEGIATAN


3 Pejabat Penanda a. Menerima SPP UP beserta lampirannya dari PPK
Tangan Surat Perintah b. Melakukan pengujian SPP UP
Membayar (PPSPM) c. Pengujian meliputi:
1) kebenaran perhitungan
2) kebenaran pengisian form SPP
3) kebenaran kode-kode akun
3) kesesuaian antara Daftar Rincian Jumlah UP yang
dikelola oleh masing-masing BPP dengan besaran UP
d. Membuat konsep/net Surat Pernyataan Pengajuan UP dan
disampaikan kepada KPA. Selanjutnya KPA
menandatangani Surat Pernyataan.
e. Mentransfer ADK SPP ke aplikasi SPM apabila hasil
pengujian dan perhitungan telah benar/sesuai.
f. Menyampaikan SPM UP kepada KPPN, dengan dilampiri:
1) Surat Pernyataan
2) ADK
3) Daftar Rincian Jumlah UP Yang Dikelola Oleh Masing-
Masing BPP (dalam hal BP dibantu beberapa BPP)
LANGKAH LANGKAH YANG DILAKUKAN PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP)

NO PERSON IN CHARGE URAIAN KEGIATAN


4 Kantor Pelayanan a. Menerima SPM UP beserta lampirannya dari PPSPM
Perbendaharaan b. Melakukan penelitian dan pengujian SPM UP sesuai
Negara (KPPN) dengan ketentuan dan Standar Operational Procedure
(SOP)
c. Menerbitkan SP2D UP
d. Menyampaikan SP2D UP ke BO I KPPN
5 BO I KPPN a. Menerima SP2D
b. Mentransfer UP ke Rekening Bendahara Pengeluaran Satker
Ditjen Kuathan

Berdasarkan transfer UP dari BO I KPPN ke Rekening


Bendahara Pengeluaran, selanjutnya Bendahara
Pengeluaran menyampaikan/memberikan UP kepada
masing-masing BPP sesuai dengan besaran UP masing-
masing BPP
Contoh Daftar UP Yang Dikelola
Oleh Masing-Masing BPP
• Jumlah UP yang diajukan : Rp
10.000.000,-
• Rincian UP yang dikelo oleh Bend. Pengeluaran dan BPP
a. Denkesyah Purwokerto : RP 3.000.000,-
b. Denkesyah Jogjakarta: Rp 3.250.000,-
c. Denkesyah Salatiga : Rp 2.000.000,-
d. Kenkesyah Surakarta : Rp 1.750.000,-

JUMLAH TOTAL : Rp 10.000.000,-


PEMBUKUAN BENDAHARA
• PPSPM menyampaikan copy SPP UP, SPM UP dan SP2D UP
kepada Bendahara Pengeluaran sebagai dasar pembukuan.
• Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan UP setelah SP2D
UP diterbitkan oleh KPPN.
• Transaksi keuangan dicatat oleh Bendahara Pengeluaran pada
BKU dan masing-masing Buku Pembantu

Dalam hal Bend. Pengeluaran dibantu oleh beberapa BPP, maka:


1. BPP wajib menyusun pembukuan BPP
2. Uang yang dikuasai oleh BPP baru dapat dikeluarkan dari
brankas setelah adanya SPBy dari PPK
3. BPP menyampaikan LPJ BPP kepada Bend. Pengeuaran
TRANSAKSI PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI
MEKANISME UP
CONTOH KASUS
• Dalam melakukan pembelian barang/jasa baik berupa pembelian langsung ke penyedia
barang/jasa maupun melalui perikatan dengan dengan penyedia barang/jasa (PIHAK KETIGA), PPK
harus memperhatikan ketersedian alokasi anggaran dan kesesuaian dengan DIPA/POK

Tanggal Uraian Jumlah KETR


7 Juli 2013 Diterima SP2D UP dari KPPN dan BO I 10.000.000
KPPN langsung transfer ke Rek Bendahara
Pengeluaran
9 Juli 2013 Diterima tagihan langganan surat kabar 1.750.000 UP
bulan Juni 2013
11 Juli 2013 PPK melakukan pembelian perangko 2.500.000 UP
keperluan surat dinas
11 Juli 2013 Diterima tagihan snack rapat 750.000 UP
12 Juli 2013 Diterima tagihan snack rapat 500.000 UP
12 Juli 2013 Diterima tagihan pengadaan ATK kebutuhan 40.000.000 LS
bulan Juli
JUMLAH PENGELUARAN 45.500.000
JUMLAH PENGELUARAN UP 5.500.000
JUMLAH PENGELUARAN LS 40.000.000
PROSES BISNIS PENYELESAIAN TAGIHAN DENGAN MEKANISME UP

PPK
PIHAK KE-3

BEND. PENGELUARAN /
BPP
No PIC Uraian
1 Pihak Ketiga Mengajukan tagihan kepada PPK
2 PPK a. Menguji dokumen tagihan dan kebenaran perhitungan
b. Kebenaran pihak yang menerima pembayaran
c. Kesesuaian barang dan volume yang diserahkan pihak
ketiga
d. Ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan
e. Menerbitkan Surat Perintah Bayar (SPBy) kepada Bend.
Pengeluaran

3 Bendahara Pengeluaran a. Menerima SPBy disertai bukti pembelian/kuitansi dan


bukti penerimaan barang yang telah disahkan oleh PPK
b. Menguji penerima pembayaran, nilai tagihan, jadwal
waktu pembayaran, ketersediaan dana
c. Kebenaran akun 6 (enam)digit
d. Kesesuaian barang yang diterima dengan dokumen
kontrak
e. Melakukan pembayaran ke PIHAK KE-3 apabila semua
syarat telah benar
f. Melakukan pemotongan dan pemungutan pajak dan
menyetor ke Kas Negara

SETIAP PENGELUARAN UANG DARI BENDAHARA PENGELUARAN HARUS BERDASARKAN


PERINTAH PPK MELALUI SPBy
KONDISI KAS UP BENDAHARA PENGELUARAN
SETELAH DILAKUKAN TRANSAKSI PEMBAYARAN

UANG PERSEDIAAN : Rp 10.000.000,-


TERDIRI DARI
a. KUITANSI PEMBELIAN : Rp 5.500.000,-
b. KAS TUNAI : RP 4.500.000,-
c. KAS BANK : Rp 0,-

*) KAS BANK Rp0,- dengan asumsi semua dana UP ditarik oleh Bendahara
Pengeluaran dan disimpan di brankas
PROSES PENERBITAN SPP GUP, SPM GUP, DAN
SP2D GUP
KONDISI EXISTING SATKER DITJEN KUATHAN

UANG PERSEDIAAN : Rp 10.000.000,-


TERDIRI DARI
a. KUITANSI PEMBELIAN : Rp 5.500.000,-
b. KAS TUNAI : RP 4.500.000,-

Berdasarkan kondisi diatas, PPK mengajukan SPM GUP , karena UP yang dibelanjakan
sudah melampaui 50%
PROSES BISNIS PENERBITAN SPP GUP, SPM GUP DAN SP2D GUP

2
1
BENDAHARA PPK PPSPM
PENGELUARAN

4
5

BO. I KPPN KPPN


No PIC Uraian
1 Bendahara Pengeluaran Menyampaikan SPBy disertai :
a. bukti/kuitansi pembelian
b. bukti penerimaan barang dari PPK
c. SSP yang telah dikonfirmasi ke KPPN
2 PPK a. PPK menguji dokumen yang diterima dari Bend. Pengeluaran
b. Dalam hal UP telah digunakan lebih dari 50%, PPK membuat
SPP-GUP untuk pengisian kembali UP
c. SSP GUP dilampiri dengan:
- Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
- Kuitansi pembelian
- bukti penerimaan barang dari PPK
- SSP yang telah dikonfirmasi ke KPPN
d. SSP GUP + dokumen pada huruf c + ADK disampaikan ke
PPSPM
3 PPSPM a. PPSPM melakukan pengujian SPP GUP dan data dukungnya
b. Jika telah sesuai menerbitkan SPM GUP
4 KPPN a. Menerima SPM GUP dari KPPN (tanpa lampiran)
b. Melakukan pengujian SPM-GUP
c. Jika telah sesuai menerbitkan SP2D GUP
5 BO I KPPN a. Menerima SP2D dari KPPN
b. Mentransfer dana ke Rek Bend. Pengeluaran sebesar SP2D GUP
KONDISI KAS UP BENDAHARA PENGELUARAN
SETELAH DITERIMA SP2D GUP
a. KAS TUNAI : Rp4.500.000,-
b. TRANSFER BO I BERDASARKAN SP2D GUP : Rp5.500.000,-
JUMLAH KAS : Rp 10.000.000,- *)
*) asumsi KAS terdiri dari KAS TUNAI Rp4.500.000,- dan
KAS BANK Rp5.500.000,-

UP PULIH KEMBALI (REVOLVING)

SATKER DAPAT MEMBELANJAKAN LAGI

TRANSAKSI GUP DICATAT OLEH BENDAHARA PENGELUARAN DI BUKU KAS


UMUM (BKU) DAN BUKU PEMBANTU (BP)
DOKUMEN SUMBER : SPM-GUP DAN SP2D-GUP
PROSES PENERBITAN SPP LS, SPM LS, DAN
SP2D LS
PROSES BISNIS MEKANISME PEMBAYARAN LS

1 2

PEJABAT/PANITIA
PENERIMA BARANG
3
PIHAK KE-3 PPK

6 5

BO. I KPPN KPPN


PPSPM
No PIC Uraian
1 PIHAK KE-3 a. Menyerahkan barang/jasa kepada pejabat/panitia penerima barang
dan b. Mengajukan tagihan kepada PPK
3
2 PEJABAT/PANITIA a. Menerima barang/jasa hasil pekerjaan dari Pihak Ke-3
PENERIMA b. Memeriksa barang/jasa hasil pekerjaan PIHAK KE-3 antara lain
BARANG meliputi (1) kesesuaian jumlah barang. (2) kesesuaian spesifikasi
barang, dan (3) ketepatan waktu penyerahan barang
c. Membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)
d. Membuat Berita Acara Serah Terima Barang (BAST)
e. Menyerahkan BAPP dan BAST ke PPK
4 PPK a. Menerima tagihan Pihak Ke-3
b. Menerima hasil pemeriksaan dari Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa
c. Memeriksa kesesuaian hasil pekerjaan dengan dokumen kontrak
d. SPP-LS disampaikan kepada PPSPM dengan dilampiri
- Bukti perjanjian/kontrak
- Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
- Berita Acara Serah Terima Barang
- Referensi Bank

- Berita Acara Pembayaran


- Kuitansi yang telah ditandatangani oleh pihak Ke-3
- Faktur Pajak, SSP PPN dan SSP PPh Pasal 22
No PIC Uraian
5 PPSPM a. Menerima dan menguji SPP LS beserta lampirannya dari PPK
b. Dalam hal telah sesuai, maka PPSPM membuat SPM LS
c. SPM-LS disampaikan kepada KPPN dengan dilampiri faktur
dan SSP
d. ASLI KONTRAK DAN DOKUMEN DALAM RANGKA
PEMBAYARAN DISIMPAN OLEH PPSPM
6 KPPN a. Menerima SPM-LS dari PPSPM beserta
- Arsip Data Komputer (ADK)
- Faktur dan SSP
b. Menguji SPM-LS sesuai dengan ketentuan
c. Menerbitkan SP2D LS dalam hal pengujian SPM-LS telah
sesuai
7 BO. I KPPN a. Menerima SP2D LS dari KPPN
b. Melakukan transfer ke Rekening Pihak Ke-3 sesuai dengan
SP2D LS
PERHATIAN
PROSES BISNIS DIATAS MERUPAKAN GAMBARAN
UMUM DALAM TATA CARA PENCAIRAN ANGGARAN

DETIL TUGAS, WEWENANG, TANGGUNG JAWAB DAN


TATA CARA PENGUJIAN YANG DILAKUKAN OLEH KPA,
PPK, PPSPM, DAN BENDAHARA PENGELUARAN/BPP
AGAR TETAP MEMPEDOMANI PERATURAN
BERSAMA MENKEU DAN MENHAN NO
67/PMK.05/2013 dan 15 TAHUN 2013
Sekian dan terima kasih
Terima Kasih

Ditjen
Perbendahaaan
Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai