Anda di halaman 1dari 11

Pemantauan wilayah

setempat (PWS)
Adalah : Kegiatan pemantauan secara terus menerus
disuatu wilayah kerja tt terhadap berbagai masalah
masalah kesehatan,agar dapat dilakukan tindak lanjut
yg cepat dan tepat.
PWS :
Kejadian wabah
Penyakit menular
Penyakit tidak menular
Masalah2 kesehatan /program ( KIA ).

Tujuan : meningkatnya pementauan terhadap masalah


kesehatan dan pelayanan pada wilayah kerja secara terus
menerus dalam rangka meningkatkan jangkauan mutu
peleyanan.
PWS Wabah dan penyakit.
Sesuai dengan kegiatan surveilens pada penyakit
menular maupun tidak menular hy dibatasi pada
wilayah2 tertentu.
Indikator :
1. Insiden
2. Prevalen
3. Prilaku
PWS KIA
Adalah : Alat menegemen program KIA dan alat
motifasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mementau cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah
kerja secara terus menerus,sehingga dapat digunakan
untuk menentukan rencana tindak lanjut yg cepat dan
tepat serta membentu memecahkan masalah non
teknis kasus risti bumil.
Tujuan umum : meningkatnya pemantauan cakupan
dan pelayanan untuk setiap wilayah kerja secara
terusmenerus dalam rangka meningkatkan jangkauan
mutu pelayanan.
Tujuan khusus :
1. Memenatau cakupanpelayanan KIA yg dipilih
sebagai indikator secara teratur(bulanan) dan terus
menerus untuk tiap wilayah.
2. Menilai kesenjangan antara target dengan capaian.
3. Menentukan urutan wilayah prioritas.
4. Merencanakan tindak lanjut
5. Membangkitkan peran aparat.
Prinsip
1. Pelayanan ante natal ;
a. Standar 7 T ( Timbang,ukur T darah,ukur
tinggi fundus uteri,tablet Fe,immunisasi TT
,terapi wicara/konseling, tes adanya infeksi
menular seksual).
b. Kunjungan ibu hamil/ANC minimal 4 kali.
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
3. Deteksi dini ibu hamil beresiko oleh ( dukun
bayi, dokter kader, tekes dll.
5. Penanganan komplikasi kebidanan.
6. Pelayanan kesehatan neonatal dan ibu nifas dengan
indikatir :
a.Kunjungan neonatal(KN),minimal 2 kali :
1. KN 1 : 1 ( sejak 6 jm ) – 7 hari
2. KN 2 : 8 – 28 hari
3. pertolingan persalinan bukan KN
b. Kunjungan bufas ,minimal 3 kali :
1. Kf 1 : 1 – 7 hari
2. KF 2 : 8-28 hari
3. KF 3 : 29-42 hari
Indikator teknis PWS KIA :
1. Cakupan K 1 = K1 / sasaran bumil 1 tahun x
100 %.
2. Cakupan K 4 = k4/sasaran bumil 1 tahun x
100 %.
3. Cakupan PN(pertolongan persalinan )=
PN/sasaran PN 1 tahun x 100 %.
4. Deteksi bumil oleh masyarakat =Bumil resiko
yang dirujuk dukun ke kader/20 % sasaran
bumil 1 tahun x 100 %.
5. Deteksi bumil oleh nakes = bumil resiko yg ditemukan
nakes/20 % sasaran bumil 1 tahun x 100 %.
6. Cakupan KH oleh nakes = KN/sasaran bayi 1 tahun x 100 %.
7. Cakupan KF oleh nakes = KF/sasaran bulin1
tahun x 100 %.
8. Penanganan komplikasi obstetri = kasus
kegawatdaruratan obtetri yg ditangani /20 %
sasaran bumil 1 tahun x 100 %.
9. Penanganan komplikasi neonatal = kasus
kegawat daruratan neonatal yg ditangani / 20
% sasaran bumil 1 tahun x 100 %.

Hal diatas dilakukan di 1 wilayah kerja PKM dan


dibuat dlm btk grafik ( 9).
Langkah-langkah PWS KIA :
1.Pengumpulan data : catan bumil per desa,registrasi
harian,registrasi kohort ibu dan bayi,catatan
posyandu,laporan BPS(bidan praktik
swasta)/DPS9dokter praktik swasta),RB(rumah
bersalin).
2.Pengelolaan data untuk menghitung cakupan kumulatif
perdesa,cakupan bulan ini,cakupan bulan lalu.
cakupan kumulatif perdesa = pencapaian cakupan
kumulatif K1 perdesa/sasaran bufas perdesa 1 tahun x
100 %.
3.Penggambaran grafik
4.Analisa data dan tindak lanjut.
5.Penyebar luasan (deseminasi informasi) kepada
pimpinan dan program terkait dlm bentuk :
a. Laporan hasil kajian pada atasan.
b. Tulisan di majalah rutin
c.Laporan kajian untuk seminar dan
pertemuan.
d. Media massa,media elektronik,internet

Anda mungkin juga menyukai