TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Tumor Nasofaring adalah tumor ganas kepala dan leher yang berasal dari
epitel mukosa nasofaring, jaringan penyangga atau kelenjar yang terdapat di
nasofaring. Hampir 60% tumor kepala leher adalah karsinoma nasofaring diikuti
tumor ganas hidung dan sinus paranasal (18%), laring (16%) dan tumor ganas rongga
mulut, tonsil, hipofaring. Tumor nasofaring juga termasuk 5 besar tumor ganas tubuh
manusia bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan
tumor kulit.
Staging karsinoma nasofaring dibuat berdasarkan sistem TNM menurut The Union for
International Cancer Control / UICC tahun 2002 sebagai berikut :
T = Tumor Primer
T0 = Tumor tidak tampak
T1 = Tumor terbatas di nasofaring
T2 = Tumor meluar ke jaringan lunak,
T2a = Perluasan ke orofaring dan / atau rongga hiduing tanpa perluasan ke
parafaring
T2b = Disertai perluasan ke parafaring
T3 = Tumor menginvasi struktur tulang dan / atau sinus paranasal
T4 = Tumor dengan perluasan intracranial, saraf cranial, fossa infratemporal,
hipofaring, orbita atau ruang masticator
N = Pembesaran kelenjar getah bening regional
NX = Tidak dapat dinilai
N0 = Tidak ada pembesaran
N1 = Metastase ke kelenjar getah bening unilateral dengan ukuran terbesar ≤ 6 cm
di atas fossa supraklavikula
N2 = Metastase ke kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar ≤ 6 cm
di atas fossa supraklavikula
N3 = Metastase ke kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran > 6 cm atau
terletak di dalam fossa supraklavikula
N3a = Ukuran > 6 cm
N3b = Di dalam fossa supraklavikula
M = Metastase jauh
MX = Metastase jauh tidka dapat dinilai
M0 = Tidak ada metastase jauh
M1 = Ada metastase jauh
Sistem Staging berguna untuk menentukan prognosis serta pilihan terapi,
sehingga perlu ditentukan stage karsinoma pada pasien. Sistem staging tersebut
adalah sebagai berikut :
Stadium 0 T1 N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium IIA T2a N0 M0
T1 N1 M0
Stadium 1IB T2a N1 M0
T2b N0, N1 M0
T1 N2 M0
Stadium 1II T2a, T2b N2 M0
T3 N2 M0
Stadium 1VA T4 N0, N1, N2 M0
Stadium 1VB Semua T N3 M0
Stadium 1VC Semua T Semua N M1
2.6 TATALAKSANA
Tata Laksana pada pasien dengan Karsinoma Nasofaring yang utama adalah
radioterapi, namun kemoterapi maupun kombinasi kemoterapi dan radioterapi tetap
dilakukan tergantung stadium karsinoma nasofaring berdasarkan klasifikasi menurut
UICC. Tatalaksana berdasarkan Pedoman Tatalaksana Karinoma Nasofaring yang
disusun oleh Persatuan Dokter Spesialis THT-KL Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Radioterapi :
Pasien dengan stadium I (T1N0M0) & IIa (T2aN0M0)
Radioterapi definitive pada nasofaring ± 70 Gy
Radioterapi elektif pada daerah leher ± 40 Gy
b. Kemoradiasi :
Pasien dengan stadium IIb, III & IVa (T1-4, N1-2, M0)
- Radioterapi definitive pada nasofaring dan leher ± 70 Gy dilanjutkan,
- Kemoterapi sensitizer tiap minggu dengan Cisplatin 30-40 mg/m2 atau
Paclitaxel 40 mg atau Nimotuzumab 200 mg dilanjutkan kemoterapi full dose
selama 3 minggu.
Pasien dengan stadium IVb (T1-4, N3, M0)
- Kemoterapi full dose selama 3 siklus dilanjutkan
- Radioterapi definitive pada nasofaring dan leher ± 70 Gy dan
- Kemoterapi sensitizer tiap minggu dengan Cisplatin 30-40 mg/m2 atau
Paclitaxel 40 mg atau Nimotuzumab 200 mg.
c. Kemoterapi :
Pasein dengan stadium IVc (T1-4, N0-3, M1)
Kemoterapi full dose
- Cisplatin 100 mg/m2 dan 5 Fluorouracil 1000 mg/m2 atau
- Paclitaxel 75 mg/m2 atau
- Nimotuzumab 200 mg tiap 3 minggu sebanayk 6-8 siklus
Bila telah terjadi metastasis ke tulang terutama weight bearing bone maka
perlu dikonsultasikan ke dokter Spesialis Rehabilitasi Medik.
Bila terjadi nyeri akibat metastasis ke tulang maka dapat diberikan Radioterapi
lokal 20 Gy.
d. Suportif :
Obat anti nyeri bila muncul nyeri kepala
Pemasangan NGT bila ada kesulitan makan / kekurangan asupan nutrisi
Pemberian antibiotic bila ada tanda-tanda infeksi
Pemasangan alat bantu nafas bila ada gangguan jalan nafas
e. Paliatif :
Perhatian pertama terkait efek samping pemberian radioterapi seperti
- Keluhan mulut terasa kering sehingga pasien perlu disarankan untuk makan
makanan berkuah, sering minum dan makan makanan asam untuk
membantu produksi air liur.
- Pemberian terapi simptomatis untuk mengurangi keluhan akibat prosedur
radioterapi dan kemoterapi..
Terapi paliatif bertujuan untuk mengurangi keluhan pasien terutama rasa nyeri
serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
f. Follow Up :
Pasien dengan karsinoma Nasofaring perlu mendapatkan follow up minimal
selama 10 tahun karena kekambuhan sering terjadi antara 5-10 tahun setelah
terapi sebesar 5% - 15%.
g. Pencegahan :
Memindahkan penduduk dri daerah dengan resiko tinggi ke tempat yang lebih
aman.
Memberikan penyuluhan mengenai faktor-faktor predisposisi timbulnya
karsinoma nasofaring seperti sering makan makanan yang panas, makanan
yang banyak mengandung pengawet termasuk cara memasak makanan.
Melakukan skrining dengan tes serologic IgA anti VCA dan IgA anti EA
pada penduduk migrasi untuk diagnosis lebih dini.
2.7 PROGNOSIS
Stadium T1 dan T2 memiliki angka kontrol lokoregional > 95% dengan angka
survival 5 tahun dapat mencapai 70% - 75%.
Stadium T3 dan T4 memiliki angka kontrol lokoregional 70% dan 50% dengan
angka survival 5 tahun pasien yang ditangani dengan kemoterapi sebesar 66% dan
dengan radioterapi sebesar 76%.
DAFTAR PUSTAKA