Anda di halaman 1dari 1

2.

Setelah mendengar pengajaran Yunus, mengapa Raja menyuruh semua orang Niniwe
mengenakan kain kabung dan duduk di atas abu?
3. Mengapa Allah tidak jadi membinasakan kota Niniwe?
4. Bagaimana cara Allah menunjukkan pengampunan kepada penduduk Niniwe? Mengapa
Allah mau mengampuni mereka?
5. Jika kamu pernah melakukan kesalahan atau dosa, bagaimana cara kamu menyesali
kesalahan dan dosamu itu, dan bagaimana cara kamu memohon pengampunan dari
Allah?

D. Pengampunan Allah

Kisah tentang nabi Yunus mengajarkan kepada kita bagaimana pengampunan Allah
ditunjukkan kepada penduduk Niniwe. Orang-orang Niniwe yang tadinya sangat jahat, sekarang
sadar dan sungguh-sungguh menyesali dosa-dosanya. Mereka mengungkapkan pertobatannya
tidak hanya di mulut saja, melainkan dengan tindakan nyata. Mereka berdoa kepada Allah dan
mengaku menyesal atas dosa dan perbuatan jahat mereka. Mereka mengenakan kain berkabung
dan duduk di atas abu sebagai tanda penyesalan. Mereka berpuasa sebagai tanda pertobatan dan
penyesalan. Oleh karena kasih setia Allah kepada mereka, Allah mengubah rencana-Nya, tidak
membinasakan kota Niniwe. Allah menganugerahkan pengampunan karena mereka bertobat dan
menyesali dosa-dosanya.
Pengampunan Allah juga disaksikan pemazmur dalam Mazmur 103:8-14. Tuhan Allah tidak
mengingat-ingat dosa manusia. Tuhan Allah membuang dosa manusia dan melupakannya.
Allah mau mengampuni segala kesalahan kita (ayat 3). Tuhan Allah menyayangi dan mengasihi
manusia. Ia sungguh panjang sabar dan tidak pendendam (ayat 9). Ia tidak membalas dosa dan
kesalahan manusia (ayat 10). Kebaikan Allah diibaratkan dengan tingginya langit. Apakah kita bisa
mengukur tingginya langit? Tidak. Artinya kebaikan Tuhan Allah itu tidak dapat diukur dan tidak
ada batasnya. Ia mau mengampuni kesalahan manusia. Teladan kebaikan Allah yang dinyatakan
dengan mengampuni kesalahan manusia haruslah kita ikuti dan pelajari. Kita diajak untuk memiliki
sikap yang sama dengan yang ditunjukkan oleh Allah.
Pengampunan Allah dilukiskan juga dalam cerita Injil Matius 18:21-35 (khususnya ayat 21-22)
yang menceritakan mengenai perumpamaan pengampunan. Selama Yesus berada di Kapernaum,
Ia mengajarkan banyak hal, termasuk bagaimana seharusnya sikap terhadap orang yang melakukan
kesalahan. Suatu hari, Petrus mendatangi Yesus dan bertanya kepada -Nya, sampai berapa kali ia
harus mengampuni orang yang berbuat dosa atau berbuat jahat kepadanya. Apakah sampai tujuh
kali? Bagi Petrus, tujuh kali itu sudah banyak.
Dugaan Petrus ternyata meleset. Yesus mengatakan kepadanya: “Aku berkata kepadamu,
ampunilah saudaramu tidak hanya tujuh kali, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Artinya:
harus terus-menerus dimaafkan, jangan hitung sudah berapa kali kita mengampuni kesalahan
saudara kita.
Semua manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Anak kecil bisa melakukan kesalahan. Orang
dewasa juga bisa melakukan kesalahan. Kita semua pernah melakukan kesalahan. Kesalahan
dapat terjadi karena disengaja atau tidak disengaja. Untuk itu, semua orang membutuhkan
pengampunan dan harus memberi ampun kepada orang lain. Sama seperti kita ingin diampuni,
orang lain juga memerlukan ampun dari kita.
Kata ampun berarti maaf. Ampun juga berarti pembebasan dari tuntutan karena melakukan
kesalahan. Mengampuni berarti memberikan pembebasan dari tuntutan atau hukuman karena
kesalahan.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti   29

Anda mungkin juga menyukai