Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Mata merupakan salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata
manusia memperoleh informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan
hingga gangguan berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. Salah satu gangguan penglihatan
yang banyak terjadi adalah mata tua atau presbiopia.1 Presbiopia akan memberikan keluhan
setelah membaca berupa mata lelah, perih dan berair.2 Gangguan presbiopia terjadi pada
individu dengan usia diatas 40 tahun yang merupakan usia produktif dalam mencari nafkah
ataupun aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan penglihatan tersebut akan menghambat
kemampuan individu dalam mencari nafkah, kehidupan sosial dan aktivitas sehari-hari.1
Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) tahun 2017 mengalami peningkatan
menjadi 70,9 tahun. Meningkatnya UHH ini menyebabkan prevalensi kejadian presbiopia
akan semakin meningkat.3

Prevalensi gangguan penglihatan di seluruh dunia pada tahun 2010 adalah 285 juta
orang atau 4,24% populasi, sebesar 0,58% atau 39 juta orang menderita kebutaan dan 3,65%
atau 246 juta orang mengalami low vision. 65% orang dengan gangguan penglihatan dan 82%
dari penyandang kebutaan berusia 50 tahun atau lebih. Penyebab gangguan penglihatan
terbanyak di seluruh dunia adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi termasuk
presbiopia, diikuti oleh katarak dan glaukoma. Sedangkan penyebab kebutaan terbanyak di
seluruh dunia adalah katarak, diikuti oleh glaukoma dan Age related Macular Degeneration
(AMD).4 Pada tahun 2005, presbiopia diperkirakan menyerang 1.04 trilyun manusia di
seluruh dunia, dengan 410 juta orang diklasifikasikan sebagai gangguan penglihatan akibat
kurangnya koreksi dekat yang adekuat.5 Insiden presbiopia sendiri cukup sulit ditentukan
karena onsetnya yang lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopia terjadi
pada usia 42 hingga 44 tahun. Studi di Amerika pada tahun 2006 menunjukkan 112 juta
orang di Amerika mempunyai kelainan presbiopia.6

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan presbiopia yang dapat terjadi
pada siapa saja seiring bertambahnya usia adalah dengan koreksi kacamata. Kacamata yang
dapat digunakan berupa kacamata plus yang dapat membantu akomodasi dari lensa sehingga
dapat membaca dengan jarak dekat. Namun terdapat kecenderungan bahwa pemakaian
koreksi penglihatan (kaca mata atau lensa kontak) meningkat sesuai pertambahan umur,
prevalensi tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun, tetapi menurun kembali pada
kelompok penduduk lanjut usia (65 tahun keatas). Hal ini mungkin berkaitan dengan
produktivitas penduduk lanjut usia yang cenderung menurun, sehingga kebutuhan memiliki
penglihatan yang optimal juga berkurang. Dengan kata lain, penduduk lanjut usia merasa
cukup dengan kualitas penglihatan yang kurang baik karena mereka masih dapat melakukan
aktivitas sosial harian tanpa gangguan yang bermakna.7 Tersedianya sarana kesehatan yang
merata diseluruh daerah dapat membantu mengatasi masalah presbiopia. Pentingnya edukasi
untuk menghindari beberapa faktor risiko seperti penyakit sistemik, menjaga life style,
mengenali tanda-tanda terjadinya gannguan penglihatan presbiopia dan melakukan
pemeriksaan mata sangat penting dilakukan. Upaya ini dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah presbiopia yang akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup.

Prevalensi presbiopia yang cukup tinggi dan dapat terjadi pada kelompok usia di
atas 40 tahun, dimana merupakan usia produktif dapat mengganggu aktivitas seseorang,
termasuk pekerjaan dan aktivitas sosialnya, sehingga akan berdampak buruk pada kualitas
hidup. Sementara itu untuk penanganan terhadap keadaan presbiopia ini cukup mudah
dilakukan yaitu dengan menggunakan koreksi kacamata. Namun tidak semua orang dengan
keadaan presbiopia menggunakan kacamata karena beberapa faktor yaitu tidak tersedianya
sarana kesehatan yang memadai sehingga sulit untuk mendapatkan kacamata ataupun
kurangnya edukasi mengenai penanganan terhadap gangguan penglihatan presbiopia ini. Oleh
karena itu, dokter umum sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat perlu
mengetahui dengan baik mengenai apa tanda presbiopia, penanganan dan pentingnya
memberikan edukasi kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai