Anda di halaman 1dari 28

Sistem Manajemen K3

Di
FKTP
Pokok bahasan
• Ruang lingkup penyelenggaraan K3
dan SMK3 FKTP:
• 1. Pengelolaan SDM
• 2. Sumber Dana
• 3. Sarana Prasarana
• 4. Pelaksanaan kegiatan K3
• Penerapan SMK3:
• 1. Penerapan SMK3:
• a. Tujuan Penyelenggaraan SMK3
• b. Penetapan kebijakan
• c. Perencanaan
• d. Pelaksanaan rencana
• e. Pemantauan dan evaluasi kinerja
• f. Peninjauan dan peningkatan kinerja
• 2. Pencatatan dan Pelaporan
Pengertian
• Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fasyankes (SMK3) di
Fasyankes adalah bagian dari system
manajemen di Fasyankes secara
keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna
terciptanya lingkungan kerja
Fasyankes yang sehat, aman, selamat
dan nyaman bagi SDM Fasyankes,
pasien, pengunjung/ pengantar orang
sakit maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar Fasyankes.
Tujuan penyelenggaraan SMK3
• Meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur
danterintegrasi
• Menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat dan produktifuntuk SDM Fasyankes,
aman, selamat dan sehat bagipasien,
pengunjung/ pengantar pasien, masyarakat,
danlingkungan sekitar Fasyankes, sehingga
proses pelayananberjalan baik dan lancar
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan
akibat kerja (KAK)dan penyakit akibat kerja
(PAK) dengan melibatkan semuatenaga
kesehatan di Fasyankes tersebut
Kebijakan K3
• Dalam pelaksanaan K3 di Fasyankes perlu
komitmen dari pimpinan tertinggi untuk
penetapan kebijakan
• Penetapan kebijakan dan tujuan program K3
di Fasyankes dibuat secara tertulis, mudah
dimengerti dan diketahui semua
• Sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan program K3 dan memperoleh
dukungan semua pihak
• Perlu dibentuk tim K3 atau ditetapkan orang
yang ditunjuksebagai penanggung jawab K3
• Perlu disusun SOP-SOP terkait dengan K3
• Perencanaan Program K3:
• Perencanaan Kegiatan: terintegrasi dengan perencanaan
Puskesmas
• Sesuai dengan kebijakan K3 yang ditetapkan
• Disusun berdasar strategi K3:

Perencanaan program
• Hasil tinjauan awal kondisi sumber daya, sumber dana, sarana
prasarana dan kegiatan K3 yang telah berlangsung, SOP-SOP yang
ada, catatan K3 sebelumnya (laporan penyakit dan kecelakaan kerja)

K3 • Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan upaya pengendalian risiko


K3 (perhatikan hirarki pengendalian risiko)
• Peraturan perundangan dan standar K3
• Susun berdasar skala prioritas
• Kejelasan alokasi sumber daya
• Penetapan jangka waktu pencapaian
• Pengorganisasian dan kejelasan penanggung jawab
• Penetapan dan Penerapan indikator kinerja K3
Contoh indikator
1. Adanya komitmen dan kebijakan pimpinan
Fasyankes yang dituangkan dalam lembar
komitmen.
2. Adanya SK Tim K3 di Fasyankes atau Penunjukan
pengelola K3 di Fasyankes.
3. Adanya Rencana Kerja terkait K3 di Fasyankes.
4. Adanya dukungan sumber daya (SDM terlatih,
alokasi dana, sarana dan prasarana peralatan
penunjangK3).
5. Adanya Standar Prosedur Operasional
yangmemenuhi prinsip K3 dalam pelaksanaan
kegiatan.
6. Adanya standar K3 yang telah
dilaksanakanFasyankes.
7. Adanya peningkatan kapasitas dan
pelatihankeselamatan dan kesehatan kerja bagi
SDMFasyankes.
8. Dilaksanakannya pencatatan dan pelaporan Terkait
K3 di Fasyankes.
Standar K3 Fasyankes (Ps 7, PMK 52/2018)
1. pengenalan potensi bahaya dan
pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
2. penerapan kewaspadaan standar;
3. penerapan prinsip ergonomi;
4. pemeriksaan kesehatan berkala;
5. pemberian imunisasi;
6. pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat di Fasyankes;
7. pengelolaan sarana dan prasarana
Fasyankes dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja;
8. pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
9. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana, termasuk kebakaran;
10. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
dan
11. pengelolaan limbah domestik.
1. Pengelolaan SDM

• Fasyankes dapat membentuk Tim K3


di Fasyankes atau menunjuk satu
orang sebagai pengelola K3
• Jumlah SDM yang ikut dalam tim K3
sangat tergantung dari besarnya
cakupan, banyaknya kegiatan dan
besarnya risiko di Fasyankes.
• idealnya tim K3 terdiri atas:
• a. Dokter yang telah dilatih tentang K3
• b. Perawat yang telah dilatih tentang
K3
• c. Sarjana kesehatan masyarakat yang
telah dilatih K3
• d. Petugas Administrasi
Fungsi tim K3
• 1) Mengumpulkan, mengolah, menganalisis data terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
• 2) Menyusun dan memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan kepada pimpinan yang berkaitan
dengan K3 di Fasyankes.
• 3) Menyusun rencana program K3 di fasyankes.
• 4) Merumuskan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, standar prosedur operasional (SPO).
• 5) Melaksanakan program K3 di Fasyankes.
• 6) Mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya disampaikan kepada seluruh sdm di Fasyankes.
• 7) Membantu pimpinan fasyankes dalam menyelenggarkan sistem manajemen K3 di Fasyankes, promosi,
penelitian sederhana, pelatihan terkait K3 di Fasyankes.
• 8) Melakukan investigasi dalam setiap kejadian penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
• 9) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru dan pembangunan gedung, serta
pemeliharaannya.
• 10) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan K3 di Fasyankes
• 11) Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait denganpelaksanaan kegiatan K3 di Fasyankes
Fungsi penanggung jawab K3
• 1) Menyusun rencana program K3 di Fasyankes.
• 2) Melaksanakan program K3 di Fasyankes.
• 3) Mengumpulkan, mengolah, menganalisis data terkait K3 di
Fasyankes dan menginformasikan kepada seluruh SDM di Fasyankes.
• 4) Menyusun dan memberikan rekomendasi untuk bahan
pertimbangan kepada pimpinan Fasyankes yang berkaitan dengan K3
di Fasyankes.
• 5) Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait dengan pelaksanaan
kegiatan K3 di Fasyankes.
Tim K3
• Penanggung jawab Keselamatan kerja
• Penanggung jawab Kesehatan kerja
• Penanggung jawab Lingkungan kerja
2. Sumber dana
• Adanya anggaran (RAB) untuk
pembiayaan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3 Fasyankes).
• Anggaran didasarkan pada perencanaan
setahun atau lima tahun setelah
melakukan identifikasi, mapping potensi
bahayadan rencana pengendalian
potensi bahaya di Fasyankes.
• Adanya alokasi dan realisasi anggaran
untuk pelaksanaan kegiatan program K3.
3. Sarana dan prasarana
Kesehatan Kerja:
• Sarana UKK disesuaikan hasil analisis
potensi terjadi penyakit akibat kerja
dan penyakit lain yang dapat menimpa
SDM Fasyankes
• Klinik dapat jadi satu dengan klinik
yang melayani masyarakat
• Kelengkapan untuk pelayanan klinik
(lihat pada modul / permeneks)
• Komputer dan ATK
• Media promosi
• Keselamatan Kerja:
• Disesuaikan hasil analisis potensi
kecelakaan atau kejadian kecelakaan yang
mungkin terjadi
• Karet anti slip di ram
• Pengendalian energi, sarana proteksi
kebakaran, system proteksi kebakaran
aktif dan pasif
• Titik kumpul
• Simbol keselamatan dan kesehatan kerja
• Media promosi
• APD: sarung tangan, masker, apron, gaun,
ear plug, (sesuai potensi bahaya di area
tempat kerja dan jenis pekerjaan)
Lingkungan kerja
• Sarana untuk pemenuhan lingkungan kerja
yang baikdisesuaikan dengan hasil analisis
potensi bahaya kesehatan lingkungan kerja
seperti alat monitoring lingkungan kerja
yaitu, sound level meter, alat ukur suhu dan
kelembaban udara, luxmeter
• Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)
• Safety Data Sheet (SDS) bahan berbahaya di
Fasyankes
• Spill kit (bila ada) untuk pembersihan
tumpahan bahanberbahaya.
• Alert/ sign/ simbol bahan berbahaya
4. Pelaksanaan Kegiatan K3
• Inventarisasi kegiatan K3 yang ada
dengan membuat check list
kegiatan K3
• Program K3
• Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
K3
• Pencatatan dan pelaporan program
K3
Program K3
• 1) Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 diFasyankes
• 2) Penerapan kewaspadaan standar
• 3) Penerapan prinsip ergonomi
• 4) Pemeriksaan kesehatan berkala
• 5) Pemberian imunisasi bagi SDM di Fasyankes yang berisiko
• 6) Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes
• 7) Pengelolaan sarana dan prasarana dari aspek keselamatandan kesehatan kerja
• 8) Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dankesehatan kerja
• 9) Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana,termasuk kebakaran (emergency
response plan)
• 10) Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbahbahan berbahaya dan beracun;
dan
• 11) Pengelolaan limbah domestik dari aspek keselamatan dankesehatan kerja
Pelaksanaan rencana program K3
• Penyediaan SDM:
• Ketersediaan tim K3/penanggung jawab K3
• Peningkatan kompetensi, pelatihan
• Kejelasan penanggung jawab untuk tiap kegiatan
• Penyediaan prasarana dan sarana:
• Alokasi anggaran
• Sarana prasarana sesuai hasil risk assessment
• SOP-SOP
• Komunikasi kebijakan, rencana dan SOP
• SOP pelaporan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
• Dokumentasi
• Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana program K3 yang disusun
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
1. Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran:
• Dilakukan oleh oleh sumber daya manusia yang
kompeten
• Jenis pemeriksaan dan pengujian disesuaikan dengan
potensi bahaya yang ada di Fasyankes
• Frekuensi pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan atau
pengukuran disesuaikan dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku
• Bila terdapat hasil pemantauan yang tidak sesuai dengan
perundangan atau standar yang ditentukan, maka
perlusegera diambil tindakan perbaikan
• Pemantauan K3 dilakukan melalui:
• Pengukuran kuantitatif lingkungan kerja
• Pengukuran kualitatif dengan inspeksi
• Masukan dari petugas/karyawan di tempat yang diperiksan
• Hasil pemantauan dan evaluasi disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan
masuk dalam laporan tahunan sesuai waktu yang ditentukan
• Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk peninjauan dan peningkatan
SMK3
• Jika ada tindakan korektif yang dilakukan, harus dipantau efektivitasnya
2. Evaluasi:
• Evaluasi kegiatan dapat dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam setahun untuk
melihat capaian program berdasarkan rencana kegiatan tahunan.
Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, pimpinan Fasyankes
bertanggung jawab menetapkan hasil pemantauan dan evaluasi serta
melaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan pemantauan dan evaluasi.
Peninjauan dan peningkatan kinerja
• Peninjauan terhadap kinerja K3
dilakukan setiap tahun untuk
menjamin kesesuaian dan
efektifitas penyelenggaraan K3 di
Puskesmas terhadap rencana
kegiatan, peraturan perundangan,
dan standar pelaksanaan K3
• Peninjuan ulang dilakukan
terhadap:
• Penetapan kebijakan
• Perencanaan
• Pelaksanaan rencana
• Pemantauan dan evaluasi
• Dan seluruh kegiatan fasyankes
• Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasar pertimbangan:
• a. perubahan peraturan perundang undangan
• b. perkembangan ilmu pengetahuan
• c. hasil kajian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
• d. Saran dan masukan dari SDM Fasyankes
• Kinerja K3 di Fasyankes dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam
setiap tahun. Indikator kinerja K3 di Fasyankes dapat ditentukan sesuai dengan
permasalahan yang ada di Fasyankes tersebut
Pencatatan dan pelaporan
• Fasyankes wajib melakukan pencatatan
dan pelaporan penyelenggaraan K3
Fasyankes secara secara periodik
• Mekanisme pelaporan penyelanggaraan K3
di Fasyankes dilakukan secara berjenjang
dari Fasyankes, Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan KementerianKesehatan
• Fasyankes selain Puskesmas, pelaporan
disampaikan ke Puskesmas Pembina
wilayahnya terlebih dahulu dan selanjutnya
Fasyankes tersebut menyampaikan secara
berjenjang ke Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kementerian Kesehatan
• Pelaporan penyelenggaraan K3 dilakukan per semester, meliputi:
• a. jumlah SDM Fasyankes
• b. jumlah SDM Fasyankes yang sakit
• c. jumlah kasus penyakit umum pada SDM Fasyankes
• d. jumlah kasus dugaan penyakit akibat kerja pada SDM Fasyankes
• e. Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada SDM Fasyankes
• f. jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada SDM Fasyankes
• g. jumlah kasus kejadian hampir celaka pada SDM Fasyankes (near miss)
• h. jumlah hari absen SDM Fasyankes karena sakit.
• Pelaporan penyelenggaraan K3 di Fasyankes yang dilakukan secara tahunan
meliputi seluruh penyelenggaraan kegiatan K3 yang telah dilaksanakan selama 1
(satu) tahun oleh Fasyankes tersebut
Referensi
1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. PP Nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3
3. Permenaker No 5/2018
4. Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
5. Permenkes Nomor 52 Tahun 2018 tentang K3 di Fasyankes
6. Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
7. Pedoman K3 Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai