Anda di halaman 1dari 14

Bea Masuk, Cukai dan Pajak

dalam Rangka Impor

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Adelia Putri (2021102129)
Lamora P Sianturi (2021102185)
Ade Dewi Komalasari (2021102211)
Fi’illiya Shabrina (2021102186)
Wahyuni Reza F (2022102286)
Materi

1. Bea Masuk 2. Cukai

3. Pajak 4. Impor
Bea Masuk

1. Pengertian Bea Masuk


Bea Masuk adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang impor.

2. Jenis- Jenis Bea Masuk


a. Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)
b. Bea Masuk Anti Dumping (BMAD)
c. Bea Masuk Pembalasan (BMP)
d. Bea Masuk Imbalan (BMI)

Contoh Perhitungan Bea Masuk


Pak Agus impor tas olahraga dari Perancis senilai USD1000, dengan biaya asuransi USD10,
biaya pengiriman USD20. Karena sepatu bukan merupakan barang yang tergolong mewah,
maka sepatu yang diimpor Pak Kelik tidak termasuk barang kena PPnBM. Maka hanya perlu
membayar sejumlah tarif PPN impor dan PPh 22 impor. Tas olahraga yang diimpor Pak Agus
memiliki kode HS 43040091, maka tarif Bea Masuk sebesar 20%.
Berikut perhitungan bea masuk untuk menghitung pajak impor dari pembelian sepatu impor:
Cukai

Pengertian Cukai
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan pada barang-barang tertentu yang
memiliki sifat dan karakteristik tersendiri.

Sifat dan Karakteristik Cukai


Barang tertentu mempuyai sifat dan karakteristik yang mana dimaksudkan dalam
pasal (2) angka (1) Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 Tentang Cukai, adalah barang
yang : 1. Konsumsinya perlu dikendalikan.
2. Peredarannya perlu diawasi.
3. Pemakainnya dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan
hidup.
4. Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan Negara demi keadilan dan keseimbangan,
dikenai cukai berdasarkan undang-undang.
Objek Cukai
Sedangkan objek atau barang yang dipungut cukainya terdiri atas pasal (4) ayat (1)
Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 Tentang Cukai. Jenis barang yang dikenai cukai
diantaranya :
1. Etanol atau etil alcohol
2. Minuman dengan kadar etil alcohol
3. Produk tembakau (seperti cerutu, sigaret, rokok, daun tembakau iris, dan hasil
tembakau lainnya yang proses pembuatannya tidak sesuai dengan himbauan dari
pemerintah)

Tujuan dan Fungsi Pengenaan Cukai


Tujuan pengenaan cukai (Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 Tentang Cukai)
sebagai berikut :
1. Mengurangi konsumsi barang-barang yang kena cukai seperti rokok dan minuman
beralkohol.
2. Mengurangi terjadinya tindak kejahatan terhadap barang-barang kena cukai seperti
pemalsuan dan penyelundupan.
3. Mengurangi barang kena cukai karena dianggap membahayakan kesehatan dan
lingkungan.
4. Sebagai penerimaan Negara.
Pajak Dalam Rangka Impor
Pengertian Pajak Dalam Rangka Impor
Pajak impor adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) atas komoditas atau barang-barang impor.

Jenis Pajak dalam Rangka Impor


Pajak impor atau PDRI terdiri dari beberapa jenis pajak, yakni:
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
2. Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22)
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Ketentuan Impor
Ketentuan impor terbaru terkait barang kiriman yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan nomor PMK 199/PMK.010/2019 ini sudah berlaku per 30 Januari 2020.
Dalam aturan ini, Bea Cukai menyesuaikan nilai pembebasan Bea Masuk atas barang
kiriman, yang sebelumnya USD75 menjadi USD3 per kiriman, baru terbebas dari Bea
Masuk.
Sesuai PMK 199/2019 tersebut, maka ketentuannya adalah:
1. Nilai impor kurang dari USD3 per kiriman atau setara Rp45.000 (kurs 2022 sekira
Rp15.000 per dolar AS) => Bebas Bea Masuk, tapi dikenakan PPN 10% (mulai April
2022 tarif PPN naik jadi 11% sesuai UU HPP).
2. Nilai impor lebih dari USD3 hingga USD1500 per kiriman => Dikenakan Bea Masuk
7,5% dan PPN 10%
3. Nilai impor lebih dari USD1500 per kirian => Dikenakan Bea Masuk, PPN, dan PDRI
Penerima barang kiriman senilai lebih dari USD1500 ini harus menyampaikan PIB
(Pemberitahuan Impor Barang) kepada Bea Cukai untuk menghitung besaran pajak yang
harus dibayarkan.

Pemerintah telah menetapkan tarif Bea Masuk normal untuk komoditi tas, sepatu, dan
garmen sebesar:
1. Tas khusus 15% – 20%
2. Sepatu khusus 15% – 25%
3. Produk tekstil dengan PPN 11%
4. Serta PPh Pasal 22 impor sebesar 7,5% hingga 10%
Penetapan tarif normal ini ditujukan demi menciptakan perlakuan yang adil dalam
perpajakan atau level playing field antara produk dalam negeri yang mayoritas berasal dari
IKM (Industri Kecil Menengah) dan dikenakan pajak, dengan produk impor melalui
barang kiriman serta impor distributor melalui kargo umum.
Jumlah Uang untuk Belanja Impor Tas Olahraga
Dari perhitungan ini, maka Pak Kelik harus mengeluarkan uang untuk
membeli tas olahraga impor dari Perancis sebesar:

Contoh Barang Impor Tidak Kena Bea Masuk sesuai Aturan Pajak Bea
Cukai 2022
Sesuai PMK No. 199/2019, untuk barang impor senilai USD3 tidak
akan dikenakan dikenakan Bea Masuk dan PPh 22 Impor. Namun, bebas
Bea Masuk impor ini tidak berlaku pada jenis produk tekstil, sepatu, dan
tas.
Karena nilai impor yang tidak dipungut bea masuk hanya sebesar 3 dolar
AS atau sekira Rp45.000 (kurs Rp15.000 per dolar AS), tentunya barang
yang diimpor tidak tergolong mewah, sehingga juga terbebas dari
pengenaan PPnBM impor.
Berikut contoh perhitungan bebas Bea Masuk impor barang belanja online.
Pak Agus belanja online perhiasan imitasi dari Perancis seharga USD3 dengan biaya asuransi
USD2 dan biaya pengiriman US$10. Berikut perhitungan pajak impornya:

 Penghitungan jika Kena PDRI


Namun, Pak Agus dikenakan PDRI atas pembelian perhiasan imitasi dari Perancis tersebut.
Begini perhitungannya :
Dengan demikian, total biaya yang dikeluarkan Pak Agus untuk membeli perhiasan imitasi dari
belanja online tersebut sebesar:
KESIMPULAN

• Bea masuk atau Customs Duty, merupakan sejumlah uang yang dipungut dan
dikumpulkan oleh negara bersifat memaksa terhadap orang yang melakukan
kegiatan pemasukan barang dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean oleh
otoritas kepabeanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur
atas pemakaian, kepemilikan, penggunaan sementara atau dimasukkan kembali atas
barang tersebut.Pengertian bea masuk menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006.
• Cukai adalah pungutan negara yang dibebankan terhadap pemakai/pengguna barang
kena cukai, bersifat selektif serta perluasan pengenaan atas barang kena cukai
didasarkan atas sifat dan karakteristik objek cukai.
• Pajak impor adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) atas komoditas atau barang-barang impor
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai