Anda di halaman 1dari 32

Membangun Indonesia Dari

Pinggiran
Melalui Penguatan SDM
Keimigrasian
Di Wilayah Perbatasan
Studi Kasus:
Kantor Imigrasi Atambua
OPINI Kebijakan Kanwil Kemenkumham Prov. NTT
30 Maret 2023
 Pengelolaan Wilayah Perbatasan
 Renstra Kemenkumham: menciptakan wilayah
perbatasan yang aman dari perlintasan
LATAR WNA/WNI yang tidak mempunyai dokumen
BELAKANG sesuai prosedur.
 Kajian kebijakan tunjangan khusus/tertentu
bagi pegawai/pejabat imigrasi yang bertugas
di wilayah pulau terluar dan perbatasan negara
PERMASALAHAN

1 2 3 4
Kesejahteraan antar Jumlah jam kerja yang Pemenuhan hak atas Kepastian masa tugas
pegawai imigrasi yang melebihi ketentuan cuti tahunan tambahan dan prospek karir
timpang. dari peraturan yang yang belum maksimal yang timpang,
berlaku terutama bagi pejabat
fungsional
#1
KESEJAHTE “

RAAN
#Kesejahteraan #insentiffinansial
Definisi Kesejahteraan

• “suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja,yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.“ (UU
Ketenagakerjaan)

Tujuan (Holler 2004)

• memberikan motivasi yang lebih besar dalam peningkatan produktivitas kerja


• menghilangkan kekhawatiran kondisi geografis dan infrastruktur yang tidak memadai
• menghapus kesempatan dan kebutuhan untuk melakukan korupsi
#WilayahKerja
Kabupaten
Belu Timor Tengah Utara Malaka

● PLB Builalu (67 ● PLB ● PLB


km, 2 jam) Haumeniana Motamasinn
● PLB Lakmaras (107 km, 2 jam (89.4 km, 3 jam)
(52.5 km, 2.5 34 mnt))
jam) ● PLB Napan
● PLB Laktutus (108 km, 2 jam
(23.6 km, 35 21 mnt)
mnt) ● PLB Wini (75
● PLB Mota’ain km, 2 jam)
(18 km, 40 mnt)
● PLB Turiskain
#Fasilitasdinas
#FasilitasDinas #TempatTinggal
#kecelakaankerja (5 tahun kebelakang)
#Keseluruhan #PenugasanPos

Tidak Diketahui; 8; 6%

Kecelakaan / Luka
Ringan; 37; 29%

Tidak Pernah; 39; 49% Pernah Mengalami


Kecelakaan; 41; 51%

Kecelakaan / Luka
Berat; 4; 3%

Tidak Pernah; 80;


62%
#kesimpulan

#TempatTinggal #AlatTransportasi #KecelakaanKerja


Walaupun ditugaskan di PLB, Mayoritas pegawai di PLB Data menunjukkan setengah dari
pegawai tetap menyewa di dekat menggunakan kendaraan pribadi pegawai yang ditugaskan di PLB
kantor dengan pertimbangan dalam menunaikan tugas. pernah mengalami kecelakaan dalam
ketersediaan rumah sewa dan kos Akibat aksesibilitas rendah dan lima (5) tahun kebelakang. Selain itu,
yang terpusat di pusat kota medan berat, biaya maintenance akibat dari rendahnya kualitas SDM
(Atambua) dan fasilitas seperti air, menjadi lebih tinggi; biaya spare part dan pembangunan di wilayah
listrik, dan sinyal. Mayoritas pegawai yang relative lebih mahal dan siklus tersebut, membuat penanganan
penugasan Pos melakukan PP kantor- servis yang lebih pendek. kecelakaan berat seringkali dilakukan
pos setiap hari. di luar daerah.
Menyusun peraturan dan/atau keputusan
#REKOMEND lebih lanjut terkait pengumandahan
(detasering) bagi pegawai Direktorat
ASI Jenderal Imigrasi yang ditugaskan pada pos
lintas batas
#2
SISTEM KERJA
DAN CUTI
TAHUNAN
TAMBAHAN
Sistem Kerja
suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur manusia,
bahan, perlengkapan dan peralatan, metode kerja dan
lingkungan kerja untuk suatu tujuan tertentu

SISTEM
KERJA

Kriteria
Beban Beban
Waktu Beban fisik
psikologis sosiologis
UNSUR MANUSIA
No Jabatan PLB

Mota’ain, Motamasin Napan Wini Haumeniana Builalo Laktutus Turiskain


1. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 7 2 3 2 0 0 0 1

2. Analis Keimigrasian Pertama 7 4 0 4 1 1 2 0


(AKP)
3. Pemeriksa Keimigrasian Terampil 2 0 1 2 5 0 0 0
(PKT)
4. Pemeriksa Keimigrasian Pertama 10 6 2 6 0 4 2 6
(PKP)

Jumlah 26 12 6 14 6 5 4 7

Total Jumlah 80
POLA PENEMPATAN PETUGAS PLBN DI
KANIM ATAMBUA
JARAK KETERANGAN
PLB
(KM) (WAKTU TEMPUH**, KONDISI JALAN, KONDISI PLB)
40 menit, kondisi jalan baik, tersedia 4 unit mess (tiap unit memiliki 2
Mota’ain 18 km
kamar), jaringan internet baik

Motamasin 89,4 km
3 jam, medan yang berat, mess PLB belum diserahterimakan,
sementara memanfaatkan pos imigrasi lama, jaringan internet buruk UNSUR
Napan 108 km
2 jam 21 menit, kondisi jalan baik, PLB dalam pembangunan
sementara petugas bekerja di pos imigrasi lama, pos lama difungsikan
juga sebagai mess, jaringan internet buruk
PERLENGK
Wini 75 km
2 jam, kondisi jalan belum sepenuhnya baik, Mess kondisi baik
tersedia 1 rumah (3 kamar) dan 3 unit (per unit 2 kamar), jaringan
APAN,
Haumeniana 107 km
internet bagus
2 jam 34 menit, medan sangat berat, tidak ada mess dan tidak ada PERALATA
Builalo 67 km
bangunan pos, jaringan internet tidak ada
2 jam, medan sangat berat, ada pos imigrasi yang dimanfaatkan untuk N, DAN
LINGKUNG
mess (tidak ada jaringan listrik dan air), jaringan internet roaming
35 menit, medan cukup baik, tidak ada mess dan tidak ada bangunan
Laktutus 23,6 km
pos, jaringan internet dan listrik tidak ada

Lakmares 52,5 km
2 jam 30 menit, medan amat sangat berat, tidak ada mess, kondisi pos
rusak berat, jaringan internet tidak ada
AN KERJA
1 jam 30 menit, medan baik, pos lama sudah direnovasi dan
Turiskain 46,1 km
difungsikan juga sebagai mess, jaringan internet ada tapi tidak bagus
METODE KERJA
Permenkumham Pengaturan 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu dengan tetap mempertahankan jumlah jam
Nomor 10 Tahun kerja efektif sebanyak 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, kesejahteraan pegawai serta meningkatkan pelayanan
2021 kepada masyarakat

Pengecualian kebijakan 5 (lima) hari kerja diberlakukan kepada unit kerja/satuan organisasi yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah

Kantor Imigrasi Atambua dalam menjalankan fungsi pelayanan perlintasan di PLBN menetapkan hari
dan jam operasional kantor Senin – Minggu, pukul 08.00 – 16.00 WIT. Penerapan hari dan jam
operasional PLBN dalam pengelolaannya juga melekat pada jadwal bekerja petugas Imigrasi,
sehingga petugas Imigrasi yang bekerja di PLBN bekerja sebanyak 49 jam per minggu
Sistim kerja di PLB yang berjalan saat ini belum
seluruhnya dapat merepresentasikan sistim kerja yang
KESIMPULA aman, nyaman, dan mampu meningkatkan produktifitas
kerja. Penerapan pengaturan jadwal kerja sebulan penuh

N
tanpa menerapkan libur juga dinilai dapat menurunkan
produktivitas akibat tidak adanya kelonggaran untuk
menghilangkan rasa lelah, selain itu berpengaruh juga
terhadap kesehatan pegawai secara fisik maupun mental
PP 11/2017 tentang Manajemen PNS
1. Cuti Tahunan ditambahkan bagi PNS yang melaksanakan
tugas kedinasan saat penyelenggaraan cuti Bersama

CUTI Pasal 333 ayat (3)


PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak

TAHUNAN
atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah
sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak
diberikan

TAMBAHA
Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2022
menerbitkan SE Sekjen Nomor SEK-04.KP.09.04
TAHUN 2022 dimana pada huruf E nomor 1 poin d
telah diatur “Khusus Unit Pelaksana Tugas

N Pemasyarakatan dan Imigrasi yang bertugas pada saat


pelaksanaan cuti bersama sebagaimana dimaksud pada
huruf b maka cuti tahunannya dapat ditambahkan
dengan jumlah cuti bersama nasional, dengan catatan
cuti bersama tersebut dapat di ganti dan dilaksanakan
pada tahun berjalan.”
PP 11/2017 tentang Manajemen PNS

CUTI 2. Cuti Tahunan tambahan bagi PNS yang dapat digunakan


di tempat yang sulit perhubungannya

TAHUNAN Pasal 312 “Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan
digunakan di tempat yang sulit perhubungannya, jangka
waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk

TAMBAHA
paling lama 12 (dua belas) hari kalender”.
Pengertian “sulit perhubungannya” ditujukan kepada
daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur dan

N #2 moda transportasi serta rendahnya konektivitas antar


wilayah sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mencapai kota tujuan
SIMULASI
Daerah Asal Jumlah Pegawai (orang) Waktu Tempuh Perhubungan dari Atambua menuju Keterangan
Daerah Asal
Sumatera Selatan 2 29 jam 20 menit - Simulasi menggunakan transportasi pesawat udara,
NTT 108 Tidak dapat disimulasikan mengingat data masukan hanya aplikasi traveloka.com
menyebutkan provinsi Mengingat daerah tujuan asal hanya menyebutkan provinsi,
maka pada mesin pencarian dimasukan ibukota
Lombok Timur 1 19 jam 20 menit
provinsi
Jawa Barat 6 24 jam 35 menit hasil simulasi menunjukan setiap daerah membutuhkan
Jakarta 2 20 jam 25 menit ekstra 1 hari sebelum melanjutkan penerbangan
Jawa Timur 3 23 jam 30 menit berikutnya
Sumber data Asal Daerah Pegawai: Bagian Kepegawaian
Banten 2 20 jam 25 menit
Kanim Atambua, Oktober 2022
Yogyakarta 1 21 jam 45 menit
Jawa Tengah 1 28 jam 5 menit
Papua 1 19 jam 40 menit
TOTAL 127 orang 19 pegawai masuk kategori yang sulit perhubungannya
REKOMENDASI – SISTEM
KERJA
Penerapan pengaturan jadwal kerja sebulan penuh tanpa menerapkan libur dinilai dapat menurunkan
produktivitas akibat rasa lelah, selain itu berpengaruh juga terhadap kesehatan pegawai secara fisik
maupun mental. Maka untuk mengantisipasi penurunan produktivitas pegawai diperlukan alternatif
rancangan metode kerja sebagai berikut:
1. Urusan Kepegawaian agar memformulasikan kembali jumlah pegawai dalam satu grup untuk penugasan di
PLB yang didasarkan dari riil kebutuhan pos dan menerapkan pola shifting dengan 2 (dua) minggu bekerja
dan 2 (dua) hari libur setelah menyelesaikan masa tugas.
2. Urusan Kepegawaian bekerja sama dengan Urusan Umum menetapkan standar sistim kerja di PLB sebagai
pedoman pengusulan pengadaan kebutuhan kantor, berdasarkan pedoman tersebut kemudian dilakukan
inventarisasi atas kondisi fasilitas di tiap pos.
REKOMENDASI – SISTEM
KERJA #2
3. Dari hasil inventarisasi dapat diusulkan kebutuhan pengadaan di tiap pos seperti:
 Pembangunan pos imigrasi (PLBN: Haumeniana, Laktutus, Turiskain)
 Pengadaan sewa rumah dinas (PLBN: Motamasin, Napan, Haumeniana, Builalo, Laktutus)
 Pengadaan jaringan internet (PLBN: Haumeniana, Laktutus)
 Pengadaan jaringan listrik (PLBN: Builalo, Laktutus)
 Pengadaan jaringan air (PLBN: Builalo)
 Penguatan jaringan internet (PLBN: Motamasin, Napan, Builalo, Turiskain)

4. Direktur Jenderal Imigrasi cq. Kepala Bagian Perencanaan perlu memberikan pendampingan dalam
penguatan penganggaran kepada setiap UPT yang memiliki PLBN dalam wilayah kerjanya.
Pendampingan dimaksud meliputi inventarisasi, perencanaan anggaran, pengadaan, penyaluran
(mengingat satuan kerja dengan wilayah kerja yang lain cukup jauh) sampai kepada pemeliharaan.
Dengan pendampingan ini diharapkan pejabat pelaksana fungsi dapat memetakan kebutuhan di PLBN
dan melaksanakan penyusunan penganggaran dengan baik
REKOMENDASI – CUTI
Cuti Tahunan Tambahan (bagi pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan pada saat cuti
bersama dan bagi yang sulit perhubungannya)
1. Dalam hal cuti tambahan untuk pegawai yang bekerja disaat cuti Bersama, setiap tahun telah
diterbitkan SE Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM yang merespon SKB Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama yang menekankan tambahan cuti tahunan bagi pegawai yang bertugas
disaat cuti bersama, dengan catatan pergantian cuti bersama ke cuti tahunan dilaksanakan pada
tahun berjalan, dengan adanya pengaturan SE Sekretaris Jenderal tersebut namun pengelola
kepegawaian pada Kanim Atambua tidak menerapkan aturan tersebut, dapat disimpulkan pengelola
kepegawaian belum tepat dalam penerapan aturan. Sehingga ke depan diharapkan perbaikan dalam
pengelolaan kepegawaian dan memastikan pagawai yang bertugas saat cuti bersama mendapatkan
hak tambahan cuti tahunan.
REKOMENDASI – CUTI #2
2. Dalam hal tambahan cuti tahunan bagi pegawai yang menghadapi kesulitan ditempat yang sulit perhubungan dapat diterbitkan
Surat Edaran Sekretaris Jenderal untuk menghindari keraguan dalam penerapan tambahan cuti tersebut. Diluar ketentuan
syarat cuti tahunan yang telah diatur dalam Perka BKN 24/2017. , kiranya SE mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. Cuti tahunan tambahan ditujukan kepada seluruh calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai negeri sipil (PNS)
Kementerian Hukum dan HAM yang telah memiliki hak atas cuti tahunan.
b. Cuti tahunan tambahan maksimal 12 hari kalender dalam periode 1 (satu) tahun yang digunakan bersama dengan cuti
tahunan dengan menambahkan sebelum dan/atau setelah pelaksanaan cuti tahunan
c. Cuti tahunan tambahan hanya dapat dimanfaatkan untuk lamanya waktu perhubungan yang dibutuhkan, dalam hal terjadi
perubahan waktu yang diakibatkan keterlambatan dari pihak penyelenggara perhubungan/force majeur dapat diajukan
tambahan cuti tahunan tambahan pada saat cuti berjalan selama jumlah cuti tahunan tambahan pegawai ybs masih tersedia.
d. Jumlah cuti tahunan tambahan yang tersisa pada tahun berjalan tidak dapat diakumulasikan untuk tahun berikutnya
e. Sebelum memberikan cuti tahunan tambahan bagi pegawai yang sulit perhubungannya, pengelola kepegawaian wajib
melakukan penilain kewajaran atas pengajuan cuti tahunan tambahan
f. Pengelola kepegawaian melakukan pencatatan atas pelaksanaan cuti tahunan tambahan dalam aplikasi Simpeg
Kemenkumham
#3
KARIER
PEMANGK
U JABATAN
FUNGSION
AL
PEGAWAI
BERDASAR
KAN
JABATAN
HASIL PENETAPAN ANGKA KREDIT JFAK
(PERIODE PENGAJUAN USULAN TAHUN 2018 S.D.
JULI 2022)
No Pejabat PAK   No Pejabat PAK
1 AK 01 9,69   14 AK 14 32,91
2 AK 02 12,66   15 AK 15 27,79
3 AK 03 14,36   16 AK 16 18,53
4 AK 04 17,65   17 AK 17 15,29
5 AK 05 37,56   18 AK 18 15,05
6 AK 06 30,45   19 AK 19 28,60
7 AK 07 31,90   20 AK 20 33,6
8 AK 08 37,13   21 AK 21 BM
9 AK 09 16,91   22 AK 22 BM
10 AK 10 13,63   23 AK 23 BM
11 AK 11 15,06   24 AK 24 BM
12 AK 12 30,2   25 AK 25 BM
13 AK 13 18,28        
HASIL PENETAPAN ANGKA KREDIT JFPK
(PERIODE PENGAJUAN USULAN TAHUN 2018
S.D. JULI 2022)
Pemangku PAK
PK 01 17,84
PK 02 18,01
PK 03 16,88
PK 04 15,46
PK 05 18,50
PK 06 3,12
PK 07 18,08
PK 08 22,82
PK 09 16,07
PK 10 22,12
ANALISIS
 Penugasan JF
Dengan potensi JF yang ada, tugas dari pemangku JF masih belum di optimalkan karena masih terdapat gap
pemahaman pimpinan dan supervisi pejabat struktural terhadap pemangku JF. Berkaca dengan kondisi saat ini,
penempatan Analis Keimigrasian pada Unit Pelaksana Teknis masih berada di bawah bidang dimana dalam
pelaksanaanya ada seksi yang memiliki potensi angka kredit tinggi dan juga sebaliknya ada seksi yang
memiliki potensi angka kredit rendah dengan butir kegiatan yang disesuaikan dengan tugas sehari-hari pada
seksi masing-masing.
 Butir Kegiatan
Dari lampiran butir kegiatan yang ada dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 47 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Keimigrasian, masih belum
cukup mengakomodir untuk UPT dengan beban kerja yang rendah, terlihat banyak sekali butir kegiatan yang
tidak bisa di kerjakan pada UPT karena memang tidak ada kegiatan yang di maksud. Selain itu, nilai satuan
angka kredit tergolong kecil apabila dibandingkan pada UPT dengan volume beban kerja tinggi dengan UPT
yang yang memiliki volume beban kerja rendah
ANALISIS #2
 Pemangku JF
Persebaran jumlah pemangku JF yang padat juga menambah ketimpangan perolehan angka kredit sehingga
menghambat karir. Dari sisi pemangku JF itu sendiri, pemahaman butir kegiatan juga terlihat masih kurang
dalam mengajukan tugas yang sesuai dengan butir kegiatan dalam pemenuhan angka kredit. Dari data DUPAK
yang diajukan, terdapat persepsi yang berbeda antara pemangku JF, atasan langsung, dan tim penilai terhadap
satuan hasil kerja dan peraturan yang berlaku, hal ini terlihat dari jumlah angka kredit yang di ajukan di periode
2019-2021 yang target nya adalah 50 poin untuk kenaikan pangkat, sebagian besar hanya di akui 25% saja dari
total pengajuan karena ketidak sesuaian yang mengacu pada SKHK.
 Tata Laksana DUPAK
Masih belum ada tata laksana dan aturan yang baku dalam penilaian DUPAK
 Sarana dan Prasarana
Saat ini masing-masing pemangku JF menyampaikan pengumpulan DUPAK dalam bentuk laporan yang berupa
fisik dokumen, sehingga memerlukan mesin cetak dan kertas yang tidak sedikit jumlahnya. Di tambah jarak
yang cukup jauh, mengharuskan alokasi anggaran pribadi untuk mengirimkan DUPAK kepada Kantor Wilayah.
REKOMENDASI
Analisa beban kerja sebagai dasar pemerataan penugasan JF dengan memperhatikan potensi
perolehan angka kredit pada lingkup seksi di UPT.

Memperbanyak Kesempatan untuk mengikuti diklat teknis, serta kegiatan pendampingan dan
internalisasi pelaksanaan tugas JF secara rutin.

Perlu peninjauan kembali terkait butir kegiatan yang ada, yang bisa mengkaomodir pada UPT
dengan volume beban kerja yang rendah.

Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman Tim
Penilai dan Pemangku JF pemahaman terhadap tata cara penilaian.

Optimalisasi penggunaan E-Dupak sehingga bisa menekan biaya dan waktu dalam pencetakan
dokumen DUPAK.
TERIMAKASI
H!

Anda mungkin juga menyukai