Anda di halaman 1dari 22

ASKEP PADA PASIEN

DENGAN KELAINAN
OTOT :
SPRAIN DAN STRAIN

OLEH : KELOMPOK III


1. Kelainan Otot Dengan Sprain. ( KESELEO )
Definisi
.
Sprain atau keseleo merupakan cedera umum yang dapat menyerang
siapa saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada individu yang terlibat
dengan olahraga, aktivitas berulang, dan kegiatan dengan resiko
tinggi untuk kecelakaan. Ketika terluka ligamen, otot atau tendon
mungkin rusak, atau terkilir yang mengacu pada ligamen yang
cedera, ligamen adalah pita sedikit elastis jaringan yang
menghubungkan tulang pada sendi, menjaga tulang ditempat
sementara memungkinkan gerakan. Dalam kondisi ini, satu atau
lebih ligamen yang diregangkan atau robek.
Etiologi

Tekanan ekternal berlebih : pemuntiran


mendadak dengan tenaga yang lebih kuat
daripada kekuatan ligamen dengan
menimbulkan gerakan sendi di luar kisaran
gerak (RPS) normal seperti terglincir saat
berlari atau melompat sehingga terjadi
sprain.
Klasifikasi
a.  Sprain derajat I (kerusakan minimal )
B. Sprain derajat II ( kerusakan sedang )
c. Sprain derat III (kerusakan kompit pada
ligamen)
. Patofiosiologi
Kekoyakan (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling
sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,
pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga
atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan
tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga
(sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut.
Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya tekanan atau
tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan.
Tanda dan gejala mungkin timbul karena sprain meliputi :

a.       Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)


b.      Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
c.       Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru terjadi beberapa
jam setelah cedera)
d.      Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan
sekitarnya.
Pemeriksaan Diagnostik
1.      Riwayat :
a.    Tekanan
b.    Tarikan tanpa peredaan
c.    Daya yang tidak semestinya
2.      Pemeriksaan Fisik :
Tanda-tanda pada kulit, sistem sirkulasi dan muskuloskeletal.
3.    Foto rontgen/ radiologi.
Yaitu pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu
menegakkan diagnosa.
4.    MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Penatalaksanaan
1.      Pembedahan.
2.      Kemotherapi
3.      Elektromekanis.

Pencegahan
1.      saat melakukan aktivitas olahraga memakai peralatan yang
sesuai seperti sepatu yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa
melindungi pergelangan kaki selama aktivitas.
2.      Selalu melakukan pemanasan atau stretching sebelum
melakukan aktivitas atletik, serta latihan yang tidak berlebihan.
3.      Cedera olahraga terutama dapat dicegah dengan
pemanasan dan pemakaian perlengkapan olahraga yang sesuai
KELAINAN OTOT DENGAN STRAIN (KERAM )
Definisi Strain .
Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan
berlebihan,peregangan berlebihan,atau stress yang berlebihan.
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan
pada struktur muskulotendinous (otot atau tendon).Strain akut pada
struktur muskulotendious terjadi pada persambungan antara otot
dan tendon.
Etiologi
1. Akut
2. Kronis

Klasifikasi
3. Derajat I (Ringan )
4. Derajat II ( sedang )
5. Derajat III ( berat )
Patofisiologi
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot
karena trauma langsung (impact) atau tidak
langsung (overloading). Cedera ini terjadi
akibat otot tertarik pada arah yang
salah,kontraksi otot yang berlebihan atau
ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi
pada bagian groin muscles (otot pada kunci
paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan
otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik
bisa menghindarkan daerah sekitar cedera
memar dan membengkak.
Manifestasi Klinis
1. Biasanya perdarahan dalam otot, bengkak,
nyeri ketika kontraksi otot
2.    Nyeri mendadak
3.    Edemaa
4.    Spasme otot
5.    Haematoma
Komplikasi
1.    Strain yang berulang
2.    Tendonitis.

  Pemeriksaan Diagnostik
1. CT scan
2. MRI
3. Artroskopi
4. Elektromiografi
5. Pemeriksaan dengan bantuan komputer lainnya
untuk menilai fungsi otot dan sendi.
Penatalasanaan
1. Istirahat
2. Beri kompres dingin

Pencegahan
Sebagai upaya pencegahan, saat melakukan aktivitas
olahraga memakai sepatu yang sesuai, misalnya sepatu yang
bisa melindungi pergelangan kaki selama aktivitas. Selalu
melakukan pemanasan atau stretching sebelum melakukan
aktivitas atletik, serta latihan yang tidak berlebihan. Cedera
dapat terjadi pada setiap orang yang melakukan olahraga
dengan jenis yang paling sering adalah strain dan sprain
dengan derajat dari yang ringan sampai berat. Cedera
olahraga terutama dapat dicegah dengan pemanasan dan
pemakaian perlengkapan olahraga yang sesuai.
Konsep Dasar Keperawatan ( Kelainan otot : sprain dan strain )
1. pengkajian
Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang.( RKS)
· Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja
atau setelah berolah raga.
·  Daerah mana yang mengalami trauma.
·    Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan.
2.   Riwayat Penyakit Dahulu.(RKD)
Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit
seperti ini atau mengalami trauma pada sistem
muskuloskeletal lainnya.
3.    Riwayat Penyakit Keluarga.(RKK)
Apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti ini
Pemeriksaan
a.       Inspeksi :
·    Kelemahan
·      Edema
Perdarahan , perubahan warna kulit
·        Ketidakmampuan menggunakan sendi
b.      Palpasi :
c.       Auskultasi.
d.      Perkusi.
5.      Pemeriksaan Penunjang.
Diagnosa Keperawatan
1.   Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidakmampuan, ditandai dengan ketidakmampuan untuk
mempergunakan sendi, otot dan tendon.
Tujuan :
·           Meningkatkan / mempertahankan mobilitas pada
tingkat paling tinggi yang mungkin.
·           Menunjukkan teknik memampukan melaksanakan
aktivitas ( ROM aktif dan pasif ).
Intervensi :
·           Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera /
pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap
mobilisasi.
·           Ajarkan untuk melaksanakan latihan rentang gerak
pasien / aktif pada ekstremitas yang sehat dan latihan rentang
gerak pasif pada ekstremitas yang sakit.
·           Berikan pembalutan, pembebatan yang sesuai.
2.   Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau
kekoyakan pada otot, ligament atau tendon ditandai dengan
kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema, nyeri.
Tujuan :
·          Menyatakan nyeri hilang.
Intervensi :
·           Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan
tirah baring, gips dan pembalutan.
·          Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena.
·          Pemberian kompres dingin dengan kantong es 24 0C.
·          Ajarkan metode distraksi dan relaksasi selama nyeri
akut.
3.   Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan fungsi
tubuh.
Tujuan :
·      Mendemonstrasikan adaptasi kesehatan, penanganan
keterampilan.
Intervensi :
·      Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya
mengenai pandangan pemikiran perasaan seseorang.
·      Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan,
perkembangan, dan prognosa kesehatan.
·      Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang
sudah diberikan.
·      Hindari kritik negatif.
·      Beri privasi dan suatu keamanan lingkungan
Implementasi
·     Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera /
pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap
mobilisasi.
•Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera /
pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap
mobilisasi.
•Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring,
gips dan pembalutan.
•Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah,
penanganan, perkembangan, dan prognosa kesehatan.
·      Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat
informasi yang sudah diberikan.
. Evaluasi
 Dx . 1
a.       Pasien mengatakan nyeri berkurang
b.      Memperlihatkan pengendalian nyeri
c.       Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 2 dari 1-10 skala nyeri yang diberikan
d.      Pasien tidak tampak kesakitan dan meringis lagi
e.       TD = 110/70 – 120/80 mmHg
f.       Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
kenyamanan.
Dx. 2
a. Pasien mengatakan nyeri berkurang
b.Pasien Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips dan pembalutan.
c. Pemberian kompres dingin dengan kantong es 24 0C dilakukan secara efektif.
Dx 3.
a.       Pasien tampak bersih dan rapi
b.      Pasien mengatakan badannya tidak lengket dan kulit tidak kusam lagi
c.       Pasien tampak dapat melakukan perawatan gigi dan mulut.

Anda mungkin juga menyukai