Anda di halaman 1dari 47

FRAMBUSIA

Subdit PTML
Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Epidemiologi Frambusia
• Penyakit infeksi kronik berulang (Tidak ada kekebalan tubuh
yang menetap)
• Disebabkan oleh Treponema pallidum subsp. Pertenue.
• Masa inkubasi rata-rata 9-90 hari.
• Sumber penularan utama: Manusia
• Banyak ditemukan di daerah tropis & lembab, terutama
menyerang anak < 15 tahun yg tinggal di daerah dengan higiene
buruk dan sosio ekonomi rendah.
• Jika tidak ditangani dg tepat dapat menyebabkan cacat
penampilan fisik, gangguan sosialisasi & diskriminasi
• Kuman berasal dari cairan eksudat/serum, dan menular melalui
kontak langsung kulit-kulit, lalat, alat rumah tangga.
• Bakteri tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui
luka lecet, goresan, atau luka infeksi kulit lain.
Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis
(Survei Serologi Frambusia)
Faktor Risiko Penularan
• Bergantian memakai pakaian yang sama dengan kasus

• Jarang berganti pakaian

• Kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk

• Tinggal di daerah yang kumuh

• Adanya penyakit kulit lain seperti kudis (scabies), pioderma

• Luka yang berulang-ulang selama kegiatan diluar rumah

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Stadium frambusia
Dlm 5 th
6-16 mgg, lesi dpt Setelah
memanjang muncul 5-10 th
3-6 bln 2 th > 6 bln kembali laten

Stadium III:
Stadium I: destruksi
Stadium II:
lesi primer tulang,
Laten awal lesi Laten lanjut
pada daerah sendi, dan
diseminata
infeksi jaringan
lunak

Early yaws late yaws


(menular) (tidak menular)

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Stadium 1: mother Yaws, buba madre
• Lesi awal muncul di
daerah port d’ entre
(tempat masuk kuman)
• Timbul pada tungkai dan
kaki, sebagian timbul di
muka.
• Diawali timbulnya Papul/
nodul kecil: eritematosa,
tidak nyeri, kadang2
gatal
• Kelenjar Getah Bening
regional dapat membesar

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Krustopapilomata

 Papul yang berkumpul menjadi papilomata.


 Basah bergetah, mengandung banyak kuman
 Getah dapat mengering membentuk
keropeng/krusta yang menutup papiloma 
Krusta papilomata
 Dasar ulkus: raspberry like (frambesial),
tertutup krusta kekuningan yang mudah
berdarah jika krusta diangkat

Ulseropapiloma
• Beberapa papul bersatu menjadi plak, dapat
menjadi ulkus Kadang ada lesi satelit berupa
papul-papul kecil
• Ulkus tidak nyeri, tepi meninggi, bau anyir,
penuh dengan lalat yang sukar diusir

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Laten awal dan stadium II
• 3-6 bulan, Lesi dapat sembuh spontan,
masuk ke dalam fase laten I.
• Gejala sisa berupa sikatriks atrofi (cigarette
paper) dengan hipopigmentasi sentral
• Mother yaws biasanya diikuti dg periode
laten selama 6 – 16 minggu (dapat
memanjang sampai 2 tahun), kmdn masuk
ke stadium II.
• Timbul karena penyebaran bakteri ke
peredaran darah dan jaringan getah bening
• Lesi kulit diseminata (tersebar) dengan
limfadenopati generalisata.
• Sering disertai gejala konstitusi: malaise,
demam, anoreksia

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Stadium II
• Lesi kulit diseminata
• Papul tidak gatal, kemerahan,
verukosa atau vegetasi
• menyerupai mother yaws tapi
dalam ukuran lebih kecil
• eksudatnya menarik lalat utk
mendekat

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Stadium II
• Lesi kulit dapat muncul dimana saja
• Lesi terjadi di telapak kaki: permukaan mengalami penebalan
(hiperkeratosis), pecah-pecah (fisurasi) dan nyeri penderita berjalan dg
posisi aneh (crab yaws).
• Dapat mengenai tulang muka, rahang, tungkai bawah: peradangan
tulang (osteoperiotitis)
• Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh secara
spontan

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Laten lanjut dan Stadium 3

• Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala


(namun dg uji serologik reaktif)
• Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat muncul
kembali dalam 5 tahun pertama infeksi
• Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di daerah
perioral
• Sekitar 10 % kasus periode laten (setelah 5 – 10 th) masuk ke
stadium III
• Gejala pada kulit dan tulang, menyebabkan cacat: gumma,
gangosa, gondou, juxta articular nodes, hiperkeratosis
telapak tangan dan kaki
• Cacat: dampak sosial ekonomi: anak2 tdk mau sekolah,
orang dewasa sulit mencari pekerjaan
Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis
(Survei Serologi Frambusia)
Stadium III

Articular nodul (benjolan


pada sendi)

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Gumma

Gondou: pembengkakan dan nyeri area hidung


dan paranasal

(benjolan:perlunakan &
merusak cacat)
Gangosa: lesi
destruktif osteitis
pada hidung, sentral
wajah, bisa sampai
perforasi tulang
hidung, palatum , dan
nasofaring
Diagnosis banding

Ulkus tropikum Ulkus frambusia


Coccidioidomycosis

Ektima

PIODERMA TBC Kutis


Skabies

Molluscum
Impetigo Contagiosum

Psoriasis Tinea Versicolor


Kriteria Penegakkan Kasus
 Pemeriksaan RDT dg
sensitivitas 85-98% dan
spesifisitas 93-98%.
 Tidak dapat
membedakan antara
infeksi aktif dan yg sudah
mendapat pengobatan.
 Apabila didapat RDT (+),
diuji kembali dg RPR utk
mengetahui apakah
penyakit masih aktif

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
DEFINISI KASUS
Kasus suspek adalah seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis
selama > 2 minggu, yaitu papul atau papilloma, ulkus fambusia (terdapat krusta, dan tidak
sakit), makula papula, hiperkeratosis di telapak tangan atau kaki (early), perubahan pada
tulang dan sendi (early)

Kasus probable adalah kasus suspek yang memiliki kontak erat dengan kasus frambusia.
• kontak lebih dari 20 jam per minggu
• waktu kontak antara 9-90 hari sebelum munculnya lesi frambusia

Kasus konfirmasi adalah kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan hasil positif
pada uji serologi (Rapid Diagnostic Test/RDT). Jika hasil tes tersebut meragukan, dapat
dilakukan tes Rapid Plasma Reagen (RPR).
 
Kasus suspek/probable RDT (-) yang kemudian disebut kasus RDT (-) adalah kasus suspek
atau kasus probable dengan hasil pengujian RDT negatif (-).

Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis


(Survei Serologi Frambusia)
Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis
(Survei Serologi Frambusia)
Pengobatan i
Penelitian di Papua Nugini (2011)
• Azitromisin oral dosis 30 mg/kg yang diberikan satu kali.
• Tidak ada perbedaan keberhasilan dengan penisilin benzatin
injeksi
• Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi.
• Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga sedang,
sebagian besar berupa gangguan pencernaan (mual, muntah, sakit
perut) >>> AMAN
Dosis Obat Frambusia

Cara
No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Lama Pemberian
Pemberian
1. Azitromisin 2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal
tablet 1x sehari
6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal
1x sehari
10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal
1x sehari

16-69 th 2000 mg Oral Dosis tunggal


1x sehari

‚*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat,
atau alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter
Kontraindikasi, Toksisitas & Efek Samping

• Kontraindikasi: Riwayat alergi dengan azitromisin sebelumnya,


gangguan hati, dan jaundice (kuning) karena gangguan aliran
empedu.
• Efek samping obat dengan manifestasi diare, mual, muntah, sakit
perut, dan reaksi kulit berat.
• Tidak ada efek samping yang menyebabkan fatal/meninggal yang
terdokumentasikan.
• Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan catatan
denyut nadi sebelum pemberian harus dihitung dengan cermat.
• Perhatian khusus:
• Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang dengan gangguan
fungsi hati.
Pengobatan dg azitromisin
Sebelum
diobati

Setelah
diobati
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati

Kasus di Jayapura, 9 October 2008

Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Tahun 2016
Footer Text
Surveilans Frambusia
Strategi Nasional Eradikasi Frambusia 2019

• Advokasi dan • Akselerasi dan • Meningkatkan • Memperkuat


sosialisasi eradikasi intensifikasi promosi
Pemberian Obat
sistem surveilans
frambusia penggunaan air dan
Pencegahan Massal sabun, serta
di semua wilayah
frambusia di kesehatan Indonesia
kabupaten/ kota lingkungan (Perilaku (penemuan dan
endemis frambusia Hidup Bersih dan pembuktian
Sehat) bebas frambusia)

1 2 3 4
Rencana Aksi Eradikasi Frambusia
Inti Kegiatan Surveilans
• Pengamatan/ Pemantauan kasus secara terus
menerus
• Pencatatan Pelaporan
• Analisis dan Interpretasi data
• Hasil berupa informasi bagi pemegang kebijakan
Berbasis Indikator
Penemuan Kasus :
Surveilans 1. Pelayanan - Puskesmas, PP dan
bidan desa serta RS  Zero Reporting
frambusia  laporan tiap bulan
2. Puskesmas Keliling  Zero reporting
desa) *)
[Upaya 3. Pemeriksaan murid sekolah SD/MI 
Zero rep. sekolah *)
Penemuan 4. saat investigasi dan kegiatan lapangan
lain
Kasus]

Berbasis Kejadian
*) tidak wajib di kabupaten/kota bebas (laporan masyarakat)
frambusia
Berbasis Indikator
Surveilans Penemuan Kasus :
1. Pelayanan - Puskesmas, PP dan bidan desa serta RS
frambusia  Zero Reporting
a. Kampanye frambusia
b. Kemampuan petugas
c. Sarana diagnostik dan obat
d. Penemuan kasus saat pelayanan
e. Pencatatan dalam Register Frambusia PKM/RS
f. Pelaporan (zero reporting)
g. Laporan investigasi dan tindakan
Indikator
Surveilans frambusia

1. Kelengkapan laporan bulanan Puskesmas dan


RS (Register Frambusia)
2. Pemeriksaan murid SD/MI
3. Puskesmas Keliling - Desa
4. Tingginya kasus koreng bukan karena cidera
5. Tingginya kasus frambusia RDT (-)
6. Review sistem surveilans
Surveilans Frambusia
Kab/Kota Kab/Kota
Kegiatan Bebas Endemis
- I II III IV
1. Penemuan Kasus
a. Fasyankes (Pkm, PP, bidan desa) + + + + +
b. Puskesmas keliling * + + + +
c. Pemeriksaan sekolah * + + + +
d. Investigasi/lapangan (POPM) + + + +
2. Penetapan endemisitas/risiko penularan
a. Kab/kota + +
b. Desa +
3. Monev POPM +
4. Survei Serologi + +
5. Penetapan Kab/Kota bebas frambusia + +
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
Nama/Kode Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota
Tahun dan Bulan Laporan
A. Laporan Kasus Frambusia (termasuk kasus pd B. Dan C.)
Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang
1. ditemukan
Jumlah Kasus Suspek Frambusia
2. diperiksa RDT
Jumlah kasus Frambusia
3. RDT (+)

B. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah


Jml
Jml Sekolah
Kode Nama Jumlah Jumlah Jml Jml Kasus
diperiksa
Sekolah Sekolah Murid Diperiksa Kasus Suspek RDT
tahun ini
(-)
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Semua
Total 0 0 0 0 0 0
Sekolah %

1
2
3
4
5
6

C. Puskesmas Keliling dan Kunjungan Rumah (PK&KR) di Desa


Jml Jml Jml Desa
Jml
Kode Nama Anak<15 Jml Jml Kasus dilaksanakan
No Pdd
Desa Desa th Kasus Suspek RDT PK&KR
Desa
berobat (-) tahun ini
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Laporan Bulanan Eradikasi


Semua
Total 0 0 0 0 0 0
Desa %

Frambusia Puskesmas
2
3
4
5
6
Register Frambusia
Puskesmas
Kabupaten/Kota :
Puskesmas : Kode :
Tahun :

T anggal P enem uan


Hasil Follow Up Hari Ke

J e n s K e la m in
Klinis Frambusia RDT RPR Pengobatan No. Kasus
(Sembuh, Masih Sakit)

K o re n g b u k a n

P e rik s a (Y /T )

P e rik s a (Y /T )
Lok as i Les i
B e n tu k L e s i
c id e ra (Y /T )
Hubungan
U m ur
Nama Kepala
Desa/ dengan Tgl (kasus
No. Keluarga Diagnosis

H a s il

H a s il
Penderita Alamat Kasus Mulai konfirmasi
(NKK) Nama Dosis 7 14 30
Indeks Berob dan
at probable)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Lampiran :
Register Frambusia Puskesmas
+ review minggu ke 4 & 8

Surveilans
Pengobatan Kasus &
Kontak
POPM Frambusia
Surveilans menemukan kasus dan luas penularan ●
Monitor dan evaluasi pasca tindakan penanggulangan ●
Surveilans
Sertifikat
Bebas Frambusia
Survei Serologi Frambusia
• Survei serologi atau disebut Evaluasi Penularan Frambusia: melakukan
identifikasi adanya orang terinfeksi frambusia diantara populasi anak 1-
5 tahun di wilayah Kab/Kota tertentu, dilaksanakan setelah wilayah
tersebut tidak ditemukan kasus frambusia

• Tujuan: membuktikan terhentinya penularan frambusia di masyarakat.

• Tidak adanya hasil uji serologi positif pada anak usia 1-5 menunjukkan
tidak ada transmisi infeksi baru di masyarakat
Penetapan Endemisitas Frambusia Kabupaten/Kota
Telah melaksanakan:
- Survei serologi pada anak 1-5 tahun selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan
terbukti tidak terdapat penularan lagi,
- Tidak ditemukan adanya kasus baru frambusia berdasarkan surveilans kasus
frambusia berkualitas (sesuai indikator kinerja surveilans).

PERUBAHAN STATUS ENDEMISITAS KAB/KOTA

Kab/Kota Kab/Kota
Endemis Frambusia Bebas Frambusia

apabila ditemukan satu kasus frambusia konfirmasi, dan/atau surveilans yang


dilaksanakan tidak adekuat (tidak memenuhi indikator kinerja surveilans
Sertifikasi Kabupaten/Kota Bebas Frambusia

Kriteria Kab/Kota Bebas Frambusia Mendapat Sertifikat Bebas


Frambusia
1. Surveilans berkinerja baik (indikator)
2. Tidak ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 6
bulan berturut-turut

Kriteria KabKota Endemis Frambusia Mendapat Bebas


Frambusia
3. Upaya POPM frambusia yang berkualitas (indikator)
4. Surveilans berkinerja baik (indikator)
5. Survei serologi Tidak ditemukan kasus konfirmasi baru
selama minimal 3 tahun berturut-turut
Teknis Pelaksanaan
Survei Serologi Frambusia

Subdit PTML
Teknis pelaksanaan
1. Kader mendata keluarga dan anak usia 1 – 5 tahun
2. Puskesmas menentukan sasaran, tempat, dan waktu
kegiatan
3. Kader menginformasikan kegiatan pada keluarga sasaran
4. Sosialisasi penyakit frambusia dan kegiatan survei
serologi pada keluarga sasaran dan Pemeriksaan serologi
frambusia pada sasaran
5. Kunjungan dan pemeriksaan pada sasaran yang tidak
hadir
6. Tindak lanjut sasaran yang RDT positif
1. Kader mendata keluarga dan anak usia 1 – 5
tahun
Format pendataan keluarga (Form 21)

Survei Serologi Frambusia Pendataan


Pendataan Keluarga Oleh Kader Keluarga

Kab/Kota : ………………………..
Puskesmas : ………………………..
Desa : ………………………..
Nama Kader : ………………………..
Bulan/Tahun : ………./ ……………..

Jumlah Anggota Keluarga


Umur 1- 5 th
No Nama KK Alamat Semua Umur 1- Keterangan
telah
Umur 5 tahun
diperiksa
Format pendataan anak usia 1 – 5 tahun
(Form 22)
Survei Serologi Frambusia Pendataan
Pendataan Anak 1-5 Tahun Anak
Kab/Kota : ………………………..
Puskesmas : ………………………..
Desa/Pos Pelayanan : ……………………….
Bulan/Tahun : ………./ ……………..
Klinis
Frambusia RDT RPR Keterangan

Koreng bukan cidera

Lama Sakit (hari)


Kepala Alamat/

Ada Lesi (Y/T)


No Nama
Jenis Kelamin
Keluarga Desa

Lokasi Lesi
Bentuk Lesi

Periksa

Periksa
Umur

Hasil

Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Total
2. Menentukan sasaran, tempat, dan
waktu kegiatan
1. Menentukan sasaran kegiatan :
 Merekap data anak 1 – 5 tahun di desa sasaran
yang telah dikumpulkan oleh kader
 Menentukan sasaran (anak usia 1 – 5 tahun yang
akan diperiksa) melalui teknik pengambilan
sampel secara acak.
2. Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan Survei Serologi Frambusia pada
kader
3. Kader menginformasikan kegiatan pada
keluarga sasaran
• Puskesmas melakukan sosialisasi kegiatan
Survei Serologi Frambusia dan menyerahkan
daftar sasaran (anak usia 1 – 5 tahun yang
akan diperiksa) pada kader
• Kader menyampaikan informasi kegiatan pada
keluarga sasaran untuk hadir bersama
sasaran pada kegiatan sesuai dengan waktu
dan tempat yang telah ditentukan
4. Sosialisasi pada keluarga sasaran dan
Pemeriksaan serologi pada sasaran
 Sosialisasi penyakit frambusia dan kegiatan survei
serologi dilakukan oleh puskesmas kepada keluarga
sasaran yang telah berkumpul di pos pemeriksaan
 Anak usia 1 – 5 tahun yang telah hadir dicatat dan
dilakukan pemeriksaan serologi dengan
menggunakan RDT
 Hasilnya dicatat di Format pendataan
anak usia 1 – 5 tahun (form 22) yang sebelumnya
telah diisi oleh kader
5. Kunjungan dan pemeriksaan pada
sasaran yang tidak hadir
 Sasaran yang tidak hadir di pos pemeriksaan
dikunjungi oleh petugas puskesmas dan kader
 Puskesmas memberikan informasi penyakit frambusia
dan kegiatan survei serologi pada keluarga sasaran
 Sasaran dicatat dan dilakukan pemeriksaan serologi
dengan menggunakan RDT
 Hasilnya dicatat di Format pendataan
anak usia 1 – 5 tahun yang sebelumnya telah diisi
oleh kader
6. Tindak lanjut sasaran yang RDT positif
• Apabila RDT positif, sasaran diperiksa klinis frambusia dan
anamnesa
• Jika ada klinis namun meragukan, lakukan pemeriksaan RPR
• Sasaran yang positif frambusia (RDT positif dan ada klinis
frambusia) langsung diobati . Lakukan juga pengobatan pada
kontaknya. Laporkan pada kabupaten untuk perencanaan
POPM
• Apabila RDT positif namun tidak ada klinis, lakukan
penyelidikan di lingkungan sasaran untuk melihat apakah ada
anak dan dewasa yang positif frambusia (cari koreng bukan
karena cedera dan cek dengan RDT)
• Jika di lingkungan sasaran ada kasus frambusia konfirmasi,
obati kasus dan kontaknya terlebih dahulu kemudian laporkan
pada kabupaten untuk perencanaan POPM

Anda mungkin juga menyukai