Anda di halaman 1dari 16

ETS102 Etika Sosial-politik

Tiga Prinsip Moral Dasar


Tiga prinsip dasar – F. Magnis Suseno

1. Prinsip sikap baik

2. Prinsip keadilan

3. Prinsip hormat terhadap diri sendiri


Prinsip Etika Sosial – Prof. Teuku Jacob
• Tidak membiarkan kejahatan

• Tidak merugikan

• Mengurangi penderitaan manusia


Prinsip sikap baik
• Setiap perbuatan kita senantiasa membawa konsekuensi atau akibat bagi kita
sendiri maupun bagi orang lain;
• Kita hendaknya jangan merugikan siapa saja;
• Prinsip utilitarisme: kita harus mengusahakan akibat-akibat baik sebanyak
mungkin dan mengusahakan sedapatnya mencegah akibat buruk dari tindakan
kita bagi siapa saja  J.S. Mill: “the greatest good for the greatest number of people”;
• Prinsip moral dasar pertama: prinsip sikap baik.
Prinsip sikap baik
• Prinsip sikap baik merupakan fondasi yang mendasari prinsip-
prinsip yang lain;
• Dengan prinsip ini kita tidak takut bertemu dengan orang yang
(sama sekali) belum kita kenal sebelumnya  “Orang lain tidak akan
(langsung, tanpa alasan) mengancam atau merugikan kita. Orang
lain bukan ancaman.” Yang memerlukan alasan kuat, bukan sikap
yang baik, melainkan justru untuk bersikap buruk.
Prinsip sikap baik
• Bersikap baik berarti: memandang seseorang dan sesuatu tidak hanya
sejauh berguna (atau tidak berguna) bagi saya, melainkan:
• Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela,
membiarkan dan menunjang perkembangannya, mendukung
kehidupan dan mencegah kematiannya demi dia itu sendiri;  pro-
existence, bukan sekadar co-existence
Prinsip sikap baik
• Bagaimana sikap baik dinyatakan secara konkret tergantung situasi
konkret yang dihadapi.  Maka, dituntut pengetahuan tepat tentang
realitas (situasi riil) …
Prinsip keadilan
• Pertimbangkan baik-baik kisah Robin Hood: benarkah menolong
seseorang yang menderita dengan merampas milik pihak ketiga?
• Prinsip sikap baik berbeda dengan prinsip keadilan.  prinsip
kebaikan menegaskan agar kita bersikap baik terhadap siapa saja.
Tetapi, kemampuan manusia untuk bersikap baik secara hakiki
terbatas.
• Bagaimana kebaikan yang langka dibagikan: prinsip keadilan!
Prinsip keadilan
• Keadilan: filsafat sosial  keadilan sosial; etika ekonomi  upah yang adil,
dst
• Setiap orang pada dasarnya tahu tentang keadilan, dan hanya yang tahu
keadilan bisa belajar lebih banyak (Aristoteles). “Amek geni acekelan obor,
amek banyu apikulan warih.”
• Hakikat keadilan: kita memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya. Karena, hakikatnya semua orang sama nilainya sebagai manusia,
maka (dalam situasi yang sama) “berikan perlakuan yang sama bagi semua
orang.”
Prinsip keadilan
• Perlakuan yang tidak sama memerlukan alasan pembenar khusus yang
sangat kuat, sehingga dapat diterima;
• Prinsip keadilan menuntut agar: “kita jangan mau mencapai tujuan-
tujuan, termasuk yang baik, dengan melanggar hak orang lain.”
Prinsip hormat terhadap diri sendiri
• Coba diskusikan: “Apakah perempuan yang dinikahi Bupati Garut
Aceng Fikri (berkenalan dua hari, dan dinikahi empat hari) cukup
hormat terhadap diri sendiri?”
• Prinsip ini berkaitan dengan etika pengembangan diri  Manusia
wajib selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada
dirinya sendiri;
• Manusia adalah person, pusat berpengertian dan berkehendak, yang
memiliki kebebasan dan suara hati: makhluk berakal budi!
Prinsip hormat terhadap diri sendiri
• Kita wajib menghormati martabat kita sendiri;
• Konsekuensi prinsip ini menyangkut dua hal. Pertama, agar kita tidak
membiarkan diri diperas, diperalat, diperbudak atau diperkosa. Kita
memiliki harga diri!
• Kedua, kita jangan sampai membiarkan diri telantar. Kita berkewajiban
tidak hanya terhadap orang lain, melainkan juga terhdap diri kita
sendiri. Membiarkan diri telantar berarti menyia-nyiakan bakat-bakat
dan kemampuan yang dipercayakan kepada kita.
Kebaikan dan keadilan yang kita tunjukkan kepada orang lain, perlu
diimbangi dengan sikap yang menghormati diri kita sendiri sebagai makhluk
yang bernilai. Kita rela berbuat baik kepada orang lain, bertekad untuk
bersikap adil, tetapi tidak boleh dengan membuang diri sendiri.
Hubungan antara tiga prinsip dasar
• Prinsip keadilan dan hormat pada diri sendiri merupakan syarat
pelaksanaan sikap baik, sedangkan prinsip sikap baik menjadi dasar
mengapa seseorang bersedia untuk bersikap adil;
• Tidak dibenarkan secara moral: berbuat baik dengan melanggar keadilan
dan/atau melupakan harga diri. Sikap dan tindakan kita hendaklah
sesuai dengan tiga prinsip dasar. Tetapi, prinsip-prinsip moral hanya
berlaku prima facie – sejauh tak ada pertimbangan tambahan (khusus) 
suara hati … Perhatikan prinsip proporsionalitas
Dua tingkatan realitas
• Prinsip sikap baik berlaku terhadap apa saja yang ada – lingkungan
alam, flora, fauna
• Prinsip hormat terhadap (manusia sebagai) persona – prinsip keadilan
dan prinsip hormat terhadap diri sendiri – hanya tertuju kepada
makhluk yang berakal budi.
Tahap perkembangan moral Kohlberg
A.Tingkat Prakonvesional
1. Orientasi hukuman dan kepatuhan  hindari hukuman
2. Orientasi relativis instrumental  memenuhi kebutuhan

B.Tingkat Konvensional
3. Penyesuaian dengan kelompok  menjadi orang baik
4. Orientasi hukum dan ketertiban  menjaga tertib sosial

C.Tingkat Pascakonvensional
5. Orientasi kontrak sosial legalistis prinsip moral yang mendasarkan pada norma sosial
6. Orientasi prinsip etika universal  prinsip-prinsip abstrak: menghargai kesetaraan dan
martabat manusia

Anda mungkin juga menyukai