Tipidsus Korup
Tipidsus Korup
KHUSUS
(KORUPSI)
KELOMPOK 3
3. Langkanya lingkungan antikorup, sistem, dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas
formalitas.
5. Budaya permisif/serba memperbolehkan, tidak mau tau, menganggap biasa sering terjadi.
Tidak peduli orang lain, asal kepentingannya sendiri terlindungi.
FENOMENA ORUPSI DI INDONESIA
Fenomena umum yang biasanya terjadi di negara berkembang contohnya Indonesia ialah:
1. Proses moderninasi belum ditunjang oleh kemampuan SDM pada lembaga-lembaga politik
yang ada.
2. Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkann oleh mudahnya “oknum”
lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan bisnis/ekonomi, sosial, keagamaan, kedaerahan,
kesukuan, dan profesi serta kekuatan asing lainnya.
3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik namun sebenarnya banyak di
antara mereka yang tidak mampu
4. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya dengan dalih
kepentingan rakyat.
02.
JENIS-JENIS
KORUPSI
JENIS-JENIS KORUPSI
KORUPSI
OTOGENIK
Adalah korupsi yang dilakukan oleh seorang
diri.
KORUPSI Adalah korupsi yang dilakukan untuk
DUKUNGAN memperkuat korupsi yang sudah ada.
Korupsi dilihat dari proses terjadinya perilaku korupsi yang dibedakan menjadi 3
bentuk, yaitu:
a. Graft: korupsi yang bersifat internal. Korupsi ini terjadi karena mereka
mempunyai kedudukan & jabatan di kantor tersebut. Dengan wewenangnya para
bahwan tidak dapat menolak permintaan atasannya.
b. Bribery (penyogokan, penyuapan): tindakan korupsi yang melibatkan orang
lain diluar dirinya (instansinya). Tindakan ini dilakukan agar mempengaruhi
objektivitas dalam membuat keputusan/keputusan yang dibuat akan
menguntungkan pemberi, penyuap, atau penyogok.
b. Korupsi sistemik: korupsi yang dilakukan sebagian besar orang dalam suatu
organisasi.
03.
PENGELOMPOKKAN
TIPIKOR
Menurut perspektif hukum, definisi korupsi dijelaskan dalam 13 Pasal di
dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal
tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30 bentuk tindak pidana korupsi. Ke-
30 bentuk tersebut dikelopompokan sebagai: kerugian keuangan negara,
suap-menyuao, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang,
benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Selain bentuk pidana korupsi diatas, masih ada tindak pidana lain yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuang pada UU No. 31 Tahun
1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Jenisnya yaitu:
a. Merintangi proses pemeriksaan tipikor
b. Tidak memberi keterangan/tidak memberi keterangan yang benar
c. Bank yang tidak memberikan rekening tersangka
d. Saksi/ahli yang tidak memberi keterangan/keterangan palsu
e. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan/keterangan palsu
f. Saksi yang membuka identitas pelapor
04.
PASAL YANG
BERKAITAN DENGAN
TIPIKOR
MELAWAN
HUKUM UNTUK Diatur di pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999
MEMPERKAYA jo. UU No. 21 Tahun 2001
DIRI
PEGAWAI NEGERI
MEMERAS DAN
Pasal 12 UU No. 31 Tahun1999 jo. UU
TURUT SERTA DALAM
PENGADAAN No. 20 Tahun 2001
DIURUSNYA
GRATIFIKASI DAN
Diatur di pasal 12 B UU No. 31 Tahun
TINDAK LAPOR
2009 jo. UU No. 20 Tahun 2001
KPK
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik