Anda di halaman 1dari 7

Jaringan Ulama Timur

Tengah dan Nusantara Abad


Ke-17
Oleh Melvin Levina
Jaringan penyebaran Islam selalu berkaitan dengan jaringan kaum
intelektual Muslim yaitu para ulama. Disebut sebagai jaringan sebab
ulama-ulama tersebut saling terkoneksi dan terhubung dengan tokoh
sentral yang akan menjadi katalisator. Hal tersebut terjadi pula di
Indonesia pada abad ke-17 atau abad ke-18 yang menyebabkan
perubahan pemahaman Islam.
Jaringan Islam Internasional

Jika dikaitkan dengan jaringan Islam internasional, wilayah Indonesia adalah wilayah pinggiran
bagi dunia timur. Perkembangan Islam di Indonesia tergantung atas perkembangan Islam secara
global. Islam pada abad pertengahan lebih dekat kepada syiah dan sufi. Hal tersebut dipengaruhi
oleh Al-Gozali yang membawa aliran tasawuf di dunia timur. Ulama-ulama di Mekkah menjadi
patokan terhadap perkembangan Islam. Majunya sistem pelayaran pada abad ke-17 turut
mempercepat perkembangan tersebut dan membuat ulama di seluruh dunia berkumpul lebih
sering.
Ahmad Al-Qushashi dan
Ibrahim Al-Kurani

Ahmad Al-Qushashi dan Ibrahim Al-


Kurani adalah ulama yang paling
berpengaruh pada abad ke-17.
Tersohornya Ahmad Al-Qushashi bukan
hanya karena kedalaman ilmunya
melainkan juga koneksinya di jaringan
global. Ia mengikuti Mahzab Maliki.
Sedangkan Ibrahim Al-Kurani mengajar
di Masjid Al-Nabawi di Madinah dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Syekh Yusuf dan Abd Al-Rauf

Syekh Yusuf dan Abd Al-Rauf merupakan ulama tersohor di


Indonesia. Syekh Yusuf yang oleh masyarakat Makasar dikenal
dengan gelar Tuanta Samalaka merupakan ulama keturunan Kerajaan
Goa yang memiliki kedalaman ilmu terhadap tasawuf. Syekh Yusuf
membutuhkan 22 tahun untuk mempelajari ilmu keislaman.
Sekembalinya dari pengembaraan, ia kemudian membuat revolusi
keislaman dengan membawa ajaran islam yang lebih syariah akan
tetapi banyak ditentang bangsawan. Sedangkan Abd Al-Rauf adalah
penulis Umdat Al-Muhtajin. Abd Al-Rauf merupakan penulis yang
hebat. Ia menulis berdasarkan pengalamannya dalam menuntut ilmu.
Kelompok Penghubung

Syekh Yusuf dan Abd Al-Rauf yang membawa ajaran Islam yang
dekat terhadap syariah menjadi semangat bagi ulama-ulama lokal.
Meskipun Syekh Yusuf lebih radikal dalam menyebarkan agamanya
dan Abd Al-Rauf yang lebih lembut akan tetapi keduanya sama-sama
menjadi penghubung antara ulama regional dengan ulama global.
Turut terbentuk juga jaringan ulama regional. Abd Al-Rauf memiliki
soerang murid benama Syekh Abd Al-Muhyi yang kemudian
menyebarkan ajaran Sattariyah di Jawa Barat dan Syekh
Burhanuddin dan empat kawannya yang kemudian menyebarkan
Islam di Minangkabau.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai