Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

ILMU PENYAKIT MATA


PRESBIOPIA

Disusun oleh:
Reynalda Anggriani Kresnawati Suta
1522317043

Pembimbing:
dr. H.L.M. Eddyanto, Sp.M

BAG./SMF ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
RUMAH SAKIT PHC SURABAYA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu gangguan penglihatan yang banyak terjadi adalah mata tua atau
presbiopia. Presbiopia akan memberikan keluhan setelah membaca berupa mata lelah,
perih dan berair.1 Gangguan presbiopia terjadi pada individu dengan usia diatas 40 tahun
yang merupakan usia produktif dalam mencari nafkah ataupun aktivitas sehari-hari.
Adanya gangguan penglihatan tersebut akan menghambat kemampuan individu dalam
mencari nafkah, kehidupan sosial dan aktivitas sehari-hari.2

Prevalensi gangguan penglihatan di seluruh dunia pada tahun 2010 adalah 285
juta orang atau 4,24% populasi, sebesar 0,58% atau 39 juta orang menderita kebutaan dan
3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. 65% orang dengan gangguan penglihatan
dan 82% dari penyandang kebutaan berusia 50 tahun atau lebih. Penyebab gangguan
penglihatan terbanyak di seluruh dunia adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi
termasuk presbiopia, diikuti oleh katarak dan glaukoma. Sedangkan penyebab kebutaan
terbanyak di seluruh dunia adalah katarak, diikuti oleh glaukoma dan Age related Macular
Degeneration (AMD).2 Pada tahun 2005, presbiopia diperkirakan menyerang 1.04 miliar
orang dari 6.5 miliar orang penduduk di seluruh dunia, dengan 410 juta orang
diklasifikasikan sebagai gangguan penglihatan akibat kurangnya koreksi dekat yang
adekuat. Insiden presbiopia sendiri cukup sulit ditentukan karena onsetnya yang lambat,
tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopia terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun.
Studi di Amerika pada tahun 2006 menunjukkan 112 juta orang di Amerika mempunyai
kelainan presbiopia. Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Badan
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) tahun 2017
mengalami peningkatan menjadi 70,9 tahun. Meningkatnya UHH ini menyebabkan
prevalensi kejadian presbiopia akan semakin meningkat.3

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan presbiopia yang dapat
terjadi pada siapa saja seiring bertambahnya usia adalah dengan koreksi kacamata.
Kacamata yang dapat digunakan berupa kacamata plus yang membantu membaca dengan
jarak dekat. Tersedianya sarana kesehatan yang merata diseluruh daerah dapat membantu
mengatasi masalah presbiopia. Pentingnya edukasi untuk menghindari beberapa faktor
risiko seperti penyakit sistemik, menjaga life style, mengenali tanda-tanda terjadinya

2
gannguan penglihatan presbiopia dan melakukan pemeriksaan mata sangat penting
dilakukan.2

Penulis tertarik dengan topik ini karena prevalensi presbiopia yang cukup tinggi
dan dapat terjadi pada kelompok usia di atas 40 tahun, dimana merupakan usia produktif
dapat mengganggu aktivitas seseorang, termasuk pekerjaan dan aktivitas sosialnya,
sehingga akan berdampak buruk pada kualitas hidup. Penanganan terhadap keadaan
presbiopia dapat dilakukan dengan menggunakan koreksi kacamata atau lensa kontak, kaca
pembesar dan operasi PresbyLASIK. Namun tidak semua orang dengan keadaan
presbiopia menggunakan kacamata karena beberapa faktor yaitu tidak tersedianya sarana
kesehatan yang memadai sehingga sulit untuk mendapatkan kacamata ataupun kurangnya
edukasi mengenai penanganan terhadap gangguan penglihatan presbiopia ini. Oleh karena
itu, dokter umum sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat perlu
mengetahui dengan baik mengenai apa tanda presbiopia, penanganan dan pentingnya
memberikan edukasi kepada masyarakat.1

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI LENSA

Gambar 1: Anatomi Lensa


Sumber: Lang,2000

Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks dan transparan. Lensa


memiliki dua permukaan, yaitu permukaan anterior dan posterior. Permukaan posterior
lebih cembung daripada permukaan anterior. Radius kurvatura anterior 10 mm dan radius
kurvatura posterior 6 mm. Diameter lensa adalah 9-10 mm dan ketebalan lensa adalah 3,5
mm saat lahir hingga 5 mm saat usia lanjut. 4 Lensa terletak di bilik posterior bola mata, di
antara permukaan posterior iris dan badan vitreus pada lengkungan berbentuk cawan badan
vitreus yang di sebut fossa hyaloid. Lensa bersama dengan iris membentuk diafragma
optikal yang memisahkan bilik anterior dan posterior bola mata.5
Lensa tidak memiliki serabut saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat. Lensa
dipertahankan di tempatnya oleh serat zonula yang berada di antara lensa dan badan siliar.
Serat zonula ini, yang bersal dari ephitel siliar, adalah serat kaya fibrilin yang mengelilingi
lensa secara sirkular.4 Struktur lensa terdiri dari:
 Kapsul Lensa
Lensa dibungkus oleh simpai tebal (10-20 μm), homogen, refraktil, dan kaya akan
karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epithel. Kapsul ini merupakan suatu
membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan
glikoprotein. Kapsul lensa paling tebal berada di ekuator (14 μm) dan paling tipis pada
kutub posterior (3 μm). Kapsul lensa bersifat semipermeabel, artinya sebagian zat dapat
melewati lensa dan sebagian lagi tidak.4
4
 Epitel Subkapsular
Epitel subkapsular terdiri atas sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada permukaan
anterior lensa. Epitel subkapsular yang berbentuk kuboid akan berubah menjadi
kolumnar di bagian ekuator dan akan terus memanjang dan membentuk serat lensa.
Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya serat lensa baru
dari sel-sel yang terdapat di ekuator lensa. Sel-sel epitel ini memiliki banyak
interdigitasi dengan serat-serat lensa.4
 Serat Lensa
Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng. Serat ini
merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi dan berasal dari sel-sel subkapsular.
Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organelnya dan menjadi sangat panjang. Sel-
sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin. Lensa ditahan di tempatnya
oleh sekelompok serat yang tersusun radial yang disebut zonula, yang satu sisinya
tertanam di kapsul lensa dan sisi lainnya pada badan siliar. Serat zonula serupa dengan
miofibril serat elastin. Sistem ini penting untuk proses akomodasi, yang dapat
memfokuskan objek dekat dan jauh dengan mengubah kecembungan lensa. Bila mata
sedang istirahat atau memandang objek yang jauh, lensa tetap diregangkan oleh zonula
pada bidang yang tegak lurus terhadap sumbu optik. Bila melihat dekat, muskulus
siliaris akan berkontraksi, dan koroid beserta badan siliar akan tertarik ke depan.
Ketegangan yang dihasilkan zonula akan berkurang dan lensa menebal sehingga fokus
objek dapat dipertahankan.4

II. FISIOLOGI LENSA


Epitelial merupakan bagian lensa dengan tingkat metabolisme paling tinggi. Pada
epithelial lensa terjadinya aktivitas metabolisme dan transport aktif yang membawa keluar
seluruh hasil aktivitas sel normal termasuk deoxyribonucleic acid (DNA), ribonucleic acid
(RNA), protein, sintesis lipid, dan ATP. ATP dibutuhkan untuk transportasi nutrisi,
memelihara pertumbuhan sel, dan transparansi lensa. Lensa bersifat avaskular, sehingga
akuos humor berfungsi sebagai sumber nutrisi dan mengeluarkan produk sisa metabolik
lensa. Aspek fisiologi yang terpenting dalam menjaga ketransparanan lensa adalah
pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Ketransparanan lensa sangat bergantung
pada komponen struktural, makromolekular dan hidrasi lensa Lensa mempunyai kadar
kalium dan asam amino yang tinggi dibandingkan akuos humor dan korpus vitreus tetapi
memiliki kadar natrium dan klorida yang lebih rendah dibandingkan sekitarnya.6
5
Keseimbangan elektrolit diatur oleh permeabilitas membran dan pompa natrium
dan enzim Na-K-ATPase. Pompa ini berfungsi memompa natrium keluar dan memompa
kalium untuk masuk. Kalium dan asam amino ditransportasikan ke dalam lensa secara aktif
ke anterior lensa melalui epitelial. Lalu kalium dan asam amino akan berdifusi melalui
bagian posterior lensa sedangkan natrium masuk ke dalam lensa di bagian posterior lensa
secara difusi dan keluar melalui bagian anterior lensa secara aktif. Kadar natrium di dalam
lensa sekitar 20 mM dan kadar kalium sekitar 120 mM. Kadar natrium dan kalium di
sekitar akuos humor dan korpus vitreus sedikit berbeda. Natrium lebih tinggi sekitar 150
mM sedangkan kalium sekitar 5 mM. Pompa natrium berfungsi memompa ion natrium
keluar sedangkan ion kalium masuk. Mekanisme pompa natrium bergantung pada
pemecahan ATP dan diatur oleh enzim Na-K-ATPase. Adanya hambatan pada enzim
Na-K-ATPase menyebabkan kehilangan keseimbangan kation dan peningkatan air di
dalam lensa.6
 Lensa sebagai media refraksi
Lensa dapat merefraksikan cahaya karena indeks refraksinya, secara normal sekitar
1,4 pada bagian tengah dan 1,36 pada bagian perifer yang berbeda dari aqueous
humor dan vitreous yang mengelilinginya. Pada keadaan tidak berakomodasi, lensa
memberikan kontribusi 15-20 D dari sekitar 60 D seluruh kekuatan refraksi bola mata
manusia. Sisanya, sekitar 40 D kekuatan refraksinya diberikan oleh udara dan kornea.
Derajat refraksi ditentukan oleh dua faktor, yaitu : rasio indeks bias dari kedua media
transparan dan derajat kemiringan antara bidang peralihan dan permukaan gelombang
yang datang. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar
kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa
dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi atau penyatuan
berkas-perkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik
fokus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan
permukaan konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas-berkas
cahaya.6
 Akomodasi Lensa
Kemampuan mata untuk melihat jauh dan dekat dipengaruhi oleh kelenturan lensa,
kontraksi otot-otot siliaris dan ketegangan zonula zinnii. Daya akomodasi mata adalah
kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya dari objek pada berbagai jarak jauh
maupun dekat untuk membentuk bayangan yang jelas pada retina. Perubahan bentuk
lensa atau akomodasi dimungkinkan oleh sifat elastisitas lensa, karena lensa sendiri
6
merupakan protein-protein terlarut yang dibungkus kapsul tipis elastis. Struktur mata
yang terlibat saat mata berakomodasi adalah otot siliaris yang berkontraksi, zonula
zinnii yang berelaksasi dan lensa yang mencembung. Kemampuan lensa untuk menjadi
bentuk yang lebih cembung atau pipih ditentukan oleh tarikan dari zonula zinni. Serat-
serat zonula zinnii berinsensi ke ekuator lensa dan menghubungkan lensa ke badan
siliar. Zonula zinnii menstabilkan posisi lensa dan mentransmisikan tarikan otot siliar
ke lensa. Akomodasi terjadi karena kontraksi otot siliar yang mengurangi diameter
badan siliar dan tegangan serat-serat zonula zinnii sehingga lensa dapat berelaksasi
menjadi lebih cembung. Lensa lebih konveks (cembung) akan membiaskan cahaya
dengan lebih kuat sehingga dapat memfokuskan cahaya yang datang tepat di retina.
Jarak objek paling dekat yang masih dapat difokuskan mata pada retina disebut titik
dekat penglihatan (near point of vision). Besarnya titik dekat penglihatan bergantung
pada elastisitas lensa. Lensa menjadi lebih kaku siring bertambahnya usia karena
penumpukan protein-protein dengan berat molekul besar yang tidak larut.7

Gambar 2: Relaksasi dan Akomodasi Lensa


Sumber: Oftalmologi UI, 2017

III. PRESBIOPIA
a. Definisi
Presbiopia merupakan keadaan dimana semakin berkurangnya kemampuan
akomodasi mata seiring dengan bertambahnya usia. Kelainan ini terjadi pada mata normal
berupa gangguan perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. Pada presbiopia
terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa
untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat. Hal tersebut menyebabkan pandangan
kabur saat melihat dekat.1
7
Gambar 3: Presbiopi
Sumber: Oftalmologi UI, 2017

b. Epidemiologi
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang
tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan langsung
dengan orang-orang lanjut usia dalam populsinya. Walaupun sulit untuk melakukan
perkiraan insiden presbiopi karena onsetnya yang lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden
tertinggi presbiopi terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun. Studi di Amerika pada tahun 1955
menunjukkan 106 juta orang di Amerika mempunyai kelainan presbiopi. Faktor resiko
utama bagi presbiopi adalah usia, walaupun kondisi lain seperti trauma, penyakit sistemik,
penyakit kardiovaskular, dan efek samping obat juga bisa menyebabkan presbiopi dini.3

c. Etiologi
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:7
- Kelemahan otot akomodasi
- Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa

d. Patofisiologi
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul
sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih
8
keras (sklerotik) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang.7

e. Klasifikasi
- Presbiopi insipient yaitu tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa
didapatkan pasien memerlukan kacamata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak
kelainan bila dilakukan tes, dan pada pasien biasanya akan menolak preskripsi
kacamata baca.
- Presbiopi fungsional yaitu amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan akan
didapatkan kelainan ketika diperiksa.
- Presbiopi absolut yaitu peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana
proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali.
- Presbiopi premature atau presbiopi praecox yaitu presbiopi yang terjadi dini sebelum
usia 40 tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, obat-
obatan.
- Presbiopi nocturnal yaitu kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap
disebabkan dengan peningkatan diameter pupil.7

f. Gejala Klinis
- Setelah membaca, mata menjadi merah, berair dan sering terasa pedih. Bisa juga
disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.
- Membaca dengan cara menjauhkan kertas yang dibaca karena tulisan tampak kabur
pada jarak baca yang biasa
- Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di pada kondisi cahaya
yang redup yang merupakan salah satu dari trias N. III.
- Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca karena pupil miosis saat keadaan
terang sehingga pupil lebih fokus.7

g. Diagnosis
1. Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopi
2. Pemeriksaan oftalmologi
- Visus, yaitu pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan
menggunakan snellen chart.
- Refraksi, memeriksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta
9
untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa
dibaca pada kartu.
- Motilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi termasuk pemeriksaan
duksi dan versi, cover dan uncover, tes Hirschberg.
- Penilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum untuk mendiagnosa
penyakit-penyakit yang bisa menyebabkan presbiopi.
- Pemeriksaan ini termasuk refleks cahaya pupil, tes konfrontasi, penglihatan warna,
tekanan intraokular, dan pemeriksaan menyeluruh tentang kesehatan segmen
anterior dan posterior dari mata dan adneksanya. Biasanya pemeriksaan dengan
ophtalmoskopi indirect untuk mengevaluasi segmen media dan posterior.1

h. Tatalaksana
- Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi adalah untuk
mengompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.
- Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahkan dengan lensa positif sesuai usia dan
hasil pemeriksaan subyektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu
Jaeger 20/30
- Karena jarak biasanya 33 cm, maka adisi +3,00 D adalah lensa positif terkuat yang
dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila
membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lensa
+3,00 D.1
Usia (tahun) Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan
40 Tahun +1,00 D
45 Tahun +1,50 D
50 Tahun +2,00 D
55 Tahun +2,50 D
60 Tahun +3,00 D

- Selain kacamata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenis lensa lain yang
digunakan untuk mengoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan
presbiopi, ini termasuk:1
1. Bifokal, untuk mengoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang mempunyai garis
horizontal atau yang progresif
2. Trifokal, untuk mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh. Bisa yang
10
mempunyai garis horizontal atau yang progresif.
3. Bifokal kontak, untuk mengoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bagian bawah
adalah untuk membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya
4. Monovision kontak, lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan, dan lensa
kontak untuk melihat dekat pada mata non-dominan. Mata yang dominan umumnya
adalah mata yang digunakan untuk fokus pada kamera untuk mengambil foto.
5. Monovision modified, lensa kontak bifokal pada mata non-dominan dan lensa
kontak untuk melihat jauh pada mata dominan. Kedua mata digunakan untuk
melihat jauh dan satu mata digunakan untuk membaca.
6. Pembedahan. Metode statis untuk koreksinya berupaya meningkatkan kedalaman
fokus, yang meliputi: monovision, inlays kornea, presbyLASIK, teknik penyusutan
kornea (conductive keratoplasty, laser thermal keratoplasty and intrastromal
femtosecond laser-based procedures), multifokal IOL. Metode dinamis seperti
implan scleral dan IOL akomodatif berupaya memulihkan akomodasi.

PresbyLASIK
Indikasi: Pasien dengan persbiopia dini (usia 40-55 tahun) merupakan pasien
yang ideal untuk PresbyLASIK, hal ini karena lensanya masih transparan dan karena
pembedahan intraokularnya mungkin akan lebih beresiko daripada pembedahan
refraksi kornea. Pasien lain yang mungkin bisa menjadi objek yang baik untuk
dilakukan PresbyLASIK adalah pasien pseudofakia yang sebelumnya diimplantasikan
dengan IOL monofokal.8
Kontraindikasi: (1) kornea tipis atau tanda-tanda keratokonus yang tidak
memenuhi syarat untuk opersi laser excimer, (2) pembedahan kornea insisional
sebelumnya, menghasilkan tingkat penyimpangan kornea yang tinggi karena
astigmatisme yang tidak teratur (3) komorbiditas okular, seperti glaukoma atau
makulopati, karena berpotensi menyebabkan sensitivitas kontras atau kehilangan
penglihatan (4) pasien berusia di atas 60 tahun (lebih baik untuk bedah refraktif
intraokular).8
Keterbatasan: Kurangnya bukti ilmiah yang kuat, yaitu kurangnya laporan
dengan follow-up yang panjang. Masalah penting lainnya adalah meskipun dengan
hasil yang baik pada pasien presbiopia ringan, tetapi presbiopia ini terus berkembang
dan kemudian teknik ini akan kurang efektif. Selain itu, ketika pasien ini
dipertimbangkan untuk operasi lensa, akan membuat perhitungan daya IOL lebih sulit
11
dan kemungkinan menanamkan multifokal IOL akan terbatas karena adanya ablasi
kornea multifokal.8
- PresbyLASIK Central
Teknik ini pertama kali dijelaskan oleh Ruiz pada tahun 1996. Central
PresbyLASIK menghasilkan area optik pusat kecil dengan kelengkungan yang
lebih tinggi (area hiperpositif) untuk penglihatan dekat, dikelilingi oleh area yang
lebih datar untuk penglihatan jauh. Metode ini tergantung pada pupil dan dapat
diaplikasikan di pusat kornea pada pasien miopia dan hipermetropi. Metode ini juga
memungkinkan untuk digunakan setelah perawatan laser rabun jauh. Keterbatasan
utamanya adalah kurangnya keselarasan yang memadai antara garis pandang, pupil
sentral dan verteks kornea, yang menyebabkan penyimpangan kornea. Dengan
menggunakan PresbyLASIK central ini saat membaca atau melihat dengan jarak
dekat dapat melihat lurus, tetapi untuk melihat jauh harus sedikit memiringkan
pandangan ke perifer. 8

Gambar 4: Central Model PresbyLASIK


Sumber: Journal review Veronica Vargas-Fragoso, 2017

- PresbyLASIK Periferal
Pada perifer PresbyLASIK, bagian perifer kornea diangkat untuk menciptakan
aspherisitas negatif. Namun, ketika terjadi aberasi pada spheris positif dan jika
pupil menjadi miotik, pembiasan mata mengalami pergeseran kearah nilai spheris
positif akan mempengaruhi kinerja penglihatan dekat. Pada teknik ini pusat kornea
dibiarkan untuk penglihatan jauh dan tengah untuk penglihatan dekat. Salah satu
kelemahannya adalah ketika digunakan dalam kaitannya dengan koreksi miopi,
perlu untuk menghilangkan sejumlah besar jaringan kornea dan oleh karena itu

12
teknik ini terutama dilakukan pada keadaan hipermetropi. Teknik ini juga
membutuhkan efisiensi profil sinar laser excimer yang dapat mengkompensasi
hilangnya energi yang terjadi saat mengikis kornea perifer. Hal ini adalah salah satu
kesulitan utama terutama dalam menargetkan nilai-nilai aspherisitas negatif yang
tinggi dengan teknik ini. Dengan menggunakan PresbyLASIK periferal ini saat
membaca atau melihat dengan jarak dekat harus sedikit memiringkan pandangan ke
perifer, tetapi untuk melihat jauh dapat melihat lurus.8

Gambar 3: Peripheral Model PresbyLASIK


Sumber: Journal review Veronica Vargas-Fragoso, 2017

13
BAB III
RINGKASAN

Presbiopia merupakan keadaan dimana semakin berkurangnya kemampuan


akomodasi mata seiring dengan bertambahnya usia. Kelainan ini terjadi pada mata normal
berupa gangguan perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. Pada presbiopia
terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa
untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat. Hal tersebut menyebabkan pandangan
kabur saat melihat dekat.
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang
tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan langsung
dengan orang-orang lanjut usia dalam populsinya. Presbiopi terjadi gangguan akomodasi
pada usia lanjut dapat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata yang tidak
kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa. Walaupun sulit untuk
melakukan perkiraan insiden presbiopi karena onsetnya yang lambat, tetapi bisa dilihat
bahwa insiden tertinggi presbiopi terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun. Studi di Amerika
pada tahun 1955 menunjukkan 106 juta orang di Amerika mempunyai kelainan presbiopi.
Faktor resiko utama bagi presbiopi adalah usia, walaupun kondisi lain seperti
trauma, penyakit sistemik, penyakit kardiovaskular, dan efek samping obat juga bisa
menyebabkan presbiopi dini. Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan
daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa
dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa
menjadi lebih keras (sklerotik) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung,
dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.
Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi adalah untuk
mengompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat. Bisa
juga dilakukan tindakan PresbyLASIK pada presbiopia.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Lubis, Rodiah Rahmawaty, et al. 2016. Identifikasi Kelainan Mata dan Koreksi Tajam
Penglihatan Presbiopia. Dikutip dari 15913-37797-1-PB-1.pdf. Diakses tanggal 10
Agustus 2019.
3. Infodatin: Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. 2004.
4. Khurana A K. 2007. Chapter 3 Optics and Refraction,Comprehensive Ophtamology,
fourth edition. New Age international, New Delhi
5. Lang G. 2006. Ophthalmology: A Pocket Texbook Atlas. Second Edition. Stuttgut,
New York: Thieme. p. 169-189.
6. Vavvas D., Azar N.F., dan Azar D.T. 2002. Mechanism of disease: cataracts.
Ophthamol Clin N Am.
7. Sitorus, Rita S, et al. 2017. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: FKUI Jakarta. Hal. 193-
196.
8. Vargas-Fragoso and Alió Eye and Vision (2017) 4:11. Corneal compensation of
presbyopia: PresbyLASIK: an updated review. Dikutip dari 10.1186/s40662-017-
0075-. Diakses tanggal 10 Agustus 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai