Anda di halaman 1dari 23

Investigasi tindak pidana korupsi

dan pengadaan

Oleh
Ni putu sri dikariani
Galuh vindiarso
INVESTIGASI
Robert Greene dari Newsday
Kegiatan investigasi merupakan karya seorang/tim atau beberapa
wartawan atas suatu hal yang penting buat kepentingan masyarakat
namun dirahasiakan.
Kegiatan investigasi ini minimal memiliki tiga elemen dasar:
1. Bahwa kegiatan itu adalah ide orisinil dari si investigator, bukan
hasil investigasi pihak lain yang ditindaklanjuti oleh media;
2. Bahwa subyek investigasi merupakan kepentingan bersama yang
cukup masuk akal mempengaruhi kehidupan sosial;
3. Bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan
kejahatan ini dari hadapan publik.
LANJUTAN INVESTIGASI....

Goenawan Mohammad
Kegiatan jurnalistik investigatif merupakan jurnalisme
"membongkar kejahatan". Ada suatu kejahatan yang
biasanya terkait dengan tindak korupsi yang ditutup-
tutupi.
Namun, belakangan istilah investigasi semakin
meluas. Secara umum, dari berbagai definisi yang
ada, investigasi bisa diartikan sebagai: “Upaya
pencarian dan pengumpulan data, informasi dan
temuan lainnya untuk mengetahui kebenaran–atau
bahkan kesalahan- sebuah fakta
SIAPA SAJA YANG BISA MELAKUKANINVESTIGASI?

Investigasi Internal

• BPK
• BPKP
• Inspektorat Jendral
• Inspektorat Wilayah
• Satuan Pengawas Internal (SPI)

Investigasi Eksternal

• Non-Government Organization (NGO)


• Ormas
• Parpol
• dll
INVESTIGASI TINDAK PIDANA KORUPSI
 

korupsi biasanya tindakan melawan hukum


diantaranya terdiri dari kegiatan memperkaya
diri, penyalahgunaan wewenang, suap
menyuap, gratifikasi, penggelapan dan
pembiaran penggelapan, pengrusakkan bukti
dan memalsukannya, pemerasan, penggunaan
tanah negara oleh pegawai negeri, dan lain-
lain.
30 Jenis tindak pidana korupsi menurut Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 jo. Dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
diantaranya adalah
• Pasal 2: Memperkaya diri Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
taau perekonomian negara.
•  
• Pasal 3: Penyalahgunaan wewenang Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau saranayang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara
•  
• Pasal 5, ayat (1), a: Menyuap pegawai negeri Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai
negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya
•  
• Pasal 5, ayat (1), b: Menyuap pegawai negeri Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai
negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan yang bertentangan dengan
jabatannya, dilakukan atau tidak dilakukan dalam  jabatannya
•  
Selain menurut undang-undang , yang
termasuk tipikor adalah
• Mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka, terdakwa, atau saksi dalam perkara korupsi.
 
• Tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu
 
• Melanggar KUHP Pasal 220 (mengadukan perbuatan pidana, padahal dia tahu
perbuatan itu tidak dilakukan), Pasal 231 (menarik barang yang disita), Pasal 421
(pejabat menyalahgunakan wewenang, memaksa orang untuk melakukan atau
tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu), Pasal 422 (pejabat menggunakan
paksaan untuk memeraspengakuan atau mendapat keterangan), Pasal 429
(pejabat melampaui kekuasaan ... memaksa masuk ke dalam rumah atau ruangan
atau pekarangan tertutup ... atau berada disitu melawan hukum) atau Pasal 430
(pejabat melampaui kekuasaan menyuruh memperlihatkan kepadanya atau
merampas surat, kartu pos, barang atau paket ... atau kabar lewat kawat).    
KASUS YANG DAPAT
DIINVESTIGASI
• Menyangkut masyarakat luas, dan ada indikasi
kecurangan oleh pihak tertentu
• Berkaitan dengan penggunaan dana dalam
jumlah besar (contoh: kasus BLBI, PLN,
Bulogate, Suharto, BPPC)
• Berkaitan dengan peristiwa politik yang
menyangkut kepentingan publik (contoh:
peristiwa tanjung priok, penyerbuan kantor PDI
Pusat 1997, kasus Prabowo)
• Menimbulkan silang pendapat antar beberapa
pihak
• Golongan kuat yang selalu dominan dalam
masyarakat (partai, keluarga cendana)
• Kasus-kasus kriminal yang janggal (peristiwa
TAHAPAN INVESTIGASI

Tahap I
• Petunjuk awal
• Investigasi Awal
• Membentuk hipotesis berdasarkan investigasi
• Mencari literatur untuk mempeluas
pemahamanhipotesis
• Menemukan dokumen dan informan

Tahap II
• Pengorganisasian data
• Penulisan laporan dugaan korupsi
• Pembelaan Kasus (Case
Advocacy)
KONSEP DALAM KUHP DAN KUHAP KORUPSI

• Alat bukti yang sah


• Pembalikan beban pembuktian
• Gugatan perdata atas harta yang disembunyikan
• Perampasan harta benda yang disita
• Pemidanaan secara in absentia
• Memperkaya vs menguntungkan
• Pidana mati
• Nullum delictum
• Concursus idealis dan concursus realis
• Concursus realis
• Perbuatan berlanjut
• Lepas” vs “Bebas” dari tuntutan hukum
PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PENCEGAHAN DAN
PENDETEKSIAN KORUPSI .
 
Moeller (2009) mengemukakan bahwa auditor internal sering berada dalam posisi
yang lebih baik daripada auditor eksternal untuk mencegah dan mendeteksi fraud dengan
pertimbangan :
a. Auditor internal melakukan audit secara terus-menerus sehingga pencegahan dan
pendeteksian fraud lebih mudah dilakukan.
b. Auditor internal dipandang lebih mengenal dan menguasai aktivitas dan sistem
organisasi, sehingga melalui observasi dapat berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mendeteksi red flags dari suatu fraud.
c. Auditor internal dapat melakukan review secara lebih terinci dan berulang terhadap
transaksi dan dokumen terkait selama fase audit berjalan, sehingga potensi fraud lebih
dapat dideteksi.
 
 
INVESTIGASI
PENGADAAN
URGENSI PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
 Merupakan tanggungjawab pemerintah
untuk memastikan Berjalannya program
pembangunan yang telah direncanakan
 Merupakan tanggungjawab pemerintah
untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat
 Merupakan tanggung jawab pemerintah
untuk memberdayakan perekonomian
(konteks dunia usaha)
PERSOALAN
Sistem Pengadaan barang/jasa secara konvensional
tidak lagi mampu menjawab kebutuhan akan efisiensi,
efektifitas, transparansi, akuntabilitas dan persaingan
usaha yang sehat.
Sehingga memunculkan berbagai penyimpangan
dalam berbagai bentuk, Konflik kepentingan, suap,
pengaturan spesifikasi tender (persekongkolan),
konflik antar pengusaha favoritisme pemenang
kontrak, Penunjukan langsung, penurunan kualitas
barang maupun penggelembungan harga barang, dll.
KORUPSI BIROKRASI DALAM PENGADAAN

Korupsi Birokrasi adalah tindakan untuk mendapatkan


keuntungan pribadi/kelompok/kroni yang dilakukan
oleh birokrasi berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
birokrasi.
Korupsi Birokrasi terkait erat dan tidak bisa dipisahkan
dengan korupsi politik. (birokrasi mudah dipengaruhi
oleh politisi).
KORUPSI PENGADAAN SEBAGAI
BAGIAN DARI KORUPSI POLITIK
Korupsi Politik adalah penyelewengan kekuasaan yang
dilakukan oleh politisi untuk keuntungan pribadi dengan
tujuan melanggengkan kekuasaan atau peningkatan
kesejahteraan
Politisi secara alamiah berusaha untuk mempertahankan dan
memperbesar kekuasaan dan otoritasnya.

Kekuasaan dan otoritas politik digunakan untuk memberikan


peluang dan meningkatkan posisi bisnis, sementara
keuntungan yang diperoleh dari bisnis tersebut
dipergunakan untuk memperluas pengaruh dalam politik.
Hubungan erat antara politik dan bisnis ini menghasilkan
kelompok yang disebut politico-business.
www.antikorupsi.org

JAMINAN HUKUM ATAS PER AN SERTA 15

MASYARAKAT
Adanya regulasi yang mendorong masyarakat ikut serta
mengantisipasi/memberantas tindak pidana korupsi :
1. UU 31/99 jo 20/2001 (pasal 41) tentang peran serta masyarakat
2. UU No 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban
3. UU No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
4. SK Bareskrim No : B/345/III/2005 agar seluruh kapolda
mendahulukan penanganan kasus korupsi dibandingkan
laporan pencemaran nama baik.
5. PP 71/2000 tentang tatacara pelaksanaan peran serta
masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
6. Ratifikasi Konvensi UNCAC
www.antikorupsi.org

BAGAIMANA CARA MEMULAINYA ?

Memiliki informasi awal untuk memulai investigasi


 Laporan audit BPK,
 Laporan masyarakat
 Pemberitaan media massa
 Gejala Sosial yang Muncul di
masyarakat.
Memiliki jaringan/kontak person yang memadai
untuk menggali informasi lanjutan.
Memiliki peta persoalan tentang kasus yang akan
diinvestigasi.
Mengetahui secara umum kerangka hukum dari
TPK.
www.antikorupsi.org

CATATAN PENTING

a. Kuasai Ketentuan Umum Yang Berlaku Pada Kasus Yang


Kita Investigasi (UU, Keppres, PP, Perda, Dll)
b. Libatkan Pakar/Ahli Yang Sukarela Mau Membantu dan
mengembangkan Kasus
c. Kuasai Masalah Yang Terkait Dengan Kasus (Modus,
Jenis Korupsi, Aturan Main)
d. Susun Alur Sederhana Untuk Memudahkan
Pemahaman
Kasus
www.antikorupsi.org

7 KLASIFIKASI KORUPSI

Merugikan Keuangan Negara

Konflik
2 Suap

Kepentingan 7

3 Gratifikasi
KORUPSI
Perbuatan 6
Curang

4 Penggelapan dalam
Jabatan
Pemerasan 5
Sumber: UU 31/1999 jo 20/2001
www.antikorupsi.org

KONSKUENSI

 Laporan kasus korupsi harus memenuhi unsur dan dokumen pendukung adanya Tindak
Pidana Korupsi

PERHATIKAN !!!

 Dokumen yang tebal bukan berarti bagus/berkualitas.


 Kliping koran/media massa tidak dapat dikategorikan sebagai dokumen pendukung
laporan kasus korupsi.
 Audit BPK merupakan data pendukung bukan merupakan bahan alat bukti dalam
pelaporan korupsi. (Kec ; Audit Investigatif)
 Data pendukung ada, tidak ada analisis.
 Laporan kasus penuh dengan opini.
 Laporan tidak disusun secara sistematis
 Laporan tidak disertai analisis hukum
TERI KASI
MA H

Anda mungkin juga menyukai