Anda di halaman 1dari 25

MENEMUKENALI NILAI LUHUR PEMIKIRAN KHD SEJALAN

DENGAN KEARIFAN BUDAYA BATANG


Oleh :
B1-Rifandiya
(SMA NEGERI 1 BATANG)
KELAS B1

1.1.5 Ruang Kolaborasi - Modul 1.1


1
Kekuatan konteks sosio-
kultural di daerah Batang
yang sejalan dengan
pemikiran KHD
2
KODRAT ALAM

Kondisi geografis Batang yang beragam dari pesisir, dataran


rendah, dan pegunungan, menyebabkan beragamnya budaya
dalam kehidupan sehari-hari warganya. Kodrat alam ini
memberikan dampak pada pembentukan lingkungan sosial
maupun budaya. Ragam budaya yang bervariasi dapat
digunakan untuk memperkaya bahan ajar yang lebih
kontekstual.

3
KODRAT ALAM

Contohnya : Masyarakat daerah pesisir terbiasa


pengucapan dengan intonasi yang tinggi. Dalam hal ini,
kita sebagai pendidik harus bisa meluruskan peserta didik
kita bgaimana cara berbicara yang baik dengan
memberikan contoh atau pembiasaan
Masyarakat daerah pegunungan menjunjung tinggi
peradaban dan kekeluargaan.

4
GOTONG ROYONG DAN KEBERSAMAAN

Setiap daerah memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik


tersebut salah satunya adalah keadaan kondisi sesuai kontek
sosio-kultural. Di daerah batang kondisi sosio kultural yang khas
adalah budaya gotong-royong dalam masyarakat. Tradisi gugur
gunung dan istilah sambatan adalah ciri khas masyarakat di
daerah batang. Tanpa mengenal upah masyarakat bersama-sama
mengerjakan untuk kepentingan umum, dan membantu tetangga
yang masih ada gawe atau hajatan, membuat rumah, atau
membuat jalan untuk sarana umum. Dalam pembelajaran, sifat ini
diterapkan pada saat kerja kelompok. 5
TRADISI DAN UPACARA ADAT

Tradisi dan upacara adat yang ada di Batang juga menggunakan


prinsip gotong royong dan kerjasama dalam pelaksanaannya. Ada
banyak sekali tradisi yang membudaya di Batang, misalnya
Kliwonan, sedekah laut, sedekah bumi, dan lainnya. Contoh
konkret sosio-kultur di kabupaten Batang yaitu tradisi ider-ider
desa silurah, dimana tradisi tersebut dilakukan oleh warga desa
silurah semua warga mengelilingi desa dengan keadaan suci,
Sesepuh desa akan memimpin warga mengelilingi Desa Silurah
dengan bermunajab atau berdoa ini tradisi yang dihidayahkan
oleh leluhur agar desa tersebut dijauhkan dari bahaya. 6
TRADISI DAN UPACARA ADAT

Untuk tradisi Kliwonan, dapat diimplementasikan dalam


kegiatan sosial dan religius anak karena di dalam tradisi
tersebut peserta didik tidak hanya melihat bahwa itu
sebuah adat / tradisi saja, tetapi terdapat interkasi sosial
dan nilai-nilai religius yang dapat mereka pelajari dan
terapkan dalam kehidupan mereka.

7
ADAPTIF PERUBAHAN

Batang terletak di jalur pantura sehingga masyarakatnya lebih


mudah adaptif terhadap perubahan. Sebagai contoh, di Batang
sedang dibangun PLTU sehingga bertaraf internasional sehingga
pekerja pendatang yang tinggal di Batang. Warga Batang sendiri
harus beradaptasi meningkatkan kemampuan agar bisa bekerja.
Terjadinya akulturasi budaya menjadi potensi untuk
mengembangkan karakter dan pola pikir masyarakat.

8
ENTREPRENEUR

Rata-rata masyarakat Batang memiliki mata pencaharian sebagai


pedagang, akhirnya pemerintah mendukung pelaksanaan
kliwonan baik dari segi tempat maupun unsur penunjang lain.
Entrepeneur mengajarkan nilai-nilai kesabaran, kejujuran, kerja
keras, kreativitas, kolaborasi, inovasi, dan banyak hal positif
lainnya yang sudah mulai dikenalkan pada anak sejak pendidikan
anak usia dini (TK) hingga SMA/SMK bahkan sampai perguruan
tinggi, hanya saja tingkatan pendidikan tentang enterpreneurnya
yang berbeda sesuai dengan jenjang pendidikan mereka.
9
2
Bentuk Kontekstual Pemikiran
Ki Hajar Dewantara Sesuai
Nilai Luhur Kearifan Budaya
Batang
10
Kurikulum
Memasukkan aspek sosio - kultural
kedalam kurikulum sekolah, contohnya
melalui muatan lokal kabupaten dan
muatan lokal sekolah. Misalnya,
pengolahan ubi kayu, kewirausahaan,
membatik dan lain sebagainya.

11
Pembelajaran
Membuat rancangan pembelajaran yang
didalamnya terintegrasi dengan kondisi
sosio kultural di Batang dengan pendekatan
pedagogic content knowledge. Contohnya
memanfaatkan kebersamaan ketika nelayan
akan menarik kapal dari galangan area
pantai
12
Pembiasaan
Pendidikan sosiokultural
dapat mengandung pendidikan karakter
anak yaitu dilakukan dengan pembiasaan
nilai moral kepada peserta didik dan
membiasakan mereka dengan kebiasaan
(habit), sesuai dengan kegiatan yang
mereka lakukan.
13
Teladan
Semboyan ing ngarso sung tuladha, ing
madya mangun karso, dan tut wuri
handayani merupakan cara penerapan nilai
budaya atau karakter murid. Misal,
membudidayakan nilai gotong royong, perlu
adanya tuladha atau contoh dari orang
tua/guru, perlu adanya bimbingan dalam
menerapkan dan perlunya motivasi atau
bantuan dari orang tua agar tidak patah 14
3
Satu kekuatan pemikiran KHD
yang menebalkan laku murid
di kelas atau sekolah
15
TUT WURI HANDAYANI

Dalam pergaulan di masyarakat


berdasarkan sosio cultural, anak
sudah memiliki karakteristik diri
yang terbentuk. Karakteristik itu
akan muncul dalam proses
pembelajaran di sekolah. Anak
membangun pengetahuan
berdasarkan pada pengalaman
yang terbentuk dalam
pembelajaran yang di desain oleh 16
4
Penerapan di kelas atau sekolah

17
Nilai yang diambil

Nilai sosio kultural yang sesuai dengan pemikiran Ki


Hajar Dewantara yang akan saya terapkan dalam
pembelajaran saya adalah kodrat alam dimana
masyarakat Kab.Batang memiliki keragaman mata
pencaharian sebagai dampak dari pengaruh topografi
daerah Kab. Batang yang beragam pula.
18
Pada materi Statistika Deskriptif nanti, saya berencana
akan menugaskn anak-anak untuk membuat sebuah
proyek dimana data yang mereka ambil berasal dari
industri kecil/rumah tangga atau pun kegiatana
perekonomian lainnya yang ada di sekitar lingkungan
mereka. Data-data tersebut nantinya akan mereka
analisis dengan menggunakan parameter-parameter
yang sudah mereka pelajari pada bab ini.
19
Agar lebih menjiwai proyek mereka, dari hasil
analisis yang mereka lakukan, mereka akan
saya tugaskn pula untuk memberikan kritik/
saran/ masukan untuk perkembangan usaha
tersebut sesuai dengan pengetahuan yang
mereka miliki yang dikombinasikan dengan
perkembangan zaman saat ini.

20
Dengan demikian, anak-anak tidak hanya berpikir
dalam menganalisis data tersebut, tapi mereka juga
belajar mengembangkan pola pikir mereka ketika
mereka terjun ke dunia nyata nantiya terutama ketika
mereka bekerja.
Dan melalui proyek ini pula, mereka akan lebih
mengenal kondisi lingkungan sekitar tempat mereka
tinggal dan menambah pengetahuan kearifan lokal
mereka.
21
Hambatan

Hambatan yang mungkin akan ditemui ketika anak-anak


melaksanakan proyek ini adalah :
1. Tidak semua target penelitian bersifat kooperatif,
2. Tidak semua target memiliki data-data yang
dibutuhkan
3. Butuh waktu penyelesaian yang cukup lama

22
Solusi

Adapun solusi untuk hambatan-hambatan yang akan mereka


hadapi dalah :
1. Mencari target yang kooperatif,
2. Berinisiatif untuk mendapatkan data yang diperlukan,
3. Merancang proyek dengan matang dan melaksanakannya
dengan penuh komitmen

23
Apapun hasilnya guru harus mampu memberikan
motivasi dan apresiasi atas hasil yang didapatkan anak
karena ini akan memengaruhi proses pembelajaran
selanjutnya.
24
TERIMA KASIH

25

Anda mungkin juga menyukai