Anda di halaman 1dari 20

Katarak Senile

Muhammad Fajrianto, Ilyas Raupong

A. Pendahuluan

Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa. Kekeruhan ini


disebabkan oleh proses agregasi dan denaturasi protein lensa, dimana dalam
keadaan normal molekul protein ini berukuran sangat kecil sehingga tidak
mengganggu proses transmisi cahaya. Penyebab dari katarak adalah multifaktor
dan kompleks.Faktor-faktor resiko terjadi katarak diantaranya adalah umur,
diabetes melitus, paparan sinar matahari, steroid, nutrisi, merokok dan alkohol.1

Kekeruhan pada lensa yang berhubungan dengan umur biasanya terjadi


pada seseorang yang berusia diatas lima puluh tahun, sehingga dapat terjadi
katarak kortikal-korteks, katarak nukleus nuklear atau katarak subkapsul
posterior-subkapsul posterior.1

Pada katarak yang terus berkembang sehingga dapat mengganggu aktivitas


sehari-hari, sebaiknya dilakukan operasi pengangkatan lensa katarak untuk
mengembalikan dan mempertahankan ketajaman penglihatan. Operasi
pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan cara mengangkat lensa serta kapsul
posterior (ekstraksi intrakapsul) atau tanpa pengangkatan kapsul posterior
(ekstraksi ekstrakapsul).1

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Wescott dkk terhadap pasien
yang berumur 60 tahun dan keatas yang melakukan ekstraksi katarakdan tanpa
komorbid okular dan sistemik, ditemukan bahwa kemampuan untuk mencapai
ketajaman penglihatan 6/12 setelah operasi ekstraksi katarak adalah 4-6 kali lebih
tinggi pada pasien yang berumur 60-69 tahun berbanding pasien yang berumur 80
tahun dan keatas.1

Menurut World Health Organization (WHO), katarak adalah penyebab


utama dari kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia. Pada tahun 2002,

1
WHO memperkirakan bahwa katarak menyebabkan kebutaan reversibel lebih dari
17 juta(47,8%) dari 37 juta orang buta di seluruh dunia, dan jumlah ini
diproyeksikan mencapai 40 juta pada tahun 2020.2

B. Anatomi

Lensa merupakan salah satu media refraktif yang penting di mata yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Lensa terletak diantara iris dan
corpus vitreous yang bersifat transparan, bikonveks, menyerupai
kristal.Diameternya berkisar antara 9-10 mm dan ketebalannya bervariasi menurut
umur antara 3,5 mm (saat lahir) hingga 5 mm. Beratnya sekitar 135 mg (0-9
tahun) hingga 225 mg (40-80 tahun). Lensa memiliki dua permukaan.Bagian
anterior kurang cembung dibandingkan posterior (radius kurvatura 10 mm:6
mm).Kedua permukaan ini bertemu pada satu garis ekuator.Indeks refraksi lensa
adalah 1,39 dan kekuatan lensa mencapai 15-16 Dioptri. Daya akomodasi lensa
berbeda beda bergantung pada umur meliputi 14-16 D (saat lahir), 7-8 D (pada
usia 25 tahun) dan 1-2 D (pada usia 50 tahun). 3

Gambar 1. Bentuk dari lensa dan posisinya pada bola mata

2
STRUKTUR4
1. Kapsula Lensa

Merupakan bagian yang tipis, transparan dan dikelilingi membran


hyaline yang lebih tebal pada bagian anterior dibandingkan posterior
lensa.Kapsula lensa paling tebal pada regio preekuator (14 μ) dan paling tipis
pada kutub posterior (3 μ).

2. Epitel Lensa.
Merupakan lapisan sel kuboid tunggal yang terletak lebih dalam dari
kapsula anterior.Pada area ekuator, sel ini berubah menjadi kolumnar yang
secara aktif membelah dan memanjang untuk membentuk serat lensa baru
sepanjang masa hidup.Tidak ada epitel pada bagian posterior karena sel ini
mengisi kavitas sentral lensa selama periode pembentukan lensa.

3. Nukleus dan Korteks Lensa


Sel epitelial memanjang membentuk serat lensa yang memiliki struktur
yang rumit.Serat lensa yang matur adalah sel yang telah kehilangan inti.
Karena serat lensa dibentuk sepanjang usia kehidupan, lensa ini tersusun dan
akan membentuk suatu barisan teratur sebagai nukleus dan korteks dari lensa.

a. Nukleus.
Merupakan bagian pusat lensa yang mengandung serat lensa yang
paling tua.Nukleus tersusun atas zona yang berbeda yang tersusun sesuai
dengan perlangsungan perkembangan lensa. Melalui cahaya slit lamp, area
ini akan terlihat sebagai zona yang tidak bersambung. Bergantung pada
waktu perkembangannya, zona pada lensa meliputi:

- Nukleus Embrionik. Merupakan bagian nukleus yang paling dalam


yang terbentuk pada trimester pertama kehamilan. Bagian ini
mengandung serat lensa primer yang dibentuk dari elongasi sel dari
dinding posterior vesikel lensa.

3
- Nukleus Fetal. Tersusun diatas nukleus embrionik dan terbentuk
sejak dari trimester pertama hingga kelahiran bayi, Seratnya
bertemu pada suatu sutura dimana pada bagian anterior beberntuk Y
dan bagian posterior berbentuk Y terbalik.
- Nukleus Infantil. Terbentuk sejak lahir hingga mencapai pubertas
- Nukleus Dewasa.Terbentuk mulai dari pubertas hingga sepanjang
hidup

b. Korteks.

Merupakan bagian perifer yang mengandung serat lensa yang paling


muda

Gambar 2. Anatomi Lensa

4. Zonula Zinn
Juga disebut sebagai zonula siliaris yang terbentuk dari sekelompok
serat yang berasal dari badan siliar hingga ke lensa. Serat ini akan menahan
lensa pada posisi tertentu dan memungkinkan otot siliaris menggerakkannya.
Serat ini digolongkan dalam tiga kelompok:

4
a. Serat yang berasal dari pars plana dan bagian anterior ora serrata
berjalan anterior menuju ke equator anterior.
b. Serat yang berasal dari prosesus siliaris yang berlawanan dengan bagian
anterior berjalan secara posterior menuju ke bagian posterior equator
c. Kelompok serat yang ketiga yang berjalan dari bagian tengah prosesus
siliaris menempel langsung ke equator.

C. Fisiologi
Struktur kristalin lensa merupakan struktur transparan yang memainkan
peran penting dalam proses pengelihatan. Aspek fisiologinya meliputi:

1. Transparansi lensa
2. Aktivitas metabolik lensa
3. Daya Akomodasi

Transparansi Lensa4
Faktor yang memiliki peranan signifikan dalam mempertahan
kejernihan dan transparansi lensa adalah:

1. Avaskularitas
2. Sel lensa yang tersusun sangat rapat
3. Pengaturan protein lensa
4. Karakterisitik kapsula lensa yang semipermeabel
5. Mekanisme pompa pada pemukaan serat lensa untuk mengatur
keseimbangan air dan elektrolit untuk menjaga proses dehidrasi
6. Proses Autooksidasi dan tingginya kadar glutathion pada lensa yang
mempertahankan protein lensa pada strukturnya dan mempertahakan
integritas pompa pada membran

Metabolisme4

5
 Lensa membutuhkan suplai energi yang berkesinambungan (ATP)
Untuk transpor aktif ion dan asam amino, mempertahankan dehidrasi
lensa dan untuk sintesis protein dan glutation yang berkelanjutan. Sebagian
besar energi yang dibentuk digunakan oleh epitel yang menjadi tempat untuk
semua proses transpor aktif. Hanya sekitar 10-20% ATP yang dibentuk
digunakan untuk mensintesis protein

 Sumber suplai nutrisi.


Lensa yang merupakan struktur avaskular menggantungkan proses
metabolismenya pada pertukaran zat kimia pada humor aquos. Komposisi
kimia lensa yang berasal dari humor aquos dan proses pertukaran zat kimia.

 Jalur Metabolisme Glukosa


Glukosa sangat penting untuk kinerja lensa yang normal.Aktivitas
metabolik lensa terbatas hanya pada epitelium dan korteks sedangkan nukleus
cenderung tidak aktif.Pada lensa, 80% glukosa dimetabolisme secara
anaerobik melalui jalur glikolitik.15% melalui jalur heksosa pentosa
monofosfat dan sebagian kecil melalui siklus kreb asam sitrat.Jalur sorbital
sangat tidak umum terjadi namun peranannya dalam menimbulkan katarak
pada pasien diabetes dan dan galaktosemia sangat tinggi.

6
Gambar 3. Komposisi kimia lensa

D. Definisi
Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat
disembuhkan. Asal kata katarak berasal dari bahasa Yunani katarraktes/air terjun.
Definisi menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang
menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia,
namun dapat juga terjadi pada anak-anak yang lahir dalam kondisi tersebut.
Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi, atau penyakit lainnya.
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia diatas 50 tahun. 1,2,3
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun kadang-kadang pada usia 40 tahun. Perubahan
yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan berkembangnya lapisan
korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi

7
pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa
yang timbul pada usia dekade 4 dalam bentuk keluhan presbiopia.1,2,5

E. Klasifikasi Katarak
Katarak berdasarkan kekeruhan yang sudah terjadi dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu1,2,6:

1. Katarak Insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk
gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi dengan dasar di
perifer dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan biasanya teletak di korteks
anterior atau posterior. Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila pupil
dilebarkan.Bila dilakukan uji bayangan iris akan positif.

2. Katarak Imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat
bagian-bagian yang jernih pada lensa.
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa
menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan
perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan
ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata depan
akan lebih sempit.
Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit glaukoma.
Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

3. Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa
akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan
akan mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat

8
lensa berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit
kalsium. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

4. Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut
dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks,
nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang
mengecil akan mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris
memberikan gambaran pseudopositif.
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Visus 6/6 ↓ (6/6 – 1/60) ↓↓ (1/300-1/~) ↓↓ (1/300-
1/~)
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma

Tabel 2. Perbedaan derajat kekeruhan katarak1,2

Berdasarkan morfogi katarak diklasifikasikan menjadi3,5,6

1. Katarak Kortikal (soft cataract), kekeruhan lensa yang terjadi pada bagian
korteks. Perubahan hidrasi serat lensa menyebabkan terbentuknya celah-celah
dalam pola radial di sekeliling daerah ekuator. Katarak ini cenderung
bilateral.

9
2. Katarak Nuklear (hard cataract), merupakan tipe yang paling banyak
ditemukan pada katarak senilis, kekeruha pada lensa berada pada daerah
nukleus lensa, tipe ini merupakan akibat perubahan alami metebolisme lensa.
Gejala yang paling dini mungkin berupa membaiknya penglihatan dekat
tanpa kacamata (“penglihatan kedua”). Ini merupakan akibat meningkatnya
kekuatan fokus lensa bagian sentral, menyebabkan refraksi bergeser ke
miopia (penglihatan dekat). Gejala lain dapat berupa diskriminasi warna yang
buruk atau diplopia monokular. Sebagian besar katarak nuklear adalah
bilateral.
3. Katarak Subkapsular posterior, terdapat pada korteks di dekat kapsul
posterior bagian sentral. Gejala antara lain “glare” dan penurunan penglihatan
pada kondisi pencahayaan yang terang. Kekeruhan lensa dapat timbul akibat
trauma, pengguanna kortikosteroid (topikal atau sistemik), peradangan atau
pajanan radiasi pengion.

10
Gambar 4. Klasifikasi berdasarkan morfologi katarak senilis

F. GEJALA KLINIS
Katarak biasanya terbentuk secara perlahan sehingga terkadang gejala
yang timbul tidak dirasakan oleh penderitanya. Gejala yang sering dikeluhakan
oleh penderita katarak antara lain:
 Penglihatan berawan, kabur atau berkabut
 Lebih nyaman saat melihat jarak dekat
 Perubahan persepsi warna

11
 Fotosensitif baik pada malam hari maupun siang hari
 Penglihatan ganda (double vision)
 Perubahan ukuran kacamata yang signifikan2,5

Tanda katarak yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik, yakni:1,3

 Penurunan visus
Derajat penurunan visus tergantung pada tipe katarak dan kondisi
saat pemeriksaan.Pemeriksaan visus juga sebaiknya dilakukan bersamaan
dengan pemeriksaan pinhole untuk mengeliminasi efek refractive error.Ini
dapat diperiksa dengan menggunakan Snellen chart atau reading card.
 Penurunan refleks merah pada oftalmoskopi
Ketika oftalmoskop digunakan untuk melihat segmen posterior
mata, maka biasanya akan terlihat pantulan fundus yang dikenal sebagai
red reflex. Bila terdapat kekaburan antara kornea dan retina, maka refleks
merah ini akan berkurang atau menghilang.
 Perubahan penampakan lensa
Perubahan penampakan lensa dapat kita periksa dengan menggunakan
penlight sederhana atau slit lamp, dimana ditemukan lensa yang keruh.

12
Gambar 5.Tanda-tanda katarak senile

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lain yang biasanya dilakukan sebagai bagian dari tindakan
preoperatif untuk menentukan kelayakan operasi, teknik operasi, pemasangan
IOL, maupun untuk evaluasi postoperatif.4,5

 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal, dan fungsi hati perlu dilakukan
untuk mengetahui layak tidaknya seseorang dioperasi.
 Pemeriksaan tonometri
Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya penyulit seperti glaukoma.
 Biometri
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kekuatan dioptri lensa inta
okular (IOL) yang sebaiknya dipasangkan pada pasien.5

G. PATOFISIOLOGI
Semakin bertambah usia lensa, maka akan semakin tebal dan berat
sementara daya akomodasinya semakin melemah. Ketika lapisan kortikal
bertambah dalam pola yang konsentris, nukleus sentral tertekan dan mengeras,
disebut nuklear sklerosis. Ada banyak mekanisme yang memberi kontribusi dalam

13
progresifitas kekeruhan lensa. Epitel lensa berubah seiring bertambahnya usia,
terutama dalam hal penurunan densitas (kepadatan) sel epitelial dan
penyimpangan diferensiasi sel serat lensa (lens fiber cells). Walaupun epitel lensa
yang mengalami katarak menunjukkan angka kematian apoptotik yang rendah,
akumulasi dari serpihan-serpihan kecil epitelial dapat menyebabkan gangguan
pembentukan serat lensa dan homeostasis dan akhirnya mengakibatkan hilangnya
kejernihan lensa. Lebih jauh lagi, dengan bertambahnya usia lensa, penurunan
rasio air dan mungkin metabolit larut air dengan berat molekul rendah dapat
memasuki sel pada nukleus lensa melalui epitelium dan korteks yang terjadi
dengan penurunan transport air, nutrien dan antioksidan. Kemudian, kerusakan
oksidatif pada lensa akibat pertambahan usia mengarahkan pada terjadinya
katarak senilis.5,6
Mekanisme lainnya yang terlibat adalah konversi sitoplasmik lensa dengan
berat molekul rendah yang larut air menjadi agregat berat molekul tinggi larut air,
fase tak larut air dan matriks protein membran tak larut air. Hasil perubahan
protein menyebabkan fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi lensa,
menyebarkan jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain yang
sedang diteliti meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak secara
khusus keterlibatan dari sinar UV, glukosa dan mineral serta vitamin.7,8
Selain dari itu, terdapat juga teori free radical, dimana free radical
terbentuk jika terjadi reaksi intermediate reaktif kuat. Free radical mengakibatkan
degenerasi molekul normal, dan dapat dinetralisir oleh vitamin E dan antioksidan.
Teori Across-Link dari para ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan asam
nukleat dan molekul protein sehingga terjadi gangguan fungsi.1

H. DIAGNOSIS
Diagnosa katarak dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya
penyakit-penyakit yang menyertai. Penyakit seperti Diabetes Mellitus dapat
menyebabkan perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini dan
bisa dikontrol sebelum operasi.4,7

14
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk
mengetahui kemampuan melihat pasien. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur
intraokuler dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis
penglihatannya.
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas
lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris,
bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran
lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil,
posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab
subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya,
kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Kemudian lakukan pemeriksaan
shadow test untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu,
pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas bagian
belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai
gangguan penglihatan.3

I. PENATALAKSANAAN

Satu-satunya terapi katarak adalah tindakan bedah. Pembedahan dilakukan


jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk
melakukan kegiatannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa
penglihatannya lebih baik hanyadengan mengganti kaca matanya, menggunakan
kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar. Jika
katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.Indikasi
operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok:1
1. Indikasi Optik
Merupakan indikasi terbanyak dari pembedahan katarak. Jika penurunan
tajam penglihatan pasien telah menurun hingga mengganggu kegiatan
sehari-hari, maka operasi katarak seharusnya dilakukan.
2. Indikasi Medis

15
Pada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera, bahkan
jika prognosis kembalinya penglihatan kurang baik:
- Katarak hipermatur
- Glaukoma sekunder
- Uveitis sekunder
- Dislokasi/Subluksasio lensa
- Benda asing intra-lentikuler
- Retinopati diabetika
- Ablasio retina

3. Indikasi Kosmetik
Jika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus
optikus, namun kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima,
misalnya pada pasien muda, maka operasi katarak dapat dilakukan hanya
untuk membuat pupil tampak hitam meskipun pengelihatan tidak akan
kembali.

Dahulu bedah katarak dilakukan dengan teknologi yang disebut ECCE dan
ICCE masih memerlukan sayatan lebar untuk mengeluarkan lensa secara utuh,
sehingga pasien pun harus mendapatkan jahitan yang cukup banyak pada matanya
yang mengakibatkan proses pemulihan matanya menjadi lama. Sekarang dengan
teknologi fakoemulsifikasi sayatan pada mata menjadi sangat kecil dan seringkali
tidak memerlukan jahitan.2,6

I. Metode “Ekstraksi intrakapsuler (ICCE)”, yang jarang lagi dilakukan


sekarang adalah mengangkat lensa in toto yakni didalam kapsulnya melalui
limbus superior 140-160 derajat. ICCE dilakukan pada negara-negara dimana
terdapat keterbatasan mikroskop untuk melakukan operasi katarak. ICCE
diindikasikan pada kasus-kasus katarak tidak stabil, intumesen, hipermatur,
dan katarak luksasi. Kontraindikasi absolut ICCE adalah katarak pada anak
dan dewasa muda serta katarak traumatik dengan ruptur kapsul.

16
Kontraindikasi relatif ICCE adalah miopi tinggi, sindrom Marfan, katarak
Morgagni.

II. Metode ”Ekstraksi ekstra kapsuler (ECCE)”, yang saat ini masih sering
dipakai juga memerlukan insisi limbus superior. Bagian anterior kapsul
dipotong atau diangkat, nukleus diekstraksi dan korteks lensa dinuang dari
mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga meninggalkan kapsul
posterior. ECCE diindikasikan untuk operasi katarak yang diiringi dengan
pemasangan IOL atau penambahan kacamata baca, terjadinya perlengketan
luas antara iris dan lensa, ablasi atau prolaps badan kaca. Kontraidikasi ECCE
adalah pada keadaan dimana terjadi insufisiensi zonula zinni.

III. Metode Small Incision Cataract Surgeryyang merupakan bagian dari ECCE
denga irisan yang lebih kecil sehingga hampir tak perlu dijahit.

IV. Metode fakoemulsifikasi yaitu dengan sayatan kecil dan tidak memerlukan
benang. Ada berbagai keuntungan dari metode tersebut, antara lain tanpa
dijahit. Ini karena sayatannya kecil. Kalaupun perlu jahitan hanya satu jahitan.
Fakofragmentasi atau fakoemulsi dengan irigasi atau aspirasi atau keduanya
adalah teknik ekstrakapsuler yang menggunakan getaran-getaran ultrasonik
untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui incisi limbus yang kecil (2-
5mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka operasi dan keluhan mata
merah tidak lama.
Setelah operasi, semua pasien membutuhkan koreksi kekuatan
tambahan untuk memfokuskan benda dekat dibandingkan untuk melihat jauh.
Akomodasi hilang dengan diangkatnya lensa. Kekuatan yang hilang pada
sistem optik mata tersebut harus digantikan oleh kacamata afakia yang tebal,
lensa kontak yang tipis atau implantasi lensa plastik (IOL) di dalam bola mata.

Metode Indikasi Keuntungan Kerugian

17
ICCE Zonula lemah  Tidak ada resiko  Resiko tinggi kebocoran
katarak sekunder. vitreous (20%).
 Peralatan yang  Astigmatisme.
dibutuhkan sedikit.  Rehabilitasi visual
terhambat.
 IOL di COA atau dijahit
di posterior.
ECCE  Lensa sangat  Peralatan yang  Astigmatisme.
keras. dibutuhkan paling  Rehabilitasi visual
 Endotel sedikit. terhambat.
kornea kurang  Baik untuk endotel
bagus. kornea.
 IOL di COP.
Phaco Sebagian besar Rehabilitasi visual  Peralatan / instrumen
katarak kecuali cepat. mahal.
katarak  Pelatihan lama.
Morgagni dan  Ultrasound dapat
trauma. mempengaruhi endotel
kornea.
Tabel 3. Keuntungan dan Kerugian Operasi Katarak

IOL adalah sebuah lensa jernih berupa plastik fleksibel yang


difiksasi ke dalam mata atau dekat dengan posisi lensa alami yang
mengiringi ECCE. Sebuah IOL dapat menghasilkan pembesaran dan
distorsi minimal dengan sedikit kehilangan persepsi dalam atau tajam
penglihatan perifer.9
IOL bersifat permanen, tidak membutuhkan perawatan dan
penanganan khusus dan tidak dirasakan pasien atau diperhatikan orang
lain. Dengan sebuah IOL kacamata baca dan kacamata untuk melihat dekat

18
biasanya tetap dibutuhkan dan umumnya dibutuhkan kacamata tipis untuk
penglihatan jauh.9
Kontraindikasi implantasi IOL antara lain adalah pasien menolak,
uveitis berulang, retinopati diabetik progresif, rubeosis iridis dan
glaukoma neovaskuler.9Tentunya setiap tindakan operasi memiliki resiko,
yang paling buruk adalah hilangnya penglihatan secara permanen. Setelah
dilakukan operasi masih mungkin muncul masalah pada mata, sehingga
diperlukan kontrol post operasi yang teratur.8

KOMPLIKASI OPERASI
 Infeksi,endoftalmitis  Disfotopsia
 Perdarahan  Dislokasi IOL
 Cystoid macular oedema  Kekeruhan pada kapsul
 Edema kornea lensa
 Rupture kapsul lensa  Ablasio retina
 Ablasio retina  Fibrosis dan kontraksi
kapsul
 Ptosis

Tabel 4. Komplikasi Operasi Katarak8

J. PROGNOSIS

Terkait usia katarak senil biasanya progresif yang lambat selama bertahun-
tahun dan kematian dapat terjadi sebelum diperlukannya operasi. Jika operasi
diindikasikan, ekstraksi lensa dapat meningkatkan ketajaman visual dalam lebih
dari 90% kasus.Pasien telah terjadi kerusakan retina atau mengalami komplikasi
pascaoperasi serius tidak dapat mencegah perbaikan visual yang signifikan,
misalnya, glaukoma, ablasi retina, perdarahan intraokular, atau infeksi. Lensa
intraocular yang telah dibuat untuk penyesuaian setelah operasi katarak jauh lebih

19
mudah daripada kacamata katarak yang tebal atau lensa kontak aphakic yang
tersedia.3

20

Anda mungkin juga menyukai